Liqo-Kongkow mingguan
Senin, 19 Januari 2015
Sekretariat IMAGO
Oleh: kang Cipto
“Karakteristik
dakwah Rasulullah saw. pada fase Makiyyah dan Madaniyyah”
Tema umum tentang materi ini terdapat
pada surat An-Nahl ayat 125
125. serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang
tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Perlu kita ketahui bahwa fase ini
hampir terjadi disetiap masa. Salah satu contoh, pada zaman Rasul, sahabat,
runtuhnya ke khilafahan dan Indonesia tahun 80’an, kesemuanya memiliki kesamaan
pada perjuangan para pendahulu dakwah pada situasi yang hampir sama namun
berbeda zamannya. Di Indonesia, mencapai
angka 90 % orang-orang yang berstatus islam di KTP namun perilakunya tidak
mencerminkan orang islam yang sebenarnya.
Perjalann dakwah & sasarannya di
Mekah (selama 13 tahun) dan di Madinah (10 tahun), mempunyai pola bertahap.
Awalnya dimulai dengan dakwah satu per satu yang berlanjut kepada dakwah
terang-terangan. Seperti contoh Rohis SMAN 1 yang mampu sampai tahap masal dan
terang-terangan melakukan dakwah secara terbuka bahkan sampai menjadi
pementor/kadernya berada disekolah lain (salah satunya di SMAN 8 Bogor).
Perjuangan serupa dilakukan oleh
sahabat Mushab bin Umair yang dipercaya melakukan dakwah ke Yastrib (sekarang
Madinah) dan sampai membuka peluang jalan kepada Rasulullah saw. hingga mampu
berdakwah secara terang-terangan. “keep person…”
Lihat yang berpengaruh pada suatu
lingkungan, misal dalam lingkungan sekolah, pengaruhi (approach) wakasek sekolah beserta jajarannya (para guru) yang dapat
memudahkan kita melakukan dakwah sekolah. Justru yang paling sulit adalah
dakwah terhadap keluarga, bisa jadi kita menjadi orang yang sangat lemah
didalam keluarga kita. Banyak benturan batin yang terjadi namun harus kita
perbaiki melalui jalur dakwah, dengan bermodalkan ketegaran iman dari kita
sebelum membujuk anggota keluarga.
Pada perkembangan dakwah (dengan
bimbingan wahyu sampai tahap dakwah terang-terangan) yang mihwar, tahapan/fase sebelumnya tidak dihilangkan. Madar hayyah, pilar pembangunan tidak
lepas dari pengembangan pribadi, keluarga dan masyarakat, tetap tidak
ditinggalkan pengembangan pribadinya, kalau tidak bisa ambruk.
Rasul vs Musyrikin…
Tekanan kepada Rasulullah saw. oleh
kaum musyrikin tidak dibalas dengan kejahatan oleh beliau. Banyak pendukung
beliau terutama dari kalangan bawah, seperti Ammar, Yasir dan Bilal yang
akhirnya mereka menjadi tokoh Assabiqunal Awwalun yang tidak bisa tergantikan.
“Seperti halnya para alumnus perang Badar,
keampunannya lebih didahulukan.”
Memahami kondisi bahasa budak-atasan,
merupakan kepandaian yang harus dimiliki pendakwah. Rasulullah saw. mampu
berkomunikasi dengan baik kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk pamannya
yang kaya dan para budak. Siapapun yang datang, harus segera didahulukan,
pernah Abdullah bin Abdul Maktum (surat Abasa) tidak dilayani sehingga
Rasulullah saw. ditegur langsung oleh Allah swt. sebagai orang bermuka masam.
Bagaimana dengan preman? Jangan ditunda-tunda,
kalau sampai dia insyaf maka perekrutannya banyak. Mengapa? Karena ‘preman’ mempunyai pengaruh besar
dalam lingkungan masyarakat.
Umar pernah berkata, “setiap perbuatan
Rasulullah saw. ada pelajarannya dalam seluruh aspek dapat digunakan oleh manusia
lain.” Yang mau masuk Islam secara kaffah, kondisinya sangat berat. Upaya penyebaran
harus terus berlanjut. Siapapun kabilah yang datang segera samper dan damping
dalam kebaikan.
Rasul yang dipilih Allah swt. sebagai
Rasul terbaik karena kesabarannya, terdapat dalam surat 46 ayat 35:
35. Maka bersabarlah kamu seperti
orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat
azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di
dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup,
Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Jihad untuk Al-Qur’an terdapat dalam surat 25 ayat 52:
52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang
kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar.
Mendorong kemiskinan surat 73 ayat 10:
10. dan bersabarlah terhadap apa
yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
Sebenarnya, dengan kesaktian
Rasulullah saw., bisa saja Rasulullah saw. berdo’a kepada Allah swt. agar
masalahnya selesai. Namun apa yang dilakukan Rasul adalah berikhtiar melakukan
aspek manusiawi. Saat perang Uhud, Rasulullah saw. terluka bahkan giginya
tanggal. Bersabar ketika Bilal ditindih oleh batu oleh majikannya (sampai Abu
Bakar membelinya) walaupun sebenarnya bisa saja berdo’a kepada Allah swt.
karena tidak ada wewenang untuk membebaskan beliau. Tidak tinggal diam,
Rasulullah saw. terus berusaha membantu sebisanya.
Derita kaum muslimin
Allah meneguhkan mereka orang-orang
muslimin, ada kalanya keluhan itu datang dan Allah membela kaum yang muslimin.
Ada 1 syair menarik, banyak orang mengeluh meski belum perang, Allah swt.
menjawab do’a tersebut dengan tidak langsung, "bersabarlah sesungguhnya
kami belum disuruh perang."
“Surga itu tidak murah, banyak
pengorbanan meraih surga”
Esensi nilai perjuangan, jelas berbeda antara nilai gratisan & nilai
yang upayakan. Meskipun sama rasa dan sama bentuknya, pasti berbeda asumsinya.
Begitulah pelajaran terhadap kita dari perjuangan pendahulu Islam yang
memperjuangkan keIslamannya dikala mereka berada dalam kondisi terdesak,
diserang kaum musyrikin, surga adalah hal yang sangat dinantikan keberadaannya.
***
Karakteristik dakwah Rasulullah saw.,
menurunkan 82 surat Makiyyah dan 12 surat di Madinah. Adapun isinya, surat
Makiyah fokus pada pengokohan aqidah dan perjalanan dakwah, adapun Madaniyah
lebih banyak kepada kisah-kisah nabi terdahulu.
Adapun point-point dakwah di Makiyyah
yang dapat kita pelajari yaitu:
1.
Tauhid
2.
Mengimani
hari kiamat
3.
Mengimani
Al-Qur’an dan Muhammad sebagai risalah
4.
Dasar
hukum & akhlak mulia
5.
Kisah-kisah
para nabi
6.
Perdebatan
dengan kaum musrikin
***
1. Tauhid
Perlu kita ketahui, sebenarnya kaum
musyrikin menyaksikan bahwa Allah swt. sebagai pencipta (rububiyah-nya ada)
akan tetapi mereka apresiasikan berupa wujud patung untuk fokus ibadah mereka,
tercantum dalam surat ke-10 ayat 31:
31. Katakanlah: "Siapakah yang
memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah".
Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
[689] Sebagian mufassirin memberi
misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari
ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara
bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
2. Mengimani hari kiamat
Kaum Musyrikin mengimani tentang
adanya hitungan amal akant tetapi tidak menginginkan adanya kiamat. Mereka
seolah hidup hanya untuk dunia, apa yang mereka usahakan itulah yang mereka
dapatkan, hanya sebatas itu. Padahal sudah dijelaskan tentang adanya hari akhir
(mulai dari kebangkitan, masyhar, perhitungan amal, dsb.) namun disitulah
kelemahan mereka. Allah swt. berfirman dalam surat 31 ayat 40-41:
40. Allah-lah yang menciptakan
kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu
(kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat
berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari
apa yang mereka persekutukan.
41. telah nampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).
3. Al-Qur’an & risalah Rasulullah
saw.
Banyak keimanan seorang muslim yang
dipertanyakan ketangguhannya bahkan ketika Rasulullah saw. masih hidup, salah
satunya adalah “Isra mi’raj.” Banyak kaum yang lemah iman bahkan sampai
mengolok-ngolokan Rasul ketika peristiwa isra mi’raj, bahkan diterangkan dalam
sebuah riwayat hanya satu orang yang membenarkan perkataan Rasulullah saw.
yaitu Abu-Bakar ash Siddiq.
Kaitan antara umat terdahulu dengan
umat saat ini, bisa jadi ada karakteristik sahabat yang timbul didiri kita
(memirip-miripkan dalam hal kebaikan itu diperbolehkan). Abdurahman bin Auf
seorang bisnisman, Khalid bin Walid seorang ksatria berperang. Bahkan bisa jadi
kita adalah pergabungan dari sifat-sifat baik para sahabat yang melekat pada
diri kita.
Mengapa Rasulullah saw. selalu
menghadapi masa-masa sulit, padahal bisa saja beliau berdo’a kepada Allah swt.
untuk dimudahkan dalam segala urusannya? Rasulullah saw. berusaha sebaik
mungkin berusaha dalam bentuk manusia (yang bisa diikuti oleh umatnya). Kalau
saja beliau melakukan cara-cara ghaib layaknya malaikat, mungkin banyak manusia
yang tidak percaya terhadap beliau.
Termasuk dalam penyampaian dakwah
yang tidak hanya sekali dilakukannya, bahkan sampai dianggap sebagai dongeng
pagi dan petang. Al-Qur’an merupakan mukzizat terbaik Rasulullah saw. yang pada
saat itu mengedepankan sastra. Dalam surat 18 ayat 1-3:
1. segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab
(Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus,
untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi
berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh,
bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk
selama-lamanya.
[871] Tidak ada dalam Al-Quran itu
makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
4. Dasar hukum
Dasar hukum dan akhlak mulia (qulyatul
khoms) mencakup banyak hal seperti ten commander-man, Birul walidain, ekonomi,
politik, sosial dan yang lainnya agar lebih tertanam dan melekat disetiap umat.
Bahkan Mushab bin Umair pun lebih memilih Islam meskipun harus menentang nyawa
ibunya yang kafir dengan memboikot aksi mogok makan dan tidak sedikit umat
muslim yang terpaksa perang melawan orang tua atau saudaranya sendiri saat
perang Badar karena memilih Islam.
“Sabar = pahala besar”
Banyak desakan yang diterima
Rasulullah saw. ketika menyampaikan kebenaran hukum yang harus diperbuat.
Desakkan tersebut semakin menjadi ketika Abu Thalib-pamannya, meninggal dunia.
Allah swt. menjelaskan dalam surat 16 ayat 90:
90. Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
“Rasulullah saw. hanya membenci kekufuran,
terhadap manusianya tetap beliau sayangi (meski dilemparkan kotoran, tetap
beliau besuk saat sakit, bahkan yang pertama).”
5. Kisah para nabi
Banyak kisah yang mengandung ibrah/pelajaran
& bagi mereka yang berfikir, selalu berusaha menjaga kebaikan dari setiap
kisah agar tidak terulang lagi dimasa selanjutnya. Hikmah yang teradapat dalam
kisah, diterapkan terlebih dahulu oleh Rasulullah saw. sebelum sampai pada umatnya.
Meskipun pada kenyataannya masih banyak juga orang yang ingkar, mudah-mudahan
kita tidak termasuk didalam keingkaran tersebut.
Berat memang menyampaikan sebuah
dakwah. Apalagi dengan kehidupan kita yang berbenturan antara pekerjaan dengan sekolah/pendidikan.
Ingatlah bahwa kita masih bercucuran keringat, belum sampai bercucuran darah
saat berdakwah. Surat 12 ayat 111:
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran
itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.
Dan surat 6 ayat 90:
90. mereka Itulah orang-orang yang
telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah:
"Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)."
Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.
6. Perdebatan
Dakwah kita ini belum seberapa, belum
sampai pada tahap berdakwah perdebatan.debatPerdebatan mujadalah, diskusi, ITJ,
diskusi dengan Salafi Ilmu harus punya ilmu untuk debat.
KAMMI-HMI yang adu debat bahkan
sampai banting kursi-meja, itu merupakan dampak dari perdebatan yang kurang
disertai dengan akhlak. Adapun seorang Akbar Tanjung yang selalu tenang
menghadapi perdebatan merupakan hasil dari pengalamannya yang tidak sedikit,
ada ilmunya tersendiri. “Mengalah itu bukan kalah, dan sombong itu tidak selalu
menang.”
Tentang debat, terdapat pada surat 21
ayat 22-24:
22. Sekiranya ada di langit dan di
bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka
Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
23. Dia tidak ditanya tentang apa
yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
24. Apakah mereka mengambil
tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu! (Al Quran) ini
adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi
orang-orang yang sebelumku[956]". sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui
yang hak, karena itu mereka berpaling.
[956] Kepercayaan tauhid itu adalah
salah satu dari pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Quran dan Kitab-Kitab
yang dibawa oleh Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
Pelajaran penting:
·
Al-Qur’an
menagguhkan Rasul dengan kisah terdahulu untuk lebih meyakinkan.
·
Tidak
hanya do’a, harus ada upaya dan kerja keras.
·
Teriakan
ke-Tauhid-an dengan lantang, bedakan antara hak dan yang batil.
·
Bagi
kita yang memiliki ilmu, kuatkan keimanan orang lain yang masih kurang.
·
Ada
sebab-akibat, aksi-reaksi, ada balasan di dunia maupun di akhirat, neraka untuk
mereka yang jahiliyah (bodoh).
·
Jidal-hindari
debat hal yang tidak penting karena dapat melemahkan. Diskusi ilmiah-pun yang
diawali dengan kebaikan argument dapat kita hentikan kalau sudah sampai tahap
perdebatan, tak ada gunanya.
Pertanyaan:
-
Mana
yang didahulukan antara 2 organisasi yang kita ikuti bersamaan?
“Sesuai kebutuhan.” Totalitas terhadap sesuatu akan tetapi
tidak boleh menjadi bunglon. Boleh berargumen lewat ketua (berbisik santun)
atau mengungkapkan langsung dengan sopan.
-
Bagaimana
tindakan kita terhadap status yang tidak bertanggung jawab?
Kita hanya bisa menjadi penengah, adapun asumsi orang
mengatakan bahwa kita sok-alim, itu lebih baik ketimbang menjadi kompor
kejahatan antar satu dengan yang lain.
-
Mengapa
banyak yang anarkis saat berdakwah?
Contohnya FPI, sebelum mereka melakukan aksi anarki, telah
dilakukan fiqr dakwah terhadap oknum yang bersangkutan. Kalau mereka tidak
diapresiasi, mereka melakukan hal tersebut guna mempertahankan keislaman
diwilayah mereka. Hal itu perlu dilakukan ketimbang kita mengalah pada sebuah
kemaksiatan. Hanya saja media menyorot bagian anarki dengan komentar kekerasan
tanpa mereka sorot bagian fiqr dakwah sebelumnya.
-
Posisi
paling enak itu seperti apa dalam berdakwah?
Seperti halnya dakwah di SMAN 1 Bogor yang sangat terasa
bahwa dakwah dapat dilakukan secara terang-terangan. Itu merupakan tahapan
paling tinggi. Seluruh lapisan sekolah saling mendukung dan itu merupakan hasil
dari perjuangan yang tidak sedikit. Pernah SMAN 5 Bogor dilarang melakukan
dakwah karena sesuatu hal, dan adakalanya hal tersebut harus kita rasakan,
toleran terhadap kondisi dan selalu mencari celah untuk memperbaikinya kembali.
Surat 5 ayat 54:
54. Hai orang-orang yang beriman,
Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha mengetahui.
Semoga bermanfaat