Seminar Public
Speaking: Tingkatkan percaya diri anda
Sabtu, 7 Desember 2013
Agrianita @Gdg. Andi Hakim Nasution, IPB Dramaga, Bogor.
Selalu ada kekurangan dari
setiap upaya kita, namun dari kekurangan tersebut kita bisa belajar agar lebih
baik lagi. Teruslah berbuat sesuatu.
–sambutan Ketua
panitia Hari Ibu, Agrianita
Hari ibu dicetuskan oleh
Soekarno dengan harapan bahwa seorang Ibu adalah guru untuk anak – anaknya,
sahabat bagi suaminya dan sosok teladan untuk orang – orang disekitarnya.
–sambutan Pembina Agrianita
Public Speaking itu mencakup 5 hal diantaranya:
·
Who :
seseorang yang menyampaikan materi (one man show)
·
What :
menyampaikan substansi/isi terkait tema yang dibahas
·
With whom :
kepada siapa pesan tersebut disampaikan (individu, lembaga, dll.)
·
Instrument :
cara menyampaikan dengan gestur tertentu (presentasi dengan slideshow, cerita,
stand up, resmi, luwes) tergantung siapa yang menyampaikan dan situasi yang
mempengaruhinya.
·
Give what effect: isi yang disampaikan harus
mempengaruhi dan berdampak terhadap audiens (pendengar)
–Rektor IPB, Ir. Hermanto Siregar
Fakta yang
terjadi: 88 % perkembangan lembaga dikarenakan kepandaian berbicara, dalam hal
ini ‘promosi’. Bahkan pemilihan “ketua” dipilih karena ‘jago ngomong’
(meyakinkan publik) bukan karena intelegent/kepintaran.
Seorang sales
lotion disebuah mall di Singapura, berhasil merayu Prabu dengan istrinya karena
pengembangan suasana yang dibuatnya dibandingkan dengan produk yang ditawarkan.
“you make my day!” ya inilah salah satu rayuan maut yang dilakukan sales
tersebut untuk membujuk costumer agar tertarik membeli produknya. Hal tersebut
dilakukan dengan ilmu ‘public speaking.’
Public
speaking ditemukan tahun 2000 SM di
Mesir dan dikembangkan di Yunani sebagai alat otorisasi. Karena saat itu sering
kali terjadi peperangan, bangsa Yunani menggunakan public speaking untuk
memerintah dan memimpin pasukkannya agar bersemangat menghadapi peperangan
disamping itu juga untuk membujuk orang – orang tertentu (berpolitik) untuk
mencapai kemenangan pribadi dan kelompok.
Semua orang (dengan
cara masing – masing) dapat menjadi public speaker yang hebat bahkan tanpa
latihan sekalipun. Kemampuan public speaking adalah milik semua orang, kita mau
menjadi hebat atau tidak? That’s your call.
Saat MARAH
kita adalah seorang public speaking yang hebat sekalipun tanpa skrip. Volume
suara, intonasi dan artikulasi terucap dengan jelas. Apalagi jika disertakan
dengan latihan sebelumnya, pasti amarah kita lebih bagus lagi dan terarah. :D
Kita ini
adalah manusia yang kompleks. Semua sistem dalam tubuh kita bekerja secara
berkesinambungan. Begitupun cara berbicara, harus menggunakan “emosi” agar
semua indra yang kita miliki poweful digunakan.
“Tulus"
(ucapan dari hati) adalah salah satu kekuatan luar biasa. Bisa menghasilkan
efek positif kepada orang lain, termasuk menghasut kearah negatif karena ucapan
yang dari hati dapat dengan mudah mengajak orang lain melakukan sesuatu
(berdampak). Bahkan “diam” juga merupakan salah satu dari public speaking,
karena efeknya dapat mempengaruhi orang lain untuk merubah sesuatu. Kadangkala
kita diam untuk menyelesaikan masalah.
Eko Junior, pernah
mewawancarai mas Prabu dengan pertanyaan umum disebuah ruang tertutup sebagai terapi
untuk membuat seseorang percaya diri. Membuka privasi dan cerita masa lalu
dengan meluapkan alam bawah sadar. Setelah nafsu, amarah, suka (tertawa) dan
duka (menangis) diungkapkan, mas Prabu menjadi seseorang yang lebih terbuka
terhadap orang lain.
3 kunci percaya diri: RESEARCH, REHERSAL, RELAX (yang
intinya “berhusnudzan kepada diri sendiri”)
Beberapa ciri – ciri orang yang dapat dilihat dari
sikapnya, yaitu:
·
Harmonizer :
mendamaikan
·
Provokator :
pembakar emosi
·
Significants :
gila pujian
·
Visioner :
memiliki pandangan kedepan yang jelas
·
Details :
terperinci
·
Dll.
Sebenarnya ada
38 macam yang lainnya. Secara keseluruhan, hanya (minimal) 4 yang harus diasah
(ilmu ‘mengenal karakter’ bisa dilihat dibuku/browsing diinternet). Untuk
mempermudah kita dalam mengembangkan kemampuan kita dalam kehidupan sehari –
hari.
PD adalah kondisi/syarat utama
agar dinilai KREDIBLE. Kredibel mampu memberikan pembicaraan yang ‘berdampak’
kepada audiens dimana 93 % tergantung “bagaimana cara mempresentasikan” (how to
say) dan 7 % adalah “isi pembicaraan” (what to say).
·
Misal seorang istri ingin (what to say):
membahagiakan suami yang down. Maka
”how to say” yang dapat dibuat yaitu: berdandan, memasak makanan yang disukai
suami, merayu dengan kata – kata indah, memijat untuk merefleksikan kondisi
tubuh. Setelah itu semua akhiri dengan curhat agar suami menjadi bersemangat
kembali. Hal ini pasti lebih efektif dibandingkan dengan melakukan perbincangan
semata.
“Experience yang dibangun lebih penting dari Message yang
disampaikan.”
*Tips dasar public speaking:
· -100 prepared (siapkan materinya)
·
-Practice, practice & practice!
·
-Kenali pendengar dan ruangan
Cobalah datang
lebih awal, perhatikan dan kenali suasana show/panggung agar lebih akrab dan
mendukung. Bersahabat dengan benda mati dapat dilakukan jika sekiranya itu
membuat tenang, misal kita berbicara “please be nice, it’s my first time” untuk
kita yang baru pertama kali melakukan public speaking didepan umum. Benda
sekitar yang dapat membantu misalnya meja, kamera, dan benda – benda lain
disekitar dengan mengajaknya ngobrol (meskipun terlihat aneh, tapi cara ini
membantu untuk mengurangi grogi).
·
-Relax, PD (be your self, lakukan dengan santai)
·
-Tunjukan kepribadian (buktinya Olga memenangkan
Panasonic Globe Award sebagai MC favorit karena kepribadiannya, mampu
mengalahkan Tantowi Yahya dan Choki Sitohang).
Mas Prabu
menceritakan pengalamannya sebagai anak kampus jurusan teknik yang pernah
menawarkan sebuah alat (untuk mengecek pilot-pramugari) kepada POD airlines (maskapai
penerbangan) yang ternyata harus bersaing dengan Swiss. Awalnya sempat kecewa
dan emosi karena harus ‘beradu presentasi’ dengan orang asing. Namun
kenyataannya lain, orang – orang yang datang dari Swiss tersebut hanya 4 orang
yang salah satunya adalah ‘wanita cantik’ dengan penampilan yang memukau.
Sebelum dimulai, mereka mentraktir team mas Prabu dengan coffe starbucks dengan
mencatat nama – nama peserta yang datang (digunakan untuk membantu dalam
mengenal nama dan pengucapan dialek bahasa yang bebeda). Mereka pun hanya
mempersiapkan 4 slide saat melakukan presentasi, hal yang sangat mudah diserap
dan diluar dugaan akhirnya mereka bekerja sama.
Pelajaran yang
dapat dipetik dari cerita diatas (terkait public speaking), ternyata teknik
yang mereka gunakan:
·
model yang cantik, dimaksudkan untuk mencairkan
suasana yang dominan laki – laki.
· traktir starbucks coffee beserta penulisan nama
disebuah kertas pesanan yaitu untuk mengenal peserta (agar lebih akrab) dan memberikan
kondisi santai dengan kopi yang identik dengan minuman mahasiswa.
·
dan 4 slide yang ditayangkan untuk mengurangi
kejenuhan dalam presentasi.
Kenali juga
tipe orang untuk membantu dalam menyampaikan informasi, misal dalam ilmu
tertentu (kubik leadership) ada ilmu yang membagi kemampuan berdasarkan sidik
jari menjadi beberapa karakter orang. Misal thinking (logika), feeling
(sentuhan perasaan) dan lain – lain. Beda orang beda perlakuan, misal:
·
-Anak yang ‘thinking’ perlu distimulus “kalau
belajar kamu pintar”
·
-Sedangkan anak tipe ‘feeling’ harus dengan
kalimat lain seperti, “kalau
belajar ayah senang!” (terlihat perbedaannya, begitu pun dengan orang dewasa)
Saat kita
menirukan gaya orang lain maka 70 persen kredibilitas kita menghilang. Dalam
film Kungfu Panda disaat adegan memperebutkan ornamen, gurunya (Master Shifu)
mengatakan “tak ada rahasia untuk hebat/ PD, semua kembali pada diri kita
masing – masing”
‘Tukul Arwana’
dapat terkenal karena menjual karakternya secara humor. Menunjukkan
keterbatasannya, misal “aku ini wong deso, aku ini jelek, dll.” menghina
dirinya menjadi nilai jual yang tidak dimiliki orang lain. Begitu juga seorang
pembawa acara terkenal “kick andy!” meskipun masih terbata – bata bahkan
terkesan kaku saat membawakan acara (sampai sekarang), tetap bisa eksis karena
membawa karakternya secara alami.
*4 kunci menunjukkan
kepribadian didepan orang lain:
· -Jujur kepada pendengar/mengatakan apa adanya.
Lain halnya
jika kita berbohong pada orang lain, akan hancurnya hasilnya jika orang lain malah
yang menemukannya. Misal: “sebenarnya aku grogi berbicara didepan anda karena
aku masih jauh dibelakang anda dari segala sisi” akan berbeda jika kondisinya kita
berpura – pura menahan rasa takut. Jika kemudian ditanya, “kamu ini kurang
percaya diri, dari sikapmu saya dapat menyimpulkan kalau kamu kurang ini,
kurang itu, bla..bla..bla..” maka akan timbul kekecewaan dari pendengar,
termasuk kita sebagai pembicara. Oleh karena itu bicaralah jujur.
·
-Gunakan pakaian yang proper.
Meskipun
penampilan bukan yang utama, tetapi yang pertama kali orang lain lihat dari
kita adalah penampilan/pakaian kita. Biasanya untuk orang – orang tertentu
(yang sudah banyak dikenal publik) mempersiapkan kostum/pakaian yang beragam
untuk menjaga eksistensi dari sorot mata publik. Malu jika penampilan yang
dipakai hanya itu – itu saja (kecuali sudah menjadi karakter/ciri khas dengan
pakaian tertentu).
·
-Differentiate your self (berbeda dari yang
lain).
Seseorang akan
mudah mempengaruhi orang lain jika dirinya dikenal dan salah satu cara yang
dapat melakukan itu adalah keunikan yang kita punya. Bayangkan saja jika kita
melihat sapi berwarna ungu ditengah – tengah sapi hitam atau putih. Tentu akan
mempunyai nilai tersendiri untuk sapi ungu karena perbedaannya.
·
-Berikan sedikit cerita pribadi anda.
Hal ini
bertujuan untuk membuat suasana lebih hangat dan lebih dekat. Misal: “bagaimana
kondisi hadirin saat ini? Tadi pagi saya kena macet dijalan Sudirman, coba cung
yang kena macet juga?” (kecuali dalam keadaan resmi ataupun protokoler).
*8 karakter pembicara
hebat:
·
-Mempunyai sudut pandang baru
·
-Cakrawala pengetahuan luas
·
-Antusias
·
-Tidak terlalu banyak bicara tentang diri sendiri
· -Mempunyai rasa ingin tahu yang lebih
·
-Empati
·
-Adanya selera humor
·
-Memiliki gaya bicara sendiri
#Larry King
-Top International Intervieweur
*Mengapa kita sering
kali BELIBET dalam berbicara?
1.
Kemampuan otak dan motorik mulut kurang sinkron.
Latihan yang tepat untuk menanganinya yaitu dengan cara berbicara keras dan
membaca keras/jelas secara rutin.
2.
Adanya vocabulary/kosakata yang masih asing
(jarang digunakan). Rajin – rajinlah membaca buku/kamus
Sebuah riset menunjukan bahwa
jika kita berbicara terstruktur (menceritakan sebuah benda dengan lancar) maka:
·
Lancar selama 1 menit akan berkembang selama 5
menit tanpa teks
·
Lancar selama 3 menit akan berkembang selama 10
menit tanpa teks
·
Lancar selama 10 menit akan berkembang selama 30
menit tanpa teks
Oleh karena
itu kita harus rajin melatih kemampuan kita untuk menjadi pembicara hebat dari
hal – hal yang mudah, misal ceritakanlah daun, pakaian, menggambarkan orang
lain, hobby kita, benda – benda sekitar dan lain – lain.
Fakta: tegang/minder/grogi itu tidak
bisa dihilangkan, bersahabatlah dengannya dengan mengalihkan ketakutan kita
kepada hal – hal yang menyenangkan :D . John F. Kennedy memegang batu disalah
satu tangannya untuk diremas, Bung Karno memakai kacamata hitam karena
sejujurnya mata beliau merah (kurang tidur, latihan malam mempersiapkan
bahan/materi).
Bagaimana jika
ditengah pembicaraan kita LUPA atau BLANK?
Berbicara
merupakan sistem yang bekerja seperti kontrol. Adanya input – proses – output
yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lainnya. Audiens adalah subjek
berbicara kita (bukan objek), oleh karena itu libatkanlah audiens dengan
memberikan pertanyaan sederhana, misal “ada pertanyaan?” atau “bagaimana semua
setuju?”. Bisa juga kita jujur dengan mengatakan, “wah saking nerveousnya karena
ada jutaan orang dihadapan saya sekarang ini, saya tiba – tiba grogi. Sampai
dimana kita?”
Kitalah yang
sebenarnya mengatur suasana untuk memberikan informasi dan membuat audiens
merasa nyaman. Berikan gestur yang tidak terduga ditengah pembicaraan dengan
marah, humor, diam, melakukan hal aneh/mendadak demi mendapatkan perhatian, dan
lain – lain. Contoh: pak SBY (presiden RI) pernah memarahi pejabat yang
tertidur ketika sedang berpidato (untuk mengembalikan fokus audiens). Bisa juga
‘diam sejenak’ untuk menetralisir keadaan yang sudah tidak kondusif, atau
memberikan tebakan mudah dengan gaya konyol untuk mendapatkan perhatian audiens
(dan masih banyak lagi cara yang lain, kreatiflah!).
Jikalau kita
melihat audiens tidak terkontrol atau tidur, itu terjadi karena kesalahan
“speaker” (boleh dibilang: ‘belum menjadi pembicara hebat’) karena sebab
tertentu (kurang pemahaman materi, pembawaan yang datar, dll.) yang
mengakibatkan kejenuhan.
Dalam kondisi
tertentu, jadilah manusia interior dihadapan audiens superior. Kita ambil
contoh “sidang skripsi”. Ilmu kita (sebagai pembicara) yang ‘hanya sedikit’ (mau
tidak mau) harus mampu menjelaskan dengan detail kepada dosen/dekan/rektor
(audiens) yang ilmunya jauh diatas kita. Dalam hal ini kita bisa saja bertanya
balik kepada audiens (membuka forum diskusi yang impresif/menarik) untuk
menghindari perdebatan yang tidak diinginkan. Sepintar – pintarnya mahasiswa
jika melawan gurunya tentu tidak akan bisa lulus. MENGALAH UNTUK MENANG,
istilah yang tepat untuk situasi seperti ini.
Hubungan
emosional (romantis) terhadap situasi tertentu akan memberikan efek yang lebih
bagus. Hargailah orang lain maka kita akan dihargai. Jika kita mencintai buku,
maka bacaannya akan mudah diserap. Jika kita senang dengan seseorang, akan
mudah diingat. Begitulah sistem bekerja, buat daya tarik tersendiri karena kita
unik.
“Pembicara hebat adalah pendengar yang hebat”
Semoga bermanfaat!
-Muhammad Dhinar Zulfiqar
Hasil seminar ‘public speaking’
dengan Prabu Revolusi yang diselenggarakan oleh Agrianita, di Gdg. Andi Hakim
Nasution, IPB Dramaga, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar