Selasa, 09 September 2014

Menejemen Diri (ulasan buku 7 Habits highly efective) kelas malam SM 2

Kelas malam SM 2 (Turmudzi & Abu Dawud)
“Manajemen diri”
Jum'at, 5 September 2014 @Aula SM
Oleh    : Pak Agus Gusnul Y.

Ulasan The 7 Habits of Highly Effective People" (Stephen R.Covey)
Temans SM 2 bagaimana kabarnya malam ini? Sehat? Beruntung kepada seluruh teman-teman SM 2 yang kali ini mengikuti acara kelas malam. Tidak hanya mendapatkan bekal dari kak Sultan terkait persiapan dan berbagi pengalaman tentang “SUSUR PANTAI,” teman-teman juga mendapatkan siraman motivasi dari Pak Agus Gusnul, seorang ideolog Sekolah Alam Bogor yang akan mengupas-tuntas terkait menejemen diri (ingat, ini bukan Pak Agus Salim lho… hahaa). Hm, apa saja yang telah disampaikannya? Yuk kita baca ulasannya!
***
            Habit? Apa itu? Mengapa harus 7?
Habit merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia setiap harinya. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat berpengaruh, mencakup banyak prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat sangat mendasar (hal yang primer) namun sangat besar manfaatnya kalau kita dapat mengelola ke 7 habits ini. Kebiasaan ini menggambarkan internalisasi prinsip-prinsip manusia yang benar, jika diberi sedikit sentuhan positif, kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng akan selalu bersama kita.
1.      Be Proaktif – “we have a wide range & circle of concern”
Apa yang disebut dengan proaktif? Antusias? Tanggung jawab? Selalu berpartisipasi?  Kreatif? Yap semua jawaban teman-teman betul. Proaktif adalah melakukan instruksi dengan penuh antusias dan kesadaran diri. Dapat memberikan solusi dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Jika semua orang di negeri ini bersikap proaktif, maka akan bisa dijamin bahwa negeri bisa bisa melesat lebih maju dari sebelumnya.
Bayangkan jika kita mempunyai uang Rp 100.000,- yang merupakan tuggas/amanat dari orang tua dan kita bersikap proaktif terhadap sesuatu yang kita miliki, tentu saja kita lebih mempunyai value/nilai dibandingkan jika kita tidak memiliki prinsip sama sekali. Mengukur dan tetap fokus untuk mengelola uang yang ada dengan tanpa merengek atau kebingungan.
“Kalau uangnya segitu ya segitu, optimalkan!”
2.      Mulai dari tujuan akhir
Sebenarnya, apa sih yang menjadi goals (tujuan akhir) kita didunia ini? Apa saja yang harus kita perbuat sebagai bentuk persembahan terbaik untuk Allah swt. di yaumul Akhir nanti? Sudah punya? Atau belum punya sama sekali? Segera tentukan dari sekarang.
Jika kita sudah mengatur impian kita dengan baik (SET-GOALS), langkah selanjutnya adalah mengIDENTIFIKASI cita-cita tersebut agar kita memiliki VALUES/nilai. Begitupun tujuan teman-teman mengikuti ekspedisi SM. Kemandirian, solidaritas, pengalaman, kesabaran, kompetensi diri akan teman-teman dapatkan kalau kita maksimal terhadap tujuan kita.
Untuk mencapai tujuan, gunakan kata-kata yang bersifat proaktif (misal: pokoknya saya harus…, aku pilih…, dll.). Hindari kata-kata reaktif (kalau saja…, seandainya…, seharusnya…, karena dia…, dll.)  karena dapat melemahkan semangat teman-teman dalam mencapai tujuan.
3.      Put first think first (mendahulukan yang utama)
Sahabat Ali r.a. pernah berkata, bahwa “waktu” bisa kita ibaratkan dengan “pedang.” Bisa sangat membantu kalau kita dapat mengasahnya dengan baik. Namun bisa juga membunuh kita sendiri kalau kita lalai terhadap perbuatan kita.
Oleh karena itu, dahulukan kepentingan yang utama. List sedahsyat mungkin hal-hal yang menjadi prioritas kita. Jangan sampai kita menggunakan waktu kita untuk sesuatu yang mubazir atau haram. Na’udzubillah…
4.      Think win/win (berpikir menang/menang)
Kunci dari sebuah kesuksesan yaitu “berpikir menang.” Lakukan dan ulangi ini setiap hari dan dalam situasi seperti apapun karena dapat mendorong seseorang menjadi lebih bersemangat ketika dihadapkan dengan berbagai macam halangan-rintangan dan tantangan. 
5.      Seek firts to Understand, Then to be Understood
Sebelum kita meraih cita-cita kita, apapun itu kita harus bisa memahami orang lain terlebih dahulu. Hal ini disebabkan jumlah manusia yang sangat banyak dan setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda dengan berbagai prioritasnya. Kita mendengarkan dan memahami bukan berarti menunda impian kita, melainkan kita sedang dilatih untuk “menjawab” kebutuhan dunia sebelum kebutuhan kita terpenuhi.
“kalau kita ingin didengar – kita harus mendengar”
6.      Synergize (mewujudkan sinergi)
Misal kita mempunyai modal 200 kemudian kita kurangi 20 % untuk bekerjasama dengan orang lain. Apakah itu merupakan sebuah kerugian? Sekali-kali tidak, justru itulah sinergi. Bisa jadi keuntungan yang dapat kita peroleh adalah nominal yang berkali-kali lipat dari apa-apa yang telah kita berikan.
Sinergi berfungsi sebagai katalisator (zat yang mempercepat laju), menyatukan dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia. Semua kebiasaan yang sudah kita bahas menyiapkan kita untuk menciptakan keajaiban baru yang datangnya dari luar.
7.       Mengasah gergaji...
Kebiasaaan ke-7 adalah meluangkan waktu untuk mengasah gergaji. Kebiasaan ini melingkupi semua kebiasaan lain sehingga menjadi mungkin untuk dilakukan dan menjadi ekspert/ahli pada bidang tertentu.
Contohnya: Tidur termasuk mengasah gergaji dengan catatan tidak berlebihan. Menonton acara/film yang bermutu, jalan-jalan yang membuat kita refreshing dan melakukan hal luar biasa lainnya.
“Hati-hati dengan pikiranmu karena akan mempengaruhi perkataanmu…
Hati-hati dengan perkataanmu karena akan mempengaruhi perbuatanmu…
Hati-hati dengan perbuatanmu karena akan mempengaruhi tindakanmu…
Hati-hati dengan tindakanmu karena akan mempengaruhi kebiasaanmu…
Yang akan mempengaruhi NASIBMU…”

Pertanyaan:
1.      Indra: bagaimana mengubah kebiasaan? Apakah bisa langsung berubah dengan cepat/total? Atau seperti apa?
Mengubah kebiasaan itu tidak bisa drastis. Misal kita terbiasa bangun jam 5, coba sekali-kali pasang alarm jam 4 dan bangun diwaktu tersebut. Pasti kita akan merasakan perbedaan suasana yang berpengaruh langsung terhadap fisik maupun psikis kita.
“Perubahan yang baik adalah perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit, lakukan kontinu selama 90 hari.”
2.      Chandra: bolehkah kita sangat bergantung pada orang lain (sinergi)? apakah sifat dasar pada manusia sebagai makhluk sosial akan berpengaruh terhadap kebiasaan kita?
Manusia itu sangat-sangat bergantung dengan manusia yang lain. Mereka semua saling bersinergi, tidak pernah ada manusia yang hidupnya selalu independen. Semua yang kita lakukan pasti tidak terjadi dengan sendirinya dan kehidupan kita tidak mungkin sendirian/sepi. Dengan catatan, kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk.
3.      MQ: PD dulu baru melakukan sesuatu? Atau sebaliknya?
Hm, keduanya benar! Yang pasti Percaya Diri (PD) akan timbul jikalau kita sudah melakukan sesuatu. Minder itu wajar, manusiawi. Akan tetapi, proses mengubah minder menjadi Percaya Diri itu merupakan hal yang luar biasa.
4.      Laudya: bagaimana dengan hasil yang telah kita lakukan?
Jalani saja! Terus berbuat sesuatu agar kemampuan kita semakin terasah.

Semoga bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar