Pekan Gumbira, benar-benar menggembirakan!
17-23 Agustus 2015
Oleh : Muhammad
Dhinar Zulfiqar
Yap, menurut saya pekan itu benar-benar sangat menggembirakan
bagi hati kecil saya. Mengapa tidak? Satu pekan itu benar-benar terisi penuh
oleh beragam kegiatan yang tidak hanya bermanfaat tapi juga membahagiakan bagi
para pesertanya. Ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan dalam acara 1 pekan
kemarin (yang membuat saya senang bin bahagia), diantaranya:
1. Melakukan acara 17’an (tanggal 17 Agustus) di Gunung Halimun-Salak dengan pak Lukman, pak Iqbal dan pak Agus.
Awalnya hanya diskusi sederhana yang dimotivasi dan diwujudkan dengan sebuah
gerakan, akhirnya kami berhasil mencapai Puncak Salak 1 yang ketinggiannya 2211
mdpl. Mudah-mudahan ini terus berlanjut dan bisa memotivasi yang lain.
Rencananya kami akan membuat komunitas KOMPAS (Komunitas Pencinta Alam Salam)
yang targetnya 1 bulan sekali melakukan summit, ya semoga saja terkabul.
2. Upacara dengan kostum pejuang kemerdekaan. Walau letih dan lelah masih
membungkus tubuh ini, sehari setelah summit saya mengikuti Upacara Bendera di
Sekolah Alam Bogor dengan kostum sebagai “Soedirman”.
Semaksimal mungkin saya berpenampilan total agar semangat para pejuang masa
lalu bisa ditransformasikan dalam aktifitas saya sehari-hari, Alhamdulillah
bisa mengejutkan teman-teman dengan modal yang sangat sederhana (pakaian dari
lemari Almarhum Bapak saya, meski sudah kusam, saya tetap bangga).
3. Mendampingi & Menang. Setelah upacara selesai, saya ikut mendampingi anak ABK
mengikuti lomba ABK se-Bogor di GOR Padjadjaran (lapangan futsal). Alif
berhasil menjadi juara 1 lomba menyanyi dengan lagu 17’an & Nadya hanya
dengan bermodalkan bermain gitar diatas panggung. Selain itu, Aa Fiandi juga
mendapatkan juara 2 lomba makan kerupuk di GOR, sehingga kami pulang dengan
sebuah prestasi dan kebanggaan.
4. Juara 1 lomba balap karung. Masih tertatih dengan kondisi fisik yang kurang recovery
setelah summit, saya mengikuti lomba balap karung estafet perwakilan SDM SM
sepulang dari GOR Padjadjaran. Bersama Pak Denih dan Pak Heri, kami berhasil
merebut juara 1 dalam pertandingan tersebut, mengelilingi jalanan antar PS-SM.
Meskipun tumit kanan saya sakit karena terkena batu, saya merasa sangat
bahagia.
5. SC 17’an teman-teman SM. Meskipun tidak turun secara langsung seperti tahun lalu,
menjadi SC pada tahun ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Bisa
berbagi pengalaman dan menjadi rujukan serta penasihat atas segala kegiatan
yang dilakukan di SM bersama teman-teman OSIS. Terimakasih atas kepercayaan &
kesempatannya.
6. Panitia Gatrik & Galasin. Menjadi panitia tentu saja harus mengorbankan waktu, tenaga
& pikiran yang lebih agar acara terlaksana dengan baik. Tidak jarang saya
pulang sore untuk merencanakan permainan-permainan yang akan ditandingkan pada
Pekan Gembira bersama pak Iqbal dan kawan-kawan. Menjadi juri dan pencatat skor
dari pertandingan yang diselenggarakan adalah hal yang menyenangkan, karena
bisa membahagiakan orang lain. Meskipun tidak ikut berpartisipasi dalam
permainan, Alhamdulillah SDM SM dapat mengantungi juara 1 Gatrik & Transfer
Air juga juara 2 pada permainan Galasin.
7. Semi-Finalis Olahraga Jari. Pertandingan yang cukup unik ini memberikan kesan
tersendiri bagi siapapun yang mengikutinya. Dalam perlombaan ini, saya menang
3x berturut-turut. Kok bisa? Pertama,
menang WO dengan pak Lukman karena beliau lomba masak. Kedua, menang WO dengan Pak Ajid karena tak kunjung datang di RK. Ketiga, menang pinalti dengan Pak Abi
(awalnya mengalahkan pak Hilman 3-0). Keesokan harinya, saya dikalahkan 2-0
oleh pak Iqbal (Madrid Vs Milan). Hingga akhirnya pertandingan itu dimenangkan
oleh pak Rusli.
8. Juara 1 Salam Got Tallents. Kembali kami merebut juara 1 pada perlombaan SGT.
Bermodalkan tekad yang kuat dan latihan 1 malam, kami berusaha semaksimal
mungkin memberikan yang terbaik untuk menghibur seluruh warga SAB dengan
kabaret ala perjuangan kemerdekaan. Idenya tercetus karena kami sudah jenuh
menampilkan perkusi, disamping itu, soundsystem sekolah selalu bermasalah
ketika melakukan pementasan, sehingga kami menyajikan parody dengan cara
lipsing (yang saat ini sedang booming, seperti dubsmash), sehingga menghasilkan
suara yang jelas tanpa menggunakan microphone. Bersama Pak Heri, Pak Chandra,
Pak Didit, Bu Furi, Bu Yunda & Bu Sonia, kami berhasil merebut hati para
juri dan mendapatkan juara 1 pada perlombaan puncak ini. seneeeeeeeeeeeeng
bangeeetzzzzz… :D
9. Menjadi pemateri #1 kelas ide SM. Meskipun waktu itu kondisinya mati listrik, Alhamdulillah
acara dapat berlangsung dengan seru dan mendapatkan antusias dari teman-teman
SM, terlebih lagi ada pak Satria yang mampir dari SD mengikuti pembahasan
tentang “menulis”. Dengan modal ‘berteriak-teriak’ saya dapat menjawab
tantangan menjadi pemateri kelas ide #1 di SM, semoga kalian semua
(teman-teman) bisa menjadi penulis yang professional, amin.
10. Mendapatkan Kaos Jogja & Sarung. Kedatangan salah satu fasilitator SM, memberikan
buah tangan berupa kaos Jogja yang diberikan kepada seluruh SDM ikhwan SM dan
dompet untuk SDM akhwat SM. Oleh-oleh yang anti-mainstream, membuat saya bungah
karena bisa digunakan berkali-kali dikemudian hari. Disamping itu, ada juga
bingkisan yang isinya adalah sarung tenun dari Ka Hana M. Mendapatkan hadiah
yang dibungkus kertas kado, membuat perasaan saya semakin kompleks. Terimakasih
ya Hana M, bu Riz. :D
11. Ikut kelas malam SM 3. Dimintai tolong oleh orang lain adalah hal yang paling membahagiakan,
apalagi kalau pertolongan itu adalah karena bakat/keahlian kita, tentu sangat
mendebarkan hati, bukan? Hhe. Berawal dari tawaran oleh Pak Indra untuk menjadi
MC pada acara kelas malam SM 3, langsung saya accept. Malam harinya, setelah
pemaparan tentang LTM, kami bisa bernyanyi-nyanyi sambil bakar ikan bersama
teman-teman porji. Keesokan harinya, saya menjadi instruktur senam dan olahraga
pagi. Lengkap sudah pekan kemarin.
12. Masih banyak lagi yang membuat pekan kemarin begitu utuh dan berkesan. Saya menyaksikan
Alif, Mario & Saga yang super sekali melakukan speech didepan teman-teman
SM. Saya bertemu dengan orang-orang hebat seperti Kang Rizky (pemateri tebar
salam) & temannya pak Arief yang senang bersepeda bahkan sampai tingkat
antar-provinsi. Saya juga berhasil menemukan rumah HanaM di Perum Pura Bojong
Gede bersama Alif yang jaraknya begitu jauh. Mendapat gelar ‘orang ke-2’ yang
main ke rumahnya setelah Yaya, hm, semoga berkesan ya HanaM, terimakasih untuk
jamuannya. Dipenghujung pekan itu, saya mendapatkan oleh-oleh khas Jepara,
yaitu ‘kue intip’ dari Alif yang dimakan bersama teman-teman SMA sambil
menikmati mie ayam & nasi uduk malam senin kemarin.
Alhamdulillahirabbilalamin, terimakasih ya Allah…