Senin, 27 Juni 2016

Cerpen 7 Kehadiran Alien....

Cerpen 7 Kehadiran Alien

Saat aku memandangi indahnya bulan, tiba-tiba sebuah meteor dengan cahaya merah yang panjang, jatuh mengarah pada bumi. Selang 10 detik setelah penampakan meteor tersebut, bumi bergoncang layaknya terjadi gempa dengan teriakan suara histeris dari berbagai belahan tempat. Aku yakin bahwa meteor tersebut jatuh disekitar kota kelahiranku dan sesuatu terjadi padanya sehingga banyak orang ramai menyoroti lokasi kejadian perkara.

Karena penasaran, aku langsung mengambil sepeda dari garasi dan sesegera mungkin mengayuhkan kakiku menuju karamaian publik pada malam itu. Tak ku sangka, semua orang memiliki pemikiran yang sama denganku, semua orang memiliki rasa penasaran untuk melihat meteor yang baru saja tiba tersebut dan tidak sedikit kamera yang merekam peristiwa langka tersebut.

Gumpalan asap menyelimuti area jatuhnya meteor. Lubang ditanah akibat benturan meteor kurang lebih berdiameter 30 meter. Ketika polisi datang untuk memeriksa, keadaan berubah menjadi lebih tertib dengan garis polisi yang mereka pasang. Khawatir membahayakan penduduk, polisi meminta kami yang menyaksikan peristiwa tersebut untuk pergi membubarkan diri.

***

Keesokan harinya, seluruh acara berita baik media cetak maupun elektronik menampilkan status update dari kejadian semalam.  Aku juga ingin turut andil memeriksa meteor tersebut, namun ibu melarangku untuk tetap fokus belajar persiapan Ujian Nasional tingkat SMP yang akan diselenggarakan bulan depan.

Dari hasil penelitian, terjadi sesuatu yang sangat menggemparkan. Ternyata didalam meteor tersebut, terdapat sesosok makhluk hidup berukuran tinggi 50 cm yang mampu berdiri tegap layaknya manusia. Kemunculan sosok tersebut menambah penasaran warga baik lokal maupun dari luar kota.

Demi menjaga ketertiban, pihak polisi mengamankan makhluk tersebut dan mengisolasi dari segala macam bentuk interaksi dengan manusia. Aku semakin bertambah penasaran untuk dapat meneliti kehadiran ‘alien’ di bumi ini. Sudah lama aku ingin menjadi seorang polisi forensik yang bertugas meneliti sesuatu untuk mengungkapkan kebenaran. Dan mungkin inilah saatnya aku beraksi.

Dengan mengendap-ngendap, aku berusaha untuk bisa mendapatkan informasi dimana alien tersebut disembunyikan. Setelah mencari informasi dari polisi dan warga yang melihat evakuasi alien, aku langsung menuju tempat yang menurut analisaku sebagai tempat persembunyian makhluk asing yang disembunyikan, kantor pusat labolatorium.
Jaraknya tidak begitu jauh dari rumahku, langsung aku kayuhkan sepedaku untuk menemui alien tersebut. Ternyata, tidak hanya aku saja yang ingin melihat langsung makhluk yang muncul dari alien itu. Banyak warga dan wartawan media yang mengantri dihalaman kantor pusat untuk mendapatkan informasi alien. Keadaan semakin rusuh dikarenakan jumlah orang semakin bertambah banyak.

Dalam hiruk pikuk dan adu siku menuju pintu utama labolatorium, dengan penjagaan yang ketat dari security berbadan tegap, orang-orang dibarisan depan tidak bisa masuk. Saat mereka memaksa masuk, mereka tertahan oleh para petugas yang menjaga, begitu seterusnya. Sungguh norak perbuatan warga negeri kami melihat fenomena yang langka seperti ini.

Dibawah terik matahari, tiba-tiba sebuah piring terbang berukuran diameter 1 meter datang menghampiri kantor. Peristiwa aneh kembali muncul dan aku semakin penasaran dibuat makhluk asing yang baru tiba itu. Lampunya yang menyala kelap-kelip membuat kami semua diam membisu sekaligus heran atas apa yang sebenarnya terjadi.

Piring terbang tersebut memasuki labolatorium melalui atap gedung, lalu tidak sampai 1 menit, pesawat tersebut terbang kembali meninggalkan gedung. Dan dengan kecepatan kilat, seketika pesawat itu hilang.

Dari dalam kantor menginformasikan bahwa alien yang tengah diperiksa seketika hilang. Menurut mereka, anak alien yang berhasil tertangkap tersebut telah dijemput oleh induk alien menggunakan pesawat piring terbang dalam waktu yang singkat. Kamera CCTV tidak berhasil merekam peristiwa tersebut dikarenakan kecepatan gerak yang tidak biasa.

Begitu informasi disampaikan, semua warga yang berkumpul dihalaman bubar seperti semut meninggalkan gula. Sebagian media ada yang bersikeras melanjutkan peliputan untuk informasi terkini yang akan disebarluaskan melalui media. Termasuk aku yang masih kaget melihat rangkaian peristiwa tersebut.

Aku menyimpulkan bahwa setiap kehadiran pasti ada kepergian. Aku memahami bahwa itu adalah makhluk asing yang mungkin tidak cocok dengan kondisi manusia bumi yang kurang bijak menerima mereka. Kepulangannya adalah jalan terbaik untuk makhluk asing tersebut.

Bogor, 26 Juni 2016

Alur cerita berubah drastis daripada apa yang saya mimpikan

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar