Senin, 17 Desember 2018

Seminar Anak Berkebutuhan Khusus - Pubertas Remaja ABK Part 2

Seminar Anak Berkebutuhan Khusus - Pubertas Remaja ABK Part 1

Parenting Seminar Pengenalan Pubertas Pada Remaja ABK: Perspektif Agama & Perkembangannya Secara Psikologis"
*Sabtu, 9 Desember 2017
Balaikota Bogor - Ruang Paseban Sri Baduga

Narasumber 2: Iin Indriyani, S. Si.
Ibunda RBK, Bella (17th) & Aufari (19th)

*Pubertas pada RBK*

-Sebelum pubertas? Apa persiapannya?
-Setelah pubertas? Apa yang harus dilakukan?

"Tidak ada ciptaan Allah SWT yang mubazir, kitalah yang kurang tepat menanganinya"

Penting! Dalam mendidik anak *orang tua* adalah contoh bagi anak

Anak yang berbuat nakal merupakan tiruan dari orang tuanya, pun sama dengan kebaikan

Syarat yang harus di penuhi orang tua:
-ikhlas: sudah lulus tahap denial
-sabar: keluhan hanya untuk -Nya & konsisten
-paham bahwa ibu dan ayah adalah guru terbaik untuk anak, empati terbesar
-menentukan frame the future untuk anak, yaitu kebermanfaatan sebagai manusia

Sebelum Pubertas?
A. Persiapan (dilakukan sejak dini)
1. Mengenalkan anak tentang siapa yang Menciptakannya dan Menciptakan alam semesta
2. Mengenalkan anak tentang apa yang BOLEH dan TIDAK BOLEH

Terlalu banyak "pemakluman" dan "pembiaran" seperti membiarkan anak di tepi jurang, kesulitan dimasa yang akan mendatang

3. Membiasakan anak melakukan aktifitas bermanfaat dalam keseharian, di buat jadwalnya
4. Konsisten dalam menerapkan reward dan punishment, tidak terbeli oleh anak

"Bohong/dusta adalah awal dari sebuah kejahatan"

5. Menempatkan anak dalam lingkungan yang baik (sekolah, tempat bermain)
6. Mengenalkan konsep laki-laki dan perempuan
7. Memisahkan tidurnya mulai usia 7 tahun (dari orang tua dan saudara)
8. Membiasakan menutup bagian tubuh yang seharusnya ditutupi, termasuk cara berpakaian & ke toilet
9. Mengenalkan konsep keluarga inti, kerabat dan orang lain
10. Menjelaskan pubertas pada anak (lebih mudah dengan visualisasi & sesuaikan materi dengan psikologis anak)

Kunci untuk membuat poin 1-10 berhasil:
*Menghilangkan Apriori dan under estimate
*Tidak lagi mengucapkan: aku tidak bisa, mana dia ngerti?, mungkin dia ga paham... Mereka sebenarnya mampu dan dapat memahami
*Ingat! Ucapan adalah DOA, maka berprasangka baik pada Yang Maha Mengabulkan Doa

Setelah pubertas?
1. Memberi respon dan jawaban yang benar atas pertanyaan anak
2. Mengembangkan kepekaan terhadap perubahan anak (faktor kedekatan)
3. Membiasakan anak menceritakan kejadian yang dialaminya secara jujur
4. Mengajari anak untuk tidak mengijinkan siapapun memasuki ruang pribadinya
5. Mengajari cara menjaga kebersihan, saat dan sesudah mandi/haid
6. Meminta anak untuk menundukkan pandangan saat melihat lawan jenis di luar kejuaraan keluarga inti
7. Membiasakan anak untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis diluar keluarga inti
8. Tidak membiarkan stimulus seksual berada di sekitar anak, padahal orang tua mampu menghilangkannya, seperti Tv, tablet, gadget, dsb
9. Membimbing anak untuk mengidolakan sosok yang tepat
10. Membiasakan anak mengisi waktunya dengan banyak aktifitas bermanfaat, sehingga energinya tersalurkan (seperti olahraga, musik, tahfiz, cooking, craft)

Kunci untuk membuat poin 1-10 berhasil:
*Menjadikan 3-10 sebagai kebiasaan yang akan membuat anak tidak nyaman saat sesuatu terjadi di luar kebiasaan
*Selalu mendoakan anak di waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk berdo'a - khususnya kekuatan doa ibu

"Jagalah Yang Maha Menjaga maka Dia akan Menjagamu"

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar