Kelas malam SM 2 (Turmudzi &
Abu Dawud)
“Manajemen diri”
Jum'at, 5 September 2014 @Aula
SM
Oleh : Pak Agus Gusnul Y.
Ulasan The 7 Habits of Highly
Effective People" (Stephen R.Covey)
Temans SM 2 bagaimana kabarnya malam ini? Sehat? Beruntung
kepada seluruh teman-teman SM 2 yang kali ini mengikuti acara kelas malam. Tidak
hanya mendapatkan bekal dari kak Sultan terkait persiapan dan berbagi
pengalaman tentang “SUSUR PANTAI,” teman-teman juga mendapatkan siraman
motivasi dari Pak Agus Gusnul, seorang ideolog Sekolah Alam Bogor yang akan
mengupas-tuntas terkait menejemen diri (ingat, ini bukan Pak Agus Salim lho…
hahaa). Hm, apa saja yang telah disampaikannya? Yuk kita baca ulasannya!
***
Habit? Apa itu? Mengapa harus 7?
Habit merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia setiap
harinya. Tujuh kebiasaan manusia yang sangat berpengaruh, mencakup banyak
prinsip dasar dari efektivitas manusia. Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat sangat
mendasar (hal yang primer) namun sangat besar manfaatnya kalau kita dapat
mengelola ke 7 habits ini. Kebiasaan ini menggambarkan internalisasi
prinsip-prinsip manusia yang benar, jika diberi sedikit sentuhan positif,
kebahagiaan dan keberhasilan yang langgeng akan selalu bersama kita.
1.
Be Proaktif – “we have a
wide range & circle of concern”
Apa yang disebut dengan proaktif? Antusias? Tanggung jawab? Selalu
berpartisipasi? Kreatif? Yap semua
jawaban teman-teman betul. Proaktif adalah melakukan instruksi dengan penuh
antusias dan kesadaran diri. Dapat memberikan solusi dan bertanggung jawab atas
segala perbuatannya. Jika semua orang di negeri ini bersikap proaktif, maka
akan bisa dijamin bahwa negeri bisa bisa melesat lebih maju dari sebelumnya.
Bayangkan jika kita mempunyai uang Rp 100.000,- yang merupakan
tuggas/amanat dari orang tua dan kita bersikap proaktif terhadap sesuatu yang
kita miliki, tentu saja kita lebih mempunyai value/nilai dibandingkan jika kita
tidak memiliki prinsip sama sekali. Mengukur dan tetap fokus untuk mengelola
uang yang ada dengan tanpa merengek atau kebingungan.
“Kalau
uangnya segitu ya segitu, optimalkan!”
2.
Mulai dari tujuan akhir
Sebenarnya, apa sih yang menjadi goals (tujuan akhir) kita
didunia ini? Apa saja yang harus kita perbuat sebagai bentuk persembahan
terbaik untuk Allah swt. di yaumul Akhir nanti? Sudah punya? Atau belum punya
sama sekali? Segera tentukan dari sekarang.
Jika kita sudah mengatur impian kita dengan baik (SET-GOALS),
langkah selanjutnya adalah mengIDENTIFIKASI cita-cita tersebut agar kita
memiliki VALUES/nilai. Begitupun tujuan teman-teman mengikuti ekspedisi SM.
Kemandirian, solidaritas, pengalaman, kesabaran, kompetensi diri akan
teman-teman dapatkan kalau kita maksimal terhadap tujuan kita.
Untuk mencapai tujuan, gunakan
kata-kata yang bersifat proaktif (misal: pokoknya saya harus…, aku pilih…,
dll.). Hindari kata-kata reaktif
(kalau saja…, seandainya…, seharusnya…, karena dia…, dll.) karena dapat melemahkan semangat teman-teman
dalam mencapai tujuan.
3.
Put first think first (mendahulukan
yang utama)
Sahabat Ali r.a. pernah berkata, bahwa “waktu” bisa kita
ibaratkan dengan “pedang.” Bisa sangat membantu kalau kita dapat mengasahnya
dengan baik. Namun bisa juga membunuh kita sendiri kalau kita lalai terhadap
perbuatan kita.
Oleh karena itu, dahulukan kepentingan yang utama. List
sedahsyat mungkin hal-hal yang menjadi prioritas kita. Jangan sampai kita
menggunakan waktu kita untuk sesuatu yang mubazir atau haram. Na’udzubillah…
4.
Think win/win (berpikir
menang/menang)
Kunci dari sebuah kesuksesan yaitu “berpikir menang.” Lakukan
dan ulangi ini setiap hari dan dalam situasi seperti apapun karena dapat
mendorong seseorang menjadi lebih bersemangat ketika dihadapkan dengan berbagai
macam halangan-rintangan dan tantangan.
5.
Seek firts to
Understand, Then to be Understood
Sebelum kita meraih cita-cita kita, apapun itu kita harus bisa
memahami orang lain terlebih dahulu. Hal ini disebabkan jumlah manusia yang
sangat banyak dan setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda dengan berbagai
prioritasnya. Kita mendengarkan dan memahami bukan berarti menunda impian kita,
melainkan kita sedang dilatih untuk “menjawab” kebutuhan dunia sebelum
kebutuhan kita terpenuhi.
“kalau kita ingin didengar – kita harus mendengar”
6.
Synergize (mewujudkan
sinergi)
Misal kita mempunyai modal 200 kemudian kita kurangi 20 % untuk
bekerjasama dengan orang lain. Apakah itu merupakan sebuah kerugian? Sekali-kali
tidak, justru itulah sinergi. Bisa jadi keuntungan yang dapat kita peroleh
adalah nominal yang berkali-kali lipat dari apa-apa yang telah kita berikan.
Sinergi berfungsi sebagai katalisator
(zat yang mempercepat laju), menyatukan dan melepaskan kekuatan terbesar dalam
diri manusia. Semua kebiasaan yang sudah kita bahas menyiapkan kita untuk
menciptakan keajaiban baru yang datangnya dari luar.
7.
Mengasah gergaji...
Kebiasaaan ke-7 adalah meluangkan
waktu untuk mengasah gergaji. Kebiasaan ini melingkupi semua kebiasaan lain
sehingga menjadi mungkin untuk dilakukan dan menjadi ekspert/ahli pada bidang
tertentu.
Contohnya: Tidur termasuk mengasah
gergaji dengan catatan tidak berlebihan. Menonton acara/film yang bermutu, jalan-jalan
yang membuat kita refreshing dan melakukan hal luar biasa lainnya.
“Hati-hati dengan pikiranmu karena akan mempengaruhi perkataanmu…
Hati-hati dengan perkataanmu karena akan mempengaruhi
perbuatanmu…
Hati-hati dengan perbuatanmu karena akan mempengaruhi tindakanmu…
Hati-hati dengan tindakanmu karena akan mempengaruhi kebiasaanmu…
Yang akan mempengaruhi NASIBMU…”
Pertanyaan:
1.
Indra: bagaimana mengubah kebiasaan? Apakah bisa langsung
berubah dengan cepat/total? Atau seperti apa?
Mengubah
kebiasaan itu tidak bisa drastis. Misal kita terbiasa bangun jam 5, coba
sekali-kali pasang alarm jam 4 dan bangun diwaktu tersebut. Pasti kita akan
merasakan perbedaan suasana yang berpengaruh langsung terhadap fisik maupun
psikis kita.
“Perubahan
yang baik adalah perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit, lakukan kontinu
selama 90 hari.”
2.
Chandra: bolehkah kita sangat bergantung pada orang lain
(sinergi)? apakah sifat dasar pada manusia sebagai makhluk sosial akan
berpengaruh terhadap kebiasaan kita?
Manusia
itu sangat-sangat bergantung dengan manusia yang lain. Mereka semua saling
bersinergi, tidak pernah ada manusia yang hidupnya selalu independen. Semua yang
kita lakukan pasti tidak terjadi dengan sendirinya dan kehidupan kita tidak
mungkin sendirian/sepi. Dengan catatan, kita harus bisa memilah mana yang baik
dan mana yang buruk.
3.
MQ: PD dulu baru melakukan sesuatu? Atau sebaliknya?
Hm,
keduanya benar! Yang pasti Percaya Diri (PD) akan timbul jikalau kita sudah
melakukan sesuatu. Minder itu wajar, manusiawi. Akan tetapi, proses mengubah
minder menjadi Percaya Diri itu merupakan hal yang luar biasa.
4.
Laudya: bagaimana dengan hasil yang telah kita lakukan?
Jalani
saja! Terus berbuat sesuatu agar kemampuan kita semakin terasah.
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar