Minggu, 16 Februari 2014

Pengajian bulanan SDM SAB: 7 Feb 2014



Pengajian bulanan 7 Februari 2014
@SM SAB
Ust. M. Soleh

Hujan yang terjadi saat ini merupakan fenomena yang bahkan sebelumnya jarang terjadi. Umat muslim berpendapat bahwa ini merupakan 'ujian' dan 'azab' dari Allah swt. kepada makhlukNya. Faktanya banyak manusia yang senang merusak lingkungan ketimbang merawatnya, sehingga muncul berbagai macam bencana saat ini.

Kemanakah Islam saat ini? Banyak umat muslim yang justru malah terpecah belah karena berbagai macam hal. Lantas apakah yang menyebabkan kita bersatu? "Musuh" sesuatu yang dapat mempersatukan umat muslim.

Seperti contoh tahun 80an, ketika Unisoviet berkuasa dan menjadikan negara boneka (Afganistan). Ketika itu semua umat dari bermacam-macam agama bersatu untuk melawan komunis (ideologi yang digunakan Unisoviet) dan hasilnya adalah mereka "memenangkan" perlawanan tersebut dan meruntuhkan Unisoviet.
Setelah negara yang berkuasa itu telah tiada (dikuasai), semua terpecah belah kembali. Ironinya bahkan ada beberapa golongan tertentu yang memisahkan dirinya (karena menganggap paling benar) seperti: Uzbekistan dan Kazakstan, 2 negara yang terbentuk karena pemahaman yang berbeda.

"Ada musuh kita bersatu, tidak ada musuh, kita sendiri lah musuhnya"
Yang lebih menyedihkan lagi, jumlah korban akibat peperangan antar agama Islam dan Nasrani lebih sedikitI dibandingkan dengan peperangan antar agama Islam.

Dari sudut pandang eksternal, mengatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. adalah "bapak agama." Yahudi mengatakan bahwan Ibrahim a.s. adalah Yahudi, Nasrani juga mengatakan hal sama, serta Islam mengatakan bahwa Ibrahim a.s. dan nabi terdahulu adalah agama Islam. Inilah yang merupakan faktor penyebab terjadinya perselisihan antar agama.

Maka diutuslah Rasulullah saw. yang bertugas untuk menyatukan semuanya (Q.S. Al-Hujurat ayat 7). Sehingga dapat disimpulkan bahwa musuh kita yang sebenarnya adalah 'kefasikan, kekafiran dan kemusyrikan'. Allah mengutus Rasul dengan serangkaian pedoman, yang ucapan serta perbuatannya adalah sesuatu yang "benar/salah" agar segala sesuatunya lebih teruji.

Islam kultural: Islam yang dilaksanakan karena kebudayaan yang dilestarikan. Islam struktural: Islam yang membuat, mengubah dan menginterpensi budaya menuju sebuah kebenaran. Masyarakat lebih mengenal islam kultural daripada islam struktural.

Kemajemukan agama yang ada saat ini merupakan hal yang wajar. Ada 'din' yang ditundukan (dijadikan imperior) dengan membuat agama Islam yang superior. Setiap manusia mempunyai misi yaitu membuat hidup lebi hidup karena ada yg banyak hal yang harus di pertanggungjawabkan. Risalah Rasulullah saw. akan tetap hidup begitupun para sahabat dan orang-orang yang syahid.

Tahapan pertarungan ideologis: Iman (pelajari kebenaran, tingkatkan aqidah/keimanan)-memahami (kuasai apa yang telah dipelajari)-mendakwah (sampaikan kepada umat lain)-pertahankan (kalahkan argumen yang kurang tepat)-menang (hasil yang dicapai)
Ibadah paling tinggi: jihad fisabilillah. Menurut Ibnu mubarok yang bertanya kepada seorang Imam, "amalannya lebih dari menjadi seorang imam di Masjidil Haram, tidak sama pahalanya karena medan berat yang dipikulnya."

Kita punya tujuan mulia yaitu hidup untuk Allah swt. Bukan sebuah mayat hidup yang berjalan tanpa tujuan.
Cara Umar bin abdul aziz mengambil keputusan: mengumpulkan fraksi, mengambil/membawa kebenaran --> yang argumennya kalah wajib mengikuti yang menang, menggunakan tentara (alat negara) agar masyarakatnya tertib. Sehingga tidak ada masalah yang mengambang (seperti saat ini). Namun hanya berlangsung 5 tahun karena tidak ada penengah saat keluarganya berencana mengambil jabatan milikknya.

Zaman sekarang, orang-orang kafir sudah menguasai: media, uang, dan jaringan. Sehingga doktrin yang mereka berikan lebih mudah diserap dan melakukan konspirasi terhadap kebenaran.
Target berdakwah? Mulai dari diri sendiri, keluarga (baik hubungan darah maupun ideologis) dan orang-orang yang berbeda aqidah (memualafkan yang kafir).

Perjanjian Hudaibyah dipertahankan Rasulullah saw. (meskipun pada dasarnya banyak yang tidak menyetujui) namun membuahkan hasil yang bermanfaat. Banyak yang "terseleksi" keislaman seseorang untuk melanjutkan perjuangan Rasul (tidak ada umat yang 'mengambang'). Untuk apa banyak kalau tidak ada kualitas keimanannya.
Seharusnya: kelompok kecil mengikuti yang besar. Sekarang: kelompok besar (islam) dikalahkan yang kecil. Hmmm

Sejarah Masyumi (jamatul muslimin): kesepakatan bersatu politik - siapapun presidennya tidak masalah yang penting tidak zalim.
Setan: kufur, fasik & maksiat = musuh nyata bagi manusia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar