Kelas inspirasi SDM Salam Bogor
"Guru sejati dedikasi tiada henti"
Jum'at, 25 November 2016
Eti Rusmiati - pendiri PAUD Edelweis
Kalau kita bicara tentang guru, banyak sekali definisi yang menjelaskan tentang arti tentang seorang guru. Maka apakah kita sudah memberikan dedikasi secara maksimal? Mari simak inspirasi ini, semoga kita bisa menjadi guru yang bisa berdedikasi dan berkontribusi secara maksimal.
Pak Husnan
A. Filosofi mangkok/gelas kosong & truk
1. Mengapa kita harus seperti gelas kosong? Agar kita masih bisa di isi lagi kapasitas/kemampuannya
2. Disimpan di bawah agar mudah di isi. Mengangkat mangkok ke atas mengakibatkan kesombongan.
B. Follow The leader
Zaman sekarang, sudah banyak orang berkarya. Kita harus bisa mengikuti instruksi pemimpin agar tetap berjalan dengan lancar.
Seperti halnya kita fokus mengikuti jalan dan jalur truk. Posisikan mobil kita agar tetap dibelakang, maka perjalanan akan lebih lancar (efisiensi waktu lebih singkat). Nanti akan ada saatnya kita merubah jalur, menjadi truk baru dan membuat jalan yang baru.
Mari bersama-sama kita merendahkan hati dan merendahkan diri agar terhindar dari kerikil kesombongan. Semoga ilmu saat ini menjadi bensin (bahan bakar) dalam hidup kita. Amiin.
Sesi Bu Eti - PAUD Edelweiss
1. Latar belakang...
Alasan mendirikan PAUD adalah karena diminta tetangga membuat sekolah level TK yang murah/bisa dijangkau, dan dapat mendidik anak-anak dengan baik (berkualitas)
2. Filosofi...
Mengapa dinamakan bunga Edelweis? Filosofinya, sebelum tumbuh buah, pasti tumbuh bunga terlebih dahulu (hasil diskusi bu Eti dengan mendiang suami), anak-anak adalah calon pemimpin dimasa yang akan datang.
Bunga edelweis sendiri memberi arti tersendiri yaitu bunga abadi. Warnanya indah menawan dan sulit di jangkau (hanya ada di gunung). Meskipun tidak memakai nama yang islami, konsep dan metodenya tetap ng-alam dan islami, siswa diberikan program tahfiz/menghafal Al Qur'an setiap hari.
3. Tentang guru-guru disana...
Jumlahnya ada 6 guru, masing masing mendapatkan gaji range Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,- per bulan yang merupakan akumulasi dari bayaran siswa. Walaupun minim, Alhamdulillah mereka ikhlas mengabdi untuk kepentingan PAUD Edelweiss.
Pernah beberapa bulan upah mereka tidak diambil, justru diberikan kepada bu Eti dalam rangka berduka, iba. Semakin bertambah tegar hati bu Eti untuk bisa membahagiakan rekan-rekannya.
Ada keinginan untuk terus mengembangkan PAUD terutama pada bagian kesejahteraan, karena bu Eti tidak tega dengan bayaran yang rendah. Harapannya setiap guru mendapat upah minimal Rp 500.000,- per bulan. Amiin.
4. Mendiang suami...
Senang terhadap anak-anak dan ingin membuat anak pintar adalah cita-cita bu Eti sejak kecil. Di dukung oleh mendiang suami, Alhamdulillah PAUD Edelweiss berhasil di bangun dan dilaksanakan (kesamaan visi).
"Meskipun tidak bisa bersedekah dengan uang karena tidak punya biaya, kita masih bisa bersedekah dengan ilmu dan tenaga yang kita punya"
Pada saat mendiang suami sakit, sebagai seorang istri dan ibu yang solihah tetap harus mengutamakan kesehatan. Sempat beberapa kali izin rapat untuk mengurus suami sebagai bentuk kesetiaan seorang istri, namun suami tetap mendorong untuk melanjutkan perjuangan yang telah dibangun bersama.
Ditengah kesibukan dan perjuangan membina keluarga, bu Eti harus tetap tegar bolak-balik kantor dinas, dengan kodisi cuaca yang tidak menentu (kadang panas terik, kadang hujan lebat) untuk mengurus surat perizinan dan nomor induk keguruan yang Alhamdulillah saat ini bermanfaat.
"Andai dulu tidak diupayakan, mungkin sampai sekarang tidak akan pernah selesai. Restu suami demi sesuatu yang baik membuahkan hasil yang baik pula."
5. Mati satu tumbuh seribu...
Setelah mendiang suami tidak ada, bu Eti mengisi hari-harinya di PAUD. Biasa ngobrol dan berbagi dengan suami, kini harus maju seorang diri. Alhamdulillah teman-teman mendiang suami begitu baik kepada bu Eti, sehingga kesedihan bu Eti terobati sedikit demi sedikit.
Bantuan dari berbagai penjuru senantiasa berdatangan untuk mengembangkan PAUD Edelweiss. Para donatur juga turut membantu proses terlaksananya PAUD yang sempat 'mati suri' karena situasi & kondisi.
"Niat baik selalu memberikan manfaat"
Ada juga teman yang istilahnya simbiosis mutualisme, anaknya di didik oleh Bu Eti, pun anak bu Eti di asuh oleh nya. Banyak teman banyak rejeki.
6. Hope...
Untuk sementara waktu, pernah kelas yang digunakan PAUD adalah rumah kosong yang biasa disebut warga 'rumah hantu'. Sesekali bocor, sehingga siswa harus di evakuasi. Inginnya mah kelas itu berbentuk saung seperti sekolah alam yang dikit-dikit reot tapi mengesankan.
"4 tahun ini, masih banyak yang belum tersampaikan, tapi melihat anak-anak betah dan tidak ingin pulang dari PAUD Edelweiss, membuat hati bu Eti merasa sangat senang. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata meskipun guru-guru nya sering kali kewalahan menanganinya. Seru."
Harapan yang lainnya adalah mengangkat derajat nama PAUD yang diidentikan dengan golongan menengah ke bawah. Mudah-mudahan dengan hadirnya PAUD Edelweiss bisa menjadi PAUD yang menjadi contoh dan terus berkembang, menginspirasi dan berkontribusi kepada masyarakat. Amiin.
Semoga bermanfaat