Kultum SM minggu ke 15
“Pengalaman live in”
Senin, 13 April 2015
Oleh : Alif SM 2
& Pak Natiq
Pengalamanku
saat live-in dan susur pulau, dimulai ketika saya berangkat maghrib ke stasiun.
Setelah berpamitan, saya dan teman-teman berangkat ke Kota Tua naik kereta
kemudian naik angkot sampai Muara Angke. Kami shalat isya dan tidur disana.
Hari pertama
sampai hari ke-3, kami melakukan live-in, menginap dan berkeluarga dengan
masyarakat disana. Melakukan aktifitas seperti seorang nelayan. Memancing, naik
perahu, makan, bercerita, dan aktifitas lainnya.
Hari ke-4
sampai hari ke-6 kami melakukan aktifitas susur pulau di pulau Bira. Kami
melakukan perjalanan survival/bertahan hidup, menanam mangrove, membuat bivak,
dan snokling. Perasaan kami sangat senang.
1 hal yang
paling disegani kepada teman-teman SM 2 yaitu toleransi kepada orang tua saat
berada dikereta. Kursi prioritas (anak-anak, lansia, dan orang cacat),
diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
“Kisah Nabi Sulaiman
a.s.”
Selasa, 14 April 2015
Oleh : Dzaky SM 2
& Pak Kabul
Salah satu
kisah Nabi Sulaiman as. yaitu saat memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam
waktu sekejap mata. Pada awalnya, Ratu Balqis tidak percaya terhadap apa-apa
yang diucapkan, akan tetapi karena kuasa Allah swt. semuanya terjadi. Peristiwa
ini terjadi karena bantuan jin yang diperintahkan Nabi Sulaiman as.
Kita sebagai
manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan jin, jangan
sampai kita terperdaya oleh jin.
Pernah pak
Kabul bertanya kepada teman-teman, lebih memilih mana; kaya tapi sok sederhana
atau sederhana tapi sok kaya. Teman-teman memilih nomor 1, kaya tapi sok
sederhana. Benar! Lebih baik kita bersikap sederhana padahal sebenarnya kita
kaya.
“tentang iman”
Senin, 27 April 2015
Oleh : Nisrina SM 1
& Bu Sonia
Iman itu
berada didalam setiap diri manusia. Orang yang beriman akan bergetar hatinya
jika mendengar nama Allah swt. yang dapat mengukur kadar keimanan seseorang
dalam meraih Ridho Allah swt. hanyalah Allah swt. sendiri.
Tentang
iman, ada sebuah kisah dari serial lorong waktu yang salah satu kisahnya
membahas tentang keimanan seorang marbot mesjid yang setiap waktu beribadah.
Hingga suatu hari dia digoda oleh setan yang menjelma sebagai manusia. Setan
berperilaku sedang shalat hanya saja posisinya terbalik, mengahadap Timur.
Melihat
kondisi seperti itu, sang marbot mendekati dan menegur setan tersebut yang
sedang menyamar sebagai seorang bapak tua. Menanggapi hal tersebut, setan
menangis tersedu-sedu karena ia mengaku sedang beribadah yang amat sangat
khusyuk. Sang marbot menjadi iba dan semakin penasaran olehnya sehingga ia
mulai mempertanyakan cara beribadah yang dilakukan setan sampai level sangat
khusyuk.
Kesempatan
emas tersebut akhirnya digunakan oleh setan untuk membujuk marbot mesjid yang
berada dalam kebingungan (terkait kondisi ibadahnya yang segitu-gitu aja).
Setan menceritakan pengalamannya, bahwa khusyuknya dia dalam beribadah
merupakan hasil kerja keras melawan kemaksiatan yang pernah ia perbuat.
Kesimpulannya, sebelum khusyuk, manusia harus melakukan perbuatan maksiat
terlebih dahulu, kata setan.
Mendengar
hal tersebut, sang marbot mulai mencoba meminum-minuman keras dengan kadar yang
sedikit. Karena rasa candunya, ia menambah lagi minuman keras hingga akhirnya
ia mabuk tidak sadarkan diri. Mendengar bujukan setan yang beranggapan bahwa
meminum-minuman keras saja kurang untuk bermaksiat, ia membisikan untuk
melakukan aksi jambret kepada seorang perempuan. Diluar kesadarannya, sang
marbot mulai menjambret tas seorang perempuan yang lewat ditengah jalan yang
gelap.
Khawatir
perempuan tersebut melapor kepada polisi, akhirnya dia membunuh perempuan tanpa
dosa tersebut seketika dan menghilangkan barang bukti atas kejahatannya.
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Begitulah kisah marbot
malang yang akhirnya tertangkap polisi karena ulahnya, yang disebabkan oleh
bisikan setan. Keburukan yang besar diawali dari keburukan yang kecil, oleh
karena itu, kita jangan lalai terhadap perbuatan kita sekecil apapun.
“Tidur”
Selasa, 28 April 2015
Oleh : Yaya SM 2
& Bu Rizky
Tidur
merupakan hak mendasar bagi manusia. Siapa yang hobinya tidur? Tidur tidak
hanya hobi, melainkan keharusan. Apabila ada seseorang yang tidak suka tidur,
bersiaplah menanggung akibatnya yaitu mengantuk. Ada jam biologis yang mengatur
kita untuk tidur, disamping untuk beristirahat, tidur juga dapat menenangkan
jiwa kita.
Rasulullah
saw tidur diawal malam dan bangun dipertengahan malam untuk melakukan shalat.
Tidur tidak perlu banyak, sedikit juga sudah cukup karena Allah swt. tidak
menyukai yang berlebihan. Siapa yang menganggap bahwa tidur itu membuang waktu?
Bisa ya bisa juga tidak, kembali kepada kesadaran masing-masing. Have a nice
day…
“jangan terlambat!”
Rabu, 29 April 2015
Oleh : Galih SM 3
& Pak Natiq
Ini kisah
teman saya, sudah pernah saya ceritakan kepada teman-teman SM 3, dan akan
diceritakan ulang untuk kultum ini. Teman saya, sebut saja si A, rumahnya
sangat dekat dengan sekolahnya. Saking dekatnya, ia pernah terlambat karena
mengulur-ngulur waktu keberangkatannya. Walaupun sudah diprediksikan
sebelumnya, ternyata teman saya ini mengalami kejadian yang tak terduga yaitu
pintu rumahnya terkunci dari dalam (oleh bibinya yang mungkin sedang mandi). Setelah
menunggu sekitar 15 menit, akhirnya dia datang ke sekolah dalam keadaan
terlambat.
Sejauh &
sedekat apapun jarak dari rumah kita ke sekolah harus kita syukuri. Mengapa? Ada
hitungan amal yang dicatat oleh malaikat kepada orang-orang yang mencari ilmu. Orang
yang rumahnya jauh, dihitung tiap langkahnya atau mungkin tiap kopling
kendaraannya/rotasi ban dengan jarak yang ditempuh. Nah, untuk rumahnya yang
dekat, tidak perlu menunggu waktu habis/terlambat untuk kesekolah. Orang yang
rumahnya dekat, bisa datang lebih pagi dan mungkin membantu custodian
membersihkan lingkungan sekolah. Itu juga merupakan amal ibadah yang ada
hitungan pahalanya. Lantas? Sama saja bukan? Ayo beramal.
“Ibu”
Kamis, 30 April 2015
Oleh : Firsya SM 2
& Bu Samiah
Pernah seorang
sahabat bertanya kepada Rasulullah saw., “siapakah yang harus kita hormati?” Beliau
menjawab, “ibumu”. kemudian sahabat tersebut bertanya kembali, “lalu siapa?”
beliau menjawab, “ibumu” kemudian ditanya kembali, “lalu?” jawaban serupa
terlontar, “ibumu” dan akhirnya jawaban tersebut ditutup dengan kata “bapakmu.”
Perbandingan
seorang ibu dengan seorang ayah adalah 3 berbanding satu. Tidak salah kalau
kita harus mengutamakan ibu terlebih dahulu karena jasa seorang ibu lebih berat
(dalam merawat anak) ketimbang seorang ayah.
Dalam sebuah
komik vbi-berjanggut, ada seorang anak yang hendak memberikan sisa bakso yang
ia miliki kepada orang tuanya. Saat ayahnya meminta seluruh bakso tersebut,
yang si anak berikan hanya 1, lebihnya (yang berjumlah 3) untuk ibunya, hal ini
karena kecintaan anak tersebut kepada ibunya lebih besar dari ayahnya. Seorang ibu
itu rela begadang sampai pagi demi anaknya, sedangkan ayah, biasanya hanya
bangun sesaat dan tidur kembali. Hargai ibumu ya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar