Minggu, 22 Desember 2013

Seminar Public Speaking: Tingkatkan percaya diri anda!



Seminar Public Speaking: Tingkatkan percaya diri anda
Sabtu, 7 Desember 2013
Agrianita @Gdg. Andi Hakim Nasution, IPB Dramaga, Bogor.

Selalu ada kekurangan dari setiap upaya kita, namun dari kekurangan tersebut kita bisa belajar agar lebih baik lagi. Teruslah berbuat sesuatu.
 –sambutan Ketua panitia Hari Ibu, Agrianita

Hari ibu dicetuskan oleh Soekarno dengan harapan bahwa seorang Ibu adalah guru untuk anak – anaknya, sahabat bagi suaminya dan sosok teladan untuk orang – orang disekitarnya.
–sambutan Pembina Agrianita

Public Speaking itu mencakup 5 hal diantaranya:
·         Who                      : seseorang yang menyampaikan materi (one man show)
·         What                     : menyampaikan substansi/isi terkait tema yang dibahas
·         With whom        : kepada siapa pesan tersebut disampaikan (individu, lembaga, dll.)
·         Instrument         : cara menyampaikan dengan gestur tertentu (presentasi dengan slideshow, cerita, stand up, resmi, luwes) tergantung siapa yang menyampaikan dan situasi yang mempengaruhinya.
·         Give what effect: isi yang disampaikan harus mempengaruhi dan berdampak terhadap audiens (pendengar)
–Rektor IPB, Ir. Hermanto Siregar

Fakta yang terjadi: 88 % perkembangan lembaga dikarenakan kepandaian berbicara, dalam hal ini ‘promosi’. Bahkan pemilihan “ketua” dipilih karena ‘jago ngomong’ (meyakinkan publik) bukan karena intelegent/kepintaran.
Seorang sales lotion disebuah mall di Singapura, berhasil merayu Prabu dengan istrinya karena pengembangan suasana yang dibuatnya dibandingkan dengan produk yang ditawarkan. “you make my day!” ya inilah salah satu rayuan maut yang dilakukan sales tersebut untuk membujuk costumer agar tertarik membeli produknya. Hal tersebut dilakukan dengan ilmu ‘public speaking.’
Public speaking  ditemukan tahun 2000 SM di Mesir dan dikembangkan di Yunani sebagai alat otorisasi. Karena saat itu sering kali terjadi peperangan, bangsa Yunani menggunakan public speaking untuk memerintah dan memimpin pasukkannya agar bersemangat menghadapi peperangan disamping itu juga untuk membujuk orang – orang tertentu (berpolitik) untuk mencapai kemenangan pribadi dan kelompok.
Semua orang (dengan cara masing – masing) dapat menjadi public speaker yang hebat bahkan tanpa latihan sekalipun. Kemampuan public speaking adalah milik semua orang, kita mau menjadi hebat atau tidak? That’s your call.
Saat MARAH kita adalah seorang public speaking yang hebat sekalipun tanpa skrip. Volume suara, intonasi dan artikulasi terucap dengan jelas. Apalagi jika disertakan dengan latihan sebelumnya, pasti amarah kita lebih bagus lagi dan terarah. :D
Kita ini adalah manusia yang kompleks. Semua sistem dalam tubuh kita bekerja secara berkesinambungan. Begitupun cara berbicara, harus menggunakan “emosi” agar semua indra yang kita miliki poweful digunakan.
“Tulus" (ucapan dari hati) adalah salah satu kekuatan luar biasa. Bisa menghasilkan efek positif kepada orang lain, termasuk menghasut kearah negatif karena ucapan yang dari hati dapat dengan mudah mengajak orang lain melakukan sesuatu (berdampak). Bahkan “diam” juga merupakan salah satu dari public speaking, karena efeknya dapat mempengaruhi orang lain untuk merubah sesuatu. Kadangkala kita diam untuk menyelesaikan masalah.
Eko Junior, pernah mewawancarai mas Prabu dengan pertanyaan umum disebuah ruang tertutup sebagai terapi untuk membuat seseorang percaya diri. Membuka privasi dan cerita masa lalu dengan meluapkan alam bawah sadar. Setelah nafsu, amarah, suka (tertawa) dan duka (menangis) diungkapkan, mas Prabu menjadi seseorang yang lebih terbuka terhadap orang lain.
3 kunci percaya diri: RESEARCH, REHERSAL, RELAX (yang intinya “berhusnudzan kepada diri sendiri”)
Beberapa ciri – ciri orang yang dapat dilihat dari sikapnya, yaitu:
·         Harmonizer        : mendamaikan
·         Provokator         : pembakar emosi
·         Significants         : gila pujian
·         Visioner               : memiliki pandangan kedepan yang jelas
·         Details                  : terperinci
·         Dll.
Sebenarnya ada 38 macam yang lainnya. Secara keseluruhan, hanya (minimal) 4 yang harus diasah (ilmu ‘mengenal karakter’ bisa dilihat dibuku/browsing diinternet). Untuk mempermudah kita dalam mengembangkan kemampuan kita dalam kehidupan sehari – hari.
PD adalah kondisi/syarat utama agar dinilai KREDIBLE. Kredibel mampu memberikan pembicaraan yang ‘berdampak’ kepada audiens dimana 93 % tergantung “bagaimana cara mempresentasikan” (how to say) dan 7 % adalah “isi pembicaraan” (what to say).
·         Misal seorang istri ingin (what to say): membahagiakan suami yang down. Maka ”how to say” yang dapat dibuat yaitu: berdandan, memasak makanan yang disukai suami, merayu dengan kata – kata indah, memijat untuk merefleksikan kondisi tubuh. Setelah itu semua akhiri dengan curhat agar suami menjadi bersemangat kembali. Hal ini pasti lebih efektif dibandingkan dengan melakukan perbincangan semata.
“Experience yang dibangun lebih penting dari Message yang disampaikan.”
*Tips dasar public speaking:
·         -100 prepared (siapkan materinya)
·         -Practice, practice & practice!
·         -Kenali pendengar dan ruangan
Cobalah datang lebih awal, perhatikan dan kenali suasana show/panggung agar lebih akrab dan mendukung. Bersahabat dengan benda mati dapat dilakukan jika sekiranya itu membuat tenang, misal kita berbicara “please be nice, it’s my first time” untuk kita yang baru pertama kali melakukan public speaking didepan umum. Benda sekitar yang dapat membantu misalnya meja, kamera, dan benda – benda lain disekitar dengan mengajaknya ngobrol (meskipun terlihat aneh, tapi cara ini membantu untuk mengurangi grogi).
·         -Relax, PD (be your self, lakukan dengan santai)
·         -Tunjukan kepribadian (buktinya Olga memenangkan Panasonic Globe Award sebagai MC favorit karena kepribadiannya, mampu mengalahkan Tantowi Yahya dan Choki Sitohang).
Mas Prabu menceritakan pengalamannya sebagai anak kampus jurusan teknik yang pernah menawarkan sebuah alat (untuk mengecek pilot-pramugari) kepada POD airlines (maskapai penerbangan) yang ternyata harus bersaing dengan Swiss. Awalnya sempat kecewa dan emosi karena harus ‘beradu presentasi’ dengan orang asing. Namun kenyataannya lain, orang – orang yang datang dari Swiss tersebut hanya 4 orang yang salah satunya adalah ‘wanita cantik’ dengan penampilan yang memukau. Sebelum dimulai, mereka mentraktir team mas Prabu dengan coffe starbucks dengan mencatat nama – nama peserta yang datang (digunakan untuk membantu dalam mengenal nama dan pengucapan dialek bahasa yang bebeda). Mereka pun hanya mempersiapkan 4 slide saat melakukan presentasi, hal yang sangat mudah diserap dan diluar dugaan akhirnya mereka bekerja sama.
Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita diatas (terkait public speaking), ternyata teknik yang mereka gunakan:
·         model yang cantik, dimaksudkan untuk mencairkan suasana yang dominan laki – laki.
·       traktir starbucks coffee beserta penulisan nama disebuah kertas pesanan yaitu untuk mengenal peserta (agar lebih akrab) dan memberikan kondisi santai dengan kopi yang identik dengan minuman mahasiswa.
·         dan 4 slide yang ditayangkan untuk mengurangi kejenuhan dalam presentasi.
Kenali juga tipe orang untuk membantu dalam menyampaikan informasi, misal dalam ilmu tertentu (kubik leadership) ada ilmu yang membagi kemampuan berdasarkan sidik jari menjadi beberapa karakter orang. Misal thinking (logika), feeling (sentuhan perasaan) dan lain – lain. Beda orang beda perlakuan, misal:
·         -Anak yang ‘thinking’ perlu distimulus “kalau belajar kamu pintar”
·         -Sedangkan anak tipe ‘feeling’ harus dengan kalimat lain seperti, “kalau belajar ayah senang!” (terlihat perbedaannya, begitu pun dengan orang dewasa)
Saat kita menirukan gaya orang lain maka 70 persen kredibilitas kita menghilang. Dalam film Kungfu Panda disaat adegan memperebutkan ornamen, gurunya (Master Shifu) mengatakan “tak ada rahasia untuk hebat/ PD, semua kembali pada diri kita masing – masing”
‘Tukul Arwana’ dapat terkenal karena menjual karakternya secara humor. Menunjukkan keterbatasannya, misal “aku ini wong deso, aku ini jelek, dll.” menghina dirinya menjadi nilai jual yang tidak dimiliki orang lain. Begitu juga seorang pembawa acara terkenal “kick andy!” meskipun masih terbata – bata bahkan terkesan kaku saat membawakan acara (sampai sekarang), tetap bisa eksis karena membawa karakternya secara alami.
*4 kunci menunjukkan kepribadian didepan orang lain:
·         -Jujur kepada pendengar/mengatakan apa adanya.
Lain halnya jika kita berbohong pada orang lain, akan hancurnya hasilnya jika orang lain malah yang menemukannya. Misal: “sebenarnya aku grogi berbicara didepan anda karena aku masih jauh dibelakang anda dari segala sisi” akan berbeda jika kondisinya kita berpura – pura menahan rasa takut. Jika kemudian ditanya, “kamu ini kurang percaya diri, dari sikapmu saya dapat menyimpulkan kalau kamu kurang ini, kurang itu, bla..bla..bla..” maka akan timbul kekecewaan dari pendengar, termasuk kita sebagai pembicara. Oleh karena itu bicaralah jujur.
·         -Gunakan pakaian yang proper.
Meskipun penampilan bukan yang utama, tetapi yang pertama kali orang lain lihat dari kita adalah penampilan/pakaian kita. Biasanya untuk orang – orang tertentu (yang sudah banyak dikenal publik) mempersiapkan kostum/pakaian yang beragam untuk menjaga eksistensi dari sorot mata publik. Malu jika penampilan yang dipakai hanya itu – itu saja (kecuali sudah menjadi karakter/ciri khas dengan pakaian tertentu).
·         -Differentiate your self (berbeda dari yang lain).
Seseorang akan mudah mempengaruhi orang lain jika dirinya dikenal dan salah satu cara yang dapat melakukan itu adalah keunikan yang kita punya. Bayangkan saja jika kita melihat sapi berwarna ungu ditengah – tengah sapi hitam atau putih. Tentu akan mempunyai nilai tersendiri untuk sapi ungu karena perbedaannya.
·         -Berikan sedikit cerita pribadi anda.
Hal ini bertujuan untuk membuat suasana lebih hangat dan lebih dekat. Misal: “bagaimana kondisi hadirin saat ini? Tadi pagi saya kena macet dijalan Sudirman, coba cung yang kena macet juga?” (kecuali dalam keadaan resmi ataupun protokoler).
*8 karakter pembicara hebat:
·         -Mempunyai sudut pandang baru
·         -Cakrawala pengetahuan luas
·         -Antusias
·         -Tidak terlalu banyak bicara tentang diri sendiri
·         -Mempunyai rasa ingin tahu yang lebih
·         -Empati
·         -Adanya selera humor
·         -Memiliki gaya bicara sendiri
#Larry King
-Top International Intervieweur

*Mengapa kita sering kali BELIBET dalam berbicara?
1.       Kemampuan otak dan motorik mulut kurang sinkron. Latihan yang tepat untuk menanganinya yaitu dengan cara berbicara keras dan membaca keras/jelas secara rutin.
2.       Adanya vocabulary/kosakata yang masih asing (jarang digunakan). Rajin – rajinlah membaca buku/kamus

Sebuah riset menunjukan bahwa jika kita berbicara terstruktur (menceritakan sebuah benda dengan lancar) maka:
·         Lancar selama 1 menit akan berkembang selama 5 menit tanpa teks
·         Lancar selama 3 menit akan berkembang selama 10 menit tanpa teks
·         Lancar selama 10 menit akan berkembang selama 30 menit tanpa teks

Oleh karena itu kita harus rajin melatih kemampuan kita untuk menjadi pembicara hebat dari hal – hal yang mudah, misal ceritakanlah daun, pakaian, menggambarkan orang lain, hobby kita, benda – benda sekitar dan lain – lain.
     Fakta: tegang/minder/grogi itu tidak bisa dihilangkan, bersahabatlah dengannya dengan mengalihkan ketakutan kita kepada hal – hal yang menyenangkan :D . John F. Kennedy memegang batu disalah satu tangannya untuk diremas, Bung Karno memakai kacamata hitam karena sejujurnya mata beliau merah (kurang tidur, latihan malam mempersiapkan bahan/materi).

Bagaimana jika ditengah pembicaraan kita LUPA atau BLANK?
Berbicara merupakan sistem yang bekerja seperti kontrol. Adanya input – proses – output yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lainnya. Audiens adalah subjek berbicara kita (bukan objek), oleh karena itu libatkanlah audiens dengan memberikan pertanyaan sederhana, misal “ada pertanyaan?” atau “bagaimana semua setuju?”. Bisa juga kita jujur dengan mengatakan, “wah saking nerveousnya karena ada jutaan orang dihadapan saya sekarang ini, saya tiba – tiba grogi. Sampai dimana kita?”
Kitalah yang sebenarnya mengatur suasana untuk memberikan informasi dan membuat audiens merasa nyaman. Berikan gestur yang tidak terduga ditengah pembicaraan dengan marah, humor, diam, melakukan hal aneh/mendadak demi mendapatkan perhatian, dan lain – lain. Contoh: pak SBY (presiden RI) pernah memarahi pejabat yang tertidur ketika sedang berpidato (untuk mengembalikan fokus audiens). Bisa juga ‘diam sejenak’ untuk menetralisir keadaan yang sudah tidak kondusif, atau memberikan tebakan mudah dengan gaya konyol untuk mendapatkan perhatian audiens (dan masih banyak lagi cara yang lain, kreatiflah!).
Jikalau kita melihat audiens tidak terkontrol atau tidur, itu terjadi karena kesalahan “speaker” (boleh dibilang: ‘belum menjadi pembicara hebat’) karena sebab tertentu (kurang pemahaman materi, pembawaan yang datar, dll.) yang mengakibatkan kejenuhan.
Dalam kondisi tertentu, jadilah manusia interior dihadapan audiens superior. Kita ambil contoh “sidang skripsi”. Ilmu kita (sebagai pembicara) yang ‘hanya sedikit’ (mau tidak mau) harus mampu menjelaskan dengan detail kepada dosen/dekan/rektor (audiens) yang ilmunya jauh diatas kita. Dalam hal ini kita bisa saja bertanya balik kepada audiens (membuka forum diskusi yang impresif/menarik) untuk menghindari perdebatan yang tidak diinginkan. Sepintar – pintarnya mahasiswa jika melawan gurunya tentu tidak akan bisa lulus. MENGALAH UNTUK MENANG, istilah yang tepat untuk situasi seperti ini.               
Hubungan emosional (romantis) terhadap situasi tertentu akan memberikan efek yang lebih bagus. Hargailah orang lain maka kita akan dihargai. Jika kita mencintai buku, maka bacaannya akan mudah diserap. Jika kita senang dengan seseorang, akan mudah diingat. Begitulah sistem bekerja, buat daya tarik tersendiri karena kita unik.

“Pembicara hebat adalah pendengar yang hebat”
Semoga bermanfaat!
-Muhammad Dhinar Zulfiqar
Hasil seminar ‘public speaking’ dengan Prabu Revolusi yang diselenggarakan oleh Agrianita, di Gdg. Andi Hakim Nasution, IPB Dramaga, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar