Mabit SM 3 : Learn
To Maestro
Jum’at, 21 Agustus 2015
Pak Agus
Ada kata-kata yang harus kita pahami terkait “Learn to
Maestro” yakni
*Maestro : ahli,
jago, pakar, master, spesialis, menghasilkan, bermanfaat, sukses, expert,
kreatif, easy, pemimpin & hebat
(Boleh juga kita belajar pada hewan, seperti citah maestro
kecepatan, akan tetapi pada kesempatan kali ini, kita belajar kepada
seseorang.)
Banyak contoh yang dapat kita jadikan maestro di Indonesia,
diantaranya: Yudi Sardi-maestro biola, Affandi-lukis, Soedirman & AH.
Nasution-maestro strategi perang, Bambang Pamungkas-maestro pesepak bola
Indonesia dan lain-lain. Belum lagi yang bermunculan diluar negeri, sangat
banyak.
*Magang :
biasanya belajar keterampilan secara langsung, terkait pekerjaan, tempat, dan
lainnya (pada kesempatan ini, kita belajar kepada empu/Begawan/orangnya, bukan
usahanya)
*Learn : Belajar
(bentuk pertanyaan 5W + 1H)
·
Bagaimana
cara mencapai target?
·
Bagaimana
cara menjadi seorang maestro?
·
Apa
motivasi awal menekuni bidang ini?
·
Kenapa
mengambil bidang ini?
·
Kapan
mulai tertarik pada bidang ini?
·
Bagaimana
cara menggabungkan kreativitas dengan inovasi?
·
Siapakah
yang menjadi teladan bapak/ibu?
Bahkan Rasulullah saw. sekalipun belajar kepada maestro
dagang yaitu pamannya sendiri, Abu Thalib. So, kalau kita mau sukses harus ada
pementor/guru yang dapat mengarahkan kita. bisa saja kita berjalan sendiri,
akan tetapi butuh waktu yang cukup lama dibandingkan dengan bermaestro.
Bu Diena
Magang SM 3 itu harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Usia dini
seperti kalian sudah mendapatkan pembimbing dan magang dengan tema yang luar
biasa patut disyukuri. Selama kita duduk disamping maestro, jangan sampai kita
hanya berdiam diri tanpa mengeluarkan pertanyaan/pelit pertanyaan. Jangan pernah
sungkan, mumpung kalian bersama maestro, tanyakan sebanyak-banyaknya. Jangan sampai
kita mendapatkan informasi yang minim selama magang. Ayo semangat!
Kak Nugi & Kak Galih
Nugi: dari kecil senang sekali dengan binatang hingga
akhirnya magang profesi SM 2 di kedokteran hewan, akan tetapi tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Akhirnya mengambil magang konservasi hewan kukang
di magang maestro SM 3. Awalnya kurang
greget karena harus melakukan demonstrasi. Setelah ditunjuk menjadi wakil
panitia (secara dadakan), disana mulai terbuka ‘kunci’ penasaran yang selama
membelegu Nugi, hingga akhirnya ia puas dengan magangnya yang sudah tinggal 5
hari lagi.
Galih : Magang di MD
Entertainment bagian design, awalnya kaget karena masuk ketempat magang yang
sangat besar & popular (tempat produksi serial Adit-Sopo-Jarwo) dan sempat
dipertanyakan dan dipertegas oleh karyawan disana bahwa Galih masih SMP. Banyak
sekali pembelajaran yang didapatkan. Tidak hanya design, ke-maestro-an pemilik
perusahaan tersebut berhasil Galih dapatkan ketika magang. Menurut Galih
waktunya kurang lama, walaubagaimanapun, itu merupakan salah satu pengalaman
Galih yang tidak terlupakan.
Kesimpulannya :
·
waktu
magang itu sebentar, oleh karena itu manfaatkan sebaik mungkin, jangan sampai
menyesal
·
jangan
jadikan magang LTM ini sebagai formalitas belaka, ikuti alurnya dan nikmati
perjalanannya, insyaa Allah akan sangat bermanfaat untuk kehidupan ananda
·
pilih
tempat magang yang benar-benar sesuai dengan minat-bakat kita, tanyakan
sebanyak-banyaknya pertanyaan agar kita benar-benar puas
Pak Natiq
Ngomong-ngomong soal magang, kita merujuk pada kisah
Rasulullah saw. yang ketika kecilnya dulu, ia menjadi penggembala kambing dan
belajar berdagang pertamakali bersama kakeknya, Abdul Muthalib. Sampai usia 8
tahun, kakeknya meninggal dunia, Rasulullah saw. tumbuh dan besar bersama
pamannya Abu Thalib.
Sejak diasuh oleh pamannya, Rasulullah saw. sangat
bersungguh-sungguh belajar (magang) terkait ilmu perdagangan. Berinvestasikan barang-barang
dari seorang janda muda kayaraya, Khadijah (waktu itu usianya masih 25 tahun),
Rasulullah saw. membantu pamannya berdagang bahkan sampai keluar kota Mekkah
dengan jarak yang jauh dan waktu kembali yang tidak sebentar.
Selama Rasulullah saw. bersama pamannya, pamannya selalu
mendapatkan keberuntungan, mengapa? Karena Rasulullah saw. kecil sudah
mempunyai charisma yang tidak dimiliki oleh orang lain. Disamping itu
Rasulullah saw. kecil sudah dikenal sebagai pedangan yang sangat jujur (tanpa
merusak harga pasar).
Misal, jikalau ada permadani seharga Rp 100.000,- dipasaran,
ia menjual dengan harga Rp 90.000,- (menjual tanpa mendapatkan untung yang
banyak dan tetap menjaga kestabilan harga pasar). Rasulullah saw juga
menjelaskan secara rinci dan jujur ketika barang dagangannya ada rusak/cacat. Hal
ini membuat orang lain terkagum-kagum dengan cara Rasulullah saw. berjualan.
Siapa bilang Rasulullah saw. miskin? Hasil berjualannya itu
membuat Rasulullah saw dikenal dengan julukan Al-Amin (orang yang dapat
dipercaya) sekaligus pemuda kayaraya (secara materi), sehingga dengan sigap
Rasulullah saw. melamar Khadijah dengan mahar 100 unta (bulatkan harga 1 unta
adalah Rp 2.000.000,- dikalikan dengan 100 maka terbilang 2 Miliyar).
Rasulullah saw. tahu bahwa Khadijah bukanlah perempuan sembarangan, sehingga
maharnya sangat besar/mahal.
Semasa muda, Rasulullah saw. itu senantiasa hidup sederhana. Beliau
mencontohkan kepada kita untuk selalu berusaha dan menjalani kehidupan ini
dengan pementor/guru/pembimbing. Bersama seorang maestro, hidup kita akan lebih
mudah dan terarah. Itulah sebabnya anak-anak SM melakukan aktifitas ‘magang’.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar