Al Hijr
Ahad, 23 Maret 2014
Al-Qur'an
surat Asy-Syuara: 213-216. Ayat tersebut dikhususkan untuk Rasulullah saw.
yaitu larangan menyembah selain Allah. Larangan ini sering kita kenal dengan
istilah "kemusyirkan," yang dapat menyebabkan orang-orang diazab oleh
Allah swt. Turunnya wahyu ini membuat Rasulullah saw berdiri dari tempatnya dan
ditugaskan untuk memberi peringatan kepada kerabat terdekatnya (kabar yang
menakutkan/peringatan akan adanya azab Allah).
Kepada
seluruh sahabat Rasul bahkan keluarganya (bibi, anak-anaknya) Rasul
menyampaikan, "Aku bisa memberikanmu apapun yang dapat saya lakukan tetapi
aku tidak dapat menolong engkau dari Allah sedikit pun." Diperintahkan
juga untuk menundukkan wajah saat sedang menyampaikan dakwahnya agar lebih
bermanfaat terkait isi yang disampaikannya. Jikalau ada umatnya yang durhaka,
"maka sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kau
kerjakan."
Musyrik
merupakan kezaliman yang sangat besar, Islam sangat melarang keras terhadap
larangan ini. Dalam surat Al-Baqarah: 22, yang melarang kita untuk menjadi
tandingan Allah padahal kita mengetahuinya.
Dosa
paling besar diantara dosa-dosa besar lainnya (induk dosa besar) adalah:
1.
Mempersekutukan Allah swt.
2.
Durhaka kepada kedua orang tua.
Pernah
ketika Rasulullah saw. hendak khotbah, beliau mengatakan "aamiin"
sebanyak 3x padahal tidak ada siapapun disana. Ketika sahabat bertanya,
Rasulullah saw menerangkan bahwa malaikat Jibril telah datang kepadanya dengan
memberikan pesan bahwa, "akan jauh 3 golongan manusia dari rahmat Allah,
yaitu
·
berlumuran dosa menjelang Ramadhan
(tidak menyambut datangnya Ramadhan),
·
tidak bershalawat kepada Rasul
ketika namanya dibacakan, dan
·
tidak memasukkan kedua orang tua
kedalam surga.
3.
Perkataan yang bohong/persaksian palsu. Hati-hati terhadap orang yang demikian,
mengatakan A padahal B.
Adapun
akibat yang ditimbulkan ketika berbuat kemusyrikan:
·
-tidak akan diampuni dosanya sampai
manusia bertaubat nasuha (sungguh-sungguh, tidak mengulangnya). An-Nisa 48:
menyebutkan bahwa Allah akan mengazab seluruh manusia (baik laki-laki maupun
perempuan) yang musyrik.
·
-haram masuk surga (Al-Maidah: 72)
·
-hilangnya amal ibadah yang telah
dilakukannya. Misal seorang manusia sekalipun sudah berumur 70 tahun dengan
amalan baik selama 69 tahun, namun ketika menjelang ajalnya berbuat musyrik,
hilanglah semua amalannya. (Al-An'am 68: maka gugurlah semua perbuatan baiknya)
Kita
harus mengetahui substansi aqidah masing-masing, minimal 2 tauhid: ububiyah
(percaya bahwa Allah adalah Khalik yang layak disembah) dan Ulukhiyah (berserah
seluruhnya hanya kepada Allah). Sadarlah bahwa semua yang ada dalam kehidupan
ini datangnya dari Allah. Ilmu, kesehatan, rizki, anugrah, suka-duka diberikan
oleh Allah, maka anggapan selain itu adalah 'musyrik.' Jangan sampai kita
mengagungkan sesuatu untuk disembah termasuk menyembah Rasulullah saw.
sekalipun, DILARANG!
Untuk
umat yang senang ziarah ke makam, mohon niatkan hanya untuk mendo'akan, bukan
untuk meminta sesuatu karena ‘meminta’ sudah termasuk perbuatan syirik. Do'akan
juga orang yang masih hidup, karena beberapa syarat/waktu yang do'anya cepat
dijabah, diantaranya:
·
-do'a orang yang dianiaya
·
-sedang berpuasa
·
-do'a sesesorang terhadap orang lain
tanpa sepengetahuan orang yang dido'akan.
Potensi
menikmati hidup janganlah bersandar pada dunia (Hud: 15). Ketika Allah
memberikan ujian kepada kita bersabarlah untuk mengobati situasi agar tidak
terhasut godaan syaithan dan bersyukur bahwa teguran Allah bertujuan mengubah
kita kearah yang lebih baik.
Bahkan
seseorang istri yang terlalu mencintai suaminya itu merupakan tindakan yang
berlebihan dan dilarang oleh Islam (bisa sampai kearah kemusyrikan). Berupaya saling
mengingatkan dalam kebajikan itulah yang terbaik.
Cinta (iman):
-mencintai
Allah & Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri
-cinta
terhadap saudara seimannya. Dalam aplikasinya, mengutamakan saudara yang sedang
lapar. Seperti kisah perantau yang menjadi tamu Rasulullah saw. karena
ketidaksanggupan menjamu tamu, maka diserahkan kepada rumah sahabatnya dan
dijamu dengan suasana remang-remang. Tamu dan tuan rumah (dengan makanan
terbatas) bisa makan bersama tanpa ada yang mengetahuinya (sungguh amat mulia
kondisi seperti ini).
Riya=syrik
kecil adalah melakukan amal kebajikan mengharap ridho Allah dan “mengharap
balasan manusia.” Sekalipun amalan yang dilakukannya adalah kebaikan, namun
akan sia-sia hasilnya jika prioritas yang dimaksud adalah untuk manusia.
Pertanyaan:
Siraman,
apakah termasuk itu termasuk kemusyrikan?
Jika
ada anggapan/keyakinan yang diyakini mampu memberikan keselamatan selain Allah
itu musyrik. Dari segi agama jelas itu mubazir karena membuang-buang materi
yang bukan pada tempatnya (upacara pernikahan adat yang berlangsung tidaklah
murah), langkah kita dalam menyikapinya adalah anggap bahwa siraman itu dapat
membuat kita lebih segar (terutama ada kembang didalamnya), urusan lain
mintalah ke Allah swt.
Bisa
dilihat di:
Semoga
bermanfaat
Muhammad
Dhinar Zulfiqar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar