Rabu, 25 Maret 2020

Sistem Kantor Imigrasi Jahat

Pengalaman : Kantor Imigrasi Bogor 'jahat'

Desember 2019
Baru kali ini, kami merasa sangat di permainkan dengan sebuah sistem. Bukankah teknologi di ciptakan untuk mempermudah?
***
Alhamdulillah, aku mendapatkan kesempatan pergi umrah dari tempat aku bekerja sebagai bentuk apresiasi. Singkat cerita, berdasarkan hasil musyawarah keluarga, kami memutuskan untuk mendaftarkan ibu kami untuk pergi umrah.

Ibuku seorang janda, kami hidup berdua didalam rumah. Kakakku baru saja menikah dan tinggal bersama istrinya. Ayahku meninggal 2010 silam. Tidak ada lagi yang aku cinta di dunia ini selain ibuku.

Sebenarnya aku ingin juga pergi kesana, ya setidaknya untuk menemani perjalanan jauh yang nantinya akan ibuku laksanakan, juga sebagai mahrom perjalanannya. Namun apa daya, tabunganku belum cukup. Ada kebutuhan lain yang perlu aku prioritaskan. Bukankah tidak baik juga kalau nantinya dipaksakan? Aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa.

Setelah diminta data berupa fotokopi KTP & KK oleh yayasan, muncul sebuah surat dari travel untuk persiapan perjalanan umrah. Betapa senangnya kami. Apalagi saat itu bertepatan dengan hari ibu. Kado terbaik sepanjang masa.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan, administrasi pemberangkatan di urus sepenuhnya oleh yayasan, sementara data pribadi harus secepatnya dipersiapkan, salah satunya paspor.
***
Sebelumnya aku pernah membuat paspor di kantor Imigrasi Bogor untuk kebutuhanku sendiri, meski sampai saat ini benda itu belum juga dipakai. Waktu itu pendaftaran/booking dilakukan menggunakan "WhatsApp". Tidak jarang aku gagal, hingga pada satu titik akhirnya aku berhasil. Booking tanggal & waktu.

Pada waktu yang telah ditentukan aku melakukan instruksi yang ada: isi formulir-antri-menyertakan administrasi-wawancara-foto-selesai. Adapun kelanjutannya, aku bayar sejumlah yang via transfer bank, selang beberapa hari aku berhasil mendapatkannya.

Saat ini, booking via WhatsApp itu sudah ditiadakan. Aku coba berkali-kali dengan tanggal yang berbeda, hanya balasan sistem untuk mengunduh aplikasi "Layanan Imigrasi" dengan ikon berwarna merah di PlayStore.

Baiklah, aku coba semaksimal mungkin. Seperti halnya membuat akun pada umumnya, aku mengisi seluruh form, bahkan tertera permintaan NIK untuk dapat "login".

Waktu itu hari kerja, aku langsung "daftar" pada pilihan kantor terdekat, Imigrasi Bogor. Kemudian muncul notifikasi "pengisian kuota dilakukan hari Jumat pukul 14.00 sampai Minggu 16.00".

"Okelahh...!" Pikirku.

Aku menghela nafas, ya mungkin belum waktunya, kita tidak bisa seenaknya menentukan jadwal yang mungkin nanti akan menggangu kestabilan kinerja disana. Khawatir lupa, mulai aku menulis notifikasi ponsel via aplikasi kalender di hari Jum'at.

Selesai shalat Jum'at, aku login dan fokus menekan tab daftar. Aku berpikir ini akan menjadi saingan berat seperti halnya flash-sale di online shop. Ponsel dengan spek RAM 6 GB ROM 64 dengan provider terbaik (menurutku), Telk*msel, aku merasa dimudahkan dengan teknologi. Aku yakin pasti bisa mendapatkan slot.

Tepat pukul 14.00, notifikasi bertuliskan "kuota penuh". Betapa kagetnya aku. Sesegera mungkin aku relog, restart dan melakukan sesuatu logis yang bisa dilakukan saat itu. Ternyata hasilnya nihil. Tetap sama.

Mungkin nanti sore masih bisa, ucapku. Sore-malam-sabtu pagi-siang-sore-malam-minggu pagi-siang, tak juga berhasil, hasilnya sia-sia. Aku terpental.

Aku coba menelepon kantor yang tertera, tapi tidak ada yang mengangkat.

Waktu booking dari hari Jumat pukul 14.00 sampai Minggu 16.00. tapi tidak ada kepastian jangankan di hari Sabtu atau Minggu, Jumat pukul 13.00 pun (1 jam sebelum booking dibuka, aku tekan terus menerus sampai pukul 14.00) tidak juga bisa. Ya, kaya orang ga waras gitu deh. Sadis 'kan?

Menurutku ini gila. Aneh.

"Atau perlu aku mengemis layaknya gelandangan? Atau berontak dengan senjata api? Atau menyantet saatnya pegawai melalui jalur supranatural? Lucu kan?" Gumamku dalam hati. Meski tidak tahu gimana cara berontak dan santet.

Andai misal ibuku batal umrah, tak sungkan aku menyalahkan sistem ini. Singkat kata aku coba pergi kesana, naas, kantor tersebut tutup.

Bertemulah aku dengan penjaga bernama pa Iwan, entah itu memang pegawai asli atau calo, sarannya yang masuk akal kami lakukan.

"Jumat pukul 13.00!"

Oke, ku nanti kan hari itu untuk datang lagi. Mungkin ini cobaan, ya nama nya juga hidup. Sementara itu temanku bisa langsung daftar booking, kan aneh.

Tiba waktunya, aku izin dari tempat kerjaku, bersama ibu aku kesana lagi. Seperti biasa tempat itu ramai, dan selagi menunggu aku coba mengajak bicara orang lain yang ternyata memiliki kaya serupa, wow.

"Oh mungkin hanya 1 atau 2 orang." Kembali aku bergumam.

Alangkah terkejutnya aku, karena pada sekitar 30 orang berkumpul ditempat yang sama, tidak berkesempatan login.

"Hmmmm.....!"

Semua dikumpulkan pada satu tempat pada hari Jumat jam 13.00. Kemudian seorang pegawai memberikan pengumuman, "silahkan dicoba login!"

Kan lucu ya?!
Sudah berkumpul masih juga harus login.

Apa tidak bisa kita mengantri konvensional? Ya, kalau sistem nya belum siap, alangkah baik nya pakai 2 cara, online dan langsung.

Bukankah teknologi itu memudahkan?

Yang saya bayangkan, sistem belum siap ketika masyarakat login serempak. Eror.

Ya mau bagaimana lagi, aku terpaksa coba disana. Terus dan terus.

"Bapak Ibu silahkan login di luar gedung ini, mungkin disini sinyal lemah" terdengar sebuah pengumuman dari pegawai tadi.

Panik, karena semua berlomba antar satu dengan yang lain. Rusuh.

Satu persatu ada yang mulai bisa, itu pun tidak semua. Belum lagi banyak orang (terutama ibu ibu) yang meminta tolong karena kurang paham input data.

Sebenarnya saya ingin bantu, tapi apa daya, saya sendiri perlu egois dalam hal ini. Dan juga ada yang lebih berkepentingan yaitu bapak ibu pegawai untuk membantu.

Tapi sekitar 5 ibu ibu saya bantu input data berdasarkan KTP, ya sambil pencet- pencet gila, sambil ngobrol. Ya seperti main piano, semua jari ku bermain.

Akhirnya aku berhasil masuk sekitar pukul 15.00, ya 2 jam aku pencet- pencet login, hingga dapat waktu booking, sementara itu orang lain yang aku bantu tidak juga berhasil.

Info terakhir dari seseorang, katanya pekan lalu ada yang sampai Maghrib. Ada apa dengan negara ini!

Baru saja kita mau pergi, sepasang suami istri meminta tolong kepadaku. HP nya Samsung model lama, setiap input nya loading, lama. Aku pun sedikit gemas dibuatnya.

Karena tak kunjung bisa juga, sang suami bilang,

"Terimakasih dek, kalau memang ga bisa, kita minta tolong calo aja, mungkin lebih mahal, tapi yang penting bisa"

Sementara di teras tertuliskan "dilarang menggunakan jasa calo!"

Lucu eh jahat!

***

Perlu kita ketahui, tidak semua masyarakat Indonesia paham sepenuhnya tentang IPTEK. Berikanlah kesempatan pada mereka untuk melakukan secara konvensional.

Hargai mereka yang datang jauh-jauh untuk membuat password dengan niat yang baik.

Anda mengatakan, hindari calo. Tapi kalau situasinya seperti ini, mungkin jasa calo bisa memenuhi dahaga kami untuk membuat paspor, ya maaf kalau nantinya ada

Atau jangan jangan ini juga ulah kalian untuk mendapatkan untung lebih banyak? Semoga saja tidak.

Aku hanya bisa tersenyum gila, menekan terus tombol daftar yang terpental.

Sebanyak itu kah pelanggan mu?
Online shop saja, berkali-kali aku beruntung untuk mendapatkan flash sale. Bahkan dengan provider (yang menurutku) terbaik, Telk*msel juga disertai perangkat ponsel RAM 6 GB ROM 64 masih juga tidak bisa. Lucu ya?

Aku tidak ingin Niat baik kita, sebagai calon pembuat paspor menjadi tidak berkah karena ghibah yang kami lakukan. Berikan kami jawaban.
Ya, mungkin juga ini salah satu penghambat Indonesia menjadi tidak maju, ya kami rakyat tapi kamu tidak bahagia. Mau keluar negeri, eh, mau mengikuti alur aja dipersulit, gimana kami tidak berontak? Lucu ya...

Ya mungkin ini merupakan ujian untuk kami, panggilan yang suci untuk pergi umrah.

Andai misal kami gagal, tidak berangkat atau parahnya harus membayar denda, setidaknya kami sudah berusaha dengan maksimal. Bahkan dengan tulisan ini, aku harap ada sedikit harapan.

Setidaknya, kami telah mendapatkan kesempatan itu meski hanya sampai di Bogor, khusus nya terhambat (booking), jangankan daftar, ini hanya "booking"

Mohon di perbaiki
Terimakasih

Salam, pembuat paspor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar