Cerpen ke 40
KEPUTUSAN
Malam ini aku bermimpi menjadi
seorang pilot luar angkasa, menjadi seorang saksi dari sebuah meteor yang
sangat besar menuju ke bumi. Entah bagaimana orbit meteor itu tepat sekali
kearah planet tercinta dengan kecepatan yang amat sangat tinggi. Aku tak tahu,
sepertinya tidak ada seorang pun yang tahu akan informasi ini karena semua
satelit berjalan seperti pada biasanya, tanpa memberikan sinyal darurat
sedikitpun.
Lantas apa yang aku lakukan? Sudah
berkali-kali aku mengirim sinyal SOS kepada satelit lain dan juga pemancar
sinyal dibumi namun tak kunjung mendapatkan respon. Hanya satu hal yang aku
pikirkan ‘MENYELAMATKAN BUMI’.
15 menit berlalu tiba-tiba alarm kapal indukku berbunyi
nyaring, tanda menerima sinyal yang begitu banyak. Semua komunikasi saling
tumpang tindih dikarenakan informasi darurat, yang sepertinya benar-benar akan
terjadi. Kiamat.
Hanya sekitar 10 menit lagi agar
meteor itu tiba menghantam bumi. Belum juga ada persiapan dan pernyataan resmi
dari pemerintah. Terpaksa aku mengambil tindakan, berhubung kapal luar
angkasaku yang paling dekat jaraknya yaitu menabrakan meteor itu dengan
kecepatan penuh. Tujuannya satu, yakni menyelamatkan dunia dari kehancuran.
Tanpar berpikir panjang, ku tarik
tuas gas dan menggunakan sisa bahan bakar untuk mencapai akses kecepatan penuh.
Layaknya pesawat Star Wars yang bergerak bak cahaya. Ketepatan sudut yang
mencapai 90% di radar, membulatkan tekadku untuk berkorban. Dan akhirnya
DUARRRRRRR!!!!!!
Setelah itu hanyalah gelap.
Sementara dibumi, tampak kilauan
cahaya terang benderang di langit yang biru, sebuah ledakan dahsyat terpancar
ke seluruh lapisa bumi. Sebagian bersorak ceria, seolah ada keajaiban dari
harapan yang sirna. Pada akhirnya, dunia kembali berjalan seperti semula.