Minggu, 01 Februari 2015

senin spirit: jembatan goyang

Senin spirit SM SAB
Senin, 26 Januari 2015
Oleh: pak Okwan Himpuni

“JEMBATAN KEHIDUPAN”
Terceritakanlah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang anak dan ayah yang sangat senang berdiskusi tentang masalah filosofi kehidupan dunia. Anaknya mengalami cacat fisik yaitu tidak memiliki tangan kiri karena kecelakaan, sedangkan ayahnya adalah seorang yang bijak.

Suatu hari mereka pergi ke jembatan gantung, tempat banyak orang berlalu lalang beraktifitas diatasnya. Ayahnya melakukan hal tersebut guna untuk memotivasi anaknya untuk bisa melewati jembatan gantung tersebut (yang belum pernah dilakukan oleh anaknya). Kondisinya, jembatan tersebut selalu bergoyang-goyang ketika ada orang lain yang melewati jembatan gantung itu.

Sang anak merasa ketakukan pada awalnya hingga akhirnya ayahnya menginstruksikan bahwa ia akan melewati/menyebrangi terlebih dahulu, yang kemudian disusul oleh anaknya dengan arahan dari sang ayah disebrang jembatan. Sang anak menyanggupinya.

“Lihat ke depan jalan!” pesan ayahnya seraya beranjak mendahului anaknya.

Grogi, takut, cemas dan beragam perasaan lainnya tercampur menjadi satu. Satu hal yang ingin ia capai adalah menyebrangi jembatan tersebut meskipun dengan kelemahan fisiknya. Tiap kali ada orang lain yang mendahului, jembatan gantung tersebut bergoyang-goyang dan membuat anak itu semakin ketakutan, terlebih hanya tangan kanan yang dapat ia andalkan.

Setelah lama berjalan, akhirnya ia dapat menyelesaikan tantangan ayahnya. Betapa bahagianya paras anak itu setelah sampai digaris akhir. Dengan bangga ia merayakan keberhasilannya dengan ucapan syukur yang tiada henti-hentinya.

Sambil berjalan mendekati anak, sang ayah mencoba mendekati anaknya dan membawanya kembali ketengah jembatan goyang untuk memberikan suatu hikmah disana, sang anak pun dengan berani mengikuti ayahnya karena tangannya dituntun erat-erat oleh ayahnya.

“Apa yang kamu rasakan?” Tanya ayah kepada anaknya ditengah jembatan.

“Rasa takut yang luar biasa, ketika berada disini, aku berupaya semaksimal mungkin agar sampai ke tempat tujuan,” jawab anak tersebut sembil menahan ketakutannya.

“Hmm, begitulah hidup, dunia ini hanya bersifat sementara, seperti perjalanan kita melewati jembatan gantung ini. Dibutuhkan nyali dan keberanian agar kita sampai pada tujuan kita yang sebenarnya, menyelesaikan segala bentuk ujian yang menimpa kita, jangan tergoda dengan yang lain.” Ucap ayahnya.

“Coba lihat kebawah, apa yang kamu lihat, Nak?” Tanya ayahnya kembali.

“Jurang yang sangaaaaaatt dalam, entahlah kita bisa kembali atau tidak kalau sudah terjatuh kedalamnya.” Jawab sang anak secara spontan.

“Kehidupan juga seperti itu, Nak. Adapun kalau kita melihat kebawah (hilang fokus menjalani hidup) dan kita terlena hingga kita terjatuh kedalamnya, kita gagal menyebrangi kehidupan ini, kita gagal mencapai tujuan terbaik dalam kehidupan ini. Meskipun orang yang sudah terjatuh mampu kembali lagi ke jembatan ini, namun tidak semudah yang kita bayangkan. Orang yang sudah terjatuh berkemungkinan besar hidupnya tidak akan selamat, entah itu tenggelam, tersesat bahkan sampai meninggal dunia. Tentunya kita tidak mau hal itu terjadi bukan?”

***

Hikmah dari kisah diatas adalah:

·         Apapun bentuk tubuh kita dan bagaimanapun kondisinya, itulah tubuh terbaik yang kita miliki yang Allah swt. kehendaki untuk kita. Selalu syukuri hal itu jangan pernah kita berhenti bersyukur karena kekurangan kita. Hindari membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain secara fisik.
·        
Hidup kita ini seperti sebuah pohon. Kita dituntut agar selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam kehidupan kita, meraih cita-cita sebanyak daun yang rindang pada sebuah pohon. Akan tetapi hal tersebut tidak bisa kita penuhi seluruhnya, keterbatasan kita hanya mampu menjadi ranting-ranting/dahan pohon untuk cita-cita yang lebih luas. Meskipun hanya sedikit yang dapat kita lakukan, pastikan perbuatan baik kita itu adalah perbuatan yang total dan mempengaruhi orang lain. Seperti halnya MLM yang memiliki banyak downline, teruslah berbuat kebajikan.

Semoga bermanfaat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar