Rabu, 25 Maret 2015

Senin Spirit SM Februari-Maret 2015

Senin spirit “egrang”
Senin, 16 Februari 2015
Oleh    : Bu Diena

Suatu kisah, pernah ada seorang anak dokter yang merasa hampa setelah belajar diberbagai universitas demi meraih cita-cita yang diinginkannya. Mengapa hampa? Karena dalam hidupnya terpola sistem yang lebih dominan menggunakan otak kiri (kurang hiburan). Hingga akhirnya ayahnya membawa anak tersebut ke kampung halamannya.
Setelah puas bermain dengan anak-anak pedesaan yang lebih ramah sikapnya, sang anak mulai merasa senang. Setelah puas bermain, akhirnya ia membuat sebuah permainan baru yaitu berjalan diatas bambu. Dengan sedikit bantuan penopang, akhirnya ia menemukan permainan baru yang sampai sekarang dikenal dengan istilah ‘egrang.’
Awalnya permainan ini hanya dilakukan secara individu saja, akan tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, permainan ini berkembang dan terus berkembang. Sampai saat ini, kampung tersebut selalu memainkan permainan tersebut dan menjadikannya sebuah kompetisi/perlombaan yang pesertanya mencapai tingkat mancanegara.

*ooo0ooo*

Senin spirit “FOTOSINTESIS 2”
Senin, 23 Februari 2015
Oleh                : Pak Husnan

Aktifitas kita (seperti survival, ekspedisi dan magang) melatih ujung-ujung akar bagian dari tubuh kita. Pohon salam, memiliki pucuk merah, buahnya merah berbentuk bulatan kecil. Morfologi berbedaan dan kesamaan pada bebrapa bagian bagian tersebut, seperti sebuah keluarga. Kita punya ragam aktivitas yang berbeda tapi dalam satu kita keluarga. Salah satu salam dan pucuk merh adalah keluarga.
Yang menyamakan adalah nilai-nilai yang dipegang. Seperti pucuk merah yang ditanam dibeberapa tempat. Tapi tetap keluarga. Hati-hati dengan proses mutasi. Dampaknya adalah kanker. Mutasi nilai-nilai kita terjadi karena pengaruh lingkungan yang menjadi sel kanker dalam tubuh kita. Oleh karena itu, pegang terus nilai-nilai yang telah disepakati keluarga agar tidak tercerai berai.

Kemarin saya ( Pak Husnan ) melihat pak Agus membaca buku berjudul " Biji Pohon Salam ".  Ketika di Ibnu Hajar saya* juga menemui sebuah tanaman yang memiliki biji yang sama seperti biji pohon salam, namanya Biji "Daun Pucuk Merah" . Setelah diperhatikan kedua tanaman ini memiliki biji dengan ukuran yang sama akan tetapi bentuk dan pohon berbeda, secara morfologi berbeda. 

Dengan kesamaan ciri-cirinya kedua tanaman ini dapat digolongkan dalam satu famili. 
filosofi dari kedua tanaman ini..
Di sekolah alam bogor terdapat kumpulan  SDM yang secara fisik maupun latar belakang berbeda baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga perlu adanya pengikatan tersendiri atau harus ada yang disamakan. Apakah yang harus disamakan ?? 
Jika pohon salam dan pucuk daun merah memiliki ciri-ciri  sehingga dapat diikat/ digolongkan dalam satu keluarga dalam bentuk bijinya.
Maka di sekolah alam bogor memiliki jenis pengikatan tersendiri yaitu NILAI- NILAI SALAM apa saja nilai nilai tersebut? yaitu " spirit, akhlak, learning, advance, meaning ". Nilai-nilai tersebut yang akan jadi pengikat dalam keluarga besar yakni keluarga salam.

Kemudian ada pula yang disebut jenis mutasi gen yakni jenis yang menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah (ilmu biologi ) . Pada tanaman pohon salam dan pucuk daun merah meski memiliki perbedaan dari segi morfologi ketika ditanam ditempat berbeda tetap dikatakan satu famili.
Demikian pula ketika SDM salam berada disatu tempat bukan dilembaga akan memiliki tujuan dan pandangan berbeda, tetapi ketika bertemu satu sama lain akan ada ciri khas tersendiri yang menggambarkan yakni ciri dari nilai-nilai salam. 

Kesimpulan yang dapat diambil.. *****
" Jadikan Keimanan sebagai pengikat, jadikan nilai-nilai salam sebagai pengikat pula ketika berkumpul dalam satu lembaga.  Perbedaan tujuan diluar tidak menjadi halangan untuk bisa menjadi satu keluarga ketika diterapkan nilai-nilai salam tersebut ." 


*ooo0ooo*

Senin Spirit "Pucuk Daun"
Senin, 2 Maret 2015
Oleh    : Pak Husnan
Masih membahas tentang POHON, ada salah satu bagiannya yang berhadapan langsung dengan sinar matahari, yaitu "PUCUK DAUN." Daun yang posisinya menghadap matahari akan lebih berkualitas dan berumur lebih panjang ketimbang daun-daun yang lain. Begitupun kolerasinya dengan kehidupan ini, ORANG yang BERSEDIA untuk BERHADAPAN dengan MASALAH, LEBIH UNGGUL dari orang lain yang hanya DIAM.
*Modal menghadapi masalah: Rasa Percaya Diri *Sumber Percaya Diri: Ilmu & Pengalaman yang dipupuk sedikit demi sedikit *Sertai dengan "kepercayaan" yang diberikan kepada anak-anak kita.
Contoh: #Dimas kelas 1 berbeda dengan Dimas saat ini. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan yang diberikan kepada Dimas. #Pak Arief meyakinkan & mempercayakan anak-anak bisa melakukan ekspedisi. Berdampak anak-anak mendapatkan ilmu & pengalaman baru. Lalu timbul rasa percaya diri dan akhirnya bisa menghadapi rintangan yang sedang/akan dihadapinya.
Kita (SDM) hadir disini karena diberikan kepercayaan, oleh karena itu jangan sampai kita sia-siakan kepercayaan itu untuk mendidik anak-anak di SAB.
"Kepemimpinan membutuhkan keberanian, keikhlasan, pengambilan sikap dan kesediaan kita saat berhadapan dengan masalah."
Resiko: tidak disukai orang lain (dihujat), kemungkinan gagal, ketakutan, dsb. Harus dilalui untuk menjadi seorang pemimpin.
Daun yang menghasilkan pucuk berikutnya adalah daun yang saat ini terkena langsung dengan cahaya matahari, bukan daun yang berada dibawah matahari.
*Pengalaman + Ilmu = PERCAYA DIRI *Percaya Diri + Kepercayaan = KEPEMIMPINAN *Kepemimpinan + Resiko = Manusia yang Lebih Unggul ---> siap menghasilkan pucuk yang baru

*ooo0ooo*

Senin spirit – tidak ada karena SM sepi (SM 1 Magang, SM 3 Try Out)
Senin, 9 Maret 2015


*ooo0ooo*
Senin spirit “ENJOYING & MEANING”
Senin, 16 Maret 2015
Oleh    : Pak Agus G.Y.

            Kalau boleh tahu, apakah yang sedang dicari oleh teman-teman semua? Sudah adakah itu (impian) ketika kita berdiri disini (Sekolah Alam Bogor)? Atau bagaimana menurut teman-teman tentang sekolah ini? Jawablah dihati masing-masing.
            Memang kami belum bisa memberikan hasil yang terbaik untuk diberikan kepada teman-teman semua yang berada disini. Secara takdir, kita dipertemukan dengan sebuah maksud tertentu dari Allah swt. Entah apa itu, semoga dalam hal kebaikan.
Terkait pertanyaan diatas, sebenarnya sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin agar teman-teman merasa nyaman berada disini. Secara materi, memang tidak banyak yang dapat kami berikan, akan tetapi lihatlah sisi yang lain. Ilmu yang bisa didapatkan teman-teman disini, itu semua difasilitasi agar teman-teman NYAMAN-ENJOY berada disekolah dan tetap bisa memberikan MANFAAT-MEANING kepada orang lain seluas-luasnya.

*ooo0ooo*

Senin spirit “sekolah air”
Senin, 23 Maret 2015
Oleh    : bu Diena Syarifa

Ada sebuah sekolah di daerah Sidoarjo yang berpapasan dengan air laut. Kalau mereka hendak sekolah, murid dan gurunya harus rela berangkat melalui track yang tidak biasa. Berdiri pada tahun 1978, SD negeri ini hampir semua tenaga pendidiknya adalah guru honor.
1 hal yang menarik dari sekolah ini adalah, guru-gurunya harus datang lebih pagi dari murid-muridnya. Lho kenapa? Kalau tidak demikian, maka orang tua akan menyuruhnya pulang kembali dan lebih mementingkan menangkap kepiting yang lebih jelas hasilnya ketimbang sekolah. Awal masuknya sekolah ini berdiri yaitu pukul 12.00 hingga akhirnya mereka berkomitmen untuk datang 30 menit lebih pagi setiap tahunnya. Tahun ini mereka menetapkan waktu masuk sekolah yaitu pukul 08.00. Kalau telat? Muridnya gak ada.
Prestasi mereka adalah melawan waktu keterlambatan. 1 hal yang membuat mereka bangga adalah seorang muridnya saat ini berada dikelas 2 SMA di kota. 1 hal yang membuat mereka terus bersemangat karena harus menjaganya sampai benar-benar sukses, apalagi karena anak itu adalah seorang perempuan, yang tidak menutup kemungkinan menikah dalam waktu cepat.
Kalau memang harus dibandingkan, Sekolah Alam Bogor jauh lebih nyaman untuk teman-teman semua. Adapun sekolah tersebut, dapat kita jadikan sebagai rujukan dan kita pelajari nilai spiritnya. Informasi ini didapat dari teman bu Diena yang sudah S2, banyak informasi yang diberikan dari teman yang satu ini. Semoga bermanfaat, terus berkarya, minimal tidak terlambat.




Pak Natiq show @ maret 2015

Pak Natiq show…

Iman manusia biasa & Iman para Nabi – Rasul
Kamis, 19 Maret 2015
Oleh    : Pak Natiq

Apakah yang dimaksud dengan iman? Percaya? Ya! Iman itu sama dengan percaya namun percaya belum tentu iman. Misal kita beriman kepada Malaikat, maka kita percaya kepada malaikat. Berbeda jika kita percaya kepada Udin, mutlak kita tidak boleh beriman kepadanya. Itulah perbedaannya.
Iman kita sebagai manusia biasa itu diibaratkan seperti akuarium. Mengapa akuarium? Karena iman kita harus selalu diperbaharui agar tetap terjaga kebaikannya. Berbeda dengan keimanannya para Nabi dan Rasul yang keimanannya seluas samudra, sudah benar-benar mantap untuk berdakwah mengajak kepada kebaikan. Apa saja perbedaannya?
Akuarium        :
·         Tempat terbatas, ada sekat-sekat (relatif kecil)
·         Air harus dikuras (kalau tidak bisa lumutan/kotor)
·         Harus selalu diberi pakan/makanan ikan
·         Ikan yang dimasukkan berukuran kecil
Lautan/samudra         :
·         Tempat tidak terbatas, tidak ada sekat-sekat
·         Air tidak harus dikuras (apakah ada tukang kuras air laut?)
·         Tidak harus diberikan pakan/makanan (bisa mencari sendiri)
·         Baik ikan kecil maupun besar bisa hidup didalamnya
Begitulah perbedaan antara keimanan kita (manusia biasa) dengan keimanan para Nabi dan Rasul. Renungkan sendiri, sudah sejauhmanakah kita berusaha?
Semoga bermanfaat

Tebar Salam:  AKHLAQ
Jum’at, 20 Maret 2015
Oleh    : Pak Natiq

Assalamu’alaikum?
Piye kabare? Apa kabar? Apakareba? Kumaha damang sadayana?
Ngomong-ngomong soal segitiga, kita akan membahas tentang segitiga. Atau jangan-jangan karena pak Kabul trauma sama segitiga. *hahahapasih…
Bicara tentang hadist, ada sebuah hadist membahas tentang kekerabatan sesama muslim, yaitu:
“Barangsiapa membantu saudara sesama muslim, maka Allah swt. akan meringankan masalah tersebut.” -HR. Turmudzi
Siapa yang lagi banyak masalah? Kalau kita bermasalah dengan orang lain, maka Allah akan memberikan masalah kepada kita. Kalau gak pengen, jangan buat masalah. Kalau kita ingin menyelesaikan masalah, Allah akan membantu. Hayo kita selesaikan masalah tanpa masalah (seperti pegadaian). ckckck
Usia remaja teman-teman SM belum sampai tahap merasakan hiruk-pikuk, asam manis kehidupan, mayoritas masih disuapin oleh orang tuanya (secara konotasi). Dari sekian banyak kisah, kita bahas tentang seseorang ustad bernama Ust. Hapi, yang berarti orangnya selalu hepi.
Ketika masih kuliah, ibu kosnya begitu baik kepadanya. Dibuatkan sarapan, diberikan kue, dan lain-lain. Sehingga hal tersebut membuat pak ustad menjadi seseorang yang senantiasa ingin berbuat baik karena sikap ibu kost tersebut. Disisi lain, ibu kost yang selalu berbuat baik tersebut, selalu mendapatkan kebaikan tak terduga dari orang lain yang mungkin sudah Allah swt. sediakan. Hidup ini penuh misteri, kejarlah terus kebaikan. Luruskan akhlaq dan berikan manfaat sebanyak-banyaknya.
Semoga bermanfaat

Tebar Salam: *SALAM*
Jum’at, 6 Maret 2015
Oleh    : Pak Natiq

Apa itu salam?
Ada 3 bagian didalam ucapan salam, yakni: Assalamu’alaikum, Warohmatullahi, & Wabarokaatuh yang artinya keselamatan, rahmat dan barokah. Ucapan ini sering kita ucapkan, jangan sampai kita tidak mengetahui artinya. Orang yang memberikan salam hukumnya sunnah, sedangkan bagi yang menjawab adalah wajib. Lebih baik lagi kalau yang menjawab, memberikan do’a yang lebih banyak dari yang megucapkan salam.
Keselamatan: berarti kita saling memberikan ucapan selamat. Perkataan ini dimaksudkan agar kita senantiasa menjalankan aktifitas dengan lancar dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Rahmat: ingat bahwa sesungguhnya kita ini berada dalam kerugian waktu (surat al-ashr), dengan mendo’akan akan rahmat-Nya, kita diharapkan mendapatkan keberuntungan dan selalu dalam lindungan serta ridho Allah swt. Seperti halnya orang yang sudah menikah, seorang istri berhak mendapatkan perlindungan dari suaminya. Percuma saja menikah hanya bermodalkan cinta. Wkwkwk…
Barokah: adalah sesuatu yang cukup. Mau membeli mobil uangnya cukup. Mau makan cukup. Mau apapun serba kecukupan. Cukup dalam artian kebutuhan kita terlaksana/tersampaikan, bukan dalam hal-hal yang berlebihan atau nafsu belaka.
 Semoga bermanfaat


Minggu, 22 Maret 2015

Inspirasi pagi: 3 macam orang dalam berbuat baik

Inspirasi pagi
Senin, 16 Maret 2015
Oleh    : Pak Okwan @ Mushola SM

Ada 3 macam orang didunia ini (dalam hal berbuat kebaikan):
1.      Kita berbuat baik kepada orang lain dan orang lain berbuat baik kepada kita
Ini merupakan tingkatan paling lumrah dan jamak (banyak dilakukan banyak orang). Tidak aneh kalau seseorang melakukan kebaikan terhadap orang yang sudah berbuat baik kepadanya, mungkin karena rasa segan/tidak enak (kalau tidak membalas) atau hitungan balas budi dalam kebaikan.
Contoh : Pak Okwan diberi uang Rp 1 juta untuk ongkos pulang oleh Asher. Kebaikan Asher membekas dihati pak Okwan sehingga kebaikannya digantikan dengan hal serupa atau hal lain.

2.      Kita berbuat baik kepada orang lain dan orang lain tidak berbuat baik kepada kita
Perilaku seperti ini juga banyak kita jumpai dimasyarakat. Meskipun tidak sebanyak nomor 1 yang melakukannya, tetapi jumlahnya masih banyak. Misalnya saja kita memberikan uang kepada pengemis. Meskipun pengemis tidak berbuat baik kepada kita, kita tetap bisa melakukan kebaikan ini. Berharap atau tidak terhadap imbalan/balasan, itu urusan Allah swt.

3.      Kita berbuat baik kepada orang lain dan orang lain berbuat jahat kepada kita
Ini baru perilaku luar biasa. Bayangkan saja, kita dijahatin, tetapi kita berbuat baik terhadap orang lain. Pelaku yang melakukan hal ini, jumlahnya sangaaaaaaaatt sedikit. Apakah ini salah? Tidak. Kita memiliki teladan, seseorang yang melakukan perilaku seperti ini yaitu Rasulullah saw. dan juga para sahabatnya. Termasuk orang-orang yang tetap istiqomah berbuat baik kepada siapapun. Tidak menutup kemungkinan, mudah-mudahan kita termasuk didalamnya.
Ingat kisah Rasulullah saw. yang menyuapi seorang Yahudi buta yang selalu mencaci maki beliau di gapura pasar? Meskipun telah dijahati, tetap saja beliau berbuat baik. Hingga akhirnya Yahudi buta tersebut masuk Islam. Atau ketika Rasulullah saw. diludahi dan dilempari kotoran dan beliau menjenguk pelaku kejahatan tersebut ketika sakit. Bahkan menjadi orang yang pertama menjenguknya.
“Meskipun sulit, tapi masih bisa kita lakukan. Semoga kita termasuk orang-orang yang berbuat baik. Amin…“


Semoga bermanfaat

Jumat, 20 Maret 2015

Kultum SM minggu ke 10

Kultum SM minggu ke 10

“Niat”
Senin, 16 Maret 2015
Oleh    : Atika SM 2 – Bu Sonia

Surat Asy-Syuura ayat 20
“Barang siapa yang menghendaki Keuntungan di akhirat akan Kami tambah Keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki Keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari Keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”
Hal ini berkaitan dengan hadist arbain nomor 1 yang intinya tentang “innamal awwalun binniyat” bahwa sesungguhnya semua aktifitas itu tergantung pada niatnya. Kalau kita hendak melakukan perjalanan dengan niat mendapatkan jodoh, maka jodoh yang didapatkan. Berbeda jika niatnya untuk Allah swt. semata, maka hasilnya akan jauh lebih baik.
“Allah swt. memberikan masalah sesuai dengan kadar/kemampuan yang dimiliki manusia.”

“Abnormal”
Selasa, 17 Maret 2015
Oleh    : Reksa SM 3 – Pak Nathiq

Alkisah ada seseorang yang sejak kecil selalu dibully oleh teman-temannya. Meskipun demikian, dia selalu berusaha memberikan yang terbaik. Dengan kesungguhan hati yang dia milliki, akhirnya ia menjadi orang sukses, berbeda dengan teman-teman sebayanya yang dulu membully, mereka justru malah gagal menjalani hidupnya.
Perlu teman-teman ketahui, semua orang di dunia ini ABNORMAL, berbeda antara yang satu dengan yang lain (unik). Dengan perbedaan kita seharusnya kita bisa lebih respek dengan teman-teman yang lain karena bisa jadi kekurangan kita dilengkapi oleh kelebihan orang lain.

“Saya ingin berubah”
Rabu, 18 Maret 2015
Oleh    : Refri SM 2 – Pak Okwan
           
            “Temans! Saya ingin berubah.” Ucap Refri didepan teman-teman ketika kultum.
            “Selama ini saya mempunyai sifat kurang baik didepan teman-teman semua, telah banyak cara saya lakukan untuk berubah, diantaranya merenungi nasib, memperbaiki yang jelek dan berbuat baik kepada orang lain.”
            “Tapi anehnya, masih banyak orang yang menilai saya itu kurang baik. Hm… Entahlah apa sebabnya. Seperti sikap teman-teman saya yang masih mengejek dan berlaku semena-mena terhadap saya.”
            Intinya, kalau mau BERUBAH jangan setengah-setengah, kalau setengah-setengah itu sama saja BOHONG.
Seperti kisah si A yang selalu berbuat masalah. Tidak hanya ketika didunia pendidikan saat bersekolah, bahkan setelah lulus pun ia masih tetap berbuat masalah. Ketika gurunya sakit dan sedang dirawat dalam keadaan intensif, tidak diketahui sebabnya tiba-tiba meninggal dunia. Ternyata hal itu disebabkan karena colokan listrik alat detak jantungnya rusak karena konslet terkena air saat sedang mengepel. Hmmm…
Perbahan Refri perlu kita dukung sebagai agar bisa berubah lebih baik dengan cepat. Boleh saja kita mengetes Refri untuk memastikan apakah dia berubah atau tidak. Kembali lagi, perubahan Refri, belum tentu diterima baik secara langsung oleh orang lain karena merubah sudut pandang orang terhadap kita tidaklah mudah.
“Seseorang bisa saja berbuat baik, berbuat buruk dan tidak melakukan apa-apa.”

“Ingat 5 Perkara sebelum 5 Perkara”
Kamis, 19 Maret 2015
Oleh    : Ramzi SM 1 & Pak Bagus

Dari sebuah hadist, pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda bahwa kita sebagai manusia harus bisa memanfaatkan poin positif 5 perkara sebelum terjadi 5 perkara:
1.      Hidup sebelum mati
2.      Muda sebelum tua
3.      Waktu luang sebelum waktu sibuk
4.      Sehat sebelum sakit
5.      Kaya sebelum fakir
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas…
Bercerita tentang Ibnu Abbas, beliau terkenal sebagai ahli tafsir. Karyanya menjadi rujukan banyak orang terkait sumber ilmu, karena beliau hidup ketika Rasulullah saw. masih hidup. Mendapat julukan sebagai sahabat kecil karena usianya berbeda cukup jauh, seperti halnya pak Bagus dengan anak SD kelas 4.
Penduduk Spanyol dan Prancis banyak belajar darinya terutama ketika Islam Berjaya di Andalusia, Universitas Cordoba. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang-orang cerdas yang mampu membawa ilmu kebaikan sampai anak cucu kita. Amin…

           


Selasa, 17 Maret 2015

Pengajian bulanan: Tanda orang yang sedih

Pengajian bulanan SDM SALAM
Jum’at, 13 Maret 2015
Oleh    : Ust. Muhajjir Al-Kautsar

“Tanda-tanda orang yang frustasi/sedih”
1.     Lupa akan dosa
Pernah suatu hari Usamah bin Zaid duduk di teras depan rumah Rasulullah saw., menunggunya dari pagi sampai petang. Setibanya Rasulullah saw. pulang dari hajatnya, beliau seketika dipeluk oleh Usamah dan sampai mengeluarkan air mata kegalauan. Rasulullah saw. memahami apa yang sedang dialami oleh Usamah meskipun tidak ada kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Usamah. Sahabat Rasulullah saw. melakukan hal seperti itu hanya untuk meluapkan emosinya dan membahasi pipinya dengan air mata karena ‘khawatir air matanya telah kering’ (keringnya air mata=tidak mengingat dosa).
Terkadang kita pernah melamun dan melihat kehidupan disekeliling kita. Bahkan terbesit dalam hati kita mengatakan “betapa untungnya hidup menjadi seekor kucing yang tidak akan pernah diukur amalannya diakhirat kelak.” Hal seperti inilah yang dapat melalaikan manusia dari dosa-dosanya, membandingkan suatu perkara yang memojokkan dirinya sendiri.
Lupa akan dosa merupakan salah satu ciri orang yang akan bersedih hati, sengsara, frustasi dan gagal dalam menjalani kehidupan. Lebih parah lagi kalau melakukan pengulangan dosa serupa. Jangan sampai penyesalan kita lakukan diakhirat. Hanjakal-kaduhung, selalu datang diakhir, bukan diawal.
Pernahkah kita melakukan sebuah diskusi dengan anggota tubuh kita? untuk mengingat-ngingat dosa yang pernah kita lakukan. Misal dengan kaki kita sendiri, “Hei kaki, mohon maaf ya kalau selama ini saya telah melakukan dosa kepadamu, mengajakmu berjalan ketempat yang dilarang Allah swt.” dan juga bagian-bagian tubuh yang lain. Ajak mereka (bagian tubuh) untuk ngobrol, terutama tentang semua dosa yang pernah kita lakukan. Hal ini bertujuan untuk mengingat dosa (yang merupakan kebalikan dari point pertama).
Semua keburukan kita pasti dicatat oleh malaikat, sedangkan amal baik kita belum tentu diterima Allah swt.
Rasulullah saw., seseorang yang merupakan kekasih Allah swt., ketika ditanya oleh Allah swt., “Siapa dirimu yang Rasul?” beliau menjawab, “Saya hamba-Mu yang penuh dosa.” BAYANGKAN, orang se-level Rasulullah saw. saja mengakui dirinya penuh dosa padahal beliau sudah dijamin masuk kedalam surga. Lantas bagaimana dengan kita?
Tahajud sekali langsung update status, “bangga ih, sesuatu banget sholat malam!” ini kah perilau seorang muslim? No! Janganlah kita umbar kebaikan kita kepada orang lain. Ingat! Amal kebaikan kita belum tentu diterima Allah swt.
Sekecil apapun amalan, lakukanlah kalau memang hal itu baik. Sekalipun perintahnya tercatat dalam hadist yang dhoif, itu lebih baik ketimbang kita harus mendengarkan perkataan orang lain yang berdasarkan nafsunya (levelnya bukan hadist). Yang terpenting, kalau ingin bahagia ingat Al-Qur’an dan Hadist.
Lebih baik lagi kalau suatu amalan itu dilakukan secara bersamaan. Lihat jari-jari tangan kita! Anggap Jempol ini merupakan Direktur, Telunjuk ini Menejer, Jari Tengah ini Kesiswaan, Jari Manis ini Guru dan Kelingking adalah OB. Kesemuanya akan bermanfaat kalau kita menggunakan semua elemen (bekerja sama). Tidak mungkin kalau sekiranya kita menjinjing beban hanya dengan jempol.
            Ada 2 perkara yang dapat menjatuhkan manusia dihadapan Allah swt.:
a.      Memandang remeh/rendah orang lain
Ada banyak cara seorang manusia memandang remeh orang lain, dan yang paling sering adalah “tatapan yang sinis.” Mensipitkan mata, mengkerutkan bibir, dan memandang orang lain dengan kedengkian. Semua diawali oleh MATA, oleh karena itu JAGA PANDANGANMU!
Pernah ada seorang ustad yang diremehkan hanya karena salah membaca tajwid. Hanya karena satu kesalahan kecil, orang lain yang menganggapnya remeh langsung enggan melakukan pengajian. Beragam alasan bermunculan hanya karena meremehkan orang lain. Jangan sampai kita melakukan hal seperti itu.

b.      Membanggakan dosanya
Nabi Musa as. pernah mendapatkan kesempatan melakukan obrolan/diskusi dengan syaithan. Nabi Musa bertanya, “kondisi seperti apa/perbuatan apa yang membuat manusia menjadi anak buah syaithan?” Kemudia syaithan menjawab, “ketika manusia bangga dengan dosa yang dilakukannya.”
Disebuah kampung, pak ustad pernah mengisi pengajian dan jamaahnya sepi. Mengapa? Hal ini disebabkan karena ada 2 kubu/aliran pengikut ustad setempat dengan masing-masing jamaahnya yang saling membanggakan dirinya. Hanya karena takut kehilangan jamaah, kedua ustad saling bertengkar memperebutkan jamaah. Sungguh keadaan yang sangat ironi.
terkadang kesuksesan kita menghantarkan kita pada dosa-dosa yang lain.

2.     Selalu mengingat kebaikan,
Hati-hati dikhususkan kepada ibu-ibu karena hal ini lebih sering terjadi di golongan akhwat. Misal dalam sebuah pengajian bulanan, datang membawa kue dan makanan dengan riang gembira, namun karena tidak ada/lupa ucapan terima kasih dari teman-temannya (ingin mendapat pujian), seketika langsung mengomel dan marah-marah (menjadi cuka-biang).
Atau orang-orang yang selalu mengatakan, “itu tuh! Karena kebaikan saya dia jadi kaya gitu!” Hm… Padahal kita tidak diperkenankan mengungkit-ngungkit kebaikan kita. Biarkan itu menjadi sebuah amal, dan cari kembali amal kebaikan yang baru agar timbangan amal baik kita bertambah diakhirat kelak.
3.     Melihat orang yang lebih unggul secara materi/duniawi
Hidup ini sederhana, hanya saja kita yang menjadikannya kusut berjelimat. Jangan kita iri terhadap orang lain yang status sosialnya lebih tinggi dari kita, meskipun menggunakan Honda Jas (naik motor Honda pakai jas), harus kita syukuri. Pilih mana? Kaki atau Mobil? (hanya boleh 1 pilihan).
kita diciptakan bukan untuk melihat kesuksesan orang lain, tapi menciptakan kesuksesan dengan tangan sendiri.

4.     Melihat orang lain yang minimalis ibadahnya
Bahagia & derita kita yang membuat. Buatlah akses kebahagiaan dengan mengagungkan kebesaran Allah swt. dalam diri ini. Fokuslah terhadap apa-apa yang kita miliki. “Half Empty half Full.” Orang yang mengeluh melihat isi gelas setengah kosong, orang yang bersyukur melihat isi gelas setengah terisi.

Jangan pensiun menjadi orang baik & jangan kalah kalau orang lain mencibir kebaikan kita.”

*Semoga bermanfaatM


Kamis, 12 Maret 2015

Kultum SM minggu ke 9

Kultum SM minggu ke 9

AIB
Senin, 9 Maret 2015
Oleh    : Salfiq SM 3 – Pak Bagus

janganlah sekali-kali kalian membuka aib orang lain, karena bisa jadi orang lain yang kita bicarakan tersebut lebih tinggi derajatnya dari kita yang membicarakan.”
Apakah yang dimaksud dengan aib? Rahasia? Sesuatu yang buruk? Aib adalah … (pemaparan pak Bagus panjang).
Telah diterangkan dalam surat Al-Hujurat ayat 11
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
[1409] Jangan mencela dirimu sendiri Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Jangan sampai kita menjadi orang yang munafik dengan ciri: “Kalau berkata ia berdusta, kalau berjanji dia mengingkari, kalau dipercaya ia berkhianat.”
Hati-hati ketika berkumpul, bermula dari diskusi ringan tanpa prinsip, mengakibatkan orang-orang melakukan gibah (membicarakan orang lain) yang mengabikatkan fitnah hingga akhirnya masuk kedalam neraka. Naudzubillahimindzalik.
Jangan sampai kita termasuk golongan orang yang dibenci Allah swt ketika diakhirat, yaitu orang MISKIN YANG SOMBONG, orang TUA YANG SENANG BERMAKSIAT dan PEMIMPIN YANG TIDAK AMANAH.


HUKUMAN DARI PENCURI
Selasa, 10 Maret 2015
Oleh    : Gilang SM 2 – Pak Bagus

Diriwayatkan dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “tangan pencuri tidak dipotong kecuali pencurinya mencapai seperempat dinar keatas.”
Hadist Muttafaq Alaih (Hadist yang sumbernya sampai ke tahap Rasulullah saw, tidak diragukan dan disetujui para ulama), lafadznya dari riwayat Muslim, sedangkan riwayat Bukhari disebutkan, “tangan pencuri itu baru dipotong jika curiannya bernilai seperempat dinar keatas.”
Sedangkan pada riwayat Ahmad disebutkan: “potonglah tangan pencuri yang mencapai seperempat dinar dan tidak dipotong jika nilainya kurang dari itu.”
***
Ini semua termasuk ilmu fiqh (ilmu hukum dalam Islam) yang bersumber dari Syariat Islam (hukum menyeluruh Islam) yang mencakup segala hal, akhlaq, adab, etika, sosial, dan lain-lain. Adapun perdebatan itu hal yang wajar diantara para ulama.
orang yang sudah berusaha, berfikir dan mencari sumber dengan sungguh-sungguh namun hasilnya ‘salah’, maka diberi 1 pahala oleh Allah swt. dan kalau hasilnya ‘benar’, maka Allah swt. memberikan 2 pahala.”
Tangan yang dipotong termasuk dalam hukum Qishas (Qomun, istilah di Aceh). Dalam Qishas, ada juga istilah ‘istidraj’ yang artinya tahapan terhadap Qishas. Misal: ketika zaman Umar bin Khattab, banyak orang yang mencuri karena kelaparan. Hal ini tidak berlaku qishas karena ada kelonggaran oleh pemimpin.
“kalau dimaafkan oleh korban, maka qishas tidak berlaku.” (misal merampok 5 juta dan mengembalikan seutuhnya, maka tangan pelaku tidak sampai dipotong, melainkan dibebaskan)
Adapun di Indonesia, kita sebut istilah hukum Perdata dan Pidana. Perdata yaitu hukum yang menyangkut kepentingan individu dengan individu lain dengan adanya gugatan, seperti hak waris, hukum nikah, agama, dll. Sedangkan hukum Pidana membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia, seperti perampokan, pencurian, pembegalan, dan lain-lain.\
“Hukum Qishas diberlakukan untuk melindungi AGAMA, JIWA, HARTA, AKAL dan SUKU/KETURUNAN.”

Pengalaman HAIDAR
Rabu, 11 Maret 2015
Oleh    : Haidar SM 3 – Pak Okwan

Ini kisah tentang pengalaman Haidar Burhan…
Menurutnya, ia merasa ketika berada dikelas SM 1 termasuk orang yang “ringan tangan.” Hal ini terbukti dengan adanya testimony dari teman-temannya saat mereka menuliskan sifat Haidar di buku KM 0. Termasuk salah seorang temannya yang selalu menjadi sasarannya yaitu Nugi.
            Anggapan/penilaian dari teman-temannya tersebut membuat Haidar merasa dirinya bersalah. Diketahui atau tidak, disadari atau tidak bahwa dirinya merupakan orang yang ringan tangan (mungkin saja terjadi secara spontan), membuat pandangan yang kurang menyenangkan dari orang lain terhadap diri Haidar.
“Yang namanya manusia, suatu saat pasti berubah ‘kan?”
Hingga akhirnya Haidar mulai mengakui kesalahannya. Perlahan kebiasaan buruk tersebut mulai dikurangi dan berusaha semaksimal mungkin dihilangkan sampai tidak terjadi lagi. Berharap orang lain dapat menerima ia dengan sudut pandang yang lain.

Waktu demi waktu silih berganti, hingga akhirnya pelajaran KM 0 memberikan materi yang sama di SM 3, yaitu penilaian diri dari orang lain. Meskipun sang korban (Nugi) sudah merasakan banyak perubahan baik bahkan sampai tidak menuliskan “ringan tangan,” melainkan menulis “sering galau,” akan tetapi masih banyak temannya yang menilai dirinya sebagai ringan tangan.
“Manusia bisa saja berubah, ntah dari buruk ke baik ataupun sebaliknya. Namun perlu kita ingat pandangan orang lain terhadap kita tidak dapat kita rubah dengan mudah.”
***
Semua yang terjadi didunia ini tidak ada yang kebetulan, melainkan sebuah perencanaan. Haidar berada disini, berdiri memberikan kultum dihadapan teman-teman bukan karena ketidaksengajaan tetapi ada faktor/proses yang mendorongnya. Salah satu kesamaan yang dimiliki Haidar dengan SM adalah Haidar orang Islam dan SM hanya menerima orang Islam. Haidar mendaftarkan dirinya di SM SAB mungkin karena programnya sejalan dengan SD SAB. Dan mungkin saja ada bisikan Allah swt. yang Maha Perencana kepada Hanif yang menuliskan jadwal kultum dihari Rabu ini tanggal 11 Maret 2015.
Termasuk peristiwa Jode menganyam karpet rotan atau Syafiq menggunakan baju berwarna merah dan masih banyak yang lainnya. Yakinlah bahwa didunia ini tidak ada yang kebetulan, melainkan berjalan dari sebuah proses.

1 TAMPARAN untuk 3 PERTANYAAN
Kamis, 12 Maret 2015
Oleh    : Anggit – SM 3 & Bu Furi

Ada seorang Pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah, ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, Kyai atau siapa saja yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua Pemuda itupun mencarikan orang yang dimaksud tersebut, yakni seorang Kyai.
Pemuda : Anda siapa ? dan apakah Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ?
Kyai : Saya Hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan Anda.
Pemuda : Anda yakin ? Sedangkan Profesor dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba menjawab pertanyaan sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan (1) Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya! (2) Apakah itu yang dinamakan takdir?? (3) Kalau syaithan diciptakan dari api, mengapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ?
Tiba – tiba Kyai tersebut menampar pipi Pemuda tadi dengan keras.
Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya ?
Kyai : Saya tidak marah …. Tamparan itu adalah jawabansaya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh – sungguh tidak mengerti.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kyai : Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya!
Kyai : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda : Saya tidak bisa.
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama …. kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Kyai : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya ?
Pemuda : Tidak.
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak.
Kyai : Itulah yang dinamakan dengan takdir.
Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?
Pemuda : Kulit.
Kyai : Terbuat dari apa pipi Anda?
Pemuda : Kulit.
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Kyai : Walaupun syaithan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki, maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaithan. Dan itu adalah jawaban untuk pertanyaan terakhir.

Isi kultum ini sama seperti kultum yang pernah disampaikan Sultan ketika lomba, “tidak ada satupun yang tidak bermanfaat yang Allah swt. ciptakan.”
Kita ambil contoh seekor nyamuk, untuk apa ada seekor nyamuk? Adakah gunanya? Untuk makanan lalat? Untuk memberikan virus kepada manusia? Ya, dari seekor nyamuk saja ada banyak orang hidup karena lapangan pekerjaan terkait anti-nyamuk. Begitupun tidak sia-sia Allah menciptakan makhluk lain seperti bakteri sekalipun. Oleh karena itu kita harus senantiasa bersyukur dan yakin bahwa kita pasti ada manfaatnya untuk dunia ini.


Semoga Bermanfaat

Kamis, 05 Maret 2015

Kultum SM minggu ke 8 2015

Kultum SM 2015 minggu ke-8

“Malu itu sebagian dari iman”
Senin, 2 Maret 2015
Oleh: Dzikry-SM 2 & Pak Natiq

Malu itu sebagian dari iman. Tipe orang didunia ini tidak sama, berbeda-beda antar yang satu dengan yang lain. Kalau ada seseorang yang lebih banyak diam dan malu-malu itu masih diperbolehkan, justru sangat dianjurkan untuk beberapa kondisi. Misal ketika sehabis shalat fardhu, diam lebih baik ketimbang ngobrol, menundukkan kepala karena malu terhadap Allah swt. dan kondisi lainnya.
Namun akan berbeda konteksnya jika kita tersesat dalam sebuah daerah asing dan malu bertanya kepada orang lain. Hal ini malah akan mempersulit kondisi kita. Oleh karena itu muncul sebuah pribahasa, “malu bertanya sesat dijalan.”
“Malu itu boleh, yang tidak boleh itu malu-maluin”

“Coba ubah sudut pandangnya…!”
Selasa, 3 Maret 2015
Oleh: Raka 2 – SM 3 & Pak Kabul

Seorang ayah terbaring lemah di atas tempat tidur. Matanya tak kuat lagi untuk membuka, namun ia berusaha sekuat tenaga mengangkat kelopaknya bagaikan mengangkat dua buah pintu dari baja. Ia tatap sendu pada kedua anaknya yang duduk di kanan dan kirinya, dan istrinya yang terisak-isak di kakinya. Dengan terbata-bata ia berucap, “Anak-anakku, ayah rasa sebentar lagi ajal akan menjemput. Ayah hanya ingin berpesan dua hal pada kalian..”
Kedua anaknya mendekatkan telinga ke bibir ayahnya. Lalu sang kakak berkata, “Ayah tersayang, apakah yang hendak ayah pesankan kepada kami?”
Sang ayah menjawab lirih, “Ayah berharap kalian tidak menagih hutang kepada orang lain, apapun keadaannya, dan tubuh kalian mulai hari ini tidak boleh terkena matahari secara langsung..”
Kedua anaknya saling berpandangan, tatapan mereka menyimpan seribu tanda tanya, tidak memahami maksud perkataan ayahnya. Namun, belum sempat anak-anaknya bertanya, sang ayah menghela nafas panjang seraya mengucap kalimat tasyahhud, lalu diam tak bergerak. Pecahlah tangis dari istri dan kedua anaknya. Mereka diliputi kesedihan yang mendalam.
Peristiwa itu terjadi sudah 5 tahun yang lalu. Hingga pada satu ketika sang ibu berkunjung ke rumah anaknya yang bungsu. Ia melihat anaknya hidup dalam kondisi serba kekurangan. Rumah yang ditempati dalam kondisi sangat memprihatinkan. Istri dan anak-anaknya kerap sakit-sakitan. Namun, sang suami tak mampu berbuat banyak.
Melihat kondisi demikian, sang ibu dengan sedih bertanya pada anaknya. “Putraku, mengapa kondisimu dan keluarga demikian sulit?” anak bungsu itu menjawab, “Ibunda, kondisi kami seperti ini karena saya menjalankan amanat dari ayah, saya tidak pernah menagih hutang kepada orang-orang yang berhutang pada saya meskipun jumlahnya sangat banyak. Karena ayah juga berpesan agar saya tidak terkena sinar matahari secara langsung, maka saya selalu carter taksi jika hendak keluar rumah, terutama untuk kebutuhan saya ke pabrik. Ibu sendiri tahu, saya hanya memiliki motor butut itu, dan tidak mungkin saya mengendarainya karena bisa menyalahi pesan dari ayah”.
Sang ibu mengangguk lemah, seraya menasehati anak bungsunya untuk tetap bersabar. “Semoga Allah memberikan kehidupan yang lebih baik kepada kalian” ujarnya.
Pada kesempatan lain, Sang ibu berkunjung ke rumah anak sulungnya. Ia terkagum-kagum melihat rumah yang dimiliki anaknya cukup besar, terlihat bahwa anak sulungnya hidup dalam kecukupan. Istri dan anak-anaknya sehat dan ceria, kebahagiaan tergambar jelas dalam raut muka mereka.
Sang ibu bertanya, “Putra sulungku, bagaimana caranya engkau bisa mendapatkan kehidupan yang baik ini?” Sang anak menjawab, “Ini semua karena berkat saya mematuhi pesan dari ayah, ibunda”. Ibunya menatap dalam-dalam, seakan tak percaya dengan ucapan anaknya. “Adikmu juga mematuhi pesan ayah, namun mengapa kondisi kalian jauh berbeda?” tanyanya menyelidik.
Sang anak menjawab, “Begini ibunda, ayah berpesan agar aku tidak pernah menagih hutang kepada orang lain, karena itu aku tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun. Jika kami sedang ada rejeki, kami sedekahkan harta itu kepada orang yang membutuhkan, dan kami sama sekali tidak menganggapnya sebagai hutang. Lalu ayah juga berpesan agar aku tidak terkena sinar matahari secara langsung. Karena saya hanya memiliki motor itu, maka saya pergi ke tempat bekerja pada waktu subuh sebelum matahari bersinar, dan saya pulang ke rumah pada malam hari, saat matahari sudah tenggelam. Dengan demikian, saya tidak menyalahi pesan ayah”.
Sang ibu tersenyum, seraya mendoakan agar anaknya diberikan keberkahan yang lebih besar dari Allah swt.
Demikianlah, satu pesan dapat ditafsirkan berbeda oleh dua pribadi, tergantung pada persepsi masing-masing dalam memahami pesan tersebut. Karena itu, kita harus berhati-hati dalam mengambil sikap dari persepsi yang kita miliki, karena persepsi menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan. Sebaliknya, persepsi yang keliru justru dapat menuai kehancuran bagi kehidupan kita selanjutnya.
***
Seperti pak Kabul, awalnya beliau merasa namanya aneh sehingga pak Kabul tidak jarang mengucilkan dirinya dan mengasumsikan bahwa dirinya adalah orang yang aneh karena namanya tersebut, bahkan terbesit hendak mengganti namanya. Akan tetapi setelah beliau mengganti persepsi/sudut pandang terhadap namanya, beliau menjadi sangat bersemangat. Mengapa? Karena keunikan namanya, beliau cepat dikenal oleh masyarakat luas, termasuk sekolah-sekolah tempat beliau menimba ilmu. Alhamdulillah masih dikenal dan diingat oleh guru-gurunya hanya karena nama “Kabul.” Mungkin akan berbeda hasilnya kalau beliau diberi nama, “Asep.” (ada jutaan orang bernama Asep). :D

“Ikhlas…!”
Rabu, 4 Maret 2015
Oleh: Dinda – SM 1 & Pak Dhinar

Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan ibadah kita diterima Allah Ta'ala. Yang dimaksud dengan pengertian ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dari Nya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain. Demikian adalah pengertian Ikhlas dalam Islam.

          Imam Ibnul Qayyim menjelaskan
 arti ikhlas yaitu mengesakan Allah di dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan, beliau juga menjelaskan bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala yang mengotorinya. Inilah bentuk pengamalan dari firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan."

          Berhati-hatilah bila dalam beramal dalam hati kita menginginkan sesuatu dari tujuan-tujuan duniawi. Karena hal tersebut bisa menjadi pertanda kebinasaan karena Allah tidak akan menerima amal tersebut dan hanya menjadikannya seperti debu yang berterbangan sebagaimana firman Allah yang tercantum dalam QS Al-Furqan: 23 yang artinya: "Dan kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu seperti debu yang berterbangan"

          Ikhlas
 memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan keihlasan itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah berfirman: Aku sangat tidak butuh kepada sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang dia menyekutukanKu di dalamnya maka akan Aku tinggalkan dia dan sekutunya" (HR. Muslim).
***
Suatu hari ada seorang pemuda yang selalu mengeluh terhadap seluruh aktifitasnya. Meskipun sudah berusaha untuk bekerja dan belajar (menuntut ilmu), ia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dari segala perbuatannya itu. Hingga akhirnya dia mendatangi gurunya untuk mendapatkan pencerahan.
Gurunya memandang pemuda tersebut dalam sebuah kesibukan tiada akhir, hingga akhirnya sang guru berpesan kepada pemuda, “selama ini kamu membawa beban dengan tas tanggung jawab, coba ubah tas mu menjadi tas keikhlasan.” Setelah pemuda tersebut mengikhlaskan segala yang ia miliki, akhirnya ia menjadi seorang imam yang besar dimasanya.
Dalam buku quantum ikhlas, sesuatu yang abstrak memiliki efek yang lebih panjang, begitupun dengan sifat ikhlas yang abstrak. Contohnya saja orang yang terkena pisau, suatu saat akan sembuh kembali. Sedangkan orang yang dihina, tidak akan pernah sembuh. Begitulah sifat ikhlas yang abstrak namuin efeknya bertahan lama. Semoga kita senantiasa bersikap ikhlas dalam kehidupan ini. Amin

“ada SENANG ada SUSAH”
Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Nifi – SM 2 & Bu Furi

Dalam kehidupan itu ada senang ada susah, ada hitam ada putih, ada tinggi ada rendah, dan lainnya. Selalu berkebalikan. Hal ini bertujuan agar dunia berada dalam keseimbangan. Hal ini juga diterangkan dalam surat Al-Insyiroh ayat 5 dan 6 yang artinya, “sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.”
Ibarat SM 3 yang sekarang sedang sibuk digencar dengan beragam TUC, pasti “menyenangkan” bukan? Dan akan “lebih menyenangkan” lagi kalau nanti teman-teman selesai menghadapi Ujian Nasional. Begitula siklus kehidupan.

Semoga bermanfaat