Menengahi isu tentang FLAT EARTH dan GLOBE EARTH (bumi datar
dan bumi bola) yang saat ini menjadi tren topic
Senin, 18 Juli 2016
Berbicara tentang isu zaman sekarang, banyak sekali
pembahasan yang beredar dan mempengaruhi pemikiran banyak orang. Mulai dari hal
kecil sampai hal besar, tidak sedikit orang yang mempertanyakan, membahas dan
menjadikannya ajang perdebatan satu sama lain. Hal ini merupakan efek dari
kemajuan teknologi yang begitu cepat, sehingga informasi begitu mudah
didapatkan. Singkatnya, kita harus bisa menyikapi dengan baik isu-isu tersebut
(tabayun), tidak menelannya mentah-mentah.
Dari sekian banyak isu, kali ini saya akan menyampaikan
tanggapan saya dan sahabat saya terhadap kasus flatearth vs globearth.
Seperti apa? Kita harus percaya yang mana? Berikut penjelasan yang
mudah-mudahan dapat ‘menengahi’ itu semua.
***
Karena banyaknya video yang beredar dengan pembahasan
flathearth, saya mulai tertarik dan mengkaji beberapa sumber yang saya baca dan
tonton. Informasinya begitu memprovokasi karena bersumber dari riset,
pengumpulan data dan pengalaman-pengalaman yang memang membuktikan adanya bahwa
bumi itu datar, berbeda 180 derajat dari apa yang telah saya (dan orang-orang)
pelajari pada umumnya dibangku sekolah.
Mulai dari penelitian terhadap rotasi matahari, ukuran dan
bentuk bintang-planet diluar angkasa, adanya pelindung bumi yang tidak pernah
ditembus, bahkan konspirasi ratusan tahun yang dilakukan oleh NASA.
Bagaimana menyikapi hal ini?
Memutuskan antara flat dan globe (UNTUK SAAT INI) tergantung
pada diri kita masing-masing. Mengapa pakai istilah ‘untuk saat ini’? Al-Qur’an
dan Hadist yang sudah ada sejak 14 abad lalu mengatakan bahwa bumi adalah
berupa HAMPARAN, entah itu hamparan seperti tikar yang datar atau memang bulat
seperti kelereng, namun karena kekuasaan Allah swt., kita seolah-olah tidak
merasakan lengkungan tersebut, wallahualam.
Untuk saat ini, kita belum tahu kebenaran yang disebenarnya
terjadi. Boleh jadi flatearth benar dengan segala buktinya dan boleh jadi globeearth
pun benar. Sebagai insan yang tidak/belum paham tentang astronomi, sebaiknya
kita pasrah kepada orang-orang yang lebih berilmu dibandingkan kita.
Membahas datar atau bolanya bumi, ini termasuk dalam
pembahasan ‘Fiqh’. Dari hasil diskusi
beberapa ulama, ada yang menyebutkan bahwa bumi itu datar, ada juga yang
berkata bola. Sumber dari Dr. Zakir Naik, mengatakan bahwa bumi itu berbentuk
seperti telur unta (bola) dengan segala penjabarannya. Berbeda dengan Ibnu
Katsir yang mengatakan bahwa bumi itu datar. Keduanya adalah orang berilmu yang
lebih cerdas, lebih berpengetahuan, lebih berpengalaman, memiliki teknologi
canggih dan dengan beragam metode yang
belum kita ketahui.
Intinya, selama itu Fiqh, kita boleh mengikuti salah satu
diantara keduanya. Yang pasti rukun iman tetap 6 poin dan rukun Islam tetap 5
poin. Asalkan tidak mempengaruhi keimanan kita terhadap Allah swt
(habluminallah) dan perbuatan kita terhadap sesama (habluminnanas). Berbeda
dengan aqidah, yang mau tidak mau harus kita tentukan 1 hal diantara 2 pilihan
karena menyangkut keimanan seseorang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.
Kembali dengan istilah “untuk saat ini” yang saya tulis
diatas. Mungkin sekarang belum ada yang membuktikan secara langsung bahwa bumi
itu datar (dengan menerobos benua Antartika) dan menepis segala sumber bumi
globe dari ruang angkasa. Atau memang kenyataannya kita berada dibumi yang
globe seperti yang sudah diajarkan di sekolah? Kita BELUM TAHU. Semua
dikarenakan keterbatasan kita sebagai manusia, kembali lagi kita harus mengimani
kebesaran Allah swt. sebagai Tuhan dengan segala kekuasanNya.
Asumsi-asumsi diatas hanya merujuk pada perhitungan
matematika yang belum pasti. Zaman sekarang, belum ada bukti nyata dan saksi
hidup yang pernah sampai pada batasan flatearh dan globeearth. Mungkin, anak
cucu kita nantinya akan mengupas ini secara massive kepada semua khalayak
dengan gamblang. Siapa tahu ada teknologi super canggih…
Jika dibandingkan dengan astronomi NASA, saya lebih percaya
dengan rekan-rekan yang bekerja di stasiun ruang angkasa LAPAN. Menurut saya,
anggota LAPAN, terutama semuslim, lebih aku percayai meskipun diantara mereka
ada perdebatan antara flat dan globe earth karena mereka bersinggungan langsung
dengan masalah ini. Mereka juga lebih mumpuni untuk membahas perkara ini dengan
keahlian, metode dan ilmu tentang astronomi.
“Ya, aku mah apa atuh! Hanya setetes dari air di lautan samudra.”
Rasulullah saw. pernah mengatakan kepada sahabatnya bahwa
(kurang lebih seperti ini), “masalah dan ilmu dunia, kamu lebih mengetahui.”
Hal ini disampaikan ketika ada sahabat yang hendak bertanya tentang kurma
kepada Rasulullah saw. Secara general, dapat kita simpulkan bahwa banyak
‘urusan dunia dan ilmu keduniaan’ yang harus kita tafsirkan dan diskusikan
dengan yang ahlinya.
Dalam Islam, kita diperintahkan untuk menghindari debat
kusir, debat yang tiada akhirnya. Jika ada sebuah forum yang memperdebatkan
antara flat earth dan globe earth tanpa ujung, sebaiknya kita mengalah karena
mengalah belum tentu kalah. Hindari membuang-buang waktu yang kurang
bermanfaat.
Dari pada membahas tentang flatearth dan globeearth yang
masih menjadi perdebatan, sebaiknya kita membahas hal lain yang lebih
bermanfaat. Contoh, sebutkan waktu-waktu haram shalat? Shalat apa saja yang
diharamkan pada waktu tersebut? Mengapa seseorang harus istikharah? Mengapa
shalat dhuha maksimal 12 rakaat, bagaimana jika lebih? Nah, lebih bermanfaat
bukan?! J
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar