Selasa, 05 Januari 2021

Surat cinta untuk dunia - lomba menulis tentang kemerdekaan

SURAT CINTA UNTUK DUNIA
Kode: 003

Bogor, 16 Agustus 2020

Hai Dunia...
Apa kabar? Sehat selalu ya... Aku mau cerita nih tentang semua yang terjadi belakangan ini, dibaca sampai habis ya kawan ;-)

Tahukah kamu, hari-hari yang kini aku lalui begitu berbeda, sangat-sangat-sangat berubah! Dan tahukah kamu, ternyata hal ini tidak hanya terjadi di kota kelahiranku saja, melainkan di seluruh dunia. Pandemi namanya.

Seumur hidup, baru kali ini aku merasakan kondisi seperti ini, dimana kebersamaan tidak seindah dulu lagi, kebahagiaan sulit untuk dilihat dan semua kegiatan diatur keamanannya. Pakai masker, cek suhu, jaga jarak, pokoknya ribet deh.

Aku kira ini hanya prank, candaan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menakut-nakuti masyarakat. Maklum, tahun 2020 ini, diawali dengan berbagai macam bencana alam, diantaranya hujan badai dan banjir yang hampir merata dipenjuru bumi. Mungkin ada orang yang sibuk mencari sensasi. Ehhhhhhh ternyata sebuah kasus yang serius!

Hmm, jadi begini....
Berawal dari media internasional di Asia, tentang adanya virus baru yang mematikan, seluruh pemimpin dunia serentak panik. Kebijakan-kebijakan baru, sengaja dibuat untuk melindungi warga negeranya masing-masing, tak terkecuali Indonesia. Virus itu dinamai "Corona."

Kamu pasti tahu 'kan kawan?

Jujur saja, aku terkejut sejadi-jadinya. Kaget. Terutama pada perubahan perilaku masyarakat disekitarku. Ada yang tunduk dan patuh terhadap himbauan pemerintah, ada juga yang abai. Padahal, bukti-bukti sudah sering disampaikan, tapi responnya belum mengarah pada perbaikan. Lantas aku harus bagaimana?

Kawan, 5 bulan telah berlalu semenjak taggar #stayathome dan #lockdown muncul. Tak ada lagi keramaian, tak ada lagi acara hangout. Bosan. Aktifitasku semua berpusat didalam rumah. Sekolah, bekerja, beribadah, olahraga dan bermain. Terbayang 'kan?

Sementara kita harus tetap menjaga kestabilan ekonomi untuk keberlangsungan hidup. Ayah mencari uang, ibu harus belanja dan kita butuh makan. Akan tetapi karena pandemi ini, banyak perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena tidak bisa lagi beroperasi. Alhasil, pengangguran semakin meningkat.

Jangankan memikirkan orang lain, bertahan dan mengadu nasib untuk keluarga sendiri pun sulit. Ayahku, termasuk korban PHK! Hingga akhirnya kami memulai usaha kue kecil-kecilan. Bukan tanpa maksud, melainkan untuk menyambung hidup. Sedih rasanya :-(

Mungkin, kalau ada kamu disini, aku akan menangis dan berteriak sekencang-kencangnya.

Maaf ya, aku jadi curhat nih tentang kehidupan ini. Sebenarnya, pintaku hanya ingin menjadi jiwa yang merdeka. Bebas. Bebas berkegiatan diluar rumah, bebas merangkul sahabat, bebas bercengkrama tanpa sekat masker dan juga bisa beribadah seperti pada umumnya. Aku tidak ingin lagi melihat jarak pada shaff shalat di masjid. Bagiku, keinginan bebas itulah makna 'merdeka' yang sesungguhnya.

Oh iya, jadi teringat perjuangan para pahlawan 75 tahun lalu, berkorban nyawa untuk kemerdekaan bangsa dari penjajahan. Rela membela sampai titik darah penghabisan, berjuang antara hidup dan mati. Walau kini masanya telah berubah, kemerdekaan tetaplah kemerdekaan, sebuah kebebasan dari segala belenggu parasit yang merugikan. Ya, kemerdekaan perlu kita jaga meskipun dengan cara yang berbeda.

Akhir kalam,
Aku menulis surat ini dengan penuh harap dan do'a. Aku juga selalu membayangkan wajahmu, Dunia, wajah yang berseri dan menyenangkan. Penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan.

Aku selalu berdo'a agar umat manusia selalu baik-baik saja, untuk saat ini dan seterusnya.

Mungkin sampai disini dulu sepucuk surat yang bisa aku tuliskan. Besar harapanku mendapatkan balasan surat darimu.

Salam hangat
Muhammad Saepudin

*******
Lomba Menulis: 'Arti Kemerdekaan'
Kode: 003

#merdeka
#pekangumbirasalambogor
#pekangumbira
#salambogor
#harikemerdekaan
#proudtobeSALAM
#sekolahalambogor

#Inspirasi #motivasi #semangat #ceramah #kajian #pengajian #salam #ypi #yayasanprogressinsani #bogor

#Salambogor #sekolahalambogor #ilmu #belajar #kreatif #inovatif #karya #dhinar #spirit #learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar