Jumat, 12 Desember 2014

khotmil quran sdm Desember 2014

Khotmil Qur’an SDM SALAM
Kamis, 11 Desember 2014
@SM SAB

Selamat kepada peserta khotmil SDM #1: Pak Soma, Pak Anas, Bu Atika, Bu Rahayu, Bu Yunda & Bu Fatimah. Congratulation! Juga untuk pak Yasir, bu Euis dan bu Rahayu yang mendapatkan kesempatan untuk pergi UMROH. Barakallah…

Pak Agus G. Y.
Alhamdulillah, momen ulang tahun Yayasan Progress Insani  tahun ini dipenuhi dengan rangkaian acara yang sangat-sangat luar biasa, tentunya ini semua merupakan hasil kerja keras dari teman-teman dan hasilnya begitu berasa/terasa sampai orang-orang non Sekolah Alam Bogor. Banyak respon positif untuk acara SALAM FESTIVAL kemarin (terimakasih kepada seluruh panitia) dan sesuai schedule, Alhamdulillah kita dapat membuat acara khotmil ini untuk guru-guru SAB. Tahun depan insyaa Allah akan lebih banyak lagi pesertanya karena insyaa Allah pak Agus, pak Husnan, dkk mau ikut bergabung meramaikan khotmil season 2. Insyaa Allah…

Pak Husnan
Hmmmm, banyak yang ingin disampaikan untuk Sekolah Alam Bogor dan teman-teman semua. Berbagai macam perasaan beraduk mulai dari haru, senang, sedih dan perasaan yang lainnya. Memulai ini semua, “dari bukan apa-apa, menjadi sesuatu yang diperhitungkan oleh banyak orang.” Sesuatu yang patut kita syukuri dan dapat dijadikan sebagai bentuk referensi untuk waktu-waktu yang akan datang.

Kalau sekolah ini sudah menjadi contoh untuk orang lain, kita harus bisa mulai memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas agar terus bertambah kemampuannya dihadapan banyak orang yang ingin sharring/belajar dari kita. Dulu, sumbangan sebesar ‘satu juta rupiah’ itu begitu sangat luar biasa. Alhamdulillah saat ini sudah mencapai 8 M dalam setiap 1 tahun yang berputar.

Belajar dari kisah Rasulullah saw., seseorang yang mampu merubah kondisi peradaban jahiliyah menjadi peradaban yang baru, dalam waktu yang singkat (13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah) dan mampu bertahan lama sampai saat ini. Ingin rasanya usia 26 tahun YPI kelak dapat memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat yang luas. Teruslah berkarya dan berkarya untuk bekal saksi di akhirat.

Ust. Yasir
Sudah bertahun-tahun pak ustad mampir ke Sekolah Alam Bogor dan dari hasil pengamatan, sudah banyak juga yang berubah, termasuk bangunan Mushola SM. Pertama kalinya beliau berbicara ditempat itu dengan semangat kajian yang luar biasa pada setiap kehadirannya. Beliau tahu bagaimana bangunan SM ini dibangun, bahkan sampai berita pro-kontra kehadiran SM di sekitar pesantren Tanah Baru, hingga akhirnya SM SAB dibangun ditempat ini yang kondisinya seperti surga, ada sungai yang mengalir dibawahnya (meskipun bukan madu, akan tetapi sudah terwakili). Beliau tinggal di Taman Cimanggu dan insyaa Allah masuk Taman Firdaus yang berada di surga Allah swt. amiin… (bukan Taman Firdaus yang berada di Bubulak, yaaa…)


Berbicara tentang Sekolah Alam Bogor, sekolah ini menjadi salah satu alternative pendidikan di Indonesia yang sudah banyak orang luar (baik individu maupun instansi) yang mengkopi bahkan Co-Pas persis pola Sekolah Alam Bogor. Merenungi hal ini, kita kaji surat Ibrahim ayat 7:
øŒÎ)ur šc©Œr's? öNä3š/u ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯RyƒÎV{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) Î1#xtã ÓƒÏt±s9 ÇÐÈ  
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Tentang syukur, adakah do’a teman-teman yang belum dijabah oleh Allah swt.?  Surat Ibrahim: 34 menjelaskan:
34. dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Ayat tersebut merupakan spirit untuk kita untuk selalu brsyukur kepada Allah. Sekarang kita jawab, lebih banyak mana do’a kita yang belum dijabah/dikabulkan, atau nikmat Allah yang sudah kita dapatkan? Tentu saja jawabannya adalah, “Nikmat.”

Berbicara soal umur, usia YPI tahun ini merupakan tahun penjajakan (kalau kita ibaratkan dengan manusia). Metamorphosis perubahan dari anak-anak menuju remaja. Sudah baligh dan bersiap-siap meminggul taklif (pembebanan agama) yang lebih besar dari sebelumnya. Segala macam keinginan dan harapan baru biasanya muncul pada usia-usia seperti ini, jangan khawatir karena memang begitu prosesnya.

Ukuran standar kelayakan hidup seseorang saat ini yaitu dilihat dari ponsel Android-nya. Justru malah aneh kalau dizaman modern masih menggunakan yang jadul. Sudah sering kita lihat para buruh yang berdemo meminta kenaikan gaji. UMR Jakarta sebesar 2,7 juta dan di Bogor hampir 2,6 juta, sebenarnya sudah sangat cukup (kalau makanannya cuma gorengan dan mie instan), berbeda dengan kondisi di Yogyakarta, Semaran dan lainnya.

“Yang bikin mahal yaitu life style orang Bogor saat ini.”

Banyak motivasi yang selalu digunakan oleh orang-orang Sunda, “biar tekor asal kasohor” (biar rugi yang penting terkenal). Salah namun tetap diperjuangkan, aneh bukan? Gaya pakai hp dengan memori tinggi dan ram 2 GB, tapi cuma untuk sms-an. Sayang, manusia saat ini lebih banyak yang zalim dan mengingkari nikmat dibandingkan dengan orang yang bersyukur.

Salah satu nikmat terbesar yang sekolah alam miliki adalah “MEMPUYA COMMUNITY (komunitas).” Beragam jamaah bersatu dengan misi dan visi yang sama, bahkan ada diantara kita yang lebih dekat dengan teman-teman/rekan kerjanya di SAB dibandingkan dengan keluarganya sendiri. Bener ‘kan!

Adakah non-muslim yang menitipkan anaknya di SAB ini? Pak Husnan kaget mendengar pertanyaan semacam ini. Seharusnya kita harus lebih meluas dalam menerima siswa, menjadikan sekolah ini sebagai media dakwah lembut (salah satu cara berjihad) karena faktanya masih banyak orang-orang muslim yang menyekolahkan anak-anaknya di RP. Apa alasannya? Karena disana lebih disiplin dalam segala hal, tidak hanya murid, guru dan juga SPP-nya. Hhehe…

Rasulullah saw pernah berkata bahwa, “berjamaah itu merupakan rahmat.” Hal ini dikuatkan dengan perkataan Ali bin Abi Thalib ra., “sekeruh-keruhnya hidup berjamaah, itu lebih baik ketimbang sebening-beningnya hidup sendirian.”

Menikah itu kompetensi dasar untuk menentukan SDM itu safety atau tidak. Guru yang jomblo perlu disegerakan dalam menjalin hubungan yang halal. Insyaa Allah teman-teman sekolah alam siap membantu. Jadi ingat dengan kisah pak Agus yang sampai di antar sampai Sukabumi (biar kita ingat Desi Ratna Sari, Vagetoz, bukan Farid Raharja di Cibadak). Juga kisah pak Husnan yang mertuanya adalah jamaah pak ustad, sehingga setiap kali ada masalah, bisa dengan mudah didiskusikan dan alhamdulillahnya belum pernah ada masalah yang dilaporkan dari pak Husnan. “Siap tad!” jawaban dari jamaah pak ustad yang menjadi orang tua dari istrinya pak Husnan, seperti seorang prajurit setiap kali ditanya.

Sampai saat ini, sekolah sedang mencari jalan keluar, “bagaimana caranya memberikan tempat tinggal untuk guru-guru yang dekat?” Khawatir untuk SDM yang rumahnya jauh kehilangan hafalannya, berguguran ditengah jalan. Mempengaruhi biaya transport serta cost-cost yang lain yang bisa berakibat fatal. Pak ustad hanya bisa mendo’akan.

“Tidak ada cara yang paling kuat untuk agama, kecuali dengan mensyukuri hal-hal kecil (mikdatul qulub).”

Sebesar apapun uang yang kita miliki, kalau Allah belum mengizinkan untuk menyatukan hati orang-orang, maka tidak ada relasi yang terbangun. Kalau anda belum merasakan in-group maka anda belum ikhlas dalam bergaul. Ada 2 perkara yang paling sulit dicari, yaitu
·         Harta
·         Sahabat sejati (beruntung kita berada di sekolah alam), bisa merasakan sedih bersama, senang bersama, haru, galau dan perasaan lainnya kalau kita berjamaah.

Hanya sekolah alam yang memiliki 150 SDM dengan murid 600an orang, sehingga perbandingannya 1 guru dan 4 murid, seperti homeschooling. Berharap sekolah ini mempunyai umur yang panjang, seperti GONTOR, sekolah yang sudah berumur sampai 100 tahun, bertahan dengan segala keunikannya. Apa yang menyebabkan sekolah tersebut mampu bertahan sampai sekarang?

Gontor, memiliki sistem aturan yang sangat kuat dan ketat dan tidak pernah diganti dari dulu sampai sekarang. Bahkan para kiayi sekalipun tidak memiliki wewenang untuk mengubah aturan tersebut dan kena sanksinya (angkat koper) jika melanggar. 3 aturan itu, yaitu:

1.      Tidak boleh berbohong
Boleh saja kita mencontek saat sedang ujian, akan tetapi kalau tidak mengakui perbuatan kita saat sidang, maka wassalam… Termasuk catatan pribadi, harus lengkap dari kelas 1 SD tidak boleh berganti-ganti. “Itulah ilmu!” Kalau ada yang meniru catatan sama persis dengan temannya, maka bersiap-siap saja untuk pergi

            Pernah ada seorang bapak-bapak menyumbangkan 10.000 bibit jati emas, tetap saja tidak ada toleran saat anak berbuat kesalahan, termasuk semua cabang Gontor disemua tempat karena riwayat pelanggarannya.

2.      Tidak boleh menyepelekan orang lain
Disekolah Gontor menggunakan 3 bahasa (bilingual- Inggris, arab dan Indonesia) untuk percakapan sehari-hari.  Sekalipun ada yang tidak bisa, kita tidak boleh menghina/membully ketidaksanggupan teman kita tersebut. Barangsiapa yang mengolok-olok, maka pada hari itu juga harus pergi meninggalkan Gontor. Misal habis jalan-jalan, seseorang berkata “habis thoriq-thoriq (jalan-jalan),” maka itu harus dihargai tanpa kita perolok/tertawakan.

Pernah ada 1.200 siswa dikeluarkan karena mentertawakan temannya dan hanya tersisa 400 orang. Kiayi tersebut berkata, “tidak mati sekalipun, akan digantikan dengan 10.000 pendaftar baru oleh Allah swt.” Dan faktanya memang benar, tanpa menggunakan brosur promosi, Gontor tetap bertahan.

3.      Masalah teknis: sekali sudah keluar tanpa izin, jangan pernah berharap untuk kembali
Siswa/siswi yang pergi meskipun sebentar tanpa kabar/berita, maka telah dianggap sudah keluar. Keluar bisa saja secara bebas, masuknya yang dilarang. Harus ada surat keterangan, izin dari security, paraf kiayi dan surat-surat lainnya, bahkan sampai anak kita mau meninggal sekalipun, baru bisa kita bawa keluar.

Ada 9 pintu yang harus dilalui. Orang tua yang berkunjung hanya ditempakan di Bapenta, Badan Penerimaan Tamu. Tidak bisa melihat sama sekali asrama dan tempat tidur anak-anak kita disana. 

Ada 6.000 guru dengan dana SPP bulanan Rp 500.000,- (itu pun untuk segala keperluan anak), Gontor menjadi salah satu sekolah favorit orang tua. Guru-guru sejahtera memiliki tempat tinggal, mobil, motor, kulkas, televisi dan yang lainnya. Kalau belum sebaiknya tidak memasukkan anak ke Gontor. Senyum yang tidak pernah padam merupakan modal utama untuk ke Gontor.

“Gontor tidak memberikan gaji, melainkan memberi kehidupan,” ucap salah satu guru disana.

Mudah-mudahan YPI mencapai usia 100 tahun oleh cucu-cucunya. Semoga nikmat ini tidak terhenti sampai saat ini, melainkan sampai seterusnya anak-cucu kita merasakan kebersamaan di sekolah alam. Semoga khotmil tadi sampai tahap security di sekolah alam bogor, agar partisipan semakin banyak. Standar kita adalah juz 30, jangan sampai gurunya kudet, boleh saja anak lebih pintar dari gurunya, tetapi kita harus bisa menyeimabangkan. Semoga sekolah alam bisa memberikan yang terbaik selalu, meskipun ada air mata, itu merupakan air mata kebahagiaan.

Ditutup dengan iringian do’a terutama kepada pak Erfan semoga cepat menemukan jodohnya. Kalau ingat ingat-ingat, do’anya pak ustad itu manjur loh, kenapa? Masih ingat salah satu pengajian bulanan SDM (di auviroom) yang diisi beliau dan pak Handi menjadi MC nya waktu itu, diakhiri dengan do’a khusus pak Handi yang terbukti tidak lama kemudian, pak Handi menyebarkan undangan. J semoga saja…

      
      Semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar