Rabu, 25 Desember 2013

Ayah Bunda "tercinta"



Ust. Azzam                                                                                         Festival Bookfair @Mesjid Raya Bogor
Rabu, 25 Desember 2013
Birrul walidain = berbakti kepada kedua orang tua (tema yang disampaikan pada pertemuan hari ini). Beserta pembagian buku 16 halaman secara gratis kepada semua audiens.
Cerita diawali dari kisah Uwais bin Amir, dari daerah Murrad yang datang kepada Umar bin Khattab. Seorang tabiin yang dijanjikan Rasulullah saw. kepada sahabatnya namun beliau tidak sempat bertemu karena Rasulullah saw. terlebih dahulu wafat.
Khalifah Umar bin Khattab menanyakan ciri – ciri Uwais diantara kumpulan orang yang datang dari daerah Murrad (Yaman), salah satunya penyakit kulit sebesar koin dirham ditubuhnya. Setelah bertemu Umar merasa terharu karena Uwais adalah seorang manusia yang sangat berbakti kepada orang tuanya, sehingga beliau meminta do’a/ampunan kepada Uwais (HR. Muslim).
Abdullah bin Mas'ud pernah bertanya kepada Rasulullah saw. teekait amalan utama, Rasulullah saw. bersabda: shalat tepat waktu, berbakti kepada orang tua dan berjihad dijalan Allah swt. Amal yang paling dekat ketauhidan manusia adalah berbakti kepada orang tua. Ridho Allah adalah ridho orang tua, begitupun amarah orang tua adalah murka Allah swt.
"Allah telah memerintahkanmu untuk tidak beribadah kecuali kepadaNya dan hendaklah kalian berbuat baik kepada orang tua kalian" (Al-Isro: 23)
Abu Hurairah berkata, seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah, “siapakah yg paling berhak diperlakukan dengan baik? Rasul bersabda, “ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu lalu bapakmu kemudian kerabat terdekat.” Derajat Ibu lebih tinggi dan mulia 3x diatas seorang ayah. Kita harus mengutamakan kepentingan/berbakti kepada ibu kita terlebih dahulu dibandingkan dengan urusan yang lain.
 ORANG TUA adalah MANUSIA TERBAIK yang diberikan Allah kepada kita semua. "Kebaikan yang tak pernah terbalaskan," istilah yang tepat untuk seorang anak kepada orang tuanya karena tak sedikitpun jasanya tergantikan. Usaha apapun yang kita perbuat tak akan pernah terbalas untuk menggantikan eringan/teriakan ibu kita saat kita dilahirkan kedunia ini sekalipun kita sudah menggendongnya sambil thawaf mengelilingi Kakbah.

Q.S. Luqman ayat 14 menjelaskan bahwa kita harus “berbuat ikhsan kepada orang tua” terutama pada seorang ‘ibu’, mengapa? Karena “ibu merasakan kelemahan ditambah kelemahan” kemudian menyapih (merawat, mendidik) anaknya selama 2 tahun oleh karena itu, ”berbaktilah.” Jangan tunggu pintu itu tertutup!
“Ayah adalah pintu ditengah-tengah surga, engkau bisa mengabaikan pintu ini atau menjaganya.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan al Albani).
Berbakti adalah jalan untuk meraih pintu surga. Tolhah ibn Mu'awiyah dilarang berjihad oleh Rasulullah saw., beliau bersabda "teruslah mengikuti dia (orang tuanya yang sedang dirumah), karena sesungguhnya disana terdapat surga."
Humaid pernah bertanya kepada Iyas yang waktu sedang meratapi tangisan kepergian ibunya. Adapun jawaban Iyas adalah “karena salah satu pintu surga tertutup.” Merasa kesempatan yang dimiliknya sudah tidak ada lagi.
 Jangan sekali – kali kita mengatakan “ah” dan hindari juga berkata keras/kasar (membentak), berikanlah ucapan dari kata – kata yang baik. "Berbisiklah kepada mereka berdua." KECELAKAAN bagi para pemuda yang ceria & lemah lembut ketika berbicara kepada teman – temannya sedangkan berbicara keras kepada oran tuanya.
Hafshah binti Sirin (yang merupakan adik Muhammad bin Sirin) berkata, “kakakku (Muhammad bin Sirin) selalu berbisik kepada orang tua kami. Apapun permintaannya pasti selalu diberikan.”
Meskipun hanya DO'A & TEKAD, itu sudah menjadi amal sholih dalam berbakti. Usamah bin Zaid pernah membeli pohon kurma dan membelahnya hanya untuk mengambil jamar (jantung pohon kurma) meskipun harganya mahal saat itu (pada masa pemerintahan Ustman bin Affan) yang diberikan kepada ibunya.
Tak akan aku lupakan dalam do'a, "keselamatan untukmu wahai ibuku dan rahmat Allah swt. serta berkahnya." Do'a yang dibacakan setiap hari oleh Abu Hurairah kepada ibunya (meskipun berbeda rumah).
Berbaktilah kepada orang tua, niscaya anak kita nanti akan berbakti juga kepada kita. Hukum Allah berlaku untuk semuanya. Pernah ada seorang anak yang menggendong ayahnya mengejar rombongan yang merupakan kejadian ‘dejavu’ yang pernah ayahnya lakukan kepada ayahnya (kakek pemuda) ditempat yang sama.
Ibnu Mas'ud menunggu ibunya bangun tidur untuk memberi minum, tidak beranjak ketempat lain karena sangat begitu menyayangi ibunya.
Sufyan bin Uyainah rela berdiri menunggu ibunya yg sedang shalat dan karena hal tersebut diketahui ibunya, maka shalatnya disengaja/dilamakan agar pahalanya terus mengalir kepada anaknya itu.
Fakta: 1 orang ibu bisa mengurus 10 anak, tetapi 10 orang anak belum tentu mampu mengurus 1 ibunya. Sudah banyak bukti yang terjadi terkait fakta tersebut. Pak Ustad menceritakan kisah seorang anak yang meninggalkan ibunya dihutan, namun karena merasa berdosa ia kembali lagi dengan menyamar. Setelah bertemu, ibunya tidak mengenali sosok anaknya. Justru dengan nada yang panik dia meminta, “hai anak muda, tolong carikan anakku yang mungkin tersesat disebelah sana karena ingin pergi ketoilet.” Seketika anak tersebut menangis karena tak dapat membendung air mata karena kebaikan ibunya.
Hak orang tua dalam Al – Qur'an dan Sunnah
·         -taat memenuhi perintah
·         -tawadhu & menggaulinya dgn lemah lembut
·         -merendahkan suara
·         -menggunakan kosakata terbaik
·      -berbuat baik terutama dimasa tua & tidak menampakkan kekesalan atas permintaan mereka
Pertanyaan peserta:
Ø  Bagaimana jika ada anak yang tidak direstui menikah oleh orang tuanya, sampai akhirnya hidupnya hanya mengasuh orang tua? Jikalau memang alasan tidak menikah adalah logis, maka turuti orang tua dan lambat laun kita harus bisa merayu/membujuk. Ucapkan baik – baik alasannya untuk menikah.

Ø  Bagaimana cara kita menghapus kesalahan yang pernah kita buat terhadap orang tua? Usahakan sebisa mungkin hindari melakukan sesuatu yang membuat mereka kecewa. Mohon ampun kepada orang tua kita, bertaubat kepada Allah swt. dengan bersungguh – sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan kita. Bujuk agar mereka mampu memaafkan kita. Naudzubillah jika kita sampai terlambat.

Ø  Bolehkah kita menolak saran orang tua (terutama anak perempuan yang dicarikan jodoh oleh orang tuanya), misal jodoh yang ditawarkannya itu kurang baik (menurut pendapat kita)? Boleh saja kita menolak saran orang tua kecuali tidak diizinkan menolak dalam hal “keimanan.” Apapun pilihan orang tua adalah untuk membahagiakan anaknya. Sertakan alasan yang logis/dapat dipercaya oleh orang tua.

Ø  Sebagai seorang istri kita harus bersikap bagaimana, mengikuti suami atau orang tua? Ikuti suami dulu, taat kepada suami lebih diutamakan untuk seorang istri. Ingat, jika suami tersebut “sholih” (dalam artian ajakan/pendapat suami yang ma’ruf/benar). Jangan lupa jelaskan hukum Islam kepada orang tua dan pasangan (suami – istri) kita.

Ø  Bagaimana jika seorang anak diasuh oleh orang lain (anak angkat) atau kakek – neneknya (dikarenakan orang tua sibuk/ada keperluan lain)? Seorang anak lebih utama berbakti kepada kedua orang tuanya (Luqman 14: ibu merasakan lemahnya lemah karena hamil dan menyapih anak waktu bayi), bukan dilihat dari segi materiil yang diberikan. Tidak akan diterima jika anak lebih senang/berbakti kepada orang lain (kecuali tidak tahu).

Ø  Bagaimana cara kita berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal?
·         Mendo’akan orang tua
·         Menjalankan wasiat – wasiatnya
·         Melunasi hutang – hutangnya
·         Bersedekah untuk keduanya
·         Melaksanakan nadzar – nadzarnya (janji/sumpah untuk mengerjakan ibadah tertentu) yang belum tertunaikan
·         Berhaji untuk keduanya
·         Menziarahi kuburannya
·         Menjalin hubungan baik dengan rekan bapak atau ibunya

Minggu, 22 Desember 2013

Seminar Public Speaking: Tingkatkan percaya diri anda!



Seminar Public Speaking: Tingkatkan percaya diri anda
Sabtu, 7 Desember 2013
Agrianita @Gdg. Andi Hakim Nasution, IPB Dramaga, Bogor.

Selalu ada kekurangan dari setiap upaya kita, namun dari kekurangan tersebut kita bisa belajar agar lebih baik lagi. Teruslah berbuat sesuatu.
 –sambutan Ketua panitia Hari Ibu, Agrianita

Hari ibu dicetuskan oleh Soekarno dengan harapan bahwa seorang Ibu adalah guru untuk anak – anaknya, sahabat bagi suaminya dan sosok teladan untuk orang – orang disekitarnya.
–sambutan Pembina Agrianita

Public Speaking itu mencakup 5 hal diantaranya:
·         Who                      : seseorang yang menyampaikan materi (one man show)
·         What                     : menyampaikan substansi/isi terkait tema yang dibahas
·         With whom        : kepada siapa pesan tersebut disampaikan (individu, lembaga, dll.)
·         Instrument         : cara menyampaikan dengan gestur tertentu (presentasi dengan slideshow, cerita, stand up, resmi, luwes) tergantung siapa yang menyampaikan dan situasi yang mempengaruhinya.
·         Give what effect: isi yang disampaikan harus mempengaruhi dan berdampak terhadap audiens (pendengar)
–Rektor IPB, Ir. Hermanto Siregar

Fakta yang terjadi: 88 % perkembangan lembaga dikarenakan kepandaian berbicara, dalam hal ini ‘promosi’. Bahkan pemilihan “ketua” dipilih karena ‘jago ngomong’ (meyakinkan publik) bukan karena intelegent/kepintaran.
Seorang sales lotion disebuah mall di Singapura, berhasil merayu Prabu dengan istrinya karena pengembangan suasana yang dibuatnya dibandingkan dengan produk yang ditawarkan. “you make my day!” ya inilah salah satu rayuan maut yang dilakukan sales tersebut untuk membujuk costumer agar tertarik membeli produknya. Hal tersebut dilakukan dengan ilmu ‘public speaking.’
Public speaking  ditemukan tahun 2000 SM di Mesir dan dikembangkan di Yunani sebagai alat otorisasi. Karena saat itu sering kali terjadi peperangan, bangsa Yunani menggunakan public speaking untuk memerintah dan memimpin pasukkannya agar bersemangat menghadapi peperangan disamping itu juga untuk membujuk orang – orang tertentu (berpolitik) untuk mencapai kemenangan pribadi dan kelompok.
Semua orang (dengan cara masing – masing) dapat menjadi public speaker yang hebat bahkan tanpa latihan sekalipun. Kemampuan public speaking adalah milik semua orang, kita mau menjadi hebat atau tidak? That’s your call.
Saat MARAH kita adalah seorang public speaking yang hebat sekalipun tanpa skrip. Volume suara, intonasi dan artikulasi terucap dengan jelas. Apalagi jika disertakan dengan latihan sebelumnya, pasti amarah kita lebih bagus lagi dan terarah. :D
Kita ini adalah manusia yang kompleks. Semua sistem dalam tubuh kita bekerja secara berkesinambungan. Begitupun cara berbicara, harus menggunakan “emosi” agar semua indra yang kita miliki poweful digunakan.
“Tulus" (ucapan dari hati) adalah salah satu kekuatan luar biasa. Bisa menghasilkan efek positif kepada orang lain, termasuk menghasut kearah negatif karena ucapan yang dari hati dapat dengan mudah mengajak orang lain melakukan sesuatu (berdampak). Bahkan “diam” juga merupakan salah satu dari public speaking, karena efeknya dapat mempengaruhi orang lain untuk merubah sesuatu. Kadangkala kita diam untuk menyelesaikan masalah.
Eko Junior, pernah mewawancarai mas Prabu dengan pertanyaan umum disebuah ruang tertutup sebagai terapi untuk membuat seseorang percaya diri. Membuka privasi dan cerita masa lalu dengan meluapkan alam bawah sadar. Setelah nafsu, amarah, suka (tertawa) dan duka (menangis) diungkapkan, mas Prabu menjadi seseorang yang lebih terbuka terhadap orang lain.
3 kunci percaya diri: RESEARCH, REHERSAL, RELAX (yang intinya “berhusnudzan kepada diri sendiri”)
Beberapa ciri – ciri orang yang dapat dilihat dari sikapnya, yaitu:
·         Harmonizer        : mendamaikan
·         Provokator         : pembakar emosi
·         Significants         : gila pujian
·         Visioner               : memiliki pandangan kedepan yang jelas
·         Details                  : terperinci
·         Dll.
Sebenarnya ada 38 macam yang lainnya. Secara keseluruhan, hanya (minimal) 4 yang harus diasah (ilmu ‘mengenal karakter’ bisa dilihat dibuku/browsing diinternet). Untuk mempermudah kita dalam mengembangkan kemampuan kita dalam kehidupan sehari – hari.
PD adalah kondisi/syarat utama agar dinilai KREDIBLE. Kredibel mampu memberikan pembicaraan yang ‘berdampak’ kepada audiens dimana 93 % tergantung “bagaimana cara mempresentasikan” (how to say) dan 7 % adalah “isi pembicaraan” (what to say).
·         Misal seorang istri ingin (what to say): membahagiakan suami yang down. Maka ”how to say” yang dapat dibuat yaitu: berdandan, memasak makanan yang disukai suami, merayu dengan kata – kata indah, memijat untuk merefleksikan kondisi tubuh. Setelah itu semua akhiri dengan curhat agar suami menjadi bersemangat kembali. Hal ini pasti lebih efektif dibandingkan dengan melakukan perbincangan semata.
“Experience yang dibangun lebih penting dari Message yang disampaikan.”
*Tips dasar public speaking:
·         -100 prepared (siapkan materinya)
·         -Practice, practice & practice!
·         -Kenali pendengar dan ruangan
Cobalah datang lebih awal, perhatikan dan kenali suasana show/panggung agar lebih akrab dan mendukung. Bersahabat dengan benda mati dapat dilakukan jika sekiranya itu membuat tenang, misal kita berbicara “please be nice, it’s my first time” untuk kita yang baru pertama kali melakukan public speaking didepan umum. Benda sekitar yang dapat membantu misalnya meja, kamera, dan benda – benda lain disekitar dengan mengajaknya ngobrol (meskipun terlihat aneh, tapi cara ini membantu untuk mengurangi grogi).
·         -Relax, PD (be your self, lakukan dengan santai)
·         -Tunjukan kepribadian (buktinya Olga memenangkan Panasonic Globe Award sebagai MC favorit karena kepribadiannya, mampu mengalahkan Tantowi Yahya dan Choki Sitohang).
Mas Prabu menceritakan pengalamannya sebagai anak kampus jurusan teknik yang pernah menawarkan sebuah alat (untuk mengecek pilot-pramugari) kepada POD airlines (maskapai penerbangan) yang ternyata harus bersaing dengan Swiss. Awalnya sempat kecewa dan emosi karena harus ‘beradu presentasi’ dengan orang asing. Namun kenyataannya lain, orang – orang yang datang dari Swiss tersebut hanya 4 orang yang salah satunya adalah ‘wanita cantik’ dengan penampilan yang memukau. Sebelum dimulai, mereka mentraktir team mas Prabu dengan coffe starbucks dengan mencatat nama – nama peserta yang datang (digunakan untuk membantu dalam mengenal nama dan pengucapan dialek bahasa yang bebeda). Mereka pun hanya mempersiapkan 4 slide saat melakukan presentasi, hal yang sangat mudah diserap dan diluar dugaan akhirnya mereka bekerja sama.
Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita diatas (terkait public speaking), ternyata teknik yang mereka gunakan:
·         model yang cantik, dimaksudkan untuk mencairkan suasana yang dominan laki – laki.
·       traktir starbucks coffee beserta penulisan nama disebuah kertas pesanan yaitu untuk mengenal peserta (agar lebih akrab) dan memberikan kondisi santai dengan kopi yang identik dengan minuman mahasiswa.
·         dan 4 slide yang ditayangkan untuk mengurangi kejenuhan dalam presentasi.
Kenali juga tipe orang untuk membantu dalam menyampaikan informasi, misal dalam ilmu tertentu (kubik leadership) ada ilmu yang membagi kemampuan berdasarkan sidik jari menjadi beberapa karakter orang. Misal thinking (logika), feeling (sentuhan perasaan) dan lain – lain. Beda orang beda perlakuan, misal:
·         -Anak yang ‘thinking’ perlu distimulus “kalau belajar kamu pintar”
·         -Sedangkan anak tipe ‘feeling’ harus dengan kalimat lain seperti, “kalau belajar ayah senang!” (terlihat perbedaannya, begitu pun dengan orang dewasa)
Saat kita menirukan gaya orang lain maka 70 persen kredibilitas kita menghilang. Dalam film Kungfu Panda disaat adegan memperebutkan ornamen, gurunya (Master Shifu) mengatakan “tak ada rahasia untuk hebat/ PD, semua kembali pada diri kita masing – masing”
‘Tukul Arwana’ dapat terkenal karena menjual karakternya secara humor. Menunjukkan keterbatasannya, misal “aku ini wong deso, aku ini jelek, dll.” menghina dirinya menjadi nilai jual yang tidak dimiliki orang lain. Begitu juga seorang pembawa acara terkenal “kick andy!” meskipun masih terbata – bata bahkan terkesan kaku saat membawakan acara (sampai sekarang), tetap bisa eksis karena membawa karakternya secara alami.
*4 kunci menunjukkan kepribadian didepan orang lain:
·         -Jujur kepada pendengar/mengatakan apa adanya.
Lain halnya jika kita berbohong pada orang lain, akan hancurnya hasilnya jika orang lain malah yang menemukannya. Misal: “sebenarnya aku grogi berbicara didepan anda karena aku masih jauh dibelakang anda dari segala sisi” akan berbeda jika kondisinya kita berpura – pura menahan rasa takut. Jika kemudian ditanya, “kamu ini kurang percaya diri, dari sikapmu saya dapat menyimpulkan kalau kamu kurang ini, kurang itu, bla..bla..bla..” maka akan timbul kekecewaan dari pendengar, termasuk kita sebagai pembicara. Oleh karena itu bicaralah jujur.
·         -Gunakan pakaian yang proper.
Meskipun penampilan bukan yang utama, tetapi yang pertama kali orang lain lihat dari kita adalah penampilan/pakaian kita. Biasanya untuk orang – orang tertentu (yang sudah banyak dikenal publik) mempersiapkan kostum/pakaian yang beragam untuk menjaga eksistensi dari sorot mata publik. Malu jika penampilan yang dipakai hanya itu – itu saja (kecuali sudah menjadi karakter/ciri khas dengan pakaian tertentu).
·         -Differentiate your self (berbeda dari yang lain).
Seseorang akan mudah mempengaruhi orang lain jika dirinya dikenal dan salah satu cara yang dapat melakukan itu adalah keunikan yang kita punya. Bayangkan saja jika kita melihat sapi berwarna ungu ditengah – tengah sapi hitam atau putih. Tentu akan mempunyai nilai tersendiri untuk sapi ungu karena perbedaannya.
·         -Berikan sedikit cerita pribadi anda.
Hal ini bertujuan untuk membuat suasana lebih hangat dan lebih dekat. Misal: “bagaimana kondisi hadirin saat ini? Tadi pagi saya kena macet dijalan Sudirman, coba cung yang kena macet juga?” (kecuali dalam keadaan resmi ataupun protokoler).
*8 karakter pembicara hebat:
·         -Mempunyai sudut pandang baru
·         -Cakrawala pengetahuan luas
·         -Antusias
·         -Tidak terlalu banyak bicara tentang diri sendiri
·         -Mempunyai rasa ingin tahu yang lebih
·         -Empati
·         -Adanya selera humor
·         -Memiliki gaya bicara sendiri
#Larry King
-Top International Intervieweur

*Mengapa kita sering kali BELIBET dalam berbicara?
1.       Kemampuan otak dan motorik mulut kurang sinkron. Latihan yang tepat untuk menanganinya yaitu dengan cara berbicara keras dan membaca keras/jelas secara rutin.
2.       Adanya vocabulary/kosakata yang masih asing (jarang digunakan). Rajin – rajinlah membaca buku/kamus

Sebuah riset menunjukan bahwa jika kita berbicara terstruktur (menceritakan sebuah benda dengan lancar) maka:
·         Lancar selama 1 menit akan berkembang selama 5 menit tanpa teks
·         Lancar selama 3 menit akan berkembang selama 10 menit tanpa teks
·         Lancar selama 10 menit akan berkembang selama 30 menit tanpa teks

Oleh karena itu kita harus rajin melatih kemampuan kita untuk menjadi pembicara hebat dari hal – hal yang mudah, misal ceritakanlah daun, pakaian, menggambarkan orang lain, hobby kita, benda – benda sekitar dan lain – lain.
     Fakta: tegang/minder/grogi itu tidak bisa dihilangkan, bersahabatlah dengannya dengan mengalihkan ketakutan kita kepada hal – hal yang menyenangkan :D . John F. Kennedy memegang batu disalah satu tangannya untuk diremas, Bung Karno memakai kacamata hitam karena sejujurnya mata beliau merah (kurang tidur, latihan malam mempersiapkan bahan/materi).

Bagaimana jika ditengah pembicaraan kita LUPA atau BLANK?
Berbicara merupakan sistem yang bekerja seperti kontrol. Adanya input – proses – output yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lainnya. Audiens adalah subjek berbicara kita (bukan objek), oleh karena itu libatkanlah audiens dengan memberikan pertanyaan sederhana, misal “ada pertanyaan?” atau “bagaimana semua setuju?”. Bisa juga kita jujur dengan mengatakan, “wah saking nerveousnya karena ada jutaan orang dihadapan saya sekarang ini, saya tiba – tiba grogi. Sampai dimana kita?”
Kitalah yang sebenarnya mengatur suasana untuk memberikan informasi dan membuat audiens merasa nyaman. Berikan gestur yang tidak terduga ditengah pembicaraan dengan marah, humor, diam, melakukan hal aneh/mendadak demi mendapatkan perhatian, dan lain – lain. Contoh: pak SBY (presiden RI) pernah memarahi pejabat yang tertidur ketika sedang berpidato (untuk mengembalikan fokus audiens). Bisa juga ‘diam sejenak’ untuk menetralisir keadaan yang sudah tidak kondusif, atau memberikan tebakan mudah dengan gaya konyol untuk mendapatkan perhatian audiens (dan masih banyak lagi cara yang lain, kreatiflah!).
Jikalau kita melihat audiens tidak terkontrol atau tidur, itu terjadi karena kesalahan “speaker” (boleh dibilang: ‘belum menjadi pembicara hebat’) karena sebab tertentu (kurang pemahaman materi, pembawaan yang datar, dll.) yang mengakibatkan kejenuhan.
Dalam kondisi tertentu, jadilah manusia interior dihadapan audiens superior. Kita ambil contoh “sidang skripsi”. Ilmu kita (sebagai pembicara) yang ‘hanya sedikit’ (mau tidak mau) harus mampu menjelaskan dengan detail kepada dosen/dekan/rektor (audiens) yang ilmunya jauh diatas kita. Dalam hal ini kita bisa saja bertanya balik kepada audiens (membuka forum diskusi yang impresif/menarik) untuk menghindari perdebatan yang tidak diinginkan. Sepintar – pintarnya mahasiswa jika melawan gurunya tentu tidak akan bisa lulus. MENGALAH UNTUK MENANG, istilah yang tepat untuk situasi seperti ini.               
Hubungan emosional (romantis) terhadap situasi tertentu akan memberikan efek yang lebih bagus. Hargailah orang lain maka kita akan dihargai. Jika kita mencintai buku, maka bacaannya akan mudah diserap. Jika kita senang dengan seseorang, akan mudah diingat. Begitulah sistem bekerja, buat daya tarik tersendiri karena kita unik.

“Pembicara hebat adalah pendengar yang hebat”
Semoga bermanfaat!
-Muhammad Dhinar Zulfiqar
Hasil seminar ‘public speaking’ dengan Prabu Revolusi yang diselenggarakan oleh Agrianita, di Gdg. Andi Hakim Nasution, IPB Dramaga, Bogor.

Selasa, 17 Desember 2013

MENDIDIK SETULUS HATI



Ust. Galan Nurrahman Sandy                                                                                     Sabtu, 23 November 2013
@mushola SM SAB

Pemberian hak (gaji) tidak akan membuat suatu anggapan bahwa “guru itu materil.” Gaji guru dizaman dulu (masa kejayaan Islam) mendapatkan 40 dinar (1 dinar = 2 juta) karena disebut juga “ahli ilmu” yang derajatnya diistimewakan.

Imam Syafi’i belajar dari Imam Malik (belajar ilmu yang bersumber dari Al – Qur’an dan Hadist) ketika masih kecil. Ibunya yang merupakan seorang hafizah melihat keistimewaan didalam tubuh anaknya sehingga sesegera mungkin ia menemui Imam Malik. Ketika Imam Malik bertemu dengan Imam Syafi’i kecil, beliau mengungkapkan penglihatannya (melihat anak tersebut secara visioner) dengan mengatakan, “dimata anak ini ada cahaya yang tidak boleh dipadamkan.” Akhirnya Imam Syafi’i diizinkan berguru pada Imam Malik padahal waktu itu sebenarnya tidak diizinkan menerima murid yang masih kanak – kanak dikarenakan beberapa syarat tertentu (seperti hafalan Qur’an dan ilmu – ilmu lainnya yang mustahil untuk dikuasai oleh anak – anak). Tetapi dengan keunikan Imam Syafi’i akhirnya beliau mampu belajar dengan gurunya diwaktu yang masih sangat muda bahkan bisa menjadi seseorang ahli ilmu yang perkataannya dapat dipertanggung jawabkan dalam menangani berbagai masalah.

Al Fatih menaklukkan Konstantinopel saat usia 23 tahun. Menjadi pemimpin umat muslim diusia yang masih terbilang muda dengan sangat berhati – hati. Keyakinannya terbentuk oleh didikan orang tuanya yang selalu disiplin dalam segala hal, termasuk salah satunya memukul dengan rotan apabila Al Fatih melakukan hal – hal buruk. Selepas Al Fatih baligh, beliau tidak pernah sekalipun meninggalkan shalat sunat rawwatib (qobliyah dan ba’diyah) diwaktu shalat wajib. Semangat yang pastinya harus ditiru oleh pemuda Islam saat ini untuk membawa kembali Islam ke masa kejayaannya.

Filosofi yang ditemukan pada tahun – tahun Sebelum Masehi (seperti Aristoteles, Plato, Socrates, dll.) berpendapat bahwa, “anak terlahir kedunia membawa dosa turunan.” Yang kemudian dibantah oleh John Locke (abad 16) yang mengemukakan bahwa, “kelahiran anak itu suci, seperti kertas putih yang masih kosong. Tidak ada yang dosa turunan yang melekat pada anak manusia yang terlahir didunia.” Ternyata dibutuhkan rentang waktu yang sangat lama untuk mengubah mindset dan memperbaiki ilmu – ilmu tertentu (berasal dari logika manusia) yang belum tentu kebenarannya.

Q.S. Yusuf ayat 4 – 5 menceritakan tentang kisah nabi Yusuf yang mendapati mimpi aneh dan hanya diceritakan kepada ayahnya (nabi Yaqub). Beliau mimpi melihat 11 bintang, bulan dan matahari bersujud kepadanya. Seolah ada pertanda dibalik itu semua, ayahnya memohon agar merahasiakan kepada saudara – saudaranya yang lain. Betapa indah kedekatan mereka hingga akhirnya hanya mereka yang saling mengetahui akan rahasia Allah swt. Bahkan dicerita yang lain, ketika nabi Yusuf dikabarkan mendapat telah dimakan oleh binatang buas, ayahnya yang buta (katarak) mampu mengetahui keberadaan anaknya hanya dari aroma pakaian yang sering kali digunakan nabi Yusuf. Ikatan yang sangat dekat membuat mereka dipertemukan kembali dan ajaibnya katarak ayahanda nabi Yusuf sembuh.

Bagaimana dengan kita?
Pendidik dan orang tua harus mempunyai “basyiroh” (mampu melihat dan menggambarkan masa depan anak dengan yakin) seperti yang dilakukan oleh Imam Malik kepada Imam Syafi’i kecil. Basyiroh timbul dari “ruhaniah” yang tinggi. Semua ilmu boleh kita terima asalkan harus berpedoman langsung dengan Al Qur’an karena didalamnya terdapat ‘hikmah’ dan ‘ilmu ilmiah’ yang dapat dikaji secara meluas. Berdasarkan kisah nabi Yusuf diatas, Abdul Wasyrid mengemukakan bahwa ada keterkaitan antara ‘keringat’ (yang berdasarkan penelitiannya) yang mampu menyembuhkan ‘katarak’ secara ilmiah. Dan ini diakui oleh banyak ilmuan dan dokter sampai saat ini dengan terapan – terapan tertentu sebagai obat. Subhanallah...

Faktanya ilmu yang paling dikuasai oleh Yahudi adalah ‘pendidikan’ dan ‘psikologi’ karena dengan dua bidang ini mereka mampu melakukan konspirasi – konspirasi tertentu yang dapat mengubah mindset seseorang untuk kepentingan tertentu.

Quotes:
·       *  Mendidik anak Amirul Mukminin harus dengan cara “merubah diri sendiri” terlebih dahulu. Mengapa? Ibarat seperti cermin, mata mereka bergantung pada mata gurunya. Kebaikan dan keburukan yang mereka lakukan akan sama/menirukan yang kita lakukan. –imam Syafi’i.
·       *  Pelajari ADAB sebelum ILMU –bunda Imam Malik
·       *  2/3 ilmu adalah ADAB –Ibnu Mubarak
Ilmu yang baik datang dari wadah yang baik. Manusia itu ibarat teko, apabila melakukan/mengucapkan perbuatan yang baik sudah tentu yang diisinya pun hal – hal yang baik dan begitu juga sebaliknya. Buku “40 cara mendidik anak ala nabi” direkomendasikan kepada orang tua dan guru terkait teknis/cara mendidik anak yang sesuai syariat.

“Keteladanan – Pendidik yang Membanggakan – Sentuhan – Kebesaran hasil” sebuah siklus pendidikan yang perlu dilakukan oleh semua orang agar hasil yang didapat dapat memberikan manfaat yang seluas – luasnya. Kita harus berfikir untuk mengubah dunia kearah yang lebih baik, tidak hanya lingkup yang kecil.
Anas bin malik pernar dijewer oleh Nabi saw. dan dicap sebagai seorang “pembohong” karena uang/barang amanah dari ibunya telah hilang/habis sebelum sampai pada Nabi saw. Bukan rasa kecewa, melainkan pelajaran yang berharga yang dia terima sehingga perbuatan itu tidak diulanginya lagi sampai hayat menjemputnya. Begitulah kurang lebihnya pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah saw., hanya dengan satu sentuhan mampu mengubah nasib seseorang kearah yang lebih baik. Berbeda dengan zaman sekarang yang banyak pertimbangan untuk mengubah seseorang.

A’mas adalah seorang ulama yang pintar, galak dan pelit ilmu. Memiliki penyakit rabun senja yang setiap malam memerlukan bantuan orang lain. Beberapa santri yang kesulitan belajar dengan beliau memanfaatkan waktu malam untuk berguru kepadanya. Meskipun tidak banyak yang didapat tetapi dengan karakternya, ilmu sekecil apapun dapat diingat dengan baik oleh muridnya.

Abdullah bin Abbas (ahli Qur’an) pernah tidur diteras (dibawah pintu) rumah gurunya (ahli ilmu) karena menyikapi adab berilmu. Ilmu tidak boleh dibiarkan atau didiamkan, tetapi harus dikejar sumbernya dimanapun dan kapanpun itu.

Ibu Jauzi adalah seseorang yang hafalannya buyar (lupa/hilang) pertanda tak pintar dalam menjalani kehidupan (kurang berhati – hati dalam menyikapi hidup).

Mus’ab bin Umair mampu mengamankan kota Madinah sebelum ditempati (hijrah) oleh Rasulullah saw. karena kecerdasan dan ilmunya.

Umar bin Abdul Aziz (cicit Umar bin Khattab) pernah bermimpi bahwa akan ada pemimpin yang pipinya codet/terluka. Ternyata firasatnya benar terjadi. Kepekaan seseorang akan muncul apabila sering dilatih serta diiringi dengan ilmu yang bermanfaat atas kehendakNya.

Mulai saat ini coba kita ubah ‘paradigma’ temukan ayatnya terlebih dahulu baru kita aplikasikan agar terjalin keterkaitan antara kehidupan beragama dengan kehidupan sehari – hari. (muktabat samilah: kumpulan kitab dari zaman dahulu/jebot).

Bagaimana cara Nabi saw. mendidik anak?
·       .  Menemani anak. Sering kali Rasulullah bermain dengan anak – anak tanpa rasa canggung, seperti pernah yang beliau lakukan dengan ibn Abbas, Ja’far dan Anas (-ibnu Suwaid).
·       .  Bercanda & senda gurau. Saat di Habasyah pernah beliau memuji kecantikan/sanah Ummu Kholid sehingga beliau semakin dikagumi (-HR. Bukhari)
·       .  Memberi nasihat pada waktu yang tepat (seperti kisah Anas bin Malik diatas)
·       .  Mendengarkan anak – anak (nasihat maupun cerita)
·       .  Mendo’akan. Luas pengertian dan do’a yang beliau sampaikan kepada anak – anak. Mulai dari kehidupan keluarganya agar lebih bahagia, terselesaikan masalahnya bahkan berdo’a agar dapat dipertemukan kembali disurga Allah swt.

Kita bisa menerawang, memberi sentuhan dan memberikan stimulasi kepada anak untuk memotivasi. Tahapan yang diberikan Harun Al – Rasyid tentang tatacara mendidik yaitu: DEKATI – LEMBUT – KASAR. Lakukan pendekatan interpersonal terhadap anak – anak kita agar kondisi dan suasana tidak terkesan tegang/kaku. Kemudian berikan kelembutan agar luluh hatinya dan dengan ini masalah dapat dengan mudah terselesaikan. Jika keduanya tidak ampuh maka kita boleh bertindak kasar (termasuk memukul) dengan tatacara tertentu yang tidak membuat anak menjadi cacat. Kasar bukan berari emosi, tergantung situasi dan lakukan cara kasar dengan sewajarnya (untuk anak – anak yang sulit diinstruksikan). Bahkan Syekh Al Qur’ani (seorang gubernur yang merupakan ayahanda Al Fatih) menggunakan tongkat pemukul karena dulu Al Fatih anak yang nakal, alhasil anaknya tersebut menjadi seorang pemuda yang tangguh, mampu menaklukkan Konstantinopel yang pernah diucapkan Rasulullah saw.

Tahapan ini juga yang dilakukan Rasulullah saw. kepada cucu – cucunya Hasan dan Husein ketika mereka makan kurma sedekah (haram hukumnya bagi keluarga Nabi). Awalnya Rasul memberikan teguran lisan, kemudian menepuk pipi cucunya dengan lembut. Namun karena mereka masih saja memakannya, Rasul mengambil paksa dari mulut mereka.

Ahli hadist akan do’if/gagal meskipun berbohong kepada hewan ternak sekalipun. Pernah ada seseorang sanad membohongi kambing untuk memberi makan hingga akhirnya tidak dapat dipercaya. Bagaimana dengan kita?

Selama ini kita berlajar dari ilmu – ilmu yang berasal bukan dari Islam, menjadi korban sekulerisme pendidikan (memisahkan agama dengan ilmu dan kehidupan sehari – hari). Segera intermesso dan renungkan dari dalam diri sendiri, jadikan Al –Qur’an dan hadist sebagai dasar ilmu yang kita gunakan dan buktikan bahwa itu benar.

Bapak pendidikan modern dunia saat ini adalah seorang pasteur (Jon Amea, abad 15) yang mengatakan bahwa tahapan ilmu adalah sesuatu yang berdasarkan ilmiah dan logis/rasional. What? Dimana peran agama? Untuk itulah kita perlu melakukan perubahan besar agar tercapainya kejayaan Islam yang pernah dicapai lalu.

Kebunku, kebun Al – Qur’an (gema.dinar.com) melakukan penelitian dengan riset berdasarkan kitab suci Al – Qur’an dimana terdapat nama – nama hasil bumi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Terdapat kata (nama buah-kemunculan kata tersebut) diantaranya: KURMA 20x, ANGGUR 9x, ZAITUN 5x, DELIMA 3x, BIJI – BIJIAN, PADI – PADIAN (beras, gandum), rumput (makanan ternak) dan pisang (pengatur tanah). Al – Fafa memiliki kandungan 4x klorofil dan protein (saat ini ditimbun & dibudidayakan di Amerika). Nama – nama tersebut merupakan “komponen terbaik” (Jamil al Qudsi) sehingga kita harus bisa melestarikannya.

Kenapa PAUD ada? Anak kelas 2 – 4 SD biasanya mengalami kejenuhan (usia 8 – 10 tahun) saat belajar. PAUD bermanfaat untuk mempersiapkan kondisi anak terutama bacaan Al – Qur’an sehingga terbiasa ditelinga anak – anak usia dini (minimal talaqi, ruqiah, mengaji bersama surat al ikhlas sampai an nas).
Pengalaman ustad Galan dalam menangangi anak yang terluka, disembuhkan dengan air liur yang diusapkan pada luka anak dengan meyakinkan anak untuk bertasbih kepada Allah swt. Agar tidak dirasa sakit. Ini juga yang dicontohkan Rasulullah saw. kepada sahabatnya, Abu Bakar saat di goa dengan memasukan tauhid keislaman kepada anak.

Jangan sekali – kali kita “munafik” terhadap anak didik karena hasilnya akan sia – sia. Misal dirumah kita marah sedangkan disekolah ceria. Hal ini akan menimbulkan kegelisahan dan konflik ruhaniah sehingga apa – apa yang ingin kita sampaikan tidak tersalurkan dengan baik. JUJUR pada diri sendiri itu lebih baik daripada harus memanipulasi.

“Tips itu ibarat cincin, mungkin cocok untuk saya namun belum tentu pas untuk orang lain.” Kalimat penutup dari ust. Galan Sandy sehingga kita dapat melakukan berbagai pertimbangan berdasarkan ilmu – ilmu lain sebagai referensi :)
(mohon maaf jika dakwah diatas kurang tersusun, mudah – mudahan bermanfaat)