Sabtu, 30 Agustus 2014

pengajian SDM 22 agustus "ma huwa salam?"

Pengajian bulanan SDM Sekolah Alam Bogor
Jum’at, 22 Agustus 2014
Ust. Yasir A.M.

Salam? Ma Huwa Salam?
Sering kali kita mendengar kata “salam” dalam kehidupan sehari-hari, baik itu disengaja maupun tidak. Lantas, apakah yang kita pikirkan ketika kita mendengar kata tersebut, berikut testimony dari beberapa SDM SALAM Bogor yang dapat dirangkum.
·         Salam merupakan DO’A yang disampaikan seseorang kepada orang lain
·         Salam itu berJABAT-TANGAN/bersalam-salaman
·         Salam adalah perkataan yang BAIK
·         Salam digunakan oleh PENGHUNI SURGA (perkataan surga)
·         Salam adalah Sekolah ALAM (bisa jadi)
·         Salam itu HARMONI dan SEJAHTERA
·         Dan lain sebagainya
Ada banyak definisi yang dapat kita simpulkan dari beberapa pendapat yang telah diajukan tersebut, mayoritas diantaranya mengandung arti ‘kebaikan’ dari kata salam tersebut.
SALAM akar katanya yaitu ISLAM, yang artinya damai, tenang, patuh, taat dan selamat.
Tercantum dalam surat Al-Furqan ayat 63 dan ayat 75:
63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
75. mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya,
Maka, apakah korelasinya antara SALAM dengan Sekolah Alam? Padahal bisa saja kita menuliskan kata “MALAS” atau “SLAMA” atau “LAMAS” atau yang lainnya.
Semua yang telah di sepakati ini tentunya ada prinsip dan cita-cita tertentu dalam hal kebaikan. Maksud dan tujuan penggunaan kata SALAM dalam lembaga ini yaitu agar:
 “Sekolah Alam Bogor bisa menjadi lembaga pendidikan Islam yang menerapkan nilai SALAM sehingga melahirkan kepatuhan, keteraturan dan kedamaian untuk mencapai keselamatan didunia dan semua warganya layak masuk surga.”
Adapun nilai-nilai SALAM yang dapat dijabarkan diantaranya yaitu sebagai berikut:
·         Spirit                : “Bergiat/berjuang, semangat dan ikhlas
·         Amanah           : “Jujur – santun – memuliakan (ikram)”
·         Learning          : “belajar dari siapa saja, dimana saja dan kapan saja”
·         Advance          : “Berani – Proaktif (menjadi penggerak keBAIKan)”
·         Meaning          : “Bermanfaat untuk orang lain”

Tak lupa kami mengucapkan selamat kepada para pemenang Carnaval 17-an SDM
·         Lomba Tenis Meja      : Pak Yasir & Pak Engkos
·         Lomba voli balon        : SD & PS
·         Lomba futsal               : SD & GA-Security
Semoga dapat menularkan energy positif kemenangannya kepada orang lain, dan untuk yang belum beruntung janganlah pesimis, tetap optimis karena masih banyak kesempatan dikemudian hari.

Semoga bermanfaat

inspirasi pagi raker SDM senin 7 juli aula sm

Inspirasi pagi
Pembukaan Raker SAB
Senin, 7 Juli 2014 @Aula SM

*Pak Agus
“Mapan itu… waspada!”
Kita (SAB) yang sudah mampu bertahan sampai 10 tahun lebih dengan segala keberhasilan yang telah kita genggam, membawa kita kepada puncak titik terang dalam grafik kehidupan lembaga ini. Minimal kita harus bisa mempertahankan yang sudah ada, jangan sampai kita terlena dan terjatuh karena rasanya akan sangat sakit. Naik dan berkembang lagi? Itu lebih baik untuk kita semua dan semoga tetap istiqomah.
Sekolah mempunyai visi besar yaitu membuat “peradaban.” Setidaknya dalam lingkup yang paling kecil, kita melakukan simulasi peradaban tersebut. Untuk menghubungkan cita-cita dengan kondisi masyarakat yang sudah ada, perlu jembatan-jembatan yang dapat bergerak keluar dan menghubungkan semuanya. Jembatan itu adalah komunitas sekolah. Senang rasanya mendengar berbagai kegiatan-kegiatan dari komunitas cakrawala, bagikali dan yang lainnya semoga dapat dipertahankan.
Mencari dan menelusur arti kata “salam.” Salam merupakan sebuah perkataan surga yang banyak ditemukan didalam Al-Qur’an. Adapun salam dapat ditemukan dalam kehidupan dunia dalam akhir surat Al-Qadr yang artinya berupa kebaikan pula. Begitu mulianya sebuah salam yang selalu kita ucapkan dilingkungan ini semoga dapat memotivsi kita semua. 
Dalam surat Maryam dijelaskan bahwa didalam surga Adn tidak ada perkataan lain kecuali salam. Hanya 3 syarat agar manusia dapat memasuki surga Adn yaitu taubat, beriman dan beramal shaleh.
7 kebajikan pahala mengalir sekalipun sudah meninggal:
·         pahala pendidik yang mengajarkan ilmu kepada muridnya. Termasuk didalamnya orang tua, guru-guru bahkan siapapun yang memberikan nasihat kepada orang lain dan berpengaruh kepadanya.
·         orang-orang yang membuat irigasi kemudian digunakan untuk bertani dan berlahan (membuat jalan penghidupan untuk orang lain).
·         orang-orang yang membuat sumur yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak tanpa memberatkan orang lain (tanpa pemungutan biaya ataupun administrasi lainnya terhadap orang lain yang mengkonsumsinya)
·         orang-orang yang menanam pohon (baik berbuah maupun tidak). Pohon apapun yang telah ditanam itu sudah pasti memberikan manfaat, minimal memberikan oksigen ke alam semesta, atau sebagai tempat berteduh orang lain, dan tempat bersarangnya burung-burung.
·         Orang-orang yang mendirikan mesjid dan memakmurkannya
·         Orang-orang yang mewakafkan Al-Qur’an
·         Orang-orang yang mempunyai amalan soleh
Selain itu, kita sebagai manusia yang beradab sebisa mungkin untuk menghindari keburukan dengan orang lain seperti ghibah, fitnah, dan lainnya agar dimanapun kita berada kita merasa nyaman dengan siapapun.
Apa dampak jika kita melakukan kebiakan diatas? Yaitu kebaikan dunia & akhirat…

*Pak Husnan
Pada kesempatan kali ini, pak Husnan akan bercerita sedikit mengenai “puncak.” Tepat berada dimusim debat capres-cawapres RI, sekaligus puncak dari momen kampanye yang belakangan ini sedang ramai diperbincangkan orang-orang.
Hikmah yang dapat dipetik dari segala puncak (apapun kondisinya) adalah menjaga titik keseimbangan, tidak terlalu ekspresif dalam kegembiraan dan tidak larut dalam kesedihan. Stabilitas kejiwaan yang terjaga, dapat menjaga hubungan yang telah terbentuk selama itu dalam hal yang positif.
Potensi tidak dapat dilihat dengan kacamata biasa, melainkan kacamata cinta. Dan bagaimana caranya menjaga cinta? yaitu dengan cara menjalinnya dan mempertahankannya. Perjalananan kita masih panjang, tetap semangat untuk teman-teman semua.
“setiap pembicaraan harus disertakan dengan kesadaran untuk menjaga stabilitas ketenangnan dan isi yang disampaikan.”

*Bu Diena
Runutan siklus sebuah menejemen:
·         Refleksi-Evaluasi-Action-New plan
·         PDCA (plan-do-check-action)


marah saat memberi nasihat

Marah Ketika Memberi Nasehat dan Mengajar Jika Nelihat Sesuatu yang Dibenci
Hadits Bukhari 88
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَا أَكَادُ أُدْرِكُ الصَّلَاةَ مِمَّا يُطَوِّلُ بِنَا فُلَانٌ فَمَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَوْعِظَةٍ أَشَدَّ غَضَبًا مِنْ يَوْمِئِذٍ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ مُنَفِّرُونَ فَمَنْ صَلَّى بِالنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ فِيهِمْ الْمَرِيضَ وَالضَّعِيفَ وَذَا الْحَاجَةِ
Wahai manusia, kalian membuat orang lari menjauh. Maka barangsiapa shalat mengimami orang-orang ringankanlah. Karena diantara mereka ada orang sakit, orang lemah & orang yg punya keperluan. [HR. Bukhari No.88].
Hadits Bukhari 89
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ الْمَدِينِيُّ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ يَزِيدَ مَوْلَى الْمُنْبَعِثِ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ اللُّقَطَةِ فَقَالَ اعْرِفْ وِكَاءَهَا أَوْ قَالَ وِعَاءَهَا وَعِفَاصَهَا ثُمَّ عَرِّفْهَا سَنَةً ثُمَّ اسْتَمْتِعْ بِهَا فَإِنْ جَاءَ رَبُّهَا فَأَدِّهَا إِلَيْهِ قَالَ فَضَالَّةُ الْإِبِلِ فَغَضِبَ حَتَّى احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ أَوْ قَالَ احْمَرَّ وَجْهُهُ فَقَالَ وَمَا لَكَ وَلَهَا مَعَهَا سِقَاؤُهَا وَحِذَاؤُهَا تَرِدُ الْمَاءَ وَتَرْعَى الشَّجَرَ فَذَرْهَا حَتَّى يَلْقَاهَا رَبُّهَا قَالَ فَضَالَّةُ الْغَنَمِ قَالَ لَكَ أَوْ لِأَخِيكَ أَوْ لِلذِّئْبِ
Kenalilah tali pengikatnya, atau Beliau berkata; kantong & tutupnya, kemudian umumkan selama satu tahun, setelah itu pergunakanlah. Jika datang pemiliknya maka berikanlah kepadanya. Orang itu bertanya: Bagaimana dgn orang yg menemukan unta?
Maka Nabi marah hingga nampak merah mukanya, lalu berkata:
apa urusanmu dgn unta itu, sedang dia selalu membawa air di perutnya, bersepatu sehingga dapat hilir mudik mencari minum & makan rerumputan, maka biarkanlah dia hingga pemiliknya datang mengambilnya. Orang itu bertanya lagi tentang menemukan kambing, maka Beliau menjawab: Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala. [
HR. Bukhari No.89].
Hadits Bukhari 90
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَشْيَاءَ كَرِهَهَا فَلَمَّا أُكْثِرَ عَلَيْهِ غَضِبَ ثُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ سَلُونِي عَمَّا شِئْتُمْ قَالَ رَجُلٌ مَنْ أَبِي قَالَ أَبُوكَ حُذَافَةُ فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ مَنْ أَبِي يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُوكَ سَالِمٌ مَوْلَى شَيْبَةَ فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا فِي وَجْهِهِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَتُوبُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Bertanyalah kepadaku sesuka kalian. Maka seseorang bertanya: Siapakah bapakku? 
Beliau menjawab: Bapakmu adl Hudzafah. Yang lain bertanya: Siapakah bapakku wahai Rasulullah ?: Bapakmu Salim, sahaya Syaibah Ketika Umar melihat apa yg ada pada wajah Beliau, dia berkata:
Wahai Rasulullah, kami bertaubat kepada Allah 'azza wajalla. [
HR. Bukhari No.90].
Ilmu

sebar SALAM #1 -Semangat jum'at 29 Agustus 2014

Sebar SALAM #1
Jum’at, 29 Agustus 2014
Oleh    : Ust. Natiq
@ Aula SM

S : Semangat – Spirit
Alhamdulillah disekolah kita ada nilai-nilai SALAM yang selalu memotivasi kita untuk menjadi lebih baik dan insyaa Allah istiqomah. Ada beberapa point yang disampaikan terkait nilai “SEMANGAT” ke anak-anak SM, yaitu:

Proaktif                      : mampu mengikuti segala macam kegiatan dan instruksi yang diberikan dengan kesadaran sendiri serta memiliki inisiatif yang tinggi.
Beberapa anak sudah terlihat bersikap proaktif dalam kehidupan sehari-hari seperti melakukan shalat dhuha, setoran ODOA (one day one ayat), mengikuti qira’ati dan yang lainnya. Berbeda dengan anak yang aktif, ia hanya mengikuti instruksi yang diberikan jika disuruh, ada dorongan dari luar yang bisa jadi melakukan sesuatu dengan terpaksa. Semoga anak yang proaktif dapat menularkan kebaikannya. Amiin

Antusias          : memiliki semangat yang tak terbatas
Kami senang menyaksikan antusias teman-teman saat kemarin pekan perlombaan 17 Agustusan di SM. Setiap kelas ada perwakilan yang berusaha semaksimal mungkin memperebutkan juara dan hadiah dari panitia.

Do the best    : melakukan yang terbaik
Misal ada seorang anak yang belum hafal 1 ayat untuk setoran ke pak Zul. Siang-malam terus melatih bacaan ayatnya untuk dihafal walaupun setiap kali bertemu dengan pak Zul hafalan tersebut selalu hilang/lupa, ia akan terus berusaha memberikan yang terbaik sampai bisa dan berusaha konsisten melakukannya.

Semangat       : perfeksionis tapi wajar, tahan mental
Mari kita simak kisah “BAJU PERANG ALI r.a.” yang hilang!
            Suatu hari, setibanya Ali sampai dirumah, Ia menghampiri baju besi kesayangannya yang selalu dipakai saat perang. Berhubung cuaca diluar cerah, Ia menyimpan baju tersebut dipinggir jalan dengan tujuan untuk dijemur dibawah terik matahari agar ketahanan baju perang tersebut lebih kuat dari sebelumnya.
            Hampir setengah hari baju tersebut ditinggal pergi oleh Ali, ketika hendak diambil dan disimpan kembali kedalam rumah, baju perang tersebut tidak ditemukan oleh beliau. Sempat penasaran dan berusaha semaksimal mungkin bertanya kesetiap orang yang melalui jalan tersebut, termasuk tetangga-tetangga beliau yang mungkin saja melihat baju tersebut, ternyata tidak ditemukan jawaban sama sekali.
            Menjelang sore, tiba-tiba pandangan Ali terpusat kepada satu arah yakni baju perangnya yang hilang. Beruntung baju tersebut dapat ditemukan kembali akan tetapi sudah diakui kepemilikkannya oleh orang Yahudi. “Keukeuh,” Yahudi tersebut mempertahankan keyakinannya bahwa itu adalah baju perang miliknya, begitupun Ali yang meyakini bahwa baju perang tersebut adalah miliknya. Hingga akhirnya kasus ini dibawa ke pengadilan.
            Ali yang menggugat perkara ini diminta membawa 2 orang saksi sebagai bentuk tanggung jawab dan bukti yang akan diproses dipersidangan. Ali membawa pembantunya dan Hasan (cucu Rasulullah saw. yang masih saudara sedarah dengan Ali) untuk menjadi saksi. Hukum tetap hukum, dalam persidangan kesaksian Hasan tidak diterima karena hubungan sedarah dengan Ali sehingga persidangan tersebut dimenangkan oleh orang Yahudi tersebut.
            Mengakui keputusan hakim, Ali menyerahkan dengan ikhlas baju perang tersebut kepada orang Yahudi. Sungguh sangat bijak sikap Ali untuk menerima hasil sidang oleh hakim walaupun sebenarnya ia sangat yakin bahwa baju perang tersebut adalah miliknya.
            Hari demi hari berganti, akhirnya sang waktu membuktikan kebenaran yang telah Ali lakukan. Entah ada faktor apa, orang Yahudi tersebut akhirnya menngakui kesalahannya dan membenarkan gugatan Ali bahwa sebenarnya itu adalah baju perang miliknya. Hendak permohonan maaf ini dibawa kembali ke meja sidang, namun Ali sudah berlapang dada untuk tidak menerima baju perang tersebut.
            “Mohon maaf atas segala sesuatu yang pernah terjadi, akan tetapi aku penasaran. Hal apa yang membuat engkau tidak tertarik kembali dengan baju perang milikmu ini?” ucap orang Yahudi meminta maaf dan bertanya keheranan.
            “Tidak ada apa-apa. Justru saya yang berterima kasih karena sudah memberikan pelajaran yang sangat berharga oleh baju itu. Baju itu sudah aku ikhlaskan untuk dirimu.” Jawab Ali kepada orang Yahudi tersebut.
            Seketika itu juga orang Yahudi tersebut masuk Islam karena melihat kegigihan Ali yang terdorong untuk membela kebenaran, bukan karena materi yang diincarnya.
Semoga bermanfaat