Jumat, 14 Maret 2014

Al-Hijri, 9 maret 2014



Pengajian Al-Hijri
Ahad, 9 Maret 2014

Al-Qur’an merupakan buku panduan untuk seluruh umat manusia, tempat bertanya dan penyesuaian perilaku manusia. Kurikulum/silabus yang telah ditentukan oleh Allah swt. ini harus kita imani seumur hidup.
Terdapat 2 kebaikan bagi siapapun yang berpedoman terhadap Al-Qur’an, yaitu
o   Kebaikan dunia (halalan toyiban/kehidupan yang bermanfaat). Manusia akan merasakan kebermanfaatan hidup dalam aktifitas sehari-hari. Segala sesuatu jelas tujuannya dalam melaksakan sebuah siklus kehidupan. (an Nahl 16: 97)
·         Kebaikan akhirat. Tidak hanya didunia, kebaikan yang diperoleh juga didapat saat diakhirat kelak. Mendapatkan balasan yang lebih baik diakhirat karena telah beriman kepada Al-Qur’an.
Namun, bagi manusia yang tidak mempercayai kebenaran al-Qur’an, akan mendapatkan 2 balasan juga dari Allah swt. yaitu
·         Kehidupan dunia yang sempit. Akal, ilmu, harta, anugrah dan fasilitas lainnya tidak dapat digunakan dengan baik, tidak dapat menolongnya sehingga apapun yang dia miliki menjadi sia-sia. (sempit yang dialami karena ketidakbermanfaatan seluruh firah yang dimilikinya dan tidak terprogram dengan baik).
·         Di akhirat kelak akan dibutakan seluruh indranya dan di kumpulkan bersama orang – orang buta lainnya. Merupakan perlakuan paling hina di akhirat kelak
Al-Qur’an itu sangat komperhensif, karena seluruh tubuh manusia ada didalam al-Qur’an. Orang dari suku mana pun bisa belajar al-quranl. Bahasa arab saja tidak cukup, dibutuhkan pemahaman yang lebih dalam untuk mengkaji al-Qur’an. Bersyukur dizaman ini masih banyak hafiz-hafizah cilik yang mampu menghafal alquran.
Ulama? Orang khusus yang diberi kelebihan (al fathr 35: 28 dan asy syuara 167). Bersykurlah orang – orang yang mendapatkan hidayah, karena sesungguhnya hidayah itu mahal. Manfaatkan pertemuan kita dengan seorang ulama, jadikan diri kita menjadi seorang ulama (dalam hal apapun).
Ada 2 kriteria yang membedakan ulama dengan manusia lain dari al-Quran:
·         Pengetahuan islam yang mendalam dan berbeda dengan masyarakat. Dijadikan sebagai tempat bertanya setiap umat yang datang kepadanya.
·         Integritas ibadahnya yang patut dicontoh (akhlakul karimah). Ustad, kyai, ajengan, guru dan sebagainya tidak sama dengan ulama, sedangkan ulama harus mencukup seluruh hal tersebut.
Anas bin Malik, pembantu Rasulullah saw yang dijadikan sebagai saudara, merupakan penulis hadist dan penghafal al-Qur’an. Termasuk Bilal bin rauhah yang jasanya begitu terkenal bahkan telapak kakinya sudah tersdegar berbeda saat Rasulullah saw. isra miraj. Meskipun keudanya adalah budak, namun keduanya memiliki posisi dan prestasi yang sama yaitu dekat dengan Rasul dan menjadi orang yang berguna (berjasa dalam Islam) karena akhlaknya.
Ulama menerima amanah dari rasulullah dengan 2 syarat:
·         Tidak sedang dikendalikan oleh penguasa
·         Tidak menjadikan dunia menjadi tujuan
Tugas Rasulullah dan ulama hamper sama. Kebanyakan manusia membangkang dan TIDAK PERCAYA karena yang disampaikan bersifat ABSTRAK (misal: siksa kubur, pahal, dosa, kehidupan akhirat, dll). Kebanyakan umat terdahulu meminta diturunkannya azab agar mereka percaya bahwa dakwah yang disampaikan adalah benar, perlukah kita seperti itu?

Pertanyaan
Apakah Wali Allah itu ? yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bukan orang aneh seperti dukun yang mengaku sebagai ajengan.
Bagaimana cara mendidik anak berdasarkan al-Quran? Banyak orang tua kalah oleh anaknya sendiri, jikalau pendidiikan ilmu dan ketakwaan didalam keluarganya baik, insyaa Allah hasilnya akan baik juga. Ikuti cara Rasul (yang merupakan roleplay model terbaik umat manusia) dalam mendidik anak
Ustad yang menjadi Caleg, apakah itu ulama? Bisa iya bisa juga tidak, kita tidak tahu/tidak bisa menentukan secara langsung. Dekati dan perhatikan sikapnya terhadap kehidupan sehari-harinya dan kehidupan bermasyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar