Cerpen 7 Kehadiran Alien
Saat aku memandangi indahnya bulan, tiba-tiba sebuah meteor
dengan cahaya merah yang panjang, jatuh mengarah pada bumi. Selang 10 detik
setelah penampakan meteor tersebut, bumi bergoncang layaknya terjadi gempa
dengan teriakan suara histeris dari berbagai belahan tempat. Aku yakin bahwa
meteor tersebut jatuh disekitar kota kelahiranku dan sesuatu terjadi padanya
sehingga banyak orang ramai menyoroti lokasi kejadian perkara.
Karena penasaran, aku langsung mengambil sepeda dari garasi
dan sesegera mungkin mengayuhkan kakiku menuju karamaian publik pada malam itu.
Tak ku sangka, semua orang memiliki pemikiran yang sama denganku, semua orang
memiliki rasa penasaran untuk melihat meteor yang baru saja tiba tersebut dan
tidak sedikit kamera yang merekam peristiwa langka tersebut.
Gumpalan asap menyelimuti area jatuhnya meteor. Lubang
ditanah akibat benturan meteor kurang lebih berdiameter 30 meter. Ketika polisi
datang untuk memeriksa, keadaan berubah menjadi lebih tertib dengan garis
polisi yang mereka pasang. Khawatir membahayakan penduduk, polisi meminta kami
yang menyaksikan peristiwa tersebut untuk pergi membubarkan diri.
***
Keesokan harinya, seluruh acara berita baik media cetak
maupun elektronik menampilkan status update dari kejadian semalam. Aku juga ingin turut andil memeriksa meteor
tersebut, namun ibu melarangku untuk tetap fokus belajar persiapan Ujian
Nasional tingkat SMP yang akan diselenggarakan bulan depan.
Dari hasil penelitian, terjadi sesuatu yang sangat
menggemparkan. Ternyata didalam meteor tersebut, terdapat sesosok makhluk hidup
berukuran tinggi 50 cm yang mampu berdiri tegap layaknya manusia. Kemunculan
sosok tersebut menambah penasaran warga baik lokal maupun dari luar kota.
Demi menjaga ketertiban, pihak polisi mengamankan makhluk
tersebut dan mengisolasi dari segala macam bentuk interaksi dengan manusia. Aku
semakin bertambah penasaran untuk dapat meneliti kehadiran ‘alien’ di bumi ini.
Sudah lama aku ingin menjadi seorang polisi forensik yang bertugas meneliti
sesuatu untuk mengungkapkan kebenaran. Dan mungkin inilah saatnya aku beraksi.
Dengan mengendap-ngendap, aku berusaha untuk bisa mendapatkan
informasi dimana alien tersebut disembunyikan. Setelah mencari informasi dari
polisi dan warga yang melihat evakuasi alien, aku langsung menuju tempat yang
menurut analisaku sebagai tempat persembunyian makhluk asing yang
disembunyikan, kantor pusat labolatorium.
Jaraknya tidak begitu jauh dari rumahku, langsung aku
kayuhkan sepedaku untuk menemui alien tersebut. Ternyata, tidak hanya aku saja
yang ingin melihat langsung makhluk yang muncul dari alien itu. Banyak warga
dan wartawan media yang mengantri dihalaman kantor pusat untuk mendapatkan
informasi alien. Keadaan semakin rusuh dikarenakan jumlah orang semakin
bertambah banyak.
Dalam hiruk pikuk dan adu siku menuju pintu utama
labolatorium, dengan penjagaan yang ketat dari security berbadan tegap,
orang-orang dibarisan depan tidak bisa masuk. Saat mereka memaksa masuk, mereka
tertahan oleh para petugas yang menjaga, begitu seterusnya. Sungguh norak
perbuatan warga negeri kami melihat fenomena yang langka seperti ini.
Dibawah terik matahari, tiba-tiba sebuah piring terbang
berukuran diameter 1 meter datang menghampiri kantor. Peristiwa aneh kembali muncul
dan aku semakin penasaran dibuat makhluk asing yang baru tiba itu. Lampunya
yang menyala kelap-kelip membuat kami semua diam membisu sekaligus heran atas
apa yang sebenarnya terjadi.
Piring terbang tersebut memasuki labolatorium melalui atap
gedung, lalu tidak sampai 1 menit, pesawat tersebut terbang kembali meninggalkan
gedung. Dan dengan kecepatan kilat, seketika pesawat itu hilang.
Dari dalam kantor menginformasikan bahwa alien yang tengah
diperiksa seketika hilang. Menurut mereka, anak alien yang berhasil tertangkap
tersebut telah dijemput oleh induk alien menggunakan pesawat piring terbang
dalam waktu yang singkat. Kamera CCTV tidak berhasil merekam peristiwa tersebut
dikarenakan kecepatan gerak yang tidak biasa.
Begitu informasi disampaikan, semua warga yang berkumpul dihalaman
bubar seperti semut meninggalkan gula. Sebagian media ada yang bersikeras
melanjutkan peliputan untuk informasi terkini yang akan disebarluaskan melalui
media. Termasuk aku yang masih kaget melihat rangkaian peristiwa tersebut.
Aku menyimpulkan bahwa setiap kehadiran pasti ada kepergian. Aku
memahami bahwa itu adalah makhluk asing yang mungkin tidak cocok dengan kondisi
manusia bumi yang kurang bijak menerima mereka. Kepulangannya adalah jalan
terbaik untuk makhluk asing tersebut.
Bogor, 26 Juni 2016
Alur cerita berubah drastis daripada apa yang saya mimpikan
#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor
#penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar