Ulasan Pelatihan Tanggap Darurat & Master Point
Sabtu , 11 Oktober 2014
Oleh : Arief
Priantara
@ Kelas 6 SD Alam
Unsur tanggap darurat:
Emergency Response Plan (ERP) / Rencana Tanggap Darurat
1.
Assessment
Berisikan tentang rencana seluruh
kegiatan yang akan dibahas, sedang dilakukan dan sudah dikerjakan. Segala macam
bentuk laporan dijadikan referensi untuk data yang lebih akurat. Walaupun kelihatannya
hanya sebatas ukiran hitam diatas putih, tapi dari sinilah kita mulai
mengerjakan sesuatu.
Bahas segala sesuatu yang berkaitan
dengan keselamatan (safety) seperti daerah yang rawan kebakaran (hampir seluruh
bangunan SD terbuat dari kayu, perlu berhati-hati), bangunan runtuh, kecelakaan
dan lain sebagainya. Berikan kepada seluruh tim termasuk warga sekolah agar
mengetahui informasi terkait safety.
2.
Procedure
Berikan instruksi kerja yang jelas
(jangan sampai simpang siur) kepada tim dan sosialisasikan sesegera mungkin
dengan detail terkait step/langkah-langkah yang perlu dilakukan. Misal proses
evakuasi, tentukan rumah sakit terdekat dari sekolah antara jarak ke arah Pomad
atau ke arah Cimahpar, akses jalannya, mobilitas/kendaraannya, dan yang
lainnya.
3.
Pelatihan
Pelatihan individual dan kelompok
harus diberikan terutama kepada tim safety agar mereka mengetahui
basic/kemampuan dasar melakukan prosedur keselamatan. Jadikan mereka ahli dalam
lingkungan sekolah, orang –orang yang sudah diberikan pelatihan.
4.
Kesiapsiagaan
dan Tinjauan ulang
Setelah proses pelatihan selesai,
segera lakukan simulasi untuk melihat kesigapan tim dalam menangani sebuah
kejadian/peristiwa yang berhubungan dengan safety (bahkan dalam keadaan mau
mandi sekalipun).
Minimal memberikan contoh (misal dengan pluit atau alarm) dengan
tanda:
1x berbunyi peringatan tanda bahaya
2x berbunyi segera berkumpul di master point
3x berbunyi bersiap di evakuasi dan sweeper
Tim Tanggap Darurat/ERT
·
Sumber
daya manusia
·
Sumber
daya pendukung
·
Sarana
& prasarana
Sarana-Prasarana terdiri dari:
ü Fire fighter : apar, blanket
ü First aider : First Aid Kit
ü Energy Isolator: wiring diagram,
cutting tools, senter, gloves
ü Master Chief (unit lead): absensi
pegawai, bendera kelompok
ü Security : security line
ü Sweeper/medivae: Senter, tandu
ü Support Supv: daftar nomor telepon
darurat (rumah sakit, polisi, ambulan)
Dalam proses pelaksanaan penyelamatan
korban dan evakuasi, ‘evaluator’ berfungsi untuk meninjau ulang. Usahakan tim
Gawat Darurat berkumpul kurang dari 1 menit setelah alarm tanda bahaya di
bunyikan dengan membawa alat pendukung saat berkumpul. Isolator membawa diagram
kelistrikan, alat potong dan lain-lain
Hitung waktu saat evakuasi, jangan
hanya kita membayangkan jalur evakuasi aman-aman saja tanpa ada kendala karena
selalu dilalui orang-orang. Bayangkang jika 20 orang masuk dalam 1 pintu secara
bersamaan dan segera memakai alas kaki hingga tempat berkumpul dengan aman, perlu
latihan dan simulasi secara rutin.
Latih-latih-latih hindari traffic jam
saat berada di pintu karena faktanya kebanyakan korban berada di daun pintu
karena berebut keluar dari pintu. Kalau SOP perlu diperbaiki demi keamanan,
segera perbaiki karena hasilnya untuk kita semua. Kalau anak-anak masih
bercanda dan belum serius, perlu disosialisasikan kembali agar lebih serius
melakukan simulasi yang telah terlaksana.
Bagaimana dengan korban tabrakan/adu kambing?
Untuk korban tabrakan, kita perlu
melakukan “cek cepat.” Orang yang masih merintih kesakitan pertanda dia masih
merespon peristiwa yang terjadi, kita masukkan kedalam ‘lampu kuning,’ dan
dapat kita tinggalkan/tunda keselamatannya. Sedangkan untuk korban yang diam,
harus diutamakan. Tidak bisa memberikan respon kita masukkan kedalam ‘lampu
hitam,’ apakah dia shock, pingsan, benturan kepala dan lain-lain. Segera
lakukan DRH ABC.
Tindakan cepat dapat kita lihat
seperti yang dicontohkan dalam film Pearl Harbour, korban yang sekiranya masih
bisa merespon dapat ditunda sedangkan korban yang dalam kondisi gawat ditandai
dengan lipstick di dahinya untuk penanganan lanjutan oleh tim medis yang lain.
Kita juga bisa memberikan instruksi
sederhana, “yang masih bisa berdiri segera pergi keluar dan berkumpul dengan
evakuator.” Salah satu cara untuk menyaring orang (biasanya untuk kecelakaan
masal, dimana jumlah korban lebih banyak dari penolong), bila perlu tambahkan
ancaman, “karena jika tidak bis ini akan meledak/bangunan ini akan runtuh
(misalkan).” Korban lampu hijau dan kuning secara automatis akan pergi dan
korban lampu merah dan hitam perlu kita gotong/bantu.
Setiap tempat usahakan me-list
telepon darurat secara berkala. Khawatir telepon yang kita tuju tidak aktif
karena tidak pernah di cek, atau ponsel/telepon yang biasa terpasang tiba-tiba
terputus. Di tempat-tempat besar biasanya menyimpan “HP Darurat” yang berfungsi
khusus menelepon nomor darurat dalam kondisi tertentu.
Pohon lapuk dijalur evakuasi juga
perlu di tanggapi, khawatir dapat menimpa kita saat terjadi bencana/proses
evakuasi berlangsung. Kondisi jembatan juga perlu di cek, khawatir retak
sehingga ketika diinjak/dinaiki oleh puluhan orang tidak langsung rusak/roboh.
Rencana tanggap darurat
·
Assessment
(bahaya apa saja?)
·
Procedure : disusun sebagai landasan utama sebuah
rencana
·
Instruksi
kerja : penjabaran teknis prosedur (lebih
spesifik), misal cara penanganan korban atau proses evakuasi didisplay dalam 1
lembar (gambar & keterangan), laminating dan pajang ditempat ramai. Misal ‘fraktura’-viksasi-strecher+gambar,
atau tarik tuas-semprot.
·
Pelatihan
& sosialisasi prosedur ke unsur tersebut
·
Kesiapsiagaan
bertujuan untuk memastikan semua proses telah dipahami
·
Tinjauan
ulang untuk memastikan prosedur telah mencakup kondisi darurat (berdasarkan
resiko darurat yang dapat ditangani).
Tim tanggap darurat (sepakati susunannya)… lihat slide
· Pemadam api : memastikan listrik mati sesuai koordinasi dengan
‘maintenance’ khawatir listrik masih menyala saat pemadaman berlangsung. Jika
apar tidak cukup, gunakan air yang siramkan
· Persiapkan lampu malam luar disetiap
sudut, sebagai penerangan malam hari (suatu saat diperlukan)
· Aspek Danger harus diutamakan,
keluarkan semua korban kalau masih ada, khawatir ketinggalan atau justru malah
menghitung murid dari kelas tetangga (seperti film home alone).
· Tim darurat harus in-line dengan
tugas masing-masing keseharian agar lebih terbiasa. Perlu disosialisasikan
sebelum memposisikan orang lain.
· Logistic perlu me-list semua
perangkat agar saat dibutuhkan tidak ada yang ketinggalan/hilang. Termasuk tim
konsumsi/persiapan makanan (kalau api besar kemungkinan membutuhkan waktu seharian
untuk memadamkannya, sehingga perlu di buat 2 atau 3 shift). Siapkan makanan yang bergizi termasuk susu,
buah-buahan agar tim pemadam memiliki energy yang cukup dan tidak cepat lemas.
· PR-Public Relation berfungsi untuk
mensosialisasikan informasi kepada leader dan orang asing agar tidak mengganggu
tim yang sedang bertugas. Dibutuhkan orang-orang yang pandai berbicara dan
melobi dengan baik agar orang lain yang mendengarkannya langsung memahami
(tidak berbelit-belit).
· Segera hentikan pekerjaan bahkan saat
akan mandi sekalipun untuk melakukan persiapan/briefing jika tanda bunyi alarm
sudah berbunyi.
“tidak semua paham prosedur seperti ini, segera share/bagikan
kepada banyak orang banyak informasi seperti ini, agar lebih bermanfaat.”
Bagaimana kalau ada anak bermain berlebihan?
Mindset safety yang berada disekolah
tentu saja berbeda dengan dirumah. Kendala bahaya yang dilarang/dibatasi
disekolah (kondisi aman) kebanyakan anak diabaikan dan dibiasakan menjadi
terbiasa dirumah dan itu perlu sosialisasi dengan orang tua (pemahaman konsep
safety). Samakan pencegahan bahaya terus-menerus dan berulang. Konsisten saat
melakukan sosialisasi, berikan gambaran yang dapat dijangkau anak-anak dan
merugikan dia, “nak, kalau jatuh dari ketinggian nanti kakinya patah, kalau
patah tidak bisa bermain seperti biasa karena kesakitan.”
Hierarki pengendalian bahaya:
·
Eliminasi : hilangkan media tersebut
·
Substitusi : ganti media tersebut dengan yang
lebih aman
·
Rekayasa
engineering : proteksi media tersebut dengan pengaman
·
Administratif : berikan tambahan petunjuk/display cara
bermain aman pada media tersebut
·
Proteksi/alat
pelindung diri : siapkan
pelindung/pengaman untuk anak
“Kita bukan dokter melainkan hanya penolong pertama (koridor
kita). Stabilkan korban ditempat (ingat! 10 menit unsur vital bekerja)”
Kecelakaan yang kemungkinan terjadi disekolah”
·
Geger
otak : bawa ketempat datar, lakukan
DRH ABC
·
Fraktura : lakukan viksas tulang agar tidak
semakin robek
·
Luka
bakar : siram dengan air dingin
mengalir, 30-40% tubuh terbakar sudah membahayakan keselamatan jiwa
ada 3 jenis luka bakar :
Ø Derajat 1 : hanya merah
Ø Derajat 2 : bergelembung dikulit
Ø Derajat 3 : kulit terkelupas (epidermis sudah hilang)
·
Gigitan
ular :
ikat aliran darah agar tidak mengalir, anggap semua ular berbisa. Hindari menghisap
bisa ular (seperti di film) karena tidak dianjurkan.
·
Sengatan
tawon : bersihkan luka, beri
betadine/alcohol & hydrogen hidroksida (jarang ada diapotik, hanya ada
ditempat tertentu). Jarum tawon berbentuk seperti kail dan dapat membuat demam
manusia, hati-hati saat mencabutnya. Jarum bergerigi menusukkan tubuhnya sampai
mati (lebih berbahaya) dibandingkan dengan tawon yang tidak bergerigi.
·
Semburan
kodok loncat (ceuhay) : tanyakan
mata sebelah mana yang sakit, beri air pada mata yang sakit sambil dimiringkan
agar tidak terkena mata yang lain
·
Paku
karat/tusukan boleh dicabut/ambil jika ukuran benda masih pendek, akan tetapi
kalau panjang, potong sampai kecil, tidak dicabut dan segera bawa kerumah
sakit/dokter.
·
Terkilir : diamankan dengan cincin donat,
hindari pergeseran yang lebih parah.
“Jangan panik saat menghentikan pendarahan.”
Gunakan kain bersih dan katun
(menyerap darah dengan baik). Gunakan kain katun untuk menekan luka, maka
secara automatis akan kering dengan sendirinya karena ada zat beku darah
(trombosit). Perlakuan terhadap luka berikan betadine/alcohol sebagai
“desinfektan” & penggunaan es batu bertujuan untuk menghentikan darah.
Tekanan nadi dewasa dan anak-anak
berbeda. Cek nadi murid-murid kita secara rutin. Untuk orang dewasa didaerah
leher dan pergelangan tangan sedangkan untuk bayi didaerah ketiak (karena kalau
dileher khawatir merasa sesak dan kurang dapat dirasakan jika dipergelangan
tangan karena masih sangat tipis).
Bagaimana untuk penanganan patah iga/rusuk?
Patah rusuk, robek bagian kulit diatas
perut untuk membuat katup keluarnya darah (menghindari eungap) karena harus
sangat berhati-hati. Bisa sangat berbahaya kalau potonga rusuk menusuk organ
bagian dalam seperti paru-paru dan jantung.
Chocking
Chocking-tersendak/kecegukan/sisidueun dikarenakan terbukanya
clap (katup) antara tenggorokan (saluran udara) dan kerongkongan (saluran
makanan).
Ø Tepuk punggung atas/pundak(dalam
keadaan berdiri dan sedikit membungkuk)
Ø Peluk dan angkat bagian
uluhati/diafragma dari belakang
Ø Posisikan korban telentang dan tekan
uluhati kebagian atas sampai muntah
Ø Angkat leher belakang, buka dagunya,
congkel makanan yang menyangkut (dalam keadaan telentang dan tahap ini biasanya
sudah sampai tidak sadarkan diri).
Ø Robek 1-2 cm didekat leher untuk
membuat saluran baru
Ø Untuk bayi, tidurkan di paha dan
tepuk bagian pundaknya
Golden Rule Tanggap Darurat:
·
Kondisi
darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa saja
·
Panik
adalah hal yang manusiawi, namun dapat membahayakan
·
Tidak
ada seorang pun yang terlatih, yang ada hanya orang-orang yang mau berlatih
SIMULASI KEBAKARAN di Kantin SD karena korsleting
-Tim pemadam kebakaran mengambil apar terdekat (dari ruang
kelas dan kantor CS).
-engineering memutuskan saluran listrik didekat dapur
-PR (public relation) menginfokan kepada pihak-pihak tertentu
yang bertanya (berikan informasi yang ditanyakan saja, karena jika kita
memberikan banyak informasi akan banyak pertanyaan muncul dan mengganggu
kelancaran penanganan keselamatan).
-Mastering mengatur semua tim yang ada, kalau seorang
mastering tidak ada boleh berinisiatif menjadi seorang mastering dengan
kesepakatan tim
-leader memastikan semua terkendali
-korban berkumpul ditempat evakuasi
-kendala suara pluit tidak terdengar sampai kelas 6
-korban jatuh dari playgroun anak (karena shock), di tangani
DRH ABC oleh tim P3K
-guru kelas memastikan semua murid telah didata
-perlu dibuat display jalur evakuasi untuk warga sekolah
terutama tamu asing yang kurang memahami lokasi sekolah
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar