Senin, 13 Oktober 2014

pelatihan tanggap darurat sabtu, 11 oktober 2014 lengkap

Ulasan Pelatihan Tanggap Darurat & Master Point
Sabtu , 11 Oktober 2014
Oleh    : Arief Priantara
@ Kelas 6 SD Alam

Unsur tanggap darurat:
Emergency Response Plan (ERP) / Rencana Tanggap Darurat
1.      Assessment
Berisikan tentang rencana seluruh kegiatan yang akan dibahas, sedang dilakukan dan sudah dikerjakan. Segala macam bentuk laporan dijadikan referensi untuk data yang lebih akurat. Walaupun kelihatannya hanya sebatas ukiran hitam diatas putih, tapi dari sinilah kita mulai mengerjakan sesuatu.
Bahas segala sesuatu yang berkaitan dengan keselamatan (safety) seperti daerah yang rawan kebakaran (hampir seluruh bangunan SD terbuat dari kayu, perlu berhati-hati), bangunan runtuh, kecelakaan dan lain sebagainya. Berikan kepada seluruh tim termasuk warga sekolah agar mengetahui informasi terkait safety.
2.      Procedure
Berikan instruksi kerja yang jelas (jangan sampai simpang siur) kepada tim dan sosialisasikan sesegera mungkin dengan detail terkait step/langkah-langkah yang perlu dilakukan. Misal proses evakuasi, tentukan rumah sakit terdekat dari sekolah antara jarak ke arah Pomad atau ke arah Cimahpar, akses jalannya, mobilitas/kendaraannya, dan yang lainnya.
3.      Pelatihan
Pelatihan individual dan kelompok harus diberikan terutama kepada tim safety agar mereka mengetahui basic/kemampuan dasar melakukan prosedur keselamatan. Jadikan mereka ahli dalam lingkungan sekolah, orang –orang yang sudah diberikan pelatihan.
4.      Kesiapsiagaan dan Tinjauan ulang
Setelah proses pelatihan selesai, segera lakukan simulasi untuk melihat kesigapan tim dalam menangani sebuah kejadian/peristiwa yang berhubungan dengan safety (bahkan dalam keadaan mau mandi sekalipun).


Minimal memberikan contoh (misal dengan pluit atau alarm) dengan tanda:
1x berbunyi peringatan tanda bahaya
2x berbunyi segera berkumpul di master point
3x berbunyi bersiap di evakuasi dan sweeper

Tim Tanggap Darurat/ERT
·         Sumber daya manusia
·         Sumber daya pendukung
·         Sarana & prasarana
Sarana-Prasarana terdiri dari:
ü  Fire fighter      : apar, blanket
ü  First aider        : First Aid Kit
ü  Energy Isolator: wiring diagram, cutting tools, senter, gloves
ü  Master Chief (unit lead): absensi pegawai, bendera kelompok
ü  Security           : security line
ü  Sweeper/medivae: Senter, tandu
ü  Support Supv: daftar nomor telepon darurat (rumah sakit, polisi, ambulan)
Dalam proses pelaksanaan penyelamatan korban dan evakuasi, ‘evaluator’ berfungsi untuk meninjau ulang. Usahakan tim Gawat Darurat berkumpul kurang dari 1 menit setelah alarm tanda bahaya di bunyikan dengan membawa alat pendukung saat berkumpul. Isolator membawa diagram kelistrikan, alat potong dan lain-lain
Hitung waktu saat evakuasi, jangan hanya kita membayangkan jalur evakuasi aman-aman saja tanpa ada kendala karena selalu dilalui orang-orang. Bayangkang jika 20 orang masuk dalam 1 pintu secara bersamaan dan segera memakai alas kaki hingga tempat berkumpul dengan aman, perlu latihan dan simulasi secara rutin.
Latih-latih-latih hindari traffic jam saat berada di pintu karena faktanya kebanyakan korban berada di daun pintu karena berebut keluar dari pintu. Kalau SOP perlu diperbaiki demi keamanan, segera perbaiki karena hasilnya untuk kita semua. Kalau anak-anak masih bercanda dan belum serius, perlu disosialisasikan kembali agar lebih serius melakukan simulasi yang telah terlaksana.
Bagaimana dengan korban tabrakan/adu kambing?
Untuk korban tabrakan, kita perlu melakukan “cek cepat.” Orang yang masih merintih kesakitan pertanda dia masih merespon peristiwa yang terjadi, kita masukkan kedalam ‘lampu kuning,’ dan dapat kita tinggalkan/tunda keselamatannya. Sedangkan untuk korban yang diam, harus diutamakan. Tidak bisa memberikan respon kita masukkan kedalam ‘lampu hitam,’ apakah dia shock, pingsan, benturan kepala dan lain-lain. Segera lakukan DRH ABC.
Tindakan cepat dapat kita lihat seperti yang dicontohkan dalam film Pearl Harbour, korban yang sekiranya masih bisa merespon dapat ditunda sedangkan korban yang dalam kondisi gawat ditandai dengan lipstick di dahinya untuk penanganan lanjutan oleh tim medis yang lain.
Kita juga bisa memberikan instruksi sederhana, “yang masih bisa berdiri segera pergi keluar dan berkumpul dengan evakuator.” Salah satu cara untuk menyaring orang (biasanya untuk kecelakaan masal, dimana jumlah korban lebih banyak dari penolong), bila perlu tambahkan ancaman, “karena jika tidak bis ini akan meledak/bangunan ini akan runtuh (misalkan).” Korban lampu hijau dan kuning secara automatis akan pergi dan korban lampu merah dan hitam perlu kita gotong/bantu.
Setiap tempat usahakan me-list telepon darurat secara berkala. Khawatir telepon yang kita tuju tidak aktif karena tidak pernah di cek, atau ponsel/telepon yang biasa terpasang tiba-tiba terputus. Di tempat-tempat besar biasanya menyimpan “HP Darurat” yang berfungsi khusus menelepon nomor darurat dalam kondisi tertentu.
Pohon lapuk dijalur evakuasi juga perlu di tanggapi, khawatir dapat menimpa kita saat terjadi bencana/proses evakuasi berlangsung. Kondisi jembatan juga perlu di cek, khawatir retak sehingga ketika diinjak/dinaiki oleh puluhan orang tidak langsung rusak/roboh.
Rencana tanggap darurat
·         Assessment (bahaya apa saja?)
·         Procedure       : disusun sebagai landasan utama sebuah rencana
·         Instruksi kerja : penjabaran teknis prosedur (lebih spesifik), misal cara penanganan korban atau proses evakuasi didisplay dalam 1 lembar (gambar & keterangan), laminating dan pajang ditempat ramai. Misal ‘fraktura’-viksasi-strecher+gambar, atau tarik tuas-semprot.
·         Pelatihan & sosialisasi prosedur ke unsur tersebut
·         Kesiapsiagaan bertujuan untuk memastikan semua proses telah dipahami
·         Tinjauan ulang untuk memastikan prosedur telah mencakup kondisi darurat (berdasarkan resiko darurat yang dapat ditangani).
Tim tanggap darurat (sepakati susunannya)… lihat slide


·      Pemadam api            : memastikan listrik mati sesuai koordinasi dengan ‘maintenance’ khawatir listrik masih menyala saat pemadaman berlangsung. Jika apar tidak cukup, gunakan air yang siramkan
·      Persiapkan lampu malam luar disetiap sudut, sebagai penerangan malam hari (suatu saat diperlukan)
·      Aspek Danger harus diutamakan, keluarkan semua korban kalau masih ada, khawatir ketinggalan atau justru malah menghitung murid dari kelas tetangga (seperti film home alone).
·      Tim darurat harus in-line dengan tugas masing-masing keseharian agar lebih terbiasa. Perlu disosialisasikan sebelum memposisikan orang lain.
·      Logistic perlu me-list semua perangkat agar saat dibutuhkan tidak ada yang ketinggalan/hilang. Termasuk tim konsumsi/persiapan makanan (kalau api besar kemungkinan membutuhkan waktu seharian untuk memadamkannya, sehingga perlu di buat 2 atau 3 shift).  Siapkan makanan yang bergizi termasuk susu, buah-buahan agar tim pemadam memiliki energy yang cukup dan tidak cepat lemas.
·      PR-Public Relation berfungsi untuk mensosialisasikan informasi kepada leader dan orang asing agar tidak mengganggu tim yang sedang bertugas. Dibutuhkan orang-orang yang pandai berbicara dan melobi dengan baik agar orang lain yang mendengarkannya langsung memahami (tidak berbelit-belit).
·      Segera hentikan pekerjaan bahkan saat akan mandi sekalipun untuk melakukan persiapan/briefing jika tanda bunyi alarm sudah berbunyi.
“tidak semua paham prosedur seperti ini, segera share/bagikan kepada banyak orang banyak informasi seperti ini, agar lebih bermanfaat.”
Bagaimana kalau ada anak bermain berlebihan?
Mindset safety yang berada disekolah tentu saja berbeda dengan dirumah. Kendala bahaya yang dilarang/dibatasi disekolah (kondisi aman) kebanyakan anak diabaikan dan dibiasakan menjadi terbiasa dirumah dan itu perlu sosialisasi dengan orang tua (pemahaman konsep safety). Samakan pencegahan bahaya terus-menerus dan berulang. Konsisten saat melakukan sosialisasi, berikan gambaran yang dapat dijangkau anak-anak dan merugikan dia, “nak, kalau jatuh dari ketinggian nanti kakinya patah, kalau patah tidak bisa bermain seperti biasa karena kesakitan.”
Hierarki pengendalian bahaya:
·         Eliminasi         : hilangkan media tersebut
·         Substitusi         : ganti media tersebut dengan yang lebih aman
·         Rekayasa engineering : proteksi media tersebut dengan pengaman
·         Administratif   : berikan tambahan petunjuk/display cara bermain aman pada media tersebut
·         Proteksi/alat pelindung diri    : siapkan pelindung/pengaman untuk anak
“Kita bukan dokter melainkan hanya penolong pertama (koridor kita). Stabilkan korban ditempat (ingat! 10 menit unsur vital bekerja)”
Kecelakaan yang kemungkinan terjadi disekolah”
·         Geger otak      : bawa ketempat datar, lakukan DRH ABC
·         Fraktura          : lakukan viksas tulang agar tidak semakin robek
·         Luka bakar      : siram dengan air dingin mengalir, 30-40% tubuh terbakar sudah membahayakan keselamatan jiwa
ada 3 jenis luka bakar :
Ø  Derajat 1            : hanya merah
Ø  Derajat 2            : bergelembung dikulit
Ø  Derajat 3            : kulit terkelupas (epidermis sudah hilang)
·         Gigitan ular                 : ikat aliran darah agar tidak mengalir, anggap semua ular berbisa. Hindari menghisap bisa ular (seperti di film) karena tidak dianjurkan.
·         Sengatan tawon          : bersihkan luka, beri betadine/alcohol & hydrogen hidroksida (jarang ada diapotik, hanya ada ditempat tertentu). Jarum tawon berbentuk seperti kail dan dapat membuat demam manusia, hati-hati saat mencabutnya. Jarum bergerigi menusukkan tubuhnya sampai mati (lebih berbahaya) dibandingkan dengan tawon yang tidak bergerigi.
·         Semburan kodok loncat (ceuhay)       : tanyakan mata sebelah mana yang sakit, beri air pada mata yang sakit sambil dimiringkan agar tidak terkena mata yang lain
·         Paku karat/tusukan boleh dicabut/ambil jika ukuran benda masih pendek, akan tetapi kalau panjang, potong sampai kecil, tidak dicabut dan segera bawa kerumah sakit/dokter.
·         Terkilir            : diamankan dengan cincin donat, hindari pergeseran yang lebih parah.
“Jangan panik saat menghentikan pendarahan.”
Gunakan kain bersih dan katun (menyerap darah dengan baik). Gunakan kain katun untuk menekan luka, maka secara automatis akan kering dengan sendirinya karena ada zat beku darah (trombosit). Perlakuan terhadap luka berikan betadine/alcohol sebagai “desinfektan” & penggunaan es batu bertujuan untuk menghentikan darah.
Tekanan nadi dewasa dan anak-anak berbeda. Cek nadi murid-murid kita secara rutin. Untuk orang dewasa didaerah leher dan pergelangan tangan sedangkan untuk bayi didaerah ketiak (karena kalau dileher khawatir merasa sesak dan kurang dapat dirasakan jika dipergelangan tangan karena masih sangat tipis).
Bagaimana untuk penanganan patah iga/rusuk?
Patah rusuk, robek bagian kulit diatas perut untuk membuat katup keluarnya darah (menghindari eungap) karena harus sangat berhati-hati. Bisa sangat berbahaya kalau potonga rusuk menusuk organ bagian dalam seperti paru-paru dan jantung.
Chocking
Chocking-tersendak/kecegukan/sisidueun dikarenakan terbukanya clap (katup) antara tenggorokan (saluran udara) dan kerongkongan (saluran makanan).
Ø  Tepuk punggung atas/pundak(dalam keadaan berdiri dan sedikit membungkuk)
Ø  Peluk dan angkat bagian uluhati/diafragma dari belakang
Ø  Posisikan korban telentang dan tekan uluhati kebagian atas sampai muntah
Ø  Angkat leher belakang, buka dagunya, congkel makanan yang menyangkut (dalam keadaan telentang dan tahap ini biasanya sudah sampai tidak sadarkan diri).
Ø  Robek 1-2 cm didekat leher untuk membuat saluran baru
Ø  Untuk bayi, tidurkan di paha dan tepuk bagian pundaknya
Golden Rule Tanggap Darurat:
·         Kondisi darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa siapa saja
·         Panik adalah hal yang manusiawi, namun dapat membahayakan
·         Tidak ada seorang pun yang terlatih, yang ada hanya orang-orang yang mau berlatih
SIMULASI KEBAKARAN di Kantin SD karena korsleting
-Tim pemadam kebakaran mengambil apar terdekat (dari ruang kelas dan kantor CS).
-engineering memutuskan saluran listrik didekat dapur
-PR (public relation) menginfokan kepada pihak-pihak tertentu yang bertanya (berikan informasi yang ditanyakan saja, karena jika kita memberikan banyak informasi akan banyak pertanyaan muncul dan mengganggu kelancaran penanganan keselamatan).
-Mastering mengatur semua tim yang ada, kalau seorang mastering tidak ada boleh berinisiatif menjadi seorang mastering dengan kesepakatan tim
-leader memastikan semua terkendali
-korban berkumpul ditempat evakuasi
-kendala suara pluit tidak terdengar sampai kelas 6
-korban jatuh dari playgroun anak (karena shock), di tangani DRH ABC oleh tim P3K
-guru kelas memastikan semua murid telah didata
-perlu dibuat display jalur evakuasi untuk warga sekolah terutama tamu asing yang kurang memahami lokasi sekolah


Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar