Minggu, 16 Oktober 2016

Cerpen 21 Kamar Hotel yang Sempit

Cerpen 21 Kamar hotel yang sempit

Akhirnya kami sepakat untuk melaksanakan acara pelantikan siswa baru disebuah hotel di daerah Bogor. Setelah melakukan tawar-menawar, antara jumlah kamar dan harga yang disepakati, kami berhasil menyewa beberapa kamar dengan harga yang relatif murah. Ditambah layanan makan dan ruang aula ball-room untuk tempat kami berkumpul.

Hari rabu, seluruh siswa MOS berangkat dengan menggunakan angkot. Kami charter sekitar 10 angkot untuk 150 siswa dan 3 mobil lain untuk panitia yang notabenenya adalah guru.

Setibanya dihotel yang dituju, seluruh siswa di arahkan untuk mengambil tas dengan tertib dan berbaris rapi. Pak Tedi mengarahkan siswa sekaligus membuat kesepakatan agar tidak ada yang berbuat onar alias rusuh. Segala macam kesepakatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di informasikan dengan sangat detail, sanggahan tiap sanggahan menjadikan aturan itu menjadi lebih valid.

Setiap anak sesuai dengan kelompoknya mengambil kunci dan mulai memasuki kamar masing-masing. Sesuai instruksi bellboy, anak-anak terlihat sangat antusias saat memasuki kamar. Ada yang langsung beristirahat, diatas kasur yang empuk, ada juga yang berkeliling kamar untuk adaptasi.

***

Dari 15 kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 orang, ada 1 kelompok yang mendapatkan zoonk/apes karena kamarnya tidak tersedia kamar mandi. Awalnya mereka tidak tahu kalau hanya kelompoknya yang tidak dilengkapi kamar mandi, namun setelah mendengar kabar dari beberapa anak, Rendi, ketua kelompok mulai merasakan sesuatu yang tidak beres.

Langsung mereka melapor dengan nada mengeluh karena ketidaklengkapan fasilitas urgent, yaitu kamar mandi. Terpaksa bagi mereka yang kebelet harus memakai kamar mandi umum pun dengan aktifitas kamar mandi lainnya seperti mandi dan gosok gigi. Sementara Rendi dan panitia berdebat, akhirnya Rendi menerima dengan berat hati. Tidak ikhlas rasanya jika harus dibedakan dengan 9 kelompok lain. Entah karena alasan apa, ya, mereka harus survive.

Seketika Rendi dan teman-temannya memonopoli kamar mandi umum yang letaknya berada ditengah-tengah hotel yang berbentuk letter U tersebut. Anak dari anggota lain yang kebelet untuk ke kamar mandi, sementara ada orang lain dikamar mandi ruangannya, terpaksa harus meminta izin Rendi. Perdebatanpun terjadi.

Banyak anggota kelompok lain yang menyalahkan panitia karena tidak adil, membuat kamar mandi umum yang lokasinya strategis dikuasai 1 kelompok, tidak dengan 9 kelompok lain.

Panitia yang sengaja mempersiapkan adegan ini, hanya mengamati diskusi yang terjadi antar sesama siswa. Beberapa anak ada yang mengambil jalan kekerasan yang segera langsung dilerai oleh panitia.

Menjelang sore, pak Tedi memberikan kesimpulan yang amat mendalam. Bahwasanya, peristiwa yang terjadi pada hari itu merupakan sebuah rencana yang sengaja dibuat. Untuk akhwat, tidak masalah kalau harus mengantri karena kamar mandi yang tertutup memang sangat direkomendasikan, sedangkan ikhwan, menjadikan masalah yang cukup sulit, padahal cukup sederhana.

Pak Tedi merefleksikan semua kejadian dengan sebuah kultum bertemakan rasa syukur. 9 kelompok lain seharusnya merasa bersyukur mendapatkan kamar mandi yang tersedia dikamar, tidak menyalahkan 1 kelompok yang terpaksa harus mendapatkan kamar mandi umum. Pun demikian dengan kelompok Rendi harus bersyukur karena masih ada kesempatan untuk memakai kamar mandi umum dibandingkan kelompok lain yang harus izin kepadanya.

Menjelang maghrib, mereka makan malam bersama dan saling bermaaf-maafan. Ketegangan yang sempat terjadi pada hari itu, perlahan membaur menjadi kehangatan yang dirindukan.

Pada malam hari, seluruh siswa diberikan penguatan berupa materi motivasi dan games indoor oleh panitia. Semua merasakan aura positif dari setiap siswa. Tidak ada yang menyimpan dendam antar satu dengan yang lain.

Pagi esok harinya, seluruh siswa bermain outdoor dengan beragam permainan outbound oleh instruktur yang telah disewa oleh panitia. Permainan yang mempererat kekompakan mereka. Begitulah kisah yang terjadi selama pelantikan siswa baru disalah satu sekolah. Mereka pulang dengan membawa keceriaan dan oleh-oleh ilmu yang menambah pengalaman.


Selesai…


3 komentar: