Rabu, 23 Juni 2021

CERPEN KE 40 : KEPUTUSAN MENABRAK METEOR

 

Cerpen ke 40

KEPUTUSAN

 

Malam ini aku bermimpi menjadi seorang pilot luar angkasa, menjadi seorang saksi dari sebuah meteor yang sangat besar menuju ke bumi. Entah bagaimana orbit meteor itu tepat sekali kearah planet tercinta dengan kecepatan yang amat sangat tinggi. Aku tak tahu, sepertinya tidak ada seorang pun yang tahu akan informasi ini karena semua satelit berjalan seperti pada biasanya, tanpa memberikan sinyal darurat sedikitpun.

Lantas apa yang aku lakukan? Sudah berkali-kali aku mengirim sinyal SOS kepada satelit lain dan juga pemancar sinyal dibumi namun tak kunjung mendapatkan respon. Hanya satu hal yang aku pikirkan ‘MENYELAMATKAN BUMI’.

15 menit berlalu tiba-tiba alarm kapal indukku berbunyi nyaring, tanda menerima sinyal yang begitu banyak. Semua komunikasi saling tumpang tindih dikarenakan informasi darurat, yang sepertinya benar-benar akan terjadi. Kiamat.

Hanya sekitar 10 menit lagi agar meteor itu tiba menghantam bumi. Belum juga ada persiapan dan pernyataan resmi dari pemerintah. Terpaksa aku mengambil tindakan, berhubung kapal luar angkasaku yang paling dekat jaraknya yaitu menabrakan meteor itu dengan kecepatan penuh. Tujuannya satu, yakni menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Tanpar berpikir panjang, ku tarik tuas gas dan menggunakan sisa bahan bakar untuk mencapai akses kecepatan penuh. Layaknya pesawat Star Wars yang bergerak bak cahaya. Ketepatan sudut yang mencapai 90% di radar, membulatkan tekadku untuk berkorban. Dan akhirnya DUARRRRRRR!!!!!!

Setelah itu hanyalah gelap.

Sementara dibumi, tampak kilauan cahaya terang benderang di langit yang biru, sebuah ledakan dahsyat terpancar ke seluruh lapisa bumi. Sebagian bersorak ceria, seolah ada keajaiban dari harapan yang sirna. Pada akhirnya, dunia kembali berjalan seperti semula.