Pengajian bulanan: Jum’at, 14 maret 2014
Ust. Bpk. Syaiful Naomi
@SM SAB
Siapa itu guru? Seseorang yang berdiri
didepan kelas? Pembentuk karakter manusia? Tentu kita semua mengenal sebuah
profesi seorang guru. Bahkan faktanya ‘guru’ pun harus mempunyai ‘guru’ untuk
tetap bisa belajar, karena hidup seutuhnya untuk belajar.
Guru itu?
·
Pekerja
(ya, merupakan salah satu profesi yang diakui, bahkan menjadi sebuah cita-cita
bagi anak kecil.)
·
Karyawan
sekolah (ya, jikalau buruh adalah karyawan pabrik, maka guru adalah
karyawan sekolah. Tugas/jobdesc
diberikan langsung oleh lembaga pendidikan.)
·
Professional
(ya, tidak sedikit orang yang menggeluti dirinya menjadi seorang guru dan pakar
dibidangnya sehingga kebutuhannya pun terpenuhi dari pekerjaannya tersebut,
APAPUN yang kita lakukan dengan konsisten/komitmen, pasti akan membantu
kebutuhan kita.)
·
Pengabdi
pendidikan (ya, inilah komitmen baru yang perlu dibentuk. Perbaikilah niat,
sikap dan mental kita hanya untuk mengabdi, bukan yang lain)
Apa tujuan seorang guru?
·
Mencari
uang (SEMPIT jika seorang guru hanya bertujuan seperti ini, membayar
cicilan tertentu misalnya, atau kebutuhan rumah tangga… naudzubillahiminzalik)
·
Mengajar/pindah
tuang ilmu (TANGGUNG jika seorang guru hanya untuk mengajar to! Luaskan lagi
tujuan kita sebagai seorang pendidik)
·
Mendidik/membentuk
karakter (SETUJU. Guru bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, ada beban
yang sangat berat yang selalu dipikulnya hanya untuk menyiapkan generasi
penerus dengan membentuk karakter anak didiknya.)
Apa Keutamaan guru?
·
Selalu bergaul dengan yang lebih muda
·
Sering menjadi idola/khayalan/model anak-anak
(faktanya, banyak anak yang lebih nurut kepada gurunya ketimbang oleh orang
tuanya sendiri, oleh karena itu berhati-hatilah dalam menjaga sikap)
·
Pahlawan dengan
tanda jasa
·
Ibadah dengan pahala tiada henti (selama ilmu yang
diberikan bermanfaat, murid dan guru mendapatkan pahala, terus dan terus sampai
cucu-buyut murid kita menerapkan ilmu positif tersebut sekalipun kita sudah
menjadi cacing dikubur, subhanallah)
Ada 3 hal yang membuat manusia mendapatkan pahala
yang akan terus mengalir, meski kita sudah meninggal dunia, yaitu: anak sholih,
amal jariah dan ilmu yang bermanfaat (berbahagialah kita menjadikan guru sebagai
jalan hidup kita) :D
Inikah bahan baku/anak didik kita?
·
1. Koboy/preman
Ironi, dizaman sekarang kita
banyak mengenal “megalomania” (anak-anak yang tidak mengenal orang lain, hidup
dengan imajinasinya karena pengaruh/kecanduan permainan teknologi yang serba
canggih). Di Jepang ada 9 orang meniggal (dalam waktu yang berbeda) karena
jatuh dari ketinggian (seolah dirinya seorang spiderman). Di Amerika (tahun
2013 akhir), mahasiswa membawa senjata dan membantai teman-teman kampusnya
seperti “Rambo.”
Bukanlah hal yang mudah untuk mengubah ‘jeruk
kecut’ menjadi ‘lemon squash,’ merubah berandal menjadi islami (berakhlak
baik), mengubah energy negative menjadi energy positif. Tentu sangat mudah bagi
kita mengajarkan hukum arcimedes dan gravitasi bumi ke anak didik kita, tapi
sangat tidak mudah untuk membentuk karakter.
·
2. Bayi besar/anak super manja.
Berbadan besar tetapi kelakuan
seperti anak kecil. Pemikiran dan daya nalarnya tidak sebanding dengan usianya.
Kebanyakan anak, belum juga diminta sudah diberikan suapan (oleh orang
tua/lingkungannya). Berharap masuk sekolah agar menjadi super baik (seperti ketok
magic), dan ini bukan main-main!
·
3. Pengkhayal ulung
Pernah mendengar orang ‘memancing
didalam gelas’? Senangnya hanya melamun dan berimajinasi seolah dirinya adalah
tokoh kartun yang terlihat luar biasa, tetapi sebenarnya tidak. Ibarat anak
dengan akil baligh namun tidak pernah baligh-baligh, pemikirannya serba instan
berharap menjadi orang kaya yang mempunyai kolam dengan landasan helicopter di
atap rumahnya dan mendarat disana. Sungguh keterlaluan.
·
4. Hedonisme
Orang yang senang dengan benda
kebanggaannya, selalu memamerkan kekayaannya dan menularkannya kepada orang
lain. Senang terhadap harta (materialis) dan tidak menjadi manusia seutuhnya
dalam kehidupan sehari-hari.
·
5. Anak sadar diri (terbaik)
Inilah bibit terbaik yang
selalu ada diantara anak didik yang lain. Dia tahu siapa dia dan tahu untuk apa
hidup. (sebenarnya ada 4 tahapan manusia; tahu tetapi tidak tahu, tidak tahu
tetapi tahu, tidak tahu dan tetap tidak tahu, tahu dan tetap tahu.)
Issue penting tentang sekolah:
1.
Robotisasi
Menjadikan manusia PhD & juru tulis sesuai
kebiasaan yang sudah terbentuk, bukan mengajarkan 3 poin taksonomi bloom
(psikomotor, afeksi dan kognitif). Sekolah hanya mengajarkan anak berfikir
"what” bukan "why." Seperti alasan penjelasan
antara Pancasila-UUD, kebanyakan anak tidak tahu karena tidak pernah diajak
berpikir meluas. Termasuk Kudeta 11 maret, sebuah kebohongan besar (supersemar)
yang tidak pernah dianalisa (tidak kritis).
2.
Bertaraf internasional (tarif-bahasa) dan biaya.
Buktinya, tidak semua SDM lancar berbahasa
Inggris ‘tuh, terbukti ketika Pak Syaiful berdiskusi dengan menggunakan bahasa
inggris didalamnya.
3.
Kurang bersosialisasi
Anak kurang dididik untuk bermasyarakat,
amania/kaku/tidak ada muamalah dan tidak ada rasa kasih mengasihi/tenggangrasa.
Jangan sampai kita menjadi seorang kasir di minimarket yang selalu mengucapkan “selamat
datang” dan “terima kasih sudah berbelanja” hanya karena kebiasaan, bukan dari
hati.
4.
Dekadensi (kajian lama).
Anak SMP sangat dekat dengan radius sexsual, astagfirullahalazim. Manfaatkan dunia
pendidikan untuk merubah moral bangsa yang selama ini semakin memburuk.
5.
Hambatan keuangan anak didik
Sebaiknya, yayasan ini mengusahakan kelas untuk
orang-orang yang tidak/kurang mampu dengan ‘subsidi silang’ misal iuran orang
tua Rp 10.000,- sebulan, insyaa Allah akan bermanfaat kepada bangsa Indonesia
dan kepentingan umat Islam khususnya.
6.
Komersialisasi buku/alat pendidikan
7.
Konsentrasi guru (bahkan ada guru ngojek)
8.
Konflik guru dan dewan sekolah (aturan itu bersifat
pasif, hanya formalitas. Penghubung terbaik adalah komunikasi, menjalin ukhuwah
islamiyah)
9.
Konflik antara prestasi-prestige sekolah.
Key succes factors para pendidik:
1.
Mengajar adalah ibadah tak terputus (mendidik karena
Allah swt.) jangan sampai terbesit menjadi guru karena: profesi, eksistensi
diri, mengisi waktu atau tidak ada pilihan lain.
2.
Dengan hati nurani
3.
Disiplin dengan kearifan & keteladanan (metode
didaktik).
Berbicara dan memberikan instruksi yang sudah
kita terapkan/lakukan (hindari hanya bicara tanpa bukti) agar mereka lebih
yakin terhadap gurunya. Tugas paling berat adalah guru sejarah karena harus
meneladani para pahlawan. Jika tidak memakai hati? Seperti bersalaman diwaktu
Idul Fitri, hanya sebatas gerakan tangan, atau kasus minimarket diatas,
terlihat tidak arif, kurang wibawa/teladan.
4.
Well plan (plan your work & work your plan), jangan
sampai berfikir 'bagaimana nanti.' Siapkan catatan, tulislah “kelebihan-kekurangan
kita sehari-hari” -Dialy activity plan, berdasarkan catatan itu.
5.
Perpustakaan yang hidup (Amerika membuat kewajiban
untuk tingkat SMP yaitu harus meminjam 6 buku dan membuat 3 resume sebelum
mengikuti ujian semester, luar biasa)
6.
Kekerabatan guru, murid, orang tua & alumni
Pernah ada seorang Kepala sekolah yang menikahkan
anaknya dengan 30 orang panitia yaitu muridnya karena kepercayaannya yang
begitu tinggi. Ketika meniggal dunia, 600 muridnya datang untuk melayat. Jarak
paling jauh: hati ke hati dan sebaliknya jarak paling dekat: hati ke hati.
Kedekatan emosional begitu sangat indah sekali, sekolah adalah surga yang baik
karena didalamnya kita dapat banyak belajar.
7.
Ketercukupan kebutuhan dasar
Janganlah guru memikirkan makanan/kegiatan lain,
fokus. Kebutuhan kita yang mengatur, oleh karena itu jadilah “direktur diri
sendiri.” Manageble, pensiun, kekurangan kebutuhan, penggadaian hidup seorang
pendidik harus bisa dipresdiksikan dan terprogram.
8.
Concern, fokus, jangan berbelah-belah/khusyuk. Memikirkan
banyak kegiatan dalam satu waktu (multitasking) hanya berpengaruh pada hasil
maksimal sebesar 21 %. Jadi guru pikirkan guru, sampai rumah pikirkan keluarga,
bahkan Rasulullah saw pun mengajarkan umatnya agar tetap fokus dalam melakukan
aktifitas, apapun itu.
9.
Senangi apa yang kau punya, jangan sampai berfikit: kau
punyai yang kau senangi, karena tidak akan pernah nyaman, tidak merasa puas
selamanya.
Sifat rasulullah: FAST
·
Fatonah: cerdas, analitis, kritis
·
Amanah: ada 3 tahapan: Jujur (untuk SD), Mementingkan orang
banyak, dulukan kepentingan umat islam, dan menihilkan diri (untuk SMP), dan
Professional (untuk tingkat SMA). Ingat kisah Hajar aswad yang diangkat sorban
karena saran Rasulullah saw, begitulah sikap membuat Rasulullah saw mendapati
gelar “al-amin.” Mengabaikan amanah= celaka, berikan sesuatu itu pada ahlinya.
·
Siddiq: benar dan membenarkan
·
Tabligh: menyampaikan (minimal 75% dakwah guru
berhasil ditangkap/dipahami)
Harapan: guru yang cekatan, aktif, reaktif, cepat, responsive dan gesit
Pertanyaan:
1.
Bagaimana sikap kita terhadap Ilmu?
3 macam pengelolaan ilmu:
·
Teori-uji-aplikasikan-ajarkan
·
Pemahaman/pengalaman pribadi (praktekan-ajarkan)
·
Kata banyak orang (tradisi, budaya, adat
istiadat). Misal di Minangkabau: dikandang macan mengaunglah, dikandang kambing
mengembiklah -sesuaikan
3 kemungkinan yang dapat kita lakukan: Mengajarkan sambil menerapkan, Mengajarkan
dulu baru menerapkan, dan menerapkan dulu baru mengajarkan (ini yang utama).
2.
Anak muda bisa dikatakan “kelebihan energy”, nafsu
menggelora (maksudnya, banyak keinginan yang ingin dicapai), emosional belum
matang dan selalu ingin menggeluti banyak bidang. Terkadang membuat seseorang
menjadi letih, mengantuk dan jenuh dengan sendirinya, bagaimana sikap kita?
Kita mampu, bukan untuk dibanggakan, BUKTIKAN
kalau kita BISA. Tentukan prioritas, kerjakan yang paling penting dari segala
yang pentin-penting. Hindari melakukan sesuatu dalam waktu yang bersamaan. Lakukan
yang kita mampu, jangan melebihi kapasitas kita, akan menyiksa.
3.
Saya kagum dengan ‘kesuksesannya’ pak Ustad, berikan
tipsnya? Seolah berjalan tanpa ada beban sedikitpun
Ibarat kita berjalan dan ketinggalan hp, itulah pak ustad. Tidak ada
pekerjaan membuatnya hilang akal. Justru bertemu banyak orang (meskipun dengan
segala kerumitan) akan membuat dirinya senang (tidak stress).
3 kiat yang disarankan:
·
Tugas kita sebagai hamba, ikhtiar
sebanyak-banyaknya dan berdo’a (ini yang dapat manusia lakukan), dikabulkan
atau tidak yang terpenting sudah berusaha.
·
Pasrah, kepada Allah swt.
·
Menunggu jawaban yang tepat, pantaskan diri
kita. Muhammad saw. hanya ditugaskan untuk “menyampaikan”, hasil dakwah beliau
Allah yang menentukan, begitupun manusia.
Tambahannya, tempat lari pak Ustad ada banyak,
yang paling utama adalah TAHAJUD TENGAH MALAM, meskipun berat dan sulit, hati
akan terasa plong. MENULIS di buku catatan atau laptop. BERNYANYI, membuat lagu
untuk Bimbo 6 buah. BERMAIN, sekalipun sudah letih bekerja, dengan bermain
dengan anak-anak akan menularkan energy positif yang baru misal sengaja
mengalah dan memberikan gol kepada anak-anak dengan reward es krim yang dapat
membuat kita senang. BERBUAT BAIK, pernah ustad masuk media karena tidak
menerima sogokan, dan tetap pada pendirian untuk berbuat baik al-hasil semua
baik-baik saja (meskipun awalnya geram/marah/kecewa karena fitnah yang telah
diperbuat)
*Ketidakpuasan jamaah adalah jawaban terbaik
karena dengan itu kita bisa mencari referensi yang lain :D
(mohon ditambahkan jika ada yang kurang, maaf
saya tidak datang & mengikuti dari awal)
Semoga bermanfaat
Sabtu, 15 Maret 2014
Muhammad Dhinar Zulfiqar