Kamis, 25 Desember 2014

Puisi PERPISAHAN

PERPISAHAN

Jangan bersedih bila akhirnya kita berpisah
Karena perpisahan bukanlah akhir dari segalanya
Sesungguhnya tak pernah ku harapkan perpisahan ini terjadi
Tapi kini ku sadar, berpisah bukan berarti melupakan
Meski diselimuti air mata…

Andai waktu dapat kuputar ulang
Ku ingin kembali ke masa itu
Ku ingin mengulang semua dari awal
Agar dapat berjumpa denganmu

Sahabat...

Rabu, 24 Desember 2014

APA KATA MEREKA #1

APA KATA MEREKA? #1
(pengalaman menggunakan baju adat sunda)

Sudah lama saya mempunyai baju daerah khas sunda (yang biasa digunakan oleh pengantin atau pun acara busana daerah), lengkap dengan perlengkapannya seperti liontin, blangkon, selop dan kain samping yang motifnya sama dengan blangkonnya. Terlalu lama dilemari, membuat saya gerah dan iba, sehingga saya memakainya dipermulaan pekan dalam beraktifitas, yaitu hari senin.

Tanpa ada alasan apapun, saya mengambilnya dari lemari dan langsung menggunakannya untuk dipakai kesekolah, SM SAB. Awalnya saya mengira suasana akan BIASA SAJA, ternyata justru malah berdampak lain. Tidak sedikit kritik/masukkan yang diucapkan oleh teman-teman (baik guru maupun murid) di SALAM yang mengomentari penampilan saya pada hari itu. Hm, Lantas apa kata mereka?

1.      Mau NIKAHAN pak?
2.      Mau jadi PAGAR BAGUS dimana pak?
3.      Oh, jadi PENGANTIN kali, ciyeee…
4.      Wah pak Dhinar ngikutin MODE anak sekolah SMP & SMA di Jepang ya?
5.      Blangkon dan kainnya mana pak? (sedang disimpan di loker)
6.      Mau jadi TUKANG HIPNOTIS ya? (melihat liontin yang menggantung di baju)
7.      Pak Dhinar lama-lama bawa bible nih jadi PENDETA (hush, sembarangan)
8.      Mau ikut KOMPETISI MOKA (MOJANG JAJAKA) dimana pak?
9.      Bajunya SEWA ya?
1.  Pak iket kepalanya mana? (kok iket kepala?)
1.  Pak, pakaiannya BAGUS! (terimakasih ya)
1.  Ini bahannya keras, gak GERAH pak?
1.  TAMBAH GANTENG ih! (fly…fly…fly…) :p
1.  Tumben KELIATAN RAPI (berarti selama ini gak rapi dong, hmm)
1.  KERISnya mana? (o_O)
1.  Pak Dhinar kaya anggota DEWAN (aamiin)
1.  Pak, gradasi warnanya matching, COCOK pak
1.  Mau jadi KONDEKTUR MUSIK/DRIGEN dimana pak?
1.  Ngomong-ngomong, apa nih ALASANnya pakai baju ini?
2.  Gak MALU pak? (kalau malu, bukan pak Dhinar namanya)
2.  Cari SENSASI ya pak biar POPULER?
2.  Hebat geuning pak, JADI PELOPOR busana daerah sunda di SM
2.  Pak, coba besok PAKAI LAGI baju busana daerahnya, tapi motifnya ganti.
2.  Pak, punya berapa dirumah? PINJAM dong
2.  BELL BOY HOTEL dari mana nih? Bawain tas saya dong! (azzzzzz)
2.  Kaya PELAYAN RESTORAN masakan khas sunda
2.  MODEL MAJALAH apa nih?
2.  Pak, ANGGOTA GAMELAN dari sanggar ya?
2.  Seharusnya BAJU KEPRET pak dan digunakan di hari Rabu (ini kata pak Ridwan YPI) :-)

(dan beberapa komentar lainnya yang lupa saya ketik)

Luaaaarrrrrrrrrrr biasa, terimakasih untuk pendapatnya teman-teman SM. Sungguh diluar dugaan mendapatkan banyak julukan dari teman-teman SM. Meskipun Perda belum mewajibkan “menyunda” untuk sekolah swasta, saya tetap berbangga hati menggunakan pakaian daerah disekolah.

TUJUAN dari busana yang saya gunakan, diatas sudah tersirat, “karena saya lagi kepengen dan kasihan sama baju tersebut karena jarang sekali digunakan,” hanya itu. Alasan lain mulai saya pikirkan setelahnya, “karena saya peduli dengan budaya sendiri dan ikut serta melestarikan kebudayaan sunda dari kepunahan dan agar bisa menjadi contoh kepada teman-teman yang lain, bahwa NEGERI KITA MEMILIKI RAGAM KEBUDAYAAN YANG PERLU DIAPRESIASI.”

*Sederhana, hanya menggunakan baju daerah (yang cukup gerah) dan celana bahan berwarna biru tua (agar terkesan matching) serta tambahan liontin pakaian, samping dan blangkon sunda. Punya ‘kan? Ayo buktikan kecintaanmu!

“KALAU BUKAN KITA, SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG, KAPAN LAGI?”

Semoga bermanfaat

(to be continued…)

Jumat, 19 Desember 2014

siapakah pria tampan itu? *inspirasi pagi

Inspirasi pagi
Oleh: Pak Zul
@ Mushola SM SAB

SIAPAKAH PRIA TAMPAN ITU?

                Sebuah kisah yang menceritakan tentang seseorang yang sedang menghadapi sakaratul mautnya ditempat tidur dirumahnya. Disaat seluruh sanak saudara dan keluarganya yang lain sibuk mempersiapkan pemakamannya, ada seseorang yang sangat tampan parasnya, fokus membacakan ayat suci terhadap jenazah tersebut, mengiringi kepergian ruh yang hendak dicabut oleh malaikat izrail. Selepas kepergian nyawa orang tersebut, lelaki tampan tersebut justru terus mendo’akan dan terus mendo’akannya tanpa mengenal lelah.
                Setelah jenazah tersebut dikebumikan, 7 langkah selepas kepergian orang-orang yang mengantar dari makam, pria tampan itu tetap mendo’akan jenazah tersebut kepada Allah swt. agar diampuni dosanya. Bahkan malaikat Munkar dan Nakir pun segan terhadap pria tampan tersebut ketika hendak menanyakan dan mengazab kubur jenazah yang baru saja dikebumikan itu karena pria tersebut selalu menyebut asma Allah swt. tanpa henti-hentinya.
                Ketika hari akhir tiba, masa dimana seluruh manusia dikumpulkan dan dihadapkan dirinya satu per satu kepada Allah swt. untuk dimintai pertanggung jawabannya. Lagi-lagi pemuda tampan tersebut hadir didekat orang yang selalu dido’akannya tersebut dan membela orang tersebut di persidangan akhir agar dimasukkan kedalam surga. Lantas apa yang terjadi? Allah swt mengabulkan permohonannya dan mendengarkan permohonan pria tampan yang selanjutnya.
                Merasa kurang, pria tampan tersebut terus menolong seseorang yang selalu di do’akannya itu. Ia meminta agar Allah swt menghadirkan orang tua dari seseorang yang selalu ditolongnya tersebut dan Allah swt mengabulkannya.
“Ya Allah, berikanlah kepadanya pakaian yang sangat bagus, bahkan lebih bagus dari emas permata yang pernah ada.” Ucap pria tampan meminta kepada Allah swt agar orang tersebut merasa sangat nyaman. Seketika mereka diberikan pakaian yang sangat bagus.
“Ya Allah, berikanlah kepadanya mahkota yang sangat indah yang tidak pernah ada sebelumnya.” Do’a pria tampan kepada Allah swt yang seketika itu juga langsung Allah kabulkan.
“Ya Allah, tolong panggilkan malaikan jibril kepadanya dan sampaikanlah mereka kepada surgaMu yang paling indah dari surga-surga yang ada dialam akhiratMu.” Permohonan yang membuat keluarga orang tersebut merasa sangat haru dan sangat tertolong karena do’a-do’a yang dipanjatkannya. Merupakan do’a terakhir yang menuntun mereka sampai pada kesenangan abadi di akhirat.
Pertanyaannya, siapakah pria tampan itu? Dia adalah AL-QUR’AN…
Mengapa pria tampan itu selalu mendo’akan seseorang dan memohonkan ampun kepadanya sampai masuk surga? Karena amalan andalan orang tersebut adalah selalu membaca AL-QUR’AN.
***
Salah satu  sifat Allah swt adalah “pencemburu.” Jika kita lebih senang membaca novel di bandingkan membaca kalamNya maka tidak menutup kemungkinan bahwa Allah swt akan cemburu kepada kita, dan pergi meninggalkan kita, karena salah satu cir-ciri dari sifat cemburu adalah meninggalkan. Jangan harap hidup didunia tanpa kehadiran Allah swt kalau kita tidak senang membaca AL-QUR’AN. Boleh saja kita membaca novel, asalkan diporsir dan diimbangkan dengan membaca AL-QUR’AN dalam kehidupan sehari-hari kita.
Semoga bermanfaat

                 



Senin, 15 Desember 2014

sepeda malam itu...

Sepeda malam itu…
Senin, 15 Desember 2014

            Malam ini, aku mulai terbiasa dengan kebiasaan baru di rumah. Selain belajar musik secara otodidak, aku sesekali online dan melihat-lihat miliyaran tayangan yang disajikan di internet. Facebookan, youtube, belajar matematika, melihat video musik sampai menonton trailer film-film terbaru.
            Tiba-tiba, pandangan saya tertuju pada cahaya ponsel yang menampilkan beragam pesan yang belum terbaca. Whatsapp, sms, facebook, BBM dan pesan-pesan lainnya baru saya baca satu per satu karena ponselku sedang di charger di sudut ruangan rumah. Salah satu pesan yang membuatku ingin bergerak yaitu BBM dari sahabatku, Nabilla
“PING!”
“Nar, boleh minta tolong ga?”
            Merasa punya banyak waktu luang di permulaan malam ini, aku langsung bergegas mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa. Lepi, card reader, kabel data, rompi dan helm sepeda. Setelah berdandan cukup rapi, aku  mengambil sepeda sebagai alat transportasi malam ini karena jarak rumah kami tidak begitu jauh, ya mungkin hanya sekitar 500 meter. Dengan mengendap-ngendap agar tidak mengganggu ibu yang sudah tertidur karena acara ulang tahun salah satu stasiun televisi swasta yang menampilkan banyak hiburan (lagu, musik dan penampilan lainnya), aku berhasil mengeluarkan sepeda keluar rumah. ‘wangi durian memang tidak bisa ditutupi,’ entah ada angin apa ibuku terbangun dan menanyakan kondisiku yang sudah siap pergi dengan menggunakan sepeda.
“Nar, rek kamana? Kunaon teu make motor? Mawa naon sih?”
            Jutaan pertanyaan menyerbu pemikiranku sebelum aku menggowes sepeda keluar rumah pukul 20.30. Setelah aku jawab seluruh pertanyaan tersebut dengan singkat (demi baktiku kepadanya), aku pergi dengan Bismillah.
            Susana malam tidak dapat disamakan dengan siang hari, gemerlap lampu kendaraan yang menerangi jalan raya, membuatku semakin bersemangat menggowes sepeda hitam yang ku kendarai. Rem belakang yang sudah tidak berjalan lagi (blong), membuat saya harus lebih berhati-hati terutama berada pada kondisi jalan raya Pomad-Kopem yang notabenenya selalu ramai.
            Dijalan aku tidak sendirian, banyak juga goweser yang masih lalu-lalang ditengah jalan raya. Ada beberapa komunitas sepeda yang nongkrong diwarung-warung sekitar pomade seraya menyapa perjalananku dengan menggunakan lonceng/belnya yang khas. Nyebrang? Alhamdulillah, ada waktu disaat jalan sepi dan aku dapat menyebrang dengan selamat.
            Sesampainya disana, Nabilla langsung membukakan pintu dan to do point melakukan keinginannya untuk memperbaiki memorinya yang rusak. Setelah bersalaman dengan Kinkin dan Bunda Nabill, saya langsung melepas rompi dan berusaha membantu menyelamatkan kondisi memori tersebut. Bingung? Yaiyalah, bukan bakatnya aku memperbaiki hal seperti itu, hehehe.
            Awalnya kami mencoba memasukkan data ponsel Nabill (Samsung ACE 3) dengan kabel data milikku. Setelah dicoba berulang-ulang dan hasilnya selalu gagal, Nabill mengambil kabel data miliknya dan mencoba hal serupa. “Berhasil!”
            Lantas apa yang selanjutnya dilakukan, kami mencoba memasukkan sebuah file download’an untuk mengekstrak data yang tidak bisa dibaca, sesuai dengan petunjuk dari catatan blog milik orang lain (hasil searching di google). Berkali-kali dicoba akan tetapi tidak membuahkan hasil. Open with yang pertama, kami mengubah data tersebut menjadi adobe dan seterusnya kami kebingunan. Gagal dan terus gagal.
            Lama tidak membuahkan hasil, kami mencoba menggunakan card reader yang ternyata hasilnya sama saja, tidak ada perkembangan yang nyata dari kartu memori tersebut. Entah apa yang menjadi penyebab masalah ini, berharap ini cepat selesai dan berhasil diperbaiki. Setelah dicoba berulang-ulang, kendala selanjutnya adalah kartu tidak dapat dimasukkan karena loncer. Pasrah dan tetap semangat, Nabill mencoba mendownload dan install winzip untuk mengekstrak data ‘rar’ menjadi bisa dibaca. Hal ini dilakukan karena winzip di lepiku minta registrasi padahal sebelumnya tidak pernah.
            Sambil diselingi dengan melakukan chat dengan teman Nabill dari Pakistan, tetap saja tidak ada perkembangan yang muncul setelah dicoba berulang-ulang. Akhirnya pertemuan singkat tersebut ditutup dengan merapikan barang-barang yang sudah digunakan. Histeris, saat aku membacakan nilai kuota milik Nabill yang berkurang 70 Mb (dari 300’an Mb menjadi 230,0 Mb), dikira sudah benar-benar habis, namun takdir masih menyisakan paket kuota di untuk digunakan semestinya.

            Sigkat cerita, pertemuan tersebut ditutup dan aku kembali pulang kerumah dengan menggowes sepeda. Tetap bersemangat sampai pulang kerumah dan bersegera menyimpan sepeda didalam rumah dan menuliskan pengalaman baruku didepan lepi. Senang sekali. 

Jumat, 12 Desember 2014

khotmil quran sdm Desember 2014

Khotmil Qur’an SDM SALAM
Kamis, 11 Desember 2014
@SM SAB

Selamat kepada peserta khotmil SDM #1: Pak Soma, Pak Anas, Bu Atika, Bu Rahayu, Bu Yunda & Bu Fatimah. Congratulation! Juga untuk pak Yasir, bu Euis dan bu Rahayu yang mendapatkan kesempatan untuk pergi UMROH. Barakallah…

Pak Agus G. Y.
Alhamdulillah, momen ulang tahun Yayasan Progress Insani  tahun ini dipenuhi dengan rangkaian acara yang sangat-sangat luar biasa, tentunya ini semua merupakan hasil kerja keras dari teman-teman dan hasilnya begitu berasa/terasa sampai orang-orang non Sekolah Alam Bogor. Banyak respon positif untuk acara SALAM FESTIVAL kemarin (terimakasih kepada seluruh panitia) dan sesuai schedule, Alhamdulillah kita dapat membuat acara khotmil ini untuk guru-guru SAB. Tahun depan insyaa Allah akan lebih banyak lagi pesertanya karena insyaa Allah pak Agus, pak Husnan, dkk mau ikut bergabung meramaikan khotmil season 2. Insyaa Allah…

Pak Husnan
Hmmmm, banyak yang ingin disampaikan untuk Sekolah Alam Bogor dan teman-teman semua. Berbagai macam perasaan beraduk mulai dari haru, senang, sedih dan perasaan yang lainnya. Memulai ini semua, “dari bukan apa-apa, menjadi sesuatu yang diperhitungkan oleh banyak orang.” Sesuatu yang patut kita syukuri dan dapat dijadikan sebagai bentuk referensi untuk waktu-waktu yang akan datang.

Kalau sekolah ini sudah menjadi contoh untuk orang lain, kita harus bisa mulai memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas agar terus bertambah kemampuannya dihadapan banyak orang yang ingin sharring/belajar dari kita. Dulu, sumbangan sebesar ‘satu juta rupiah’ itu begitu sangat luar biasa. Alhamdulillah saat ini sudah mencapai 8 M dalam setiap 1 tahun yang berputar.

Belajar dari kisah Rasulullah saw., seseorang yang mampu merubah kondisi peradaban jahiliyah menjadi peradaban yang baru, dalam waktu yang singkat (13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah) dan mampu bertahan lama sampai saat ini. Ingin rasanya usia 26 tahun YPI kelak dapat memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat yang luas. Teruslah berkarya dan berkarya untuk bekal saksi di akhirat.

Ust. Yasir
Sudah bertahun-tahun pak ustad mampir ke Sekolah Alam Bogor dan dari hasil pengamatan, sudah banyak juga yang berubah, termasuk bangunan Mushola SM. Pertama kalinya beliau berbicara ditempat itu dengan semangat kajian yang luar biasa pada setiap kehadirannya. Beliau tahu bagaimana bangunan SM ini dibangun, bahkan sampai berita pro-kontra kehadiran SM di sekitar pesantren Tanah Baru, hingga akhirnya SM SAB dibangun ditempat ini yang kondisinya seperti surga, ada sungai yang mengalir dibawahnya (meskipun bukan madu, akan tetapi sudah terwakili). Beliau tinggal di Taman Cimanggu dan insyaa Allah masuk Taman Firdaus yang berada di surga Allah swt. amiin… (bukan Taman Firdaus yang berada di Bubulak, yaaa…)


Berbicara tentang Sekolah Alam Bogor, sekolah ini menjadi salah satu alternative pendidikan di Indonesia yang sudah banyak orang luar (baik individu maupun instansi) yang mengkopi bahkan Co-Pas persis pola Sekolah Alam Bogor. Merenungi hal ini, kita kaji surat Ibrahim ayat 7:
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ  
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Tentang syukur, adakah do’a teman-teman yang belum dijabah oleh Allah swt.?  Surat Ibrahim: 34 menjelaskan:
34. dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Ayat tersebut merupakan spirit untuk kita untuk selalu brsyukur kepada Allah. Sekarang kita jawab, lebih banyak mana do’a kita yang belum dijabah/dikabulkan, atau nikmat Allah yang sudah kita dapatkan? Tentu saja jawabannya adalah, “Nikmat.”

Berbicara soal umur, usia YPI tahun ini merupakan tahun penjajakan (kalau kita ibaratkan dengan manusia). Metamorphosis perubahan dari anak-anak menuju remaja. Sudah baligh dan bersiap-siap meminggul taklif (pembebanan agama) yang lebih besar dari sebelumnya. Segala macam keinginan dan harapan baru biasanya muncul pada usia-usia seperti ini, jangan khawatir karena memang begitu prosesnya.

Ukuran standar kelayakan hidup seseorang saat ini yaitu dilihat dari ponsel Android-nya. Justru malah aneh kalau dizaman modern masih menggunakan yang jadul. Sudah sering kita lihat para buruh yang berdemo meminta kenaikan gaji. UMR Jakarta sebesar 2,7 juta dan di Bogor hampir 2,6 juta, sebenarnya sudah sangat cukup (kalau makanannya cuma gorengan dan mie instan), berbeda dengan kondisi di Yogyakarta, Semaran dan lainnya.

“Yang bikin mahal yaitu life style orang Bogor saat ini.”

Banyak motivasi yang selalu digunakan oleh orang-orang Sunda, “biar tekor asal kasohor” (biar rugi yang penting terkenal). Salah namun tetap diperjuangkan, aneh bukan? Gaya pakai hp dengan memori tinggi dan ram 2 GB, tapi cuma untuk sms-an. Sayang, manusia saat ini lebih banyak yang zalim dan mengingkari nikmat dibandingkan dengan orang yang bersyukur.

Salah satu nikmat terbesar yang sekolah alam miliki adalah “MEMPUYA COMMUNITY (komunitas).” Beragam jamaah bersatu dengan misi dan visi yang sama, bahkan ada diantara kita yang lebih dekat dengan teman-teman/rekan kerjanya di SAB dibandingkan dengan keluarganya sendiri. Bener ‘kan!

Adakah non-muslim yang menitipkan anaknya di SAB ini? Pak Husnan kaget mendengar pertanyaan semacam ini. Seharusnya kita harus lebih meluas dalam menerima siswa, menjadikan sekolah ini sebagai media dakwah lembut (salah satu cara berjihad) karena faktanya masih banyak orang-orang muslim yang menyekolahkan anak-anaknya di RP. Apa alasannya? Karena disana lebih disiplin dalam segala hal, tidak hanya murid, guru dan juga SPP-nya. Hhehe…

Rasulullah saw pernah berkata bahwa, “berjamaah itu merupakan rahmat.” Hal ini dikuatkan dengan perkataan Ali bin Abi Thalib ra., “sekeruh-keruhnya hidup berjamaah, itu lebih baik ketimbang sebening-beningnya hidup sendirian.”

Menikah itu kompetensi dasar untuk menentukan SDM itu safety atau tidak. Guru yang jomblo perlu disegerakan dalam menjalin hubungan yang halal. Insyaa Allah teman-teman sekolah alam siap membantu. Jadi ingat dengan kisah pak Agus yang sampai di antar sampai Sukabumi (biar kita ingat Desi Ratna Sari, Vagetoz, bukan Farid Raharja di Cibadak). Juga kisah pak Husnan yang mertuanya adalah jamaah pak ustad, sehingga setiap kali ada masalah, bisa dengan mudah didiskusikan dan alhamdulillahnya belum pernah ada masalah yang dilaporkan dari pak Husnan. “Siap tad!” jawaban dari jamaah pak ustad yang menjadi orang tua dari istrinya pak Husnan, seperti seorang prajurit setiap kali ditanya.

Sampai saat ini, sekolah sedang mencari jalan keluar, “bagaimana caranya memberikan tempat tinggal untuk guru-guru yang dekat?” Khawatir untuk SDM yang rumahnya jauh kehilangan hafalannya, berguguran ditengah jalan. Mempengaruhi biaya transport serta cost-cost yang lain yang bisa berakibat fatal. Pak ustad hanya bisa mendo’akan.

“Tidak ada cara yang paling kuat untuk agama, kecuali dengan mensyukuri hal-hal kecil (mikdatul qulub).”

Sebesar apapun uang yang kita miliki, kalau Allah belum mengizinkan untuk menyatukan hati orang-orang, maka tidak ada relasi yang terbangun. Kalau anda belum merasakan in-group maka anda belum ikhlas dalam bergaul. Ada 2 perkara yang paling sulit dicari, yaitu
·         Harta
·         Sahabat sejati (beruntung kita berada di sekolah alam), bisa merasakan sedih bersama, senang bersama, haru, galau dan perasaan lainnya kalau kita berjamaah.

Hanya sekolah alam yang memiliki 150 SDM dengan murid 600an orang, sehingga perbandingannya 1 guru dan 4 murid, seperti homeschooling. Berharap sekolah ini mempunyai umur yang panjang, seperti GONTOR, sekolah yang sudah berumur sampai 100 tahun, bertahan dengan segala keunikannya. Apa yang menyebabkan sekolah tersebut mampu bertahan sampai sekarang?

Gontor, memiliki sistem aturan yang sangat kuat dan ketat dan tidak pernah diganti dari dulu sampai sekarang. Bahkan para kiayi sekalipun tidak memiliki wewenang untuk mengubah aturan tersebut dan kena sanksinya (angkat koper) jika melanggar. 3 aturan itu, yaitu:

1.      Tidak boleh berbohong
Boleh saja kita mencontek saat sedang ujian, akan tetapi kalau tidak mengakui perbuatan kita saat sidang, maka wassalam… Termasuk catatan pribadi, harus lengkap dari kelas 1 SD tidak boleh berganti-ganti. “Itulah ilmu!” Kalau ada yang meniru catatan sama persis dengan temannya, maka bersiap-siap saja untuk pergi

            Pernah ada seorang bapak-bapak menyumbangkan 10.000 bibit jati emas, tetap saja tidak ada toleran saat anak berbuat kesalahan, termasuk semua cabang Gontor disemua tempat karena riwayat pelanggarannya.

2.      Tidak boleh menyepelekan orang lain
Disekolah Gontor menggunakan 3 bahasa (bilingual- Inggris, arab dan Indonesia) untuk percakapan sehari-hari.  Sekalipun ada yang tidak bisa, kita tidak boleh menghina/membully ketidaksanggupan teman kita tersebut. Barangsiapa yang mengolok-olok, maka pada hari itu juga harus pergi meninggalkan Gontor. Misal habis jalan-jalan, seseorang berkata “habis thoriq-thoriq (jalan-jalan),” maka itu harus dihargai tanpa kita perolok/tertawakan.

Pernah ada 1.200 siswa dikeluarkan karena mentertawakan temannya dan hanya tersisa 400 orang. Kiayi tersebut berkata, “tidak mati sekalipun, akan digantikan dengan 10.000 pendaftar baru oleh Allah swt.” Dan faktanya memang benar, tanpa menggunakan brosur promosi, Gontor tetap bertahan.

3.      Masalah teknis: sekali sudah keluar tanpa izin, jangan pernah berharap untuk kembali
Siswa/siswi yang pergi meskipun sebentar tanpa kabar/berita, maka telah dianggap sudah keluar. Keluar bisa saja secara bebas, masuknya yang dilarang. Harus ada surat keterangan, izin dari security, paraf kiayi dan surat-surat lainnya, bahkan sampai anak kita mau meninggal sekalipun, baru bisa kita bawa keluar.

Ada 9 pintu yang harus dilalui. Orang tua yang berkunjung hanya ditempakan di Bapenta, Badan Penerimaan Tamu. Tidak bisa melihat sama sekali asrama dan tempat tidur anak-anak kita disana. 

Ada 6.000 guru dengan dana SPP bulanan Rp 500.000,- (itu pun untuk segala keperluan anak), Gontor menjadi salah satu sekolah favorit orang tua. Guru-guru sejahtera memiliki tempat tinggal, mobil, motor, kulkas, televisi dan yang lainnya. Kalau belum sebaiknya tidak memasukkan anak ke Gontor. Senyum yang tidak pernah padam merupakan modal utama untuk ke Gontor.

“Gontor tidak memberikan gaji, melainkan memberi kehidupan,” ucap salah satu guru disana.

Mudah-mudahan YPI mencapai usia 100 tahun oleh cucu-cucunya. Semoga nikmat ini tidak terhenti sampai saat ini, melainkan sampai seterusnya anak-cucu kita merasakan kebersamaan di sekolah alam. Semoga khotmil tadi sampai tahap security di sekolah alam bogor, agar partisipan semakin banyak. Standar kita adalah juz 30, jangan sampai gurunya kudet, boleh saja anak lebih pintar dari gurunya, tetapi kita harus bisa menyeimabangkan. Semoga sekolah alam bisa memberikan yang terbaik selalu, meskipun ada air mata, itu merupakan air mata kebahagiaan.

Ditutup dengan iringian do’a terutama kepada pak Erfan semoga cepat menemukan jodohnya. Kalau ingat ingat-ingat, do’anya pak ustad itu manjur loh, kenapa? Masih ingat salah satu pengajian bulanan SDM (di auviroom) yang diisi beliau dan pak Handi menjadi MC nya waktu itu, diakhiri dengan do’a khusus pak Handi yang terbukti tidak lama kemudian, pak Handi menyebarkan undangan. J semoga saja…

      
      Semoga bermanfaat…

Rabu, 03 Desember 2014

menejerku, kenapa?

Menejer-ku marah!
Senin, 1 Desember 2014
Hmm, belum pernah saya merasakan hal seperti ini sebelumnya, melihat seorang menejer/kepala sekolah SM marah karena tidak dihargai saat memberikan pengarahan kultum pada hari senin, 1 Desember 2014. Kejadian tersebut bermula ketika jadwal kultum bulan Desember belum dibuat dan belum disosialisasikan kepada seluruh siswa, pak Okwan berinisiatif menjadi imam shalat dzuhur dan meminta Dzahry (yang secara siap maupun tidak siap) untuk memberikan kultum yang ia ketahui, apapun temanya.
Setelah beberapa orang selesai melakukan shalat ba’diyah dzuhur, Dzahry kemudian berdiri yang memberikan cerita singkatnya dengan tema “takut karena Allah swt.” Hampir semua siswa dan siswi mushola waktu itu terhibur karena pembawaan ananda Dzahry yang khas dan unik. Singkat dan berisi.
“Kalau ada orang lain mengajak berbuat ‘mesum’ bilang saja, ‘aku takut karena Allah swt.’”
Seperti biasa, seorang imam akan mengambil alih komando ketika pemateri kultum selesai memberikan kajiannya, dalam hal ini pak Okwan yang mengapresiasi kultum Dzahry. Sudah sering diingatkan bahwa kita harus ‘respek’ terhadap orang lain, minimal dengan mendengarkan seseorang yang sedang berbicara didepan (siapapun itu) tanpa mengeluarkan suara/diam. Lagi dan lagi hal yang sama terulang, ketika pak Okwan menyampaikan sedikit pemaparannya, suasana kembali gaduh oleh kicauan sebagian murid yang membuat suara pak Okwan tidak terdengar. Beberapa kali beliau mengambil mic dan mematikannya kembali akan tetapi tidak ada respek dari anak-anak sehingga pak Okwan mengambil tindakan dengan menghentikan nasehatnya sekaligus anjuran untuk melakukan shalat munfarid (meniadakan kultum harian).
Serentak seluruh siswa terdiam dan bingung, melihat pak Okwan sudah jauh meninggal mushola menuju kantornya. Lantas apakah respon anak-anak terhadap hal tersebut? Hampir semuanya tidak peduli dan melanjutkan aktifitasnya seperti biasa, seolah kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Ada beberapa yang menggerutu, ada yang menyalahi diri sendiri, bahkan ada pula yang saling menyalahkan satu sama lain.
Ruang mushola kembali sepi setelah anak-anak bubar meninggalkan tempat itu, namun ada juga yang tetap stay didalam mushola untuk sekedar bercengkrama dan bermain catur didalamnya. Mayoritas dari mereka adalah SM 3. Aku yang ikut merasa bersalah (meskipun saya tidak pernah mengobrol saat kultum), karena telah membiarkan anak-anak ngobrol, bersegera mengambil tindakan bersama bu Yunda untuk mengumpulkan seluruh ketua kelas kecuali Reksa (berhubung hari itu tidak masuk) dan mendiskusikan masalah tersebut kepada perwakilan kelas yang sudah berkumpul. Termasuk dalam diskusi tersebut ada juga Galih sebagai ketua OSIS dan juga beberapa teman yang lain seperti Sultan, Ramzi, Haidar dan lain-lain yang berpartisipasi dalam perkumpulan kecil tersebut. Sudut tenggara mushola waktu itu sibuk dipenuhi aspirasi anak-anak dalam membahas persoalan yang masih hangat terkait ‘kemarahan pak Okwan.’
Dipandu oleh bu Yunda, diskusi yang berlangsung sangat singat tersebut menemukan beberapa point penyebab masalah itu. Mereka mengakui bahwa hal tersebut disebabkan karena suara anak-anak mendominasi pak Okwan (dan guru-guru lainnya) saat sedang kultum. Ditengah-tengah diskusi, ada komentar yang beranggapan bahwa pak Okwan hanya mengambil tindakan “serius, serius, bercanda” untuk memberikan kita pelajaran, tidak semuanya benar. Ada juga yang mengomentari pak Okwan bahwa tindakan tersebut terlalu ‘delit’ (bahasa sunda) atau sarkatisme (membawa emosi, cepat marah dalam mengambil tindakan) sehingga menyesatkan seluruh siswa untuk tidak shalat berjamaah dan menghilangkan kebiasan baik SM lainnya.
Ditengah diskusi, pak Okwan berbisik kepada pak Rizal dan menyatakan bahwa “Happy Hour’s ditiadakan!” Kabar yang langsung disampaikan pak Rizal kepada kami membuat suasana semakin panas. Berhubung waktu yang sudah mendekati pukul 13.00, pertemuan ditutup dengan kesimpulan beberapa macam “cara meminta maaf,” yang nantinya akan disosialisasikan kepada teman-teman setiap kelasnya.
Sepulang sekolah, pertama kalinya Naufal SM 2 berbicara didepan kelas untuk mendiskusikan hal ini. Kurang lebih 15 menit kepulangan anak ditunda sampai akhirnya bu Furi menengahi pertemuan tersebut dengan menampung segala aspirasi siswa di SM 2 Turmudzi, begitupun kelas-kelas yang lainnya.
What next?

Keesokan harinya, Selasa, 2 Desember 2014, kultum dan shalat dzuhur-ashar berjamaah tetap dilakukan seperti biasanya. Lagi dan lagi, kegaduhan terjadi yang membuat pak Bagus bertindak tegas saat memberikan apresiasi terhadap Dzahry yang telah melakukan kultum. Seketika mushola hening, Irfan dipanggil sebagai perwakilan untuk memberikan pernyataan sekaligus permohonan maaf kepada semua. Semoga hal seperti ini tidak terulang kembali dimasa yang akan mendatang, amiin.