Pelatihan GPK
Sabtu, 12 November 2016
Ibu Jasinta F. Rini
Aula Cikeumeuh - Cimanggu Bogor
Pertamanya,
Ada enam fakta tentang otak yang katanya benar, coba kita bahas satu persatu.
1. Permanent
2. Stop Growung in Old Age
3. Will Grow Perfectly
4. Only Determine by Genetic Factor
5. Smart IQ not Smart EQ
6. Visual Style - Audio Style
Apakah benar fakta tersebut di atas, mari kita buktikan.
PERMANENT
Saat lahir sel otak manusia itu sederhana, ketika di usia 0-3 tahun sel-sel tersebut mulai membentuk jaringan untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya, kemudian pada usia di atas 3 tahun jaringan-jaringan tersebut mulai menjadi kompleks, dan pada masa inilah seorang anak mulai bisa menyerap materi sederhana dengan efektif.
Bahkan perkembangan sel otak sudah dimulai ketika masa -3 bulan kelahiran, dari masa ini sampai dengan anak berusia 12 bulan, adalah masa keemasan pematangan sel otak.
Dari fakta itu, apakah benar otak itu permanent? Jawabannya adalah tidak, karena otak jika distimulus dengan beragam aktivitas positive akan selalu berkembang dan berkembang lagi.
Pertanyaannya, lalu mengapa ada istilah pikun?
Akan terjawab di point selanjutnya.
STOP GROWING IN OLD AGE
Diusia 70 atau 80 tahun sebenarnya jika distimulus dari muda otak akan terus berkembang.
Karena otak kita itu mampu meningkatkan area-area kognitif tertentu dengan aktivitas-aktivitas tertentu.
Dan pada masanya akan ada pemangkasan terhadap apa yang sudah terstimulus dengan baik.
(Gambar)
Di gambar pertama ada area merah, atau bagian yang terstimulus dengan efektif
itu lebih banyak dari pada di gambar kedua pada saat usia anak bertambah, begitu pun untuk gambar kedua dan ketiga.
Jadi, area yang mengalami stimulus akan tetap, dan area yang tidak mengalami stimulus akan dipangkas.
Maka dari itu kita tidak boleh malas beraktivitas, karena aktivitas menangkap bola saja itu memerlukan koordinasi yang sangat rumit, ada tentang kalkulasi, matematik, ancang-ancang yang berkaitan dengan motorik, visual, auditory, attention dan lain. Dan itu saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya secara kompleks.
Pada anak autism, koordinasi inilah yang tidak terbentuk, maka untuk melakukan hal-hal yang sederhana mereka harus distimulus dengan lebih banyak exercise daripada yang lain.
Active & Pasive Listener
Otak yang sering nonton tv, jarang terjadi reaksi, singkatnya jarang di pakai.
Untuk menghindari belajar pasif, anak harus belajar aktif (ikut serta). Jika active listener sering latih maka akan membuat satu rajutan yang disebut 'keterampilan'
Permainan Interaktif mempengaruhi:
-Caudate: learning memori
-Thalamus: sensorik, motorik
-Hippocampus: emosi, mood
Alasan pentingnya bermain:
1. Bermain adalah sumber belajar
2. Bermain meningkatkan koneksi neuron (memungkinkan transfer pesan lebih cepat dengan fungsi otak lainnya).
Contoh main lompat tali, secara tidak langsung belajar matematika (kalkulasi jarak dan tenaga yang di butuhkan)
3. Mempersiapkan keterampilan hidup masa mendatang: motorik dan sikap
4. Penting untuk pertumbuhan yang sehat
5. Deprovasi bermain berakibat munculnya perilaku devian/gangguan
"Kalau anak jarang bermain bisa mengakibatkan perilaku menyimpang, dalam hal ini permainan yang sehat bukan hanya gerakan jempol"
"Kalau hanya melakukan 1 skill itu mudah, tapi kalau di tambah dengan koordinasi maka lebih rumit" *bermain games lompat-lompat
Kalau koordinasi sering dilatih lebih cepat kita BERGERAK. Tidak ada yang namanya multitasking. Semakin banyak bergerak semakin banyak respon otak.
"Berolahraga 45 menit seminggu 3 kali bisa mengurangi resiko alzeimer"
2 minggu bermain games dapat menurunkan kemampuan kontrol diri, bagaimana kalau 2 bulan dan menjadi kebiasaan?! Kurangi bermain video games.
Kalau otak kita di luar, mungkin kita bisa lebih waspada menggunakannya, hanya saja otak kita berada di dalam kepala, jadi kita tidak tahu cara kerjanya. So, hati-hati dengan otak...
Otak dibentuk dari pengalaman, semakin banyak pengalamannya semakin berkembang kemampuan otaknya
Smart IQ not smart EQ?
Kecerdasan adalah kemampuan untuk mengintegrasi semua hal: memahami apa yang ingin diungkapkan, dapat bergerak, memahami apa yang dilihat, dsb.
Contoh belajar musik: belajar mengambil keputusan (salah satu komponen kecerdasan), mengingat kembali lagu yang pernah dimainkan (melatih memori), motor lidah bergerak
"Suatu kegiatan itu overlap, menggunakan kemampuan seluruh bagian otak"
Visual style not Audio style?
Kalau hanya mengandalkan audio bisa jadi saat mengeluarkan data/output kurang maksimal karena mendengar saja tidak maksimal
Kalau anak tipe visual jangan ditempatkan duduk di belakang karena banyak distrak dari teman temannya
Catch The Ball: Visual, kalkulasi, motorik seluruh otak bekerja, sensori, dsb
"Dekat dengan ABK membuat kita jadi lebih peka"
Ibarat menelepon tapi jaringannya putus-putus karena koneksi bts tidak nyambung, begitu yang terjadi pada anak yang belum paham instruksi
"ABK itu anugrah Tuhan karena tiap 1 hal membutuhkan perjuangan luar biasa"
Ketika ingin melatih sesuatu dan mencapai target, butuh konsistensi agar jembatannya nyambung.
Bergerak ke kanan sekali pun itu membutuhkan kemampuan ingatan memori, kalau ada instruksi ke kanan tapi kita tidak pernah belajar informasi kanan, maka tidak akan terjadi.
Penyebab masalah gangguan anak
-masa kandungan
-kurang sentuhan
-salah asuhan
-trauma
-penyakit
"Intonasi seorang ibu itu berbeda dengan suara pembantu dan televisi"
Pilar otak:
*Sensori
*Visual
*Auditori
*Atensi
*Emosi
Pondasi penyusun otak:
-Motorik, visual & auditori
-Keseimbangan kontak mata
-Koordinasi motorik
-Memori & konsentrasi
-Atensi & kemampuan skill
-Menulis & akademis
-Self confidence
Semua dikuatkan dari mulai pondasinya. Dalam sebuah kereta kuda, kuda yang lambat adalah yang menjadi faktor mempengaruhi jalannya kereta kuda.
Pun dengan otak, kalau ada kemampuan yang kurang (belum balance) bisa menjadi faktor penghambat
Otak bisa di stimulasi menjadi lebih baik dari sebelumnya
Sejauh mana mereka kalau sudah dewasa, apakah bisa mengandalkan dirinya sendiri? Apakah bisa diterima dengan masyarakat? Apakah bisa mewujudkan cita citanya? Adalah tugas kita semua...
*Masalah reseptif: membaca & mendengarkan
*Masalah produktif: menulis & berbicara
Dalam otak autistik:
-Mind the gap: ada jarak antara sambungan otak
-Not in sync: sinyal yang masuk dianggap pengganggu
-Autism anomaly: terjadi perbedaan yang semestinya
-Fragile genes
ABK mengalami gangguan transmisi, baik dari dalam keluar atau sebaliknya.
Proses encoding & decoding terjadi dengan kurang maksimal.
"Setiap gangguan anak harus dilakukan pendekatan yang berbeda"
Harapan adalah kunci sukses mencapai keberhasilan ABK. Latihannya harus konsisten dan konstan dengan diiringi kesulitan yang meningkat, 80% pernah diberikan 20% baru diberikan
Orang yang tuna rungu otaknya mengidentikasi rangsang dengan memaksimalkan kemampuan visual, visualnya jauh lebih baik (penglihatan lebih luas)
Stroke, sel yang rusak akan tetap rusak, namun sel baru membangun jaringan baru dengan stimulasi pemulihan, merekrut sel lain yang sudah rusak untuk bisa melakukan kembali kemampuan yang lumpuh atas kerja otak
Bagi dunia, kau hanyalah seseorang... tapi bagi seseorang, kau adalah dunia
Pertanyaan:
Kalau sudah lewat masa 5 tahun, kejar sesuatu yang lain karena patokan usia tidak hanya 5 tahun. Beri stimulasi yang tepat
Anak yang lebih senang di dalam rumah, boleh saja tapi harus di tes, harus ada perkembangan otak sesuai dengan umurnya. Kalau ada fungsi yang belum matang (lebih senang berdiam diri - mempengaruhi mod dan semangat) maka harus di stimulus
Kalau sulit mengajarkan huruf, ajarkan anak sebuah KATA, ibarat kita menyebut Bali maka banyak makna yang bersinggungan dengan Bali
Setiap anak harus dibuat jadwal kesepakatannya masing-masing. Tabel perkembangan setiap anak berbeda.
Kalau anak senang pelajaran bahasa Sunda, mungkin dulu pernah belajar (download) dan sekarang proses aplikasinya tidak masalah kan? Yang penting belajar hal positif.
Semoga bermanfaat