Kamis, 30 Juni 2016

Cerpen 11 Zul dan Long Sword

Cerpen 11: Zul & Pedang 3 Meter

Zul adalah seorang pengembara yang tidak tahu tujuannya. Zul sudah tidak memiliki sanak saudara dikampung halamannya. Orang tuanya sudah meninggal dunia karena sakit. Kini ia hidup sebatang kara. Tabiatnya selalu mencerminkan sikap ramah dan senang membantu orang lain. Pada usianya yang ke-20 tahun ia berencana merantau untuk menebar kebaikan. Satu hal yang pasti, niat Zul melakukan perjalanan dari kampung halamannya di Bogor menuju daerah lain adalah untuk membantu sesama umat manusia yang sedang dalam kesulitan. Adapun kebutuhan sehari-harinya selalu tercukupi oleh hasil alam yang melimpah ruah dibumi ini.

Suatu hari dihutan yang sangat rindang, Zul melewati sebuah goa yang ukurannya besar. Dari dalam goa tersebut terpancar sinar yang menyilaukan mata Zul sekaligus membuat dirinya penasaran. Perlahan ia dekati benda yang memantulkan sinar itu untuk memastikan. Ternyata, benda tersebut merupakan pantulan cahaya matahari dari mata pedang yang tergeletak diatas tanah. Entah siapa yang membuat pedang  yang terlihat indah tersebut. Panjangnya kira-kira sekitar 3 meter dengan gagang terbungkus kayu jati berwarna coklat kemerahan.

Merasa kedatangan rejeki nomplok, Zul mengambil pedang yang panjang itu dengan menyeretnya dari bahu. Tidak ada seorang pun disana untuk dikonfirmasi oleh Zul tentang asal-usul pedang tersebut, membuat Zul semakin yakin untuk membawanya dari goa dalam hutan. Disamping untuk persenjataan, khawatir  ada perampok , juga untuk dijual suatu saat tidak mempunyai uang dan kehabisan makanan.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 6 jam, Zul menemukan curug kecil disekitar hutan. Merasa letih karena membawa pedang dengan bobot cukup berat, Zul memutuskan untuk beristirahat sekaligus bermeditasi di bawah air terjun. Ukurannya yang panjang membuat ia merasa letih karena harus berkelok-kelok saat sedang berjalan karena tidak jarang pedang itu tersangkut akar pohon hutan yang besar.

Baru saja ia memejamkan mata, Zul mendapat bisikan entah dari mana asalnya yang membuat Zul terkejut. Karena penasaran, ia kembali menutup matanya dan menyimak dengan baik suara yang tiba-tiba hadir ditelinganya.

“Kaulah yang terpilih, jangan menjual pedang yang dibuat oleh leluhur kami untuk kepentingan pribadi. Pergunakan dengan baik!”

Mendengar kabar singkat yang ghaib tersebut, Zul berusaha meyakinkan dirinya untuk tetap tenang dan tinggal sementara dalam hutan sebelum memasuki kawasan penduduk.

Dalam kesendiriannya, Zul mencoba mengayunkan pedang dengan perlahan-lahan. Karena tidak sanggup, ia memikirkan cara lain untuk dapat menggunakannnya dengan baik. Sedikit demi sedikit, Zul melatih fisiknya dengan latihan-latihan yang dapat membentuk kekuatan ototnya dengan harapan mampu menahan beban pedang dan menggunakannya dengan berbagai tehnik.
1 bulan lamanya Zul berada dalam pengasingan demi melatih dirinya menjadi seorang samurai, ia akhirnya dapat mampu mengusai tehnik bermain pedang dengan mahir, terutama pedang panjang yang cukup berat tersebut.

Tiba-tiba terdengar teriakan banyak orang yang datang dari arah pedesaan yang lari ketakutan menuju hutan. Ternyata ada sebuah monster raksasa pemakan manusia yang memporakporandakan kondisi desa dengan kekuatan jahatnya. Monster pemakan manusia itu datang dari puncak gunung tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan terror kepada penduduk yang sudah lama tidak memberikan tumbal anak perempuan untuk ia makan.

Tidak sedikit korban yang menjadi santapan monster jahat tersebut. Merasa memiliki kekuatan yang cukup dan keberanian, Zul seolah mendapat tanggung jawab untuk menghentikan monster tesebut. Ditambah teriakan orang-orang yang menghampirinya untuk dimintakan tolong kepada Zul, membuat Zul menjadi semakin yakin akan perannya. Penduduk mengira Zul adalah dewa penyelamat yang diutus dari langit untuk membuat kedamaian dimuka bumi dengan pedang panjang yang digenggamnya.

Dengan sigap, Zul berlari menuju desa untuk menemui monster tersebut. Para penduduk bersorak gembira sekaligus mendo’akan perjalanan Zul demi kelancaran memberantas monster jahat yang mengganggu desa mereka. Pedang Zul yang terseret diatas permukaan tanah, selalu tersangkut oleh akar-akar pohon hutan, membuatnya mengalami sedikit kendala saat menuju desa. Seorang anak bernama Dhin selalu membantu Zul dengan mengangkatkan pedangnya saat tersangkut. Hampir 30 menit lamanya, Zul dan Dhin berada ditengah-tengah desa, tepat dihadapan monster jahat.

Tubuhnya yang besar membuat musuh Zul yang satu ini mudah untuk dikenali dan dicari tanpa harus mempertanyakan keberadaannya. Dhin yang ikut mendampingi Zul, diminta untuk bersembunyi selama pertempuran berlangsung. Tanpa basa-basi, Zul langsung menghunuskan pedangnya ke arah tubuh monster dengan harapan langsung dengan mudah dikalahkan.

Akan tetapi gerakan Zul seolah sudah diprediksi oleh monster. Monster itu mentertawakan gerak-gerik Zul yang masih lamban dalam menggunakan pedang. Seketika monster mengelak dan menghentakan kakinya ke bumi dengan tekanan yang keras sehingga terjadi gempa yang dahsyat. Saat itu juga Zul terpental karenanya. Merasa terancam, monster langsung mengincar tubuh Zul yang tengah berbaring tak berdaya untuk ia santap sebagai makanannya. Namun usahanya sia-sia, dengan tenaga sisa, Zul berlari meniggalkan monster dan pedangnya menjauh.

Monster yang kuat itu kini dipermainkan oleh Zul. Rumah-rumah yang terlewati saat sedang mengumpan dirinya hancur berantakan terinjak monster. Tiba di sudut desa dengan keadaan terdesar, Zul langsung berbalik arah dan berlari secepat mungkin. Hanya satu yang ia tuju yaitu pedang panjangnya. Monster yang kebingungan dengan gerak-gerik Zul, menyerang kembali dengan serangan yang sama, yaitu menghentakkan kaki. Sebelum kakinya terangkat, Zul menebas tumit monster dengan kuat dan seketika monster dengan tinggi 5 meter itu terjatuh dan teriak kesakitan. Suaranya membisingkan seluruh desa dan hutan disekitarnya.

Monster yang terbaring kesakitan itu berusaha berdiri untuk kabur, namun sangat disayangkan, Zul telah menancapkan pedangnya ditelapak kaki monster menembus bagian paha sehingga sulit untuk berdiri dengan luka yang parah seperti itu. Kesempatan emas yang telah dibuat Zul langsung dimanfaatkan untuk menebas leher dan jantung monster dengan menggunakan pedangnya. Dengan darah bercucuran, monster tersebut akhirnya berhasil dikalahkan.

Penduduk yang mengintip dari balik pepohonan hutan, berteriak keluar hutan dengan teriakan kemenangan. Dhin yang ikut bersembunyi, turut keluar dari tempat persembunyiannya. Sebagian pemuda menggendong Zul atas keberhasilannya. Jenazah monster yang tewas tiba-tiba berubah menjadi debu dan tertiup angin. Sebagian orang tua menangis mengingat anaknya yang mati dimakan monster yang kini telah lenyap.

Suka tercampur duka menyelimuti desa saat itu. Beberapa korban yang menjadi tumbal monster dimakamkan dengan sangat apik, mereka diberi gelar pahlawan oleh penduduk desa. Rumah-rumah yang berantakan dibersihkan oleh penduduk dan mulai dibangun kembali rumah yang baru.

Demi keamanan desa yang terjaga, Zul akhirnya ditawari tempat tinggal oleh penduduk desa. Akan tetapi tawaran tersebut ditolak dan Zul meminta izin untuk meninggalkan penduduk demi melanjutkan perjalanannya berkelana keliling dunia. Sebelum pergi, Dhin yang sejak lama memperhatikan Zul, memohon untuk bisa ikut berpetualang bersama Zul dan membantu banyak orang diluar desanya. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Zul mengizinkan anak tersebut ikut dengannya.

Banyak kisah yang tergores oleh pedang misterius tersebut. Akhirnya pedang yang telah membantu Zul itu ia beri nama “long sword” karena bentuknya yang panjang. Hari demi hari Zul dan Dhin berkelana menumpas kejahatan. Beragam cerita menjadi pengalaman hidup mereka saat berpetualang  bersama ‘long sword’.

Selesai…

#cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif 


Rabu, 29 Juni 2016

Cerpen 10: Sanlat di Bandung

Cerpen 10: Sanlat di Bandung

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan sanlat yang dilakukan oleh sekolah tempat bu Nurul mengajar adalah safari masjid. Adapun makna dari safari masjid yaitu berkeliling masjid dan melakukan kegiatan belajar selama 2 hari lamanya. Masjid yang dikungjungi biasanya masjid besar dan setiap tahun tidak pernah sama, alias berbeda-beda masjid demi mengurangi kejenuhan dan mencoba mengobservasi terhadap masjid baru.

Kriteria masjid yang dipilih adalah masjid yang ramah anak. Meskipun masjid yang menjadi tujuan adalah masjid besar, akan tetapi jika pengelolanya tidak mengizinkan atau kurang ramah terhadap perilaku anak=anak, maka tidak direkomendasikan sebagai rangakaian safari masjid. Hampir semua masjid besar di Bogor telah menjadi tempat belajar anak-anak, sehingga para guru berencana memulai lembaran baru diluar kota sebagai bentuk pembelajaran terhadap siswa.

***

Sudah 5 bulan yang lalu, saat rapat tahunan sekolah, dilangsungkan pemilihan ketua panitia dari setiap acara. Kebetulan, tahun ini bu Nurul yang menjadi ketua pelaksana acara sanlat Ramadhan sekolah. Memasuki bulan Sya’ban, bu Nurul belum yang diamanahkan menjadi ketua jua membuat pertemua dengan guru-guru terkait persiapan acara yang akan dilangsungkan pada bulan Ramadhan. Hal tersebut belum dilakukannya dikarenakan kesibukan sekolah dan keikut sertaan bu Nurul dalam beberapa rangkaian acara lainnya.

Mendekati hari-H pelaksanaan, rapat kepanitiaan baru dibentuk dan baru dibahas secara dadakan. Banyak poin yang belum terbahas dan kendala-kendala menjelang dimulainya acara, mulai dari pencairan dana proposal, susunan acara, transportasi, perizinan masjid dan persiapan lainnya. Ragam kegiatan yang variatif, membuat bu Nurul lupa akan tugasnya sebagai ketua pelaksana sanlat.

Alhasil, dengan dana yang terkumpul seadanya dari sumbangan siswa dan kas sekolah, ditentukanlah destinasi perjalanan yaitu Masjid Raya Bandung yang lokasinya disebelah Alun-Alun Bandung. Kebetulan bu Nurul orang asli Bandung dan sebagian besar teman sekolahnya adalah pengurus DKM masjid yang dituju, diizinkanlah mereka untuk membuat acara di Masjid yang jaraknya cukup jauh tersebut. Adapun perizinan yang sebelumnya menggunakan surat dan amplop, kali ini bu Nurul mengkonfirmasi via telepon dan e-mail kepada temannya di Bandung.

Setelah siap dengan rangkaian acara yang telah disepakati bersama, bu Nurul merasa sedikit lega demi terlaksananya acara nanti. Terlepas nanti akan terdapat kekurangan, bu Nurul dengan sigap mencatat segala kekurangan yang nanti akan terjadi sekaligus bertanya=tanya kepada guru senior yang tahun=tahun sebelumnya menjadi ketua panitia sanlat sekolah.

H-3, anak-anak disosialisasikan terkait acara sanlat dengan segala macam persiapan dan perbekalan yang wajin dibawa. Untuk melatih kemandirian, seluruh siswa direncanakan berangkat dengan menggunakan bis umum dengan biaya transport masing-masing. Tentu saja pemberangkatan dilakukan secara bersama-sama dari kelas 7 sampai kelas 9.

***

Sesuai dengan perencanaan para guru, selasa pagi seluruh siswa berkumpul di area terminal dengan segala perlengkapan masing-masing. Ada yang membawa tas ransel, ada juga yang membawa koper. Pemberangkatan menggunakan 2 bis dengan didampingi guru di setiap bis. Tiba di Bandung, anak-anak melakukan sesi orientasi bersama pihak masjid dan melakukan pemabagian spot istirahat. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari 1 malam tersebut mendapat kesan positif dari anak-anak.

Selama kegiatan berlangsung, sesekali siswa diajak melakukan outbound-low impact di sekitar alun-alun. Dilanjutkan dengan games dan rangkaian acara mabit. Tuntutan melakukan shaum dibulan Ramadhan tidak menciutkan semangat siswa selama sanlat berlangsung.

Buka puasa, makan malam dan sahur dilakukan bersama-sama pihak DKM yang ramah. Bu Nurul merasa senang karena teman-teman sekolahnya dulu bersikap ramah terhadap siswa, melebihi ekspetasi yang ia bayangkan. Meskipun terkantuk-kantuk, seluruh siswa tetap mengikuti instruksi yang diberikan sampai acara selesai.

Acara ditutup dengan rihlah ke pementasan Saung Udjo untuk menyaksikan pertunjukan angklung dan tarian daerah setelah itu mereka menuju terminal Cicaheum lalu naik bis kembali menuju Bogor. dan pulang kembali dengan menggunakna bis. Karena diperjalanan macet sampai waktu maghrib, mereka melakukan buka bersama didalam bis dan shalat fardhu maghrib sambil duduk. Setibanya di terminal, sebagian siswa ada yang langsung di jemput ada juga yang pulang sendiri menuju rumahnya. Sebelum dibubarkan, walikelas mengingatkan kepada seluruh siswa untuk melakukan shalat tarawih secara munfarid dirumah masing-masing. Terlepas mereka lelah/mengeluh sesampainya dirumah nanti, guru-guru berharap seluruh siswa dapat melakukan instruksi terakhir tersebut.

***

Selesai melaksanakan acara sanlat yang luar biasa, seluruh panitia melakukan rapat evaluasi demi membahas kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi selama acara berlangsung. Beberapa guru menegur bu Nurul dengan santun terkait persiapan yang terlalu singkat. Mereka berharap ketua panitia dalam acara apapun lebih bertanggungjawab terhadap amanahnya. Dalam kesempatan tersebut, bu Nurul meminta maaf atas segala kekurangan yang dimilikinya.

Banyak pelajaran yang dapat diambil hikmahnya, diantaranya adalah tentang tanggungjawab dan persiapan sebelum melakukan acara besar. Hal ini dimaksudkan agar hasilnya lebih maskimal. Bu Nurul sebagai ketua pantia mendapatkan pelajaran yang sangat besar dalam kehidupannya dan berikrar untuk tidak mengulangi kesalahannya tersebut pada acara yang akan datang.


Selesai…


#cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif #dhinar

Selasa, 28 Juni 2016

Cerpen 9: Do'a untuk Kesembuhan Dora

Cerpen 9: Do'a untuk Kesembuhan Dora

Sudah lama Tia tidak menyaksikan kartun kesayangannya, Dora The Explorerrr. Tia yang baru berumur 4 tahun, sangat menyukai serial Dora dikarenakan menurutnya sangat mendidik dan memberikan kreatifitas untuk anak-anak sepantarannya.

Sudah hampir 3 tahun lamanya Dora tidak ditayangkan ditelevisi, membuat Tia menjadi sangat penasaran atas apa yang terjadi. Tidak hanya itu, dari informasi yang ia dapatkan dari kakaknya yang mahir mengoperasikan internet, perusahaan yang memproduksi film kartun Dora The Explorerrr sudah tidak lagi dibuat (berhenti memproduksi) karena berbagai macam alasan.

Hal ini membuat Tia sebagai penggemar setia merasa keberatan dan kecewa atas apa yang terjadi. Aksesoris bergambarkan Dora yang selama ini dikoleksinya seperti hancur berkeping-keping karena tidak lagi dapat tayangan terbaru dari serial Dora, hanya rekaman dan pengulangan yang ia dapatkan dari berbagai sumber video.

Sang kakak yang merasa kasihan terhadap adiknya, berusaha membantu Tia dengan berbagai macam cara, salah satunya mencari video terbaru dari tayangan Dora. Kakak Tia yang pandai meng-hack operasi komputer dan jaringan internet berusaha masuk dunia DeepWeb dan mencari informasi seputar bangkrutnya Dora The Explorerrrr. Dengan akun palsunya, masuklah ia pada situs terlarang, rahasia perusahaan.

Setelah dikroscek, kakak Tia mendapatkan sebuah video terupdate seputar kondisi Dora. Gadis cilik berbaju ungu tersebut ternyata tengah mengalami proses operasi dikarenakan sakit kanker stadium 3. Sudah hampir 1 tahun Dora tidak lagi melakukan petualangan bersama temannya, Boots, karena sakit yang dideritanya.

Dari sumber yang diperoleh, kesembuhan Dora hanya 40% untuk bisa kembali beraktifitas seperti biasa. Tubuhnya kini berbaring dirumah sakit dekat rumahnya dengan perawatan yang intensif. Banyak penggemar yang merasa iba dan empati terhadap kesehatan Dora. Tidak sedikit dari mereka yang memberikan sumbangan berupa materi dan do’a yang dipanjatkan untuk kesembuhan Dora. Ratusan rangkaian bunga menyelimuti kamar rawat Dora. Begitulah kabar yang ia dapatkan dari video amatir dan foto-foto yang berkaitan dengan Dora.

Tia merasa sangat sedih mendengar hal tersebut. Sebagai penggemar, Tia turut mendo’akan kesembuhan Dora dari rumahnya, berharap Dora bisa kembali bertualang dan menghibur anak-anak seperti Tia dengan tingkahnya yang polos dan baik hati.


Selesai…


#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif 


Perlengkapan, Persiapan dan Tahapan Melakukan I'tikaf

Perlengkapan, persiapan dan urutan/tahapan melakukan i’tikaf di masjid
Oleh: Muhammad Dhinar Zulfiqar

Alhamdulillah sudah masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, saatnya untuk para Muslimin melakukan i’tikaf dimasjid-masjid yang menyediakan fasilitas i’tikaf. Adapun persiapan yang harus kita bawa sebelum melakukan i’tikaf akan membantu kita demi kelancaran ibadah kita selama i’tikaf.

Apa saja perlengkapan yang wajib dibawa?

1. Uang
Uang adalah alat tukar yang sah. Kemanapun kita berada, sebaiknya kita tidak terlepas membawa uang untuk beragam kebutuhan baik seperti berinfak, bayar parkir, untuk jajan diserambi masjid atau bisa jadi kalau kita tidak terdaftar/kehabisan makan sahur/berbuka, uanglah yang menjadi solusinya (membeli makan diluar).

2. Parfum
Allah swt. itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Alangkah lebih baik jika penampilan kita ditambah dengan wewangian yang non-alkohol. Sudah banyak dijual dipasaran dengan harga yang murah. So, kenapa kita tidak wangi saat masuk masjid?

3. Tas
Semua perlengkapan yang kita bawa akan lebih flesksibel jika kita masukan kedalam tas. Baik itu tas jinjing, tas ransel maupun tas pinggang. Apapun itu, dapat kita gunakan agar perlengkapan i’tikaf kita tidak berceceran.

4. Al-Qur’an
Ini dia yang paling pokok yang wajib kamu bawa. Biasanya, setiap masjid menyediakan Al-Qur’an untuk dibaca oleh jamaahnya, akan tetapi lebih afdol jika kita membawa sendiri dari rumah. Mungin Al-Qur’an masjid sudah di tag oleh orang lain, atau kita belum terbiasa dengan jenis tulisan yang ada. Disamping itu, kita juga menghargai Al-Qur’an yang tersimpan dirumah, jangan hanya dijadikan sebagai pajangan. Mungkin 11 bulan kita khilaf membuka Al-Qur’an, akan tetapi mumpung ini bulan Ramadhan, alangkah baiknya jika kita membawa Al-Qur’an bahkan setelah Ramadhan pergi. Jangan malu membawa Al-Qur’an, pedoman hidup manusia.

5. Sapu tangan, buff, slayer
Cuaca zaman sekarang bisa dibilang ekstrim, tidak seperti dulu yang masih bisa diprediksi. Adakalanya suasana malam yang hangat tiba-tiba berubah menjadi dingin dan hujan lebat. Untuk beberapa orang yang alergi terhadap cuaca, membawa sapu tangan adalah perkara wajib untuk menutup mulut dan hidung. Pun dengan orang yang tidak memiliki alergi, bisa digunakan untuk mengelap sesuatu yang kotor seperti air yang tumpah saat kita makan, dan lainnya. Fungsi sapu tangan lebih baik dari tisu karena kita tidak membuat sampah baru dan lebih go green.

6. Botol minum/tumbler
Banyak orang yang memilih untuk tidak ribet saat melakukan perjalanan, termasuk i’tikaf. Tersedianya air dalam kemasan gelas/botol plastik, biasanya membuat orang menjadi malas membawa wadah sendiri.

Tapi pernahkah kita bayangkan hasil akhir yang dikumpulkan setelah orang-orang yang memakai wadah plastik sekali pakai? Biasanya sampah tercecer dimana-mana, bahkan setelah kegiatan i’tikaf selesai, jumlah trashbag yang berisi sampah yang disediakan masjid begitu menumpuk hanya untuk gelas plastik. Produksi sampah melimpah. Bukankah itu kurang ahsan terlihatnya?

Belum lagi pemulung memilih sampah yang masih utuh/kondisi bagus, dan sisanya dibuang, maka secara tidak langsung kita menambah tumpukan sampah di TPA. Miris. Niat kita sebenarnya mau ibadah atau nyumbang sampah? Silahkan pikirkan matang-matang.

7. Ponsel + charger/powerbank
Keberadaan ponsel untuk beberapa waktu terkadang dapat mengganggu kekhusyuan kita dalam beribadah. Lebih baik jika kita tidak membawa gadget saat sedang berada didalam masjid. Namun untuk keperluan tertentu, sebaiknya kita membawa ponsel kita. mungkin ada kabar duka dari keluarga yang memaksa kita untuk pulang kerumah atau informasi penting lainnya. Akan sangat merepotkan jika kita tidak memberikan kabar kepada keluarga/kerabat disaat orang lain membutuhkan kita, disaat orang tua merindukan kehadiran kita dirumah, yang mungkin untuk terakhir kalinya, kita tidak pernah tau.

8. Memakai pakaian muslim
Baik laki-laki maupun perempuan, akan terlihat lebih indah jika berpenampilan rapi terutama saat menghadap Allah swt. Selama didalam masjid, untuk laki-laki sebaiknya menggunakan baju koko atau kemeja lengan panjang agar terkesan lebih rapi dan untuk perempuan menggunakan pakaian syar’i yang menuutp aurat. Ingat, ini bukan ajang untuk pamer/unjuk gigi dengan variasi aksesoris, ini demi kekhusuan dalam ibadah.

9. Sarung & peci/mukena
Perlengkapan tambahan ikhwan selanjutnya adalah sarung dan peci. Meskipun aurat kita tertutup dengan celana panjang yang kita gunakan selama perjalanan, alangkah lebih baik jika kita membawa sarung, dikhawatirkan ada najis yang tertempel dicelana kita yang kita tidak tahu keberadaannya. Pun sama dengan peci, meskipun kita yakin bahwa rambut kita tidak menghalangi kening saat sujud, sebaiknya untuk persiapan kita membawa peci.

Dan untuk akhwat, selalu membawa mukena kemanapun kalian berada. kita dituntut melakukan shalat wajib 5 waktu dalam sehari, setiap perjalanan seorang akhwat pasti menemukan waktu shalat. Mukena (meskipun saya belum pernah memakainya), jangan lupa dicuci setiap satu pekan sekali demi menjaga kebersihan dari mukena itu sendiri. Masukkan mukena pada tas mukena untuk memudahkan saat dibawa.

10. Sleeping bag/bantal kecil/boneka kesayangan
Pada beberapa kasus, ada orang-orang tertentu yang tidak bisa tidur dengan beralaskan sajadah semata. Hal ini disebabkan mungkin karena faktor kebiasaan atau kenyamanan yang berada didalam masjid itu sendiri. Bagi yang mengalami kesulitan tersebut, sebaiknya membawa bantal kecil/sleeping bag untuk posisi tidur yang nyaman karena dalam i’tikaf kita dianjurkan untuk tidur sebelum melakukan shalat tahajud

Atau untuk anak-anak yang jarang tidur diluar rumah, sebaiknya membawa mainan/boneka kesayangan (tanpa suara) agar tetap nyaman didalam masjid sampai waktu pulang tiba. Asalkan mainan yang dibawa tidak berlebihan karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

11. Perlengkapan mandi
Kebersihan sebagian dari iman, tidak etis terlihat nya jika kita meminjam perlengkapan mandi milik orang lain. Kurang berkenan juga jika kita menjadwalkan i’tikaf dalam waktu yang lama tetapi tidak mandi. Perlengkapan yang wajib yaitu sikat gigi, pasta gigi, sabun cair, handuk dan shampo (khawatir kita mimpi basah saat dimasjid).

12. Baju salin
Jika kita meniatkan untuk melakukan i’tikaf dalam waktu yang cukup lama (misal 3 hari atau seminggu), sebaiknya membawa baju salin, lengkap dengan pakaian dalam untuk digunakan selama ibadah. Bau badan/pakaian yang tidak dicuci biasanya mengganggu jamaah lain disekitar kita yang sedang khusyu beribadah.

13. Hindari perlengkapan yang tidak perlu dibawa
Selama i’tikaf berlangsung, tidak perlu kita membawa kaca mata hitam atau topi untuk bergaya. Atau membawa perlengkapan belajar seperti papan jalan, modul kuliah beserta alat tulisnya. Atau membawa perlengkapan konser seperti gitar dan alat musik lainnya. Buat kondisi senyaman mungkin dengan persiapan sederhana mungkin.

Tahapan melakukan i’tikaf:
Nggak kerasa udah 10 hari terkahir dibulan Ramadhan. Ayo kita maksimalkan dengan beribadah i’tikaf di masjid. Agar lebih ahsan, ikuti langkah-langkahnya berikut ini:
·        1. Senantiasa menjaga wudhu
·        2. Membaca do’a masuk masjid: Allahumaghfirli dzunubi waftafli abwaba rahmatika
·        3. Shalat sunnah tahiyatul masjid 2 rakaat untuk menghormati masjid yang kita masuki
·        4. Niat duduk i’tikaf: nawaitu i’tikaf fii haadza masjid lillahi ta’ala
·       5. Melakukan ibadah: membaca AL-Qur’an, shalat sunnah, berdzikir, berdo’a, istighfar, berinfak (hindari candaan saat sedang beribadah)
·    6.    Mengikuti aturan dan rangkaian kegiatan masjid (tarawih, buka bersama, sahur bersama)
·        7. Tidur (kunci tahajud)
·        8. Shalat sunnah tahajud/hajat (sangat dianjurkan)


Semoga bermanfaat

Senin, 27 Juni 2016

Cerpen 8 Misteri Boneka Gayo

Cerpen 8 Misteri Boneka Gayo

Pekan lalu, sekolah Mufid menerima kiriman barang dari seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya. Siswa yang tengah bermain ketika istrirahat, langsung berkumpul menuju paket yang dibawakan oleh jasa pengirim. Tidak diketahui pengirimnya, akan tetapi alamat yang dituju adalah alamat jelas sekolah mereka.

Pak guru yang menerima paket misterius tersebut, awalnya ragu untuk membuka dikarenakan ketidakjelasan pengirim, akan tetapi berhubung anak-anak mendukung Pak guru untuk membuka untuk menepis rasa penasaran mereka, Pak guru mengambil tindakan membuka untuk melihat isi didalam bingkisan yang baru saja diterima tersebut, dikhawatirkan isinya adalah bom. Didepan murid-murid, pak guru membuka lakban secara perlahan dengan sangat rapi, setelah terbuka, Mufid diminta mengambil isinya dan ternyata kiriman itu adalah sebuah boneka.

Boneka yang dipegang Mufid saat itu tidak seperti boneka pada umumnya. Boneka biru ukuran setengah meter dengan rambut berwarna hitam dan mata berwarna merah, sempat membuat beberapa teman Mufid merinding dibuatnya. Dibalik boneka tersebut tersimpan sebuah surat singkat dari pengirim yang dibacakan dengan lantang oleh Mufid,

“simpan boneka gayo ini disekolah, maka ia akan menemani kalian”

Seketika seluruh siswa berteriak ketakutan. Sebagian siswa meminta agar boneka itu dibuang karena bentuknya menakutkan, sebagian siswa yang lain mempertanyakan tentang arti nama ‘gayo’ serta mengecek pengirim paket misterius tersebut dan Mufid memberikan boneka tersebut kepada Pak guru demi mendapatkan kebijakan jalan tengah yang dapat disepakati bersama.

“sebenarnya Pak guru tidak tahu siapa yang mengirim paket ini, akan tetapi alangkah lebih baiknya jika kita terima dan memajang boneka ini didalam kelas”

Tidak ada yang aneh dengan boneka tersebut. Bentuknya yang cukup menyeramkan dan pesan singkat yang hadir bersamaan dengan boneka tersebut menambah kesan mistis bagi siapapun yang melihatnya.

***

Satu hari berlalu, keadaan kelas berlangsung seperti biasa, tidak terjadi apa-apa. Hanya beberapa anak yang ketakutan ketika melihat boneka tersebut. Bagi sebagian siswa yang penakut, kehadiran boneka tersebut justru meresahkan, tidak jarang siswi menangis karena merasa diperhatikan oleh boneka gayo.

Mufid yang masih penasaran, menyelidiki sendiri tentang arti boneka gayo dan mencari tahu siapa yang mengirimkan boneka tersebut. Sepulang sekolah, Mufid tidak langsung kerumah, melainkan menuju jasa pengiriman untuk mencari informasi yang mengirim boneka tersebut.

Usut punya usut, ternyata yang mengirim boneka tersebut adalah sebuah panti asuhan yang beberapa bulan lalu telah diberikan sumbangan dari kegiatan bakti sosial sekolah. Seorang anak perempuan pemilik boneka tersebut memberikannya kepada sekolah sebagai bentuk rasa syukur, namun sayangnya anak tersebut sudah dikabarkan meninggal dunia karena sakit leukemia akut. Boneka tersebut menambah kesan horror bagi siapapun yang mengetahui kebenarannya.

***

Pada hari kedua, kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan. Awalnya gambar karya siswa disebelah boneka tersebut tiba-tiba jatuh, memecahkan bingkai kaca yang menghiasnya. Tentu saja hal ini membuat sebagian siswa panik. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba beberapa kursi bergeser dengan sendirinya, menambah kesan mistis didalam kelas.

Seorang anak langsung membanting boneka tersebut karena panik dan menyangkal bahwa semua kejadian aneh tersebut datang karena ulah boneka tersebut. Melihat keributan di kelas, Pak guru menenangkan seluruh siswa dan meminta untuk duduk tenang didalam kelas. Sambil mendengarkan instruksi guru, Mufid mengacungkan tangan meminta izin untuk memberikan informasi yang ia ketahui kepada teman-temannya. Setelah dipersilahkan, Mufid berdiri didepan kelas menjelaskan semuanya.

“Boneka tersebut dikirim oleh seorang anak perempuan dari panti asuhan yang telah kita kunjungi beberapa bulan lalu. Aku tidak sempat berterimakasih kepadanya karena anak tersebut sudah meninggal dunia, anak tersebut sakit leukemia. Alangkah baiknya jika kita memberikan boneka ini kepada orang yang ahli, dikhawatirkan membawa celaka untuk kita.”

Semua siswa setuju dengan pendapat Mufid. Ketika sekolah hendak dipulangkan, saat pembacaan do’a pulang, tiba-tiba pintu kelas tertutup rapat dan terkunci, begitupun dengan jendela-jendela disekitar kelas. Seketika anak-anak menjerit ketakutan.

Tanpa berfikir panjang, Pak guru yang ikut terjebak didalam kelas langsung memecahkan kaca jendela dan mengambil kursi untuk mengevakuasi siswa untuk keluar sekolah. Siang itu suasana kelas menjadi riuh dan mencekam. Bayangan-bayangan hitam bertebaran disetiap sudut sekolah. Pak guru menyarankan anak-anak untuk tetap berdzikir serta membaca hafalan surat demi menenangkan hati mereka.

Para orang tua yang menunggu kepulangan anak-anak mereka merasa terkejut dengan keriuhan yang terjadi disekolah. Segera mereka menelepon polisi dan ambulan untuk memeriksa apa yang terjadi, sebagian orang tua masuk ke dalam sekolah untuk menyelamatkan siswa menuju tempat yang aman.

Dalam keriuhan tersebut, Mufid sambil melantunkan dzikir yang tiada henti-hentinya, segera mengambil boneka gayo tersebut dan membawanya keluar sekolah. Boneka yang umumnya benda mati, saat itu berbeda dari biasanya, boneka gayo terus bergetar, bergerak dan mencoba menghindar dari genggaman Mufid.

15 menit berlalu, seluruh siswa dan guru sudah terevakuasi menuju halaman sekolah, polisi dan ambulan berdatangan dan dengan sigap membantu menenangkan siswa yang menangis. Mufid yang membawa boneka tersebut, berhasil memberikannya kepada polisi untuk diperiksa lebih lanjut, terlebih lagi paranormal turut membantu menenangkan jin yang merasuki boneka gayo tersebut.

Hari itu benar-benar diluar dugaan, hal besar terjadi begitu saja. Sungguh sangat menyeramkan menerima barang yang tidak ketahui asal-usulnya. Beberapa yang siswa yang masih shock, izin tidak masuk untuk beberapa hari untuk menenangkan perasaan mereka.

Mufid yang masih penasaran atas semua yang terjadi, menanyakan kabar boneka gayo kepada pihak polisi. Ternyata boneka tersebut sudah disegel agar tidak bisa menakuti orang lain kembali. Pak guru dan segenap tim yang menerima paket tersebut, meminta maaf atas semua peristiwa yang terjadi.

Keesokan harinya, siswa yang masuk kesekolah membantu merapikan kelas dan sekolah yang berantakan akibat peristiwa ghaib yang berlalu. Suasana pada hari itu sudah tenang layaknya hari-hari pada biasanya. Dalam hati, mereka terus berdzikir agar senantiasa dilindungi Allah swt. dari ancaman jin yang mengusik mereka. Makna ‘gayo’ itu sendiri, tidak ada satupun yang tahu definisinya.

Selesai…

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif 


Cerpen 7 Kehadiran Alien....

Cerpen 7 Kehadiran Alien

Saat aku memandangi indahnya bulan, tiba-tiba sebuah meteor dengan cahaya merah yang panjang, jatuh mengarah pada bumi. Selang 10 detik setelah penampakan meteor tersebut, bumi bergoncang layaknya terjadi gempa dengan teriakan suara histeris dari berbagai belahan tempat. Aku yakin bahwa meteor tersebut jatuh disekitar kota kelahiranku dan sesuatu terjadi padanya sehingga banyak orang ramai menyoroti lokasi kejadian perkara.

Karena penasaran, aku langsung mengambil sepeda dari garasi dan sesegera mungkin mengayuhkan kakiku menuju karamaian publik pada malam itu. Tak ku sangka, semua orang memiliki pemikiran yang sama denganku, semua orang memiliki rasa penasaran untuk melihat meteor yang baru saja tiba tersebut dan tidak sedikit kamera yang merekam peristiwa langka tersebut.

Gumpalan asap menyelimuti area jatuhnya meteor. Lubang ditanah akibat benturan meteor kurang lebih berdiameter 30 meter. Ketika polisi datang untuk memeriksa, keadaan berubah menjadi lebih tertib dengan garis polisi yang mereka pasang. Khawatir membahayakan penduduk, polisi meminta kami yang menyaksikan peristiwa tersebut untuk pergi membubarkan diri.

***

Keesokan harinya, seluruh acara berita baik media cetak maupun elektronik menampilkan status update dari kejadian semalam.  Aku juga ingin turut andil memeriksa meteor tersebut, namun ibu melarangku untuk tetap fokus belajar persiapan Ujian Nasional tingkat SMP yang akan diselenggarakan bulan depan.

Dari hasil penelitian, terjadi sesuatu yang sangat menggemparkan. Ternyata didalam meteor tersebut, terdapat sesosok makhluk hidup berukuran tinggi 50 cm yang mampu berdiri tegap layaknya manusia. Kemunculan sosok tersebut menambah penasaran warga baik lokal maupun dari luar kota.

Demi menjaga ketertiban, pihak polisi mengamankan makhluk tersebut dan mengisolasi dari segala macam bentuk interaksi dengan manusia. Aku semakin bertambah penasaran untuk dapat meneliti kehadiran ‘alien’ di bumi ini. Sudah lama aku ingin menjadi seorang polisi forensik yang bertugas meneliti sesuatu untuk mengungkapkan kebenaran. Dan mungkin inilah saatnya aku beraksi.

Dengan mengendap-ngendap, aku berusaha untuk bisa mendapatkan informasi dimana alien tersebut disembunyikan. Setelah mencari informasi dari polisi dan warga yang melihat evakuasi alien, aku langsung menuju tempat yang menurut analisaku sebagai tempat persembunyian makhluk asing yang disembunyikan, kantor pusat labolatorium.
Jaraknya tidak begitu jauh dari rumahku, langsung aku kayuhkan sepedaku untuk menemui alien tersebut. Ternyata, tidak hanya aku saja yang ingin melihat langsung makhluk yang muncul dari alien itu. Banyak warga dan wartawan media yang mengantri dihalaman kantor pusat untuk mendapatkan informasi alien. Keadaan semakin rusuh dikarenakan jumlah orang semakin bertambah banyak.

Dalam hiruk pikuk dan adu siku menuju pintu utama labolatorium, dengan penjagaan yang ketat dari security berbadan tegap, orang-orang dibarisan depan tidak bisa masuk. Saat mereka memaksa masuk, mereka tertahan oleh para petugas yang menjaga, begitu seterusnya. Sungguh norak perbuatan warga negeri kami melihat fenomena yang langka seperti ini.

Dibawah terik matahari, tiba-tiba sebuah piring terbang berukuran diameter 1 meter datang menghampiri kantor. Peristiwa aneh kembali muncul dan aku semakin penasaran dibuat makhluk asing yang baru tiba itu. Lampunya yang menyala kelap-kelip membuat kami semua diam membisu sekaligus heran atas apa yang sebenarnya terjadi.

Piring terbang tersebut memasuki labolatorium melalui atap gedung, lalu tidak sampai 1 menit, pesawat tersebut terbang kembali meninggalkan gedung. Dan dengan kecepatan kilat, seketika pesawat itu hilang.

Dari dalam kantor menginformasikan bahwa alien yang tengah diperiksa seketika hilang. Menurut mereka, anak alien yang berhasil tertangkap tersebut telah dijemput oleh induk alien menggunakan pesawat piring terbang dalam waktu yang singkat. Kamera CCTV tidak berhasil merekam peristiwa tersebut dikarenakan kecepatan gerak yang tidak biasa.

Begitu informasi disampaikan, semua warga yang berkumpul dihalaman bubar seperti semut meninggalkan gula. Sebagian media ada yang bersikeras melanjutkan peliputan untuk informasi terkini yang akan disebarluaskan melalui media. Termasuk aku yang masih kaget melihat rangkaian peristiwa tersebut.

Aku menyimpulkan bahwa setiap kehadiran pasti ada kepergian. Aku memahami bahwa itu adalah makhluk asing yang mungkin tidak cocok dengan kondisi manusia bumi yang kurang bijak menerima mereka. Kepulangannya adalah jalan terbaik untuk makhluk asing tersebut.

Bogor, 26 Juni 2016

Alur cerita berubah drastis daripada apa yang saya mimpikan

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif 


Cerpen 6: Kisah Anak Payung

Cerpen 6: Cerita Anak Payung

Hai, perkenalkan namaku Chandra. Aku baru saja lulus dari studi SMA jurusan IPA. Setelah mencoba tes beberapa kali untuk masuk perguruan tinggi negeri, hasil yang aku terima belum bisa mengantarkan aku pada cita-cita yang aku inginkan. Akhirnya aku memutuskan untuk memulai karir dengan bekerja dan pekerjaan pertama yang aku dapatkan adalah menjadi seorang guru pendamping anak berkebutuhan khusus.

Apa itu anak berkebutuhan khusus? Mereka adalah anak-anak berkemampuan istimewa yang jarang dimiliki oleh banyak orang. Termasuk pada perilaku dan tingkahnya sehari-hari, sehingga kebanyakan dari mereka harus bersekolah ditempat khusus. Salah satu anak didik yang aku ajarkan adalah Tio.

Tio adalah anak laki-laki usia 9 tahun yang selalu bermain. Komunikasinya non-verbal, Tio belum bisa mengungkapkan sesuatu dengan lisan. Hobinya menumpukkan barang menjadi barisan yang sangat rapi. Dari semua kegiatan yang dilakukannya, Tio sangat anti alias menjauh pada sesuatu yang kotor dan basah, salah satunya hujan. Setiap hujan turun, tidak berhenti Tio mencari tempat persembunyian karena ketakutannya tersebut. Sebagai gurunya, aku selalu berusaha memberikan stimulus yang baik agar Tio dapat bersahabat dengan hujan.

***

Suatu sore, seluruh siswa sudah pulang kerumah dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Diantara 15 anak, hanya Tio sendiri yang belum dijemput. Aku dan Tio menunggu dipos security, berharap jemputannya segera tiba. Tidak kami sangka, langit tiba-tiba mendung dan hujan turun dengan deras. Seketika Tio yang aku tuntun menangis menjadi-jadi.

Ditengah perangkap hujan antara aku, Tio dan pos satpam, datang seorang anak remaja yang memakai payung menghampiri kami. Anak itu bernama Fata, remaja berkebutuhan khusus yang rumahnya dekat dengan sekolah. Fata sering disebut ‘anak payung’ oleh warga sekitar termasuk para guru dikarenakan ia selalu berjalan-jalan dengan menggunakan payung ketika hujan turun.

Waktu itu, sebagai guru baru, pertama kalinya aku bisa bertemu dengan Fata, anak yang kata orang memiliki multitalenta. Karena khawatir basah, aku memanggil Fata untuk bergabung dengan kami berteduh di pos. Ditengah hujan lebat, aku berusaha mencairkan suasana agar Tio terhibur. Fata langsung menghampiri, menyimpan payung dan ikut bergabung dengan kami.

Fata memiliki perawakan yang jangkung dan berbadan kurus. Bahasa verbalnya dapat dipahami oleh orang lain dengan instruksi yang sederhana. Singkatnya, Fata dapat melakukan komunikasi dengan orang lain dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dengan terbata-bata, aku bertanya pada Fata,

“Fata sedang apa? Mengapa berjalan sendiri? Apakah orang tua tidak khawatir?”

Fata hanya terdiam mendengar pertanyaanku. Mungkin karena aku memberikan terlalu banyak pertanyaan sehingga sulit dipahami oleh Fata. Setelah menyimpulkan, aku kembali bertanya dengan harapan dijawab oleh Fata,

“Fata, sedang apa?”

“Sedang duduk ya”

“Mengapa pakai payung?”

“Hujan ya”

“Mengapa berjalan sendiri?”

“Senang ya senang ya, mau jalan-jalan lagi ya”

“Tunggu, hujan masih lebat!”

Akhirnya beberapa pertanyaanku berhasil dijawab. Yang masih belum aku pahami, mengapa ia senang berjalan dengan menggunakan payung saat hujan turun, berbeda sekali dengan Tio yang justru ketakutan dengan hujan. Aku terus menganalisa untuk melepas rasa penasaranku.

Terbesit perkataan orang lain bahwa Fata pandai bernyanyi, aku coba meminta Fata untuk menghibur kami di pos. Tanpa ragu dan sungkan, Fata langsung bernyanyi dihadapan kami, membawakan lagu kunang-kunang dari Rebecca. Tio yang sempat menangis ketakutan, perlahan melihat Fata bernyanyi dan merasa terhibur dibuatnya.

Setelah selesai lagu pertama, aku meminta Fata untuk bernyanyi kembali dan tanpa penolakan, Fata menyanyikan lagu kedua dengan judul Hujan dari Utopia. Kesempatan emas tersebut aku manfaatkan untuk menggendong Tio dan membasahinya dengan air hujan. Aku berharap Tio berani menghadapi hujan karena hujan itu berkah, hujan hanyalah sekumpulan air yang turun dari langit yang tidak melukai manusia. Dalam keraguan, perlahan Tio mau menengadahkan tangannya untuk menampung air di telapak tangannya. Terus dan terus ia mainkan air hujan sambil tertawa lepas dihadapannya.

20 menit berlalu, Fata yang selesai dengan lagu yang dibawakannya, sigap mengambil payung dan melanjutkan hobinya, berjalan dibawah hujan. Kebetulan hujan sudah mulai reda dan aku sibuk membantu Tio membersihkan tangannya yang basah.
Sebelum Fata pergi meninggalkan kami, aku bertanya kepada kembali Fata,

“Mengapa jalan ketika hujan?”

“Senang ya”

“Senang apa?”

“Senang mendengar air hujan terkena payung, tok tok tok…”

Aku masih belum paham maksudnya. Mengapa ada perilaku seseorang yang menurutku aneh seperti itu. Oh Tuhan, banyak didunia ini yang belum aku tahu, maha besar Engkau ya Allah.

Sejak pertemuan tersebut, Tio sudah tidak takut lagi dengan hujan. Aku yang masih penasaran, menemui Fata dirumahnya dan mendengarkan beragam cerita dari orang tua Fata. Tingkah laku seperti itu dilakukan Fata untuk menenangkan emosinya dari kejenuhan saat belajar disekolah insklusi.

“Asalkan tidak ada petir, maka kami izinkan Fata untuk berkeliling komplek saat hujan turun,” begitu pesan orang tuanya.


Selesai…


#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif #payung #autism #abk #rbk #motivasi


Cerpen 5 Kandang Botol Plastik Atika

Cerpen 5: Kandang Plastik Atika…

Sampah! Dimana-mana sampah. Sudah tidak asing bagi kita semua kalau sampah terutama sampah plastik menjadi pemandangan yang lumrah yang mengganggu kebersihan lingkungan. Diantara miliyaran orang didunia ini, justru hanya segelintir orang yang peduli akan kebersihan lingkungan, salah satunya adalah Atika.

Atika adalah seorang mahasiswi yang tengah kuliah semester 6 di salah satu universitas di Indonesia. Jurusan yang diambil Atika adalah arsitektur landscape karena ia sangat senang dengan menggambar, terutama tata letak dan sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Ia bercita-cita menjadi seorang pemimpin suatu kota, terutama tempat ia dilahirkan, Kota Bogor.

Antara Atika dan sampah, ada kisah menarik yang membuatnya menjadi branding yang dikenal banyak publik, terutama teman-teman kampusnya sehingga ia menjadi duta sahabat lingkungan di tempat kuliahnya. Passionnya terhadap lingkungan, membuat Atika sangat kritis terhadap kebersihan dilingkungannya. Sejak kecil ia selalu risih dengan keberadaan sampah sehingga hidupnya begitu resik dan selalu memungut sampah yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah terdekat.

Hobinya adalah mengantogi sampah. Dimanapun ia berada, Atika selalu memberikan kontribusi terkait kebersihan lingkungan. Baik ketika sedang berada dikampus, di mall, di taman, maupun tempat yang lainnya. Sebagian temannya memperolok Atika sebagai ‘pemulung’ akan tetapi Atika menghiraukan anggapan tersebut dan tetap konsisten pada perbuatan baiknya.

***

Diantara sejuta sampah yang bermunculan dihadapan Atika, ada 1 sampah yang menjadi konsentrasinya yaitu sampah botol plastik. Atika sangat menyayangkan terhadap pihak terkait segala jenis minuman yang menggunakan botol plastik satu kali pakai demi kepentingan materi belaka tanpa memperhatikan limbah yang dibuatnya. Bayangkan saja, hanya bermodalkan Rp 2.000,-, seseorang mendapatkan air minum dalam kemasan yang digunakan satu kali, setelah itu dibuang.

Perjalanan sampah yang tidak jelas dinegeri ini menjadi salah satu hal yang dikritisi oleh Atika. Botol plastik yang telah digunakan tersebut, baik dibuang sembarangan maupun dibuang ketempat sampah hasilnya sama saja. Yang berserakan dijalanan tentu membuat lingkungan menjadi kotor, sedangkan sampah yang berada ditempat sampah, endingnya masuk ke Galuga dan menumpuk disana. Adapun pengepul sampah, hanya tertarik pada sampah yang masih utuh dan bersih kondisinya. Hm…

Asal punya usul, setelah berfikir sedemikian rupa, Atika menemukan cara bijak untuk mengelola sampah. Awalnya ia hanya coba-coba mengumpulkan bekas botol plastik dirumahnya, setelah terkumpul cukup banyak, ia mencoba menempelkan botol-botol tersebut menjadi sebuah kerajinan baru, yaitu kandang kucing dari botol bekas. Dengan bermodalkan sampah dan lem tembak, Atika membuat rumah kecil untuk peliharaannya dirumah.

Setelah selesai dengan project pertamanya, Atika mengabadikan karyanya itu dengan memotretnya dan menggunakan hasil karyanya disamping rumah. Sesuai dengan tujuannya, kucing peliharannya akhirnya mau menempati kandang plastik tersebut.

Semua membutuhkan proses, kandang yang ia buat ternyata masih memiliki kekurangan disana-sini. Ketika angin bertiup kencang, kandang miliknya menjadi reot/bergoyang, belum lagi ditambah guyuran air hujan yang selalu membasahi kota hujan, membuat kandangnya menjadi rusak berantakan.

Perjuangannya tidak berhenti disana, ia terus memodifikasi hasil karyanya dengan berbagai sentuhan kerajinan yang membuat kandang botol tersebut menjadi semakin kuat dan kokoh. Atika selalu mencatat kekurangan dan mengevaluasinya sehingga kerajinannya tersebut menjadi semakin matang. Alhasil, kandang kucing miliknya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Selesai dengan project pertamanya, Atika melanjutkan kreatifitasnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Bermodalkan sampah botol plastik, ia membuat usaha bisnis yang memanfaatkan limbah yang ternyata masih bisa dimanfaatkan dan didaur ulang.

Setamat kuliah, Atika menjadi senang dengan hobinya membuat variasi kandang dari sampah plastik. Orang-orang mulai tertarik dengan usaha yang dilakukan Atika dan ikut bergabung menjadi bagian pegawainya. Banyak teman-temannya yang dulu membicarakan tingkah Atika, kini menjadi pengagum berat Atika karena telah menjadi pahlawan lingkungan.

Atika bersyukur atas apa yang telah dikaruniai Tuhan kepadanya. Bermodalkan kreatifitas dan sampah yang berserakan, ia menjadi pengusaha sukses di kota tempat kelahirannya. Banyak penghargaan yang Atika dapatkan dari berbagai macam kategori. Tak lupa untuk berkontribusi lebih, ia selalu memberikan ilmunya tersebut secara cuma-cuma ke instansi dan kampus-kampus lain sebagai pembicara. Atika juga selalu menyisihkan pendapatannya untuk didonasikan kepada warga yang belum mampu. Atika berharap bisa membuat jumlah sampah dinegeri ini menjadi 0, alias tidak ada sampah.


Bogor, 26 Juni 2016

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif  #sampah #kandang #atika