Tebar salam: spirit
Tentang surat Al Maidah ayat 51
Pak Nathiq
Jum'at, 4 November 2016
Assalamu'alaikum wrwb
Untuk teman-teman semua, tepat pada hari ini dan saat ini di Jakarta, terjadi peristiwa Akbar yang jarang terjadi di Indonesia. Sebagai pelajar yang visioner, jangan hanya kantin terus yang kita pikirkan, tapi juga masalah yang update, kekinian untuk menambah wawasan kita.
Tema kita hari ini adalah "aksi 51" yang merupakan bentuk perhatian kita terhadap surat Al Maidah yang dinistakan.
Awalnya, pak gubernur memaparkan program yang bagus, hanya saja pak Ahok membahas Al Maidah dengan gaya bicaranya yang kurang santun
Sekedar informasi, ayat yang serupa tidak hanya 1 melainkan ada 9 ayat yang melarang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, selain Al Maidah ayat 51 *mangga dieksplore sendiri
Pertanyaannya, apa itu Auliya?
Auliya adalah bentuk plural dari 'wali' dalam Al Qur'an. Sering kita dengar istilah seperti: wali singo, wali kelas, wali murid, wali nikah, wali kota, dsb
Setiap pagi dan sore, kita juga sering menyebut wali diantara nya dalam surat Al Baqarah ayat 256-257
"Orang mukmin tidak menjadikan orang kafir sebagai wali/pemimpin"
Wali: Orang-orang yang dipercaya/di kasihi, pemimpin, penolong (tergantung konteks yang dibahasnya)
Bersyukur Indonesia adalah mayoritas muslim. Ada penduduk yang dimana Muslim adalah minoritas. Tetap suara mereka adalah untuk pemimpin non muslim, hanya sebagai kewajiban sebagai warga negara. Dan tidak boleh mengesampingkan ketaqwannya kepada Allah swt *statusnya darurat, khawatir akan dimusuhi, maka tidak masalah
Dalam Al Baqarah, wali disini sebagai penolong, dari kegelapan menuju cahaya
Peristiwa turunnya/Asbabun Nuzul Al Maidah ayat 51:
Kisah Ubaidah bin Somit yang membuat kerja sama dengan Abdullah bin Ubay (salah satu orang munafik di Madinah), tujuannya saling melindungi.
Saat Bani Quinuqo nyerang Rasulullah saw, Abdullah bin Ubay tidak membantu, membuat Ubaidah bingung, mau bantu tapi sudah buat perjanjian.
Beliau menemui Rasulullah saw, seolah terikat dengan perjanjian yang merugikan, maka dia termasuk golongan mereka. Al hasil, Allah SWT tidak memberikan petunjuk bagi mereka yang sesat/munafik
Kemudian perjanjian tersebut di hapus karena bertentangan dengan ketaatan kepada Allah swt, maka kesimpulannya jangan jadikan orang kafir sebagai penolong/wali. Setelah peristiwa itu Ubaidah membantu Rasulullah saw untuk memerangi Bani Qoinuka
Tafsir: jangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin
Apakah kita ingin mempunyai pemimpin non muslim? Jawab masing-masing.
Dalam kisah lain, saat masa kholifah Umar bin Khottob, seorang pemimpin bernama Abu Musa Asy Sya'ari, mengangkat seorang Nasrani sebagai penulis, juru tulis yang pandai di bidang administratif.
Umar bin Khotib merasa kagum sehingga ingin menemuinya. Namun, juru tulis itu tidak berkenan masuk, bukan karena junub, melainkan seorang Nasrani.
Seketika Umar bin Khattab memerintahkan Abu Musa untuk memecatnya. Meskipun bagus, dari satu sisi mengagumkan, akan tetapi dari sisi lain itu bisa jadi bumerang
"Dalam Islam, memilih pemimpin bahkan dalam keluarga sekalipun harus diperiksakan keimanannya"
Al Baqarah ayat 221:
Seorang laki-laki dilarang menikahi wanita musyrik sehingga mereka beriman. Sungguh budak Muslim itu lebih untukmu. Begitupun untuk wanita saat mencari pasangan.
"Keimanan adalah tolok ukur untuk mencari pendamping hidup dalam Islam"
Dalam urusan tertentu kita boleh berjualan dengan Nasrani.
Ada 4 macam orang kafir:
1. Harbi: memerangi muslimin
2. Dzimmi: tidak perang, taat bayar pajak dan tidak boleh diganggu
"Barang siapa menyakiti kafir dzimmi, berarti telah menyakitiku" *sabda Rasul
3. Mu'ahid: diberi perjanjian tertentu
4. Musta'min: dalam lindungan muslimin
Semoga bisa menjadi pembendaharaan untuk kita yang sebelumnya belum tahu. memahami cara kita menyikapi orang kafir
Peristiwa ini juga merupakan pukulan telak untuk orang Islam yang mengaku beriman, tapi kurang ngeh sama isinya, dalam hal ini surat Al Maidah ayat 51
"Ingat! Masih ada ribuan ayat yang menjadi petunjuk kita di Al Qur'an"
Jangan malu untuk membela jika Al Qur'an di plintir oleh orang kafir, diperlakukan semena-mena
"Siapa lagi yang menjaga Izzah Al Qur'an kecuali kita!!! Yakinlah bahwa Al Qur'an senantiasa di jaga Allah SWT dengan perantara muslimin. Kelak Al Qur'an akan menjaga kita di akhirat"
Suatu saat nanti, kalian lah (siswa SM) yang bertanggung jawab untuk kasus selanjutnya...
Kita butuh pemimpin Muslim!
Harapannya ada wanita solihah seperti Ibu Risma 2, 3, 4 dan seterusnya
Mudah-mudahan Allah menjaga Muslim di Indonesia. Khususnya hari ini, semoga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, tidak menjadikan Islam sebagai agama yang anarkis dan teroris, akan tetapi dikenal sebagai agama yang cinta damai
Mari berdoa, agar tidak ada penyusup yang mungkin akan merugikan bangsa ini, yang mungkin mengadu domba kebaikan Islam
Al Fatihah...
"Aku Muslim & Aku Bangga"
Berbangga hatilah kita yang telah menjadi Muslim. Pun dengan spirit muslim minoritas diluar negeri yang bangga cinta Al Qur'an, bangga memakai kerudung, bangga dengan Islam, patut kita jadikan contoh
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar