Senin, 17 Desember 2018

Seminar Anak Berkebutuhan Khusus - Pubertas Remaja ABK Part 1

Parenting Seminar Pengenalan Pubertas Pada Remaja ABK: Perspektif Agama & Perkembangannya Secara Psikologis"
*Sabtu, 9 Desember 2017
Balaikota Bogor - Ruang Paseban Sri Baduga

Narasumber 1: Nanik Wilujeng S.Psi
*Penanganan Pubertas ABK*
Ciri-ciri:
-kematangan organ seksual
-perubahan drastis pada berat dan tinggi badan
-berkembangnya karakteristik seksual sekunder

Bagaimana dengan ABK?
Ada 2 kemungkinan:
#Menarik perhatian berlebih
#Cenderung menarik diri dari pergaulan sosial karena tidak mampu menerjemahkan 'pesan tersirat' serta 'aturan sosial' yang membingungkan.

Ciri pubertas ABK:
A. Suka jalan-jalan
B. Menjadi lebih centil/menarik perhatian
C. Mudah marah jika keinginan tidak terpenuhi
D. Melakukan rangsangan masturbasi
E. Suka memeluk, mencium dan menerbitkan tubuh nya pada orang lain (ABK laki-laki) *harus berhati-hati, sampaikan dengan bahasa yang singkat, padat, jelas & tegas

Apa yang harus dilakukan?
1. Mengenali tubuh kita sendiri
(Berikan kosakata baru, katakan 'penis' bukan burung pada kemaluan laki-laki)
2. Melatih kemandirian bagi ABK secara terus menerus dan mengulang-ulang (mulai belajar tidur sendiri)
3. Beri pemahaman mengenai siapa saja yang boleh melihat, memegang, menyentuh ABK (buat perjanjian serta aturan: reward dan punishment)
4. Bimbing ABK agar memahami area umum dan pribadi sehingga mampu melakukan hal yang tepat antara yang boleh dan tidak boleh

Pendampingan pada RBK
*Memantau lingkungan/orang sekitar tempat anak berinteraksi dan bersosialisasi
*Dampingi ketika anak sedang menonton, pilih acara yang mendidik, kalau bisa arahkan pada kegiatan yang menghabiskan energi
*Waspadai idola ABK dan RBK yang salah kaprah, anak cenderung mengikuti/imitasi
*Menerima apapun yang terjadi pada anak
*Memberikan respon yang baik dan berikan jawaban ketika anak bertanya
*Memahami kondisi emosi anak pada fase-fase tumbuh kembangnya
*Orang tua hendaknya mengembangkan kepekaannya

"Yang membedakan ABK dengan anak normal adalah bagaimana mereka menerima pemahaman informasi"

"Orang tua yang terlalu sayang dengan penanganan yang salah justru malah menjerumuskan RBK pada masa pubertasnya"

"Masalah lain pada masa pubertas adalah rasa ingin tahu yang besar (kepo tingkat tinggi)"

"Buat kondisi dimana anak siap dengan kehidupan yang mandiri, karena di masa yang akan datang kita pasti akan meninggalkan mereka"

Kapan sex educational dapat diberikan?
1. Ketika anak bertanya, khusunya perihal kosakata yang baru, contoh: Apa itu masturbasi? Apa resikonya? Jelaskan & hindari kata yang ambigu
2. Bentuk harga diri anak
3. Bantu mengatasi masalah
4. Sadarkan anak dengan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
5. Menjembatani persaingan antar saudara kandung

*Tanya: menangani ABK mentruasi pertama dalam pembelajaran?
*Jawab: pisahkan menuju ruang inklusi, buat anak nyaman & percaya, bahwa kita adalah orang tua ke-2, jelaskan bahwa itu adalah proses yang normal, ajarkan cara yang baik

*Tanya: anak jatuh cinta pada orang tuanya?
*Jawab: kita tidak menilai masalah itu benar atau salah tapi kita cari solusinya. 1 sisi kita harus dekat, sisi lain harus tarik ulur, biasanya situasi yang menstimulus anak menjadi nyaman. Penanganan preventifnya, kurangi kontak fisik yang membuat dirinya nyaman.

* Tanya: bagaimana komunikasikan pubertas pada anak non-verbal?
*Jawab: gunakan compic karena bahasa tidak selama harus verbal, jelaskan makna gambar & lakukan dengan konsisten

*Tanya: anak yang tidak bisa jauh dengan ibunya termasuk pada gurunya, bagaimana melepas ketergantungan?
*Jawab: anak autis biasanya dekat dengan satu hal, dalam hal ini adalah ibunya sendiri. Yang membuat dia nyaman adalah sikap orang tuanya, terlalu sayang. Pola asuh yang kurang pas harus direkonstruksi ulang, perlu jaga jarak & bersikap tegas. Pun sama dengan gurunya, orang tua dan sekolah harus punya visi misi yang sama.

*Tanya: cara memberitahu terkait pandangan anak terhadap nilai?
*Jawab: perlu dijelaskan dari awal bahwa nilai tidak hanya diambil dari angka, tapi juga sikap. Menyamakan standar juga perlu diingat oleh orang tua dan guru agar nilai yang dimaksud objektif.

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar