Ust. Azzam Festival Bookfair @Mesjid Raya
Bogor
Rabu, 25 Desember 2013
Birrul walidain = berbakti
kepada kedua orang tua (tema yang disampaikan pada pertemuan hari ini). Beserta
pembagian buku 16 halaman secara gratis kepada semua audiens.
Cerita diawali dari kisah Uwais
bin Amir, dari daerah Murrad yang datang kepada Umar bin Khattab. Seorang tabiin
yang dijanjikan Rasulullah saw. kepada sahabatnya namun beliau tidak sempat
bertemu karena Rasulullah saw. terlebih dahulu wafat.
Khalifah Umar bin Khattab menanyakan
ciri – ciri Uwais diantara kumpulan orang yang datang dari daerah Murrad
(Yaman), salah satunya penyakit kulit sebesar koin dirham ditubuhnya. Setelah bertemu
Umar merasa terharu karena Uwais adalah seorang manusia yang sangat berbakti
kepada orang tuanya, sehingga beliau meminta do’a/ampunan kepada Uwais (HR. Muslim).
Abdullah bin Mas'ud pernah
bertanya kepada Rasulullah saw. teekait amalan utama, Rasulullah saw. bersabda:
shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad dijalan Allah swt.
Amal yang paling dekat ketauhidan manusia adalah berbakti kepada orang tua. Ridho
Allah adalah ridho orang tua, begitupun amarah orang tua adalah murka Allah
swt.
"Allah telah memerintahkanmu untuk tidak beribadah kecuali kepadaNya dan
hendaklah kalian berbuat baik kepada orang tua kalian" (Al-Isro: 23)
Abu Hurairah berkata, seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah, “siapakah yg paling berhak diperlakukan dengan
baik? Rasul bersabda, “ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu lalu bapakmu kemudian
kerabat terdekat.” Derajat Ibu lebih tinggi dan mulia 3x diatas seorang ayah. Kita
harus mengutamakan kepentingan/berbakti kepada ibu kita terlebih dahulu
dibandingkan dengan urusan yang lain.
ORANG TUA adalah MANUSIA TERBAIK yang
diberikan Allah kepada kita semua. "Kebaikan yang tak pernah terbalaskan,"
istilah yang tepat untuk seorang anak kepada orang tuanya karena tak sedikitpun
jasanya tergantikan. Usaha apapun yang kita perbuat tak akan pernah terbalas
untuk menggantikan eringan/teriakan ibu kita saat kita dilahirkan kedunia ini
sekalipun kita sudah menggendongnya sambil thawaf mengelilingi Kakbah.
Q.S. Luqman ayat 14
menjelaskan bahwa kita harus “berbuat ikhsan kepada orang tua” terutama pada
seorang ‘ibu’, mengapa? Karena “ibu merasakan kelemahan ditambah kelemahan”
kemudian menyapih (merawat, mendidik) anaknya selama 2 tahun oleh karena itu, ”berbaktilah.”
Jangan tunggu pintu itu tertutup!
“Ayah adalah pintu ditengah-tengah surga, engkau bisa mengabaikan pintu
ini atau menjaganya.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan al Albani).
Berbakti adalah jalan untuk
meraih pintu surga. Tolhah ibn Mu'awiyah dilarang berjihad oleh Rasulullah saw.,
beliau bersabda "teruslah mengikuti dia (orang tuanya yang sedang dirumah),
karena sesungguhnya disana terdapat surga."
Humaid pernah bertanya kepada
Iyas yang waktu sedang meratapi tangisan kepergian ibunya. Adapun jawaban Iyas
adalah “karena salah satu pintu surga tertutup.” Merasa kesempatan yang
dimiliknya sudah tidak ada lagi.
Jangan sekali – kali kita mengatakan “ah” dan
hindari juga berkata keras/kasar (membentak), berikanlah ucapan dari kata – kata
yang baik. "Berbisiklah kepada mereka berdua." KECELAKAAN bagi para
pemuda yang ceria & lemah lembut ketika berbicara kepada teman – temannya sedangkan
berbicara keras kepada oran tuanya.
Hafshah binti Sirin (yang
merupakan adik Muhammad bin Sirin) berkata, “kakakku (Muhammad bin Sirin)
selalu berbisik kepada orang tua kami. Apapun permintaannya pasti selalu
diberikan.”
Meskipun hanya DO'A &
TEKAD, itu sudah menjadi amal sholih dalam berbakti. Usamah bin Zaid pernah membeli
pohon kurma dan membelahnya hanya untuk mengambil jamar (jantung pohon kurma)
meskipun harganya mahal saat itu (pada masa pemerintahan Ustman bin Affan) yang
diberikan kepada ibunya.
Tak akan aku lupakan dalam
do'a, "keselamatan untukmu wahai ibuku dan rahmat Allah swt. serta
berkahnya." Do'a yang dibacakan setiap hari oleh Abu Hurairah kepada
ibunya (meskipun berbeda rumah).
Berbaktilah kepada orang tua,
niscaya anak kita nanti akan berbakti juga kepada kita. Hukum Allah berlaku
untuk semuanya. Pernah ada seorang anak yang menggendong ayahnya mengejar
rombongan yang merupakan kejadian ‘dejavu’ yang pernah ayahnya lakukan kepada
ayahnya (kakek pemuda) ditempat yang sama.
Ibnu Mas'ud menunggu ibunya
bangun tidur untuk memberi minum, tidak beranjak ketempat lain karena sangat
begitu menyayangi ibunya.
Sufyan bin Uyainah rela berdiri
menunggu ibunya yg sedang shalat dan karena hal tersebut diketahui ibunya, maka
shalatnya disengaja/dilamakan agar pahalanya terus mengalir kepada anaknya itu.
Fakta: 1 orang ibu bisa
mengurus 10 anak, tetapi 10 orang anak belum tentu mampu mengurus 1 ibunya. Sudah
banyak bukti yang terjadi terkait fakta tersebut. Pak Ustad menceritakan kisah
seorang anak yang meninggalkan ibunya dihutan, namun karena merasa berdosa ia
kembali lagi dengan menyamar. Setelah bertemu, ibunya tidak mengenali sosok
anaknya. Justru dengan nada yang panik dia meminta, “hai anak muda, tolong
carikan anakku yang mungkin tersesat disebelah sana karena ingin pergi
ketoilet.” Seketika anak tersebut menangis karena tak dapat membendung air mata
karena kebaikan ibunya.
Hak orang tua dalam Al –
Qur'an dan Sunnah
·
-taat memenuhi perintah
·
-tawadhu & menggaulinya dgn lemah lembut
·
-merendahkan suara
·
-menggunakan kosakata terbaik
· -berbuat baik terutama dimasa tua & tidak
menampakkan kekesalan atas permintaan mereka
Pertanyaan
peserta:
Ø Bagaimana
jika ada anak yang tidak direstui menikah oleh orang tuanya, sampai akhirnya
hidupnya hanya mengasuh orang tua? Jikalau memang alasan tidak menikah adalah
logis, maka turuti orang tua dan lambat laun kita harus bisa merayu/membujuk.
Ucapkan baik – baik alasannya untuk menikah.
Ø Bagaimana
cara kita menghapus kesalahan yang pernah kita buat terhadap orang tua? Usahakan
sebisa mungkin hindari melakukan sesuatu yang membuat mereka kecewa. Mohon
ampun kepada orang tua kita, bertaubat kepada Allah swt. dengan bersungguh –
sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan kita. Bujuk agar mereka mampu
memaafkan kita. Naudzubillah jika kita sampai terlambat.
Ø Bolehkah
kita menolak saran orang tua (terutama anak perempuan yang dicarikan jodoh oleh
orang tuanya), misal jodoh yang ditawarkannya itu kurang baik (menurut pendapat
kita)? Boleh saja kita menolak saran orang tua kecuali tidak diizinkan menolak
dalam hal “keimanan.” Apapun pilihan orang tua adalah untuk membahagiakan
anaknya. Sertakan alasan yang logis/dapat dipercaya oleh orang tua.
Ø Sebagai
seorang istri kita harus bersikap bagaimana, mengikuti suami atau orang tua? Ikuti
suami dulu, taat kepada suami lebih diutamakan untuk seorang istri. Ingat, jika
suami tersebut “sholih” (dalam artian ajakan/pendapat suami yang ma’ruf/benar).
Jangan lupa jelaskan hukum Islam kepada orang tua dan pasangan (suami – istri)
kita.
Ø Bagaimana
jika seorang anak diasuh oleh orang lain (anak angkat) atau kakek – neneknya
(dikarenakan orang tua sibuk/ada keperluan lain)? Seorang anak lebih utama berbakti
kepada kedua orang tuanya (Luqman 14: ibu merasakan lemahnya lemah karena hamil
dan menyapih anak waktu bayi), bukan dilihat dari segi materiil yang diberikan.
Tidak akan diterima jika anak lebih senang/berbakti kepada orang lain (kecuali
tidak tahu).
Ø Bagaimana
cara kita berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal?
·
Mendo’akan
orang tua
·
Menjalankan
wasiat – wasiatnya
·
Melunasi
hutang – hutangnya
·
Bersedekah
untuk keduanya
·
Melaksanakan
nadzar – nadzarnya (janji/sumpah untuk mengerjakan ibadah tertentu) yang belum
tertunaikan
·
Berhaji
untuk keduanya
·
Menziarahi
kuburannya
·
Menjalin
hubungan baik dengan rekan bapak atau ibunya