Minggu, 16 Maret 2014

Pengajian bulanan Bpk. Syaiful naomi 14 maret 2014



Pengajian bulanan: Jum’at, 14 maret 2014
Ust. Bpk. Syaiful Naomi
@SM SAB

Siapa itu guru? Seseorang yang berdiri didepan kelas? Pembentuk karakter manusia? Tentu kita semua mengenal sebuah profesi seorang guru. Bahkan faktanya ‘guru’ pun harus mempunyai ‘guru’ untuk tetap bisa belajar, karena hidup seutuhnya untuk belajar.
Guru itu?
·         Pekerja (ya, merupakan salah satu profesi yang diakui, bahkan menjadi sebuah cita-cita bagi anak kecil.)
·         Karyawan sekolah (ya, jikalau buruh adalah karyawan pabrik, maka guru adalah karyawan sekolah. Tugas/jobdesc diberikan langsung oleh lembaga pendidikan.)
·         Professional (ya, tidak sedikit orang yang menggeluti dirinya menjadi seorang guru dan pakar dibidangnya sehingga kebutuhannya pun terpenuhi dari pekerjaannya tersebut, APAPUN yang kita lakukan dengan konsisten/komitmen, pasti akan membantu kebutuhan kita.)
·         Pengabdi pendidikan (ya, inilah komitmen baru yang perlu dibentuk. Perbaikilah niat, sikap dan mental kita hanya untuk mengabdi, bukan yang lain)
Apa tujuan seorang guru?
·         Mencari uang (SEMPIT jika seorang guru hanya bertujuan seperti ini, membayar cicilan tertentu misalnya, atau kebutuhan rumah tangga… naudzubillahiminzalik)
·         Mengajar/pindah tuang ilmu (TANGGUNG jika seorang guru hanya untuk mengajar to! Luaskan lagi tujuan kita sebagai seorang pendidik)
·         Mendidik/membentuk karakter (SETUJU. Guru bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, ada beban yang sangat berat yang selalu dipikulnya hanya untuk menyiapkan generasi penerus dengan membentuk karakter anak didiknya.)
Apa Keutamaan guru?
·         Selalu bergaul dengan yang lebih muda
·         Sering menjadi idola/khayalan/model anak-anak (faktanya, banyak anak yang lebih nurut kepada gurunya ketimbang oleh orang tuanya sendiri, oleh karena itu berhati-hatilah dalam menjaga sikap)
·         Pahlawan dengan tanda jasa
·         Ibadah dengan pahala tiada henti (selama ilmu yang diberikan bermanfaat, murid dan guru mendapatkan pahala, terus dan terus sampai cucu-buyut murid kita menerapkan ilmu positif tersebut sekalipun kita sudah menjadi cacing dikubur, subhanallah)
Ada 3 hal yang membuat manusia mendapatkan pahala yang akan terus mengalir, meski kita sudah meninggal dunia, yaitu: anak sholih, amal jariah dan ilmu yang bermanfaat (berbahagialah kita menjadikan guru sebagai jalan hidup kita) :D
Inikah bahan baku/anak didik kita?
·         1. Koboy/preman
Ironi, dizaman sekarang kita banyak mengenal “megalomania” (anak-anak yang tidak mengenal orang lain, hidup dengan imajinasinya karena pengaruh/kecanduan permainan teknologi yang serba canggih). Di Jepang ada 9 orang meniggal (dalam waktu yang berbeda) karena jatuh dari ketinggian (seolah dirinya seorang spiderman). Di Amerika (tahun 2013 akhir), mahasiswa membawa senjata dan membantai teman-teman kampusnya seperti “Rambo.”
 Bukanlah hal yang mudah untuk mengubah ‘jeruk kecut’ menjadi ‘lemon squash,’ merubah berandal menjadi islami (berakhlak baik), mengubah energy negative menjadi energy positif. Tentu sangat mudah bagi kita mengajarkan hukum arcimedes dan gravitasi bumi ke anak didik kita, tapi sangat tidak mudah untuk membentuk karakter.
·         2. Bayi besar/anak super manja.
Berbadan besar tetapi kelakuan seperti anak kecil. Pemikiran dan daya nalarnya tidak sebanding dengan usianya. Kebanyakan anak, belum juga diminta sudah diberikan suapan (oleh orang tua/lingkungannya). Berharap masuk sekolah agar menjadi super baik (seperti ketok magic), dan ini bukan main-main!
·         3. Pengkhayal ulung
Pernah mendengar orang ‘memancing didalam gelas’? Senangnya hanya melamun dan berimajinasi seolah dirinya adalah tokoh kartun yang terlihat luar biasa, tetapi sebenarnya tidak. Ibarat anak dengan akil baligh namun tidak pernah baligh-baligh, pemikirannya serba instan berharap menjadi orang kaya yang mempunyai kolam dengan landasan helicopter di atap rumahnya dan mendarat disana. Sungguh keterlaluan.
·         4. Hedonisme
Orang yang senang dengan benda kebanggaannya, selalu memamerkan kekayaannya dan menularkannya kepada orang lain. Senang terhadap harta (materialis) dan tidak menjadi manusia seutuhnya dalam kehidupan sehari-hari.
·         5. Anak sadar diri (terbaik)
Inilah bibit terbaik yang selalu ada diantara anak didik yang lain. Dia tahu siapa dia dan tahu untuk apa hidup. (sebenarnya ada 4 tahapan manusia; tahu tetapi tidak tahu, tidak tahu tetapi tahu, tidak tahu dan tetap tidak tahu, tahu dan tetap tahu.)
Issue penting tentang sekolah:
1.      Robotisasi
Menjadikan manusia PhD & juru tulis sesuai kebiasaan yang sudah terbentuk, bukan mengajarkan 3 poin taksonomi bloom (psikomotor, afeksi dan kognitif). Sekolah hanya mengajarkan anak berfikir "what” bukan "why." Seperti alasan penjelasan antara Pancasila-UUD, kebanyakan anak tidak tahu karena tidak pernah diajak berpikir meluas. Termasuk Kudeta 11 maret, sebuah kebohongan besar (supersemar) yang tidak pernah dianalisa (tidak kritis).
2.      Bertaraf internasional (tarif-bahasa) dan biaya.
Buktinya, tidak semua SDM lancar berbahasa Inggris ‘tuh, terbukti ketika Pak Syaiful berdiskusi dengan menggunakan bahasa inggris didalamnya.
3.      Kurang bersosialisasi
Anak kurang dididik untuk bermasyarakat, amania/kaku/tidak ada muamalah dan tidak ada rasa kasih mengasihi/tenggangrasa. Jangan sampai kita menjadi seorang kasir di minimarket yang selalu mengucapkan “selamat datang” dan “terima kasih sudah berbelanja” hanya karena kebiasaan, bukan dari hati.
4.      Dekadensi (kajian lama).
Anak SMP sangat dekat dengan radius sexsual, astagfirullahalazim. Manfaatkan dunia pendidikan untuk merubah moral bangsa yang selama ini semakin memburuk.
5.      Hambatan keuangan anak didik
Sebaiknya, yayasan ini mengusahakan kelas untuk orang-orang yang tidak/kurang mampu dengan ‘subsidi silang’ misal iuran orang tua Rp 10.000,- sebulan, insyaa Allah akan bermanfaat kepada bangsa Indonesia dan kepentingan umat Islam khususnya.
6.      Komersialisasi buku/alat pendidikan
7.      Konsentrasi guru (bahkan ada guru ngojek)
8.      Konflik guru dan dewan sekolah (aturan itu bersifat pasif, hanya formalitas. Penghubung terbaik adalah komunikasi, menjalin ukhuwah islamiyah)
9.      Konflik antara prestasi-prestige sekolah.
Key succes factors para pendidik:
1.      Mengajar adalah ibadah tak terputus (mendidik karena Allah swt.) jangan sampai terbesit menjadi guru karena: profesi, eksistensi diri, mengisi waktu atau tidak ada pilihan lain.
2.      Dengan hati nurani
3.      Disiplin dengan kearifan & keteladanan (metode didaktik).
Berbicara dan memberikan instruksi yang sudah kita terapkan/lakukan (hindari hanya bicara tanpa bukti) agar mereka lebih yakin terhadap gurunya. Tugas paling berat adalah guru sejarah karena harus meneladani para pahlawan. Jika tidak memakai hati? Seperti bersalaman diwaktu Idul Fitri, hanya sebatas gerakan tangan, atau kasus minimarket diatas, terlihat tidak arif, kurang wibawa/teladan.
4.      Well plan (plan your work & work your plan), jangan sampai berfikir 'bagaimana nanti.' Siapkan catatan, tulislah “kelebihan-kekurangan kita sehari-hari” -Dialy activity plan, berdasarkan catatan itu.
5.      Perpustakaan yang hidup (Amerika membuat kewajiban untuk tingkat SMP yaitu harus meminjam 6 buku dan membuat 3 resume sebelum mengikuti ujian semester, luar biasa)
6.      Kekerabatan guru, murid, orang tua & alumni
Pernah ada seorang Kepala sekolah yang menikahkan anaknya dengan 30 orang panitia yaitu muridnya karena kepercayaannya yang begitu tinggi. Ketika meniggal dunia, 600 muridnya datang untuk melayat. Jarak paling jauh: hati ke hati dan sebaliknya jarak paling dekat: hati ke hati. Kedekatan emosional begitu sangat indah sekali, sekolah adalah surga yang baik karena didalamnya kita dapat banyak belajar.
7.      Ketercukupan kebutuhan dasar
Janganlah guru memikirkan makanan/kegiatan lain, fokus. Kebutuhan kita yang mengatur, oleh karena itu jadilah “direktur diri sendiri.” Manageble, pensiun, kekurangan kebutuhan, penggadaian hidup seorang pendidik harus bisa dipresdiksikan dan terprogram.
8.      Concern, fokus, jangan berbelah-belah/khusyuk. Memikirkan banyak kegiatan dalam satu waktu (multitasking) hanya berpengaruh pada hasil maksimal sebesar 21 %. Jadi guru pikirkan guru, sampai rumah pikirkan keluarga, bahkan Rasulullah saw pun mengajarkan umatnya agar tetap fokus dalam melakukan aktifitas, apapun itu.
9.      Senangi apa yang kau punya, jangan sampai berfikit: kau punyai yang kau senangi, karena tidak akan pernah nyaman, tidak merasa puas selamanya.

Sifat rasulullah: FAST
·         Fatonah: cerdas, analitis, kritis
·         Amanah: ada 3  tahapan: Jujur (untuk SD), Mementingkan orang banyak, dulukan kepentingan umat islam, dan menihilkan diri (untuk SMP), dan Professional (untuk tingkat SMA). Ingat kisah Hajar aswad yang diangkat sorban karena saran Rasulullah saw, begitulah sikap membuat Rasulullah saw mendapati gelar “al-amin.” Mengabaikan amanah= celaka, berikan sesuatu itu pada ahlinya.
·         Siddiq: benar dan membenarkan
·         Tabligh: menyampaikan (minimal 75% dakwah guru berhasil ditangkap/dipahami)
Harapan: guru yang cekatan, aktif, reaktif, cepat, responsive dan gesit
Pertanyaan:
1.      Bagaimana sikap kita terhadap Ilmu?
3 macam pengelolaan ilmu:
·         Teori-uji-aplikasikan-ajarkan
·         Pemahaman/pengalaman pribadi (praktekan-ajarkan)
·         Kata banyak orang (tradisi, budaya, adat istiadat). Misal di Minangkabau: dikandang macan mengaunglah, dikandang kambing mengembiklah -sesuaikan
3 kemungkinan yang dapat kita lakukan: Mengajarkan sambil menerapkan, Mengajarkan dulu baru menerapkan, dan menerapkan dulu baru mengajarkan (ini yang utama).
2.      Anak muda bisa dikatakan “kelebihan energy”, nafsu menggelora (maksudnya, banyak keinginan yang ingin dicapai), emosional belum matang dan selalu ingin menggeluti banyak bidang. Terkadang membuat seseorang menjadi letih, mengantuk dan jenuh dengan sendirinya, bagaimana sikap kita?
Kita mampu, bukan untuk dibanggakan, BUKTIKAN kalau kita BISA. Tentukan prioritas, kerjakan yang paling penting dari segala yang pentin-penting. Hindari melakukan sesuatu dalam waktu yang bersamaan. Lakukan yang kita mampu, jangan melebihi kapasitas kita, akan menyiksa.
3.      Saya kagum dengan ‘kesuksesannya’ pak Ustad, berikan tipsnya? Seolah berjalan tanpa ada beban sedikitpun
Ibarat kita berjalan dan ketinggalan hp, itulah pak ustad. Tidak ada pekerjaan membuatnya hilang akal. Justru bertemu banyak orang (meskipun dengan segala kerumitan) akan membuat dirinya senang (tidak stress).
3 kiat yang disarankan:
·         Tugas kita sebagai hamba, ikhtiar sebanyak-banyaknya dan berdo’a (ini yang dapat manusia lakukan), dikabulkan atau tidak yang terpenting sudah berusaha.
·         Pasrah, kepada Allah swt.
·         Menunggu jawaban yang tepat, pantaskan diri kita. Muhammad saw. hanya ditugaskan untuk “menyampaikan”, hasil dakwah beliau Allah yang menentukan, begitupun manusia.
Tambahannya, tempat lari pak Ustad ada banyak, yang paling utama adalah TAHAJUD TENGAH MALAM, meskipun berat dan sulit, hati akan terasa plong. MENULIS di buku catatan atau laptop. BERNYANYI, membuat lagu untuk Bimbo 6 buah. BERMAIN, sekalipun sudah letih bekerja, dengan bermain dengan anak-anak akan menularkan energy positif yang baru misal sengaja mengalah dan memberikan gol kepada anak-anak dengan reward es krim yang dapat membuat kita senang. BERBUAT BAIK, pernah ustad masuk media karena tidak menerima sogokan, dan tetap pada pendirian untuk berbuat baik al-hasil semua baik-baik saja (meskipun awalnya geram/marah/kecewa karena fitnah yang telah diperbuat)
*Ketidakpuasan jamaah adalah jawaban terbaik karena dengan itu kita bisa mencari referensi yang lain :D
(mohon ditambahkan jika ada yang kurang, maaf saya tidak datang & mengikuti dari awal)

Semoga bermanfaat
Sabtu, 15 Maret 2014
Muhammad Dhinar Zulfiqar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar