Selasa, 10 Juni 2014

berita lsc selasa 10 juni 2014 teman!



Berita LSC… Selasa, 10 Juni 2014
Oleh pak Ikhsan
“Teman!”

Pernahkah kita berhitung berapa orang yang telah kita temui? Berapa jumlah teman yang sudah kita dapatkan? Untuk menjawabnya, misal pengalaman kita sekolah dalam satu kelas, setidaknya kita (minimal) mendapatkan 30 sampai 40 orang teman baru (hitungan rata-rata sekolah negeri). Atau orang asing yang baru saja kita kenal menjadi tiba-tiba sangat akrab. Hmm, hitung sendiri yaaa…
Berbicara tentang ‘teman,’ semua makhluk (tanpa terkecuali) mempunyai takdir jalan hidupnya masing-masing. Beda jalan beda juga hasilnya. Apapun itu, dunia tidak pernah lupa memberikan kita teman untuk menjadi pendamping hidup. Teman, apa itu teman?
·         Tempat berdiskusi
·         Orang yang hanya cukup dalam lingkup kenalan saja, rekan bicara (tidak secara mendalam). Teman yang sangat dekat bernama ‘sahabat.’ Senang jika jika bersamanya dan sedih jika dia tidak ada.
·         Seseorang yang: kita mengenal dia dan dia juga mengenal kita dalam hubungan yang baik (‘musuh’ namanya kalau berada didalam hubungan yang buruk)
·         Orang yang mewarnai hidup kita dimanapun kita berada, karena pada dasarnya selama kita hidup didunia ini (mutlak) pasti ada orang-orang yang menemani diri kita baik itu berbeda usia, berbeda asal-usul maupun yang sebaya/seumuran.
·         Teman itu paling asik dijadikan sebagai bahan ketawaan. hahahaa
Lantas, bagaimana pengalaman berteman yang dialami oleh pemateri kita hari ini? Mengapa tema Berita Lsc hari ini membahas tentang teman? Penasaran? Yuk kita simak…
*** Pak Ikhsan
Waktu kecil, saya seringkali dilarang main keluar rumah oleh orang tua. Entahlah apa alasannya, membuat mindset saya betah berada didalam rumah, bermain dengan keluarga tanpa ditemani orang asing sekalipun itu tetangga sebelah. Hal ini membuat saya menjadi anak yang kurang bergaul dilingkungan sekitar dan tidak memiliki teman sedikit pun untuk bisa dibanggakan.
Masa sekolah adalah jalan baru yang saya hadapi, masa pencarian teman sebanyak-banyaknya. Awalnya (SD kelas 1-4) masih terlihat biasa-biasa saja, akan tetapi jalan itu mulai tergores ketika saya memasuki kelas 5 dan 6 SD. perjalanan baru pun dimulai.
Untuk pertama kalinya melakukan hal terbaru bernama ‘nongkrong’ bersama teman-teman sebaya, membuat saya menjadi orang lebih hidup dari sebelumnya. Pernah suatu ketika saya patah tangan karena jatuh dengan teman-teman dijalan, karena takut hal ini terus saya disembunyikan kepada orang tua. ‘Memang benar, wangi durian tidak pernah bisa disembunyikan,’ hingga suatu ketika orang mempertanyakan kondisi tersebut yang akhirnya terpaksa berbohong dengan alasan ‘terkilir karena jungkir balik’.
Mulai ikut pramuka ketika masuk SMP, jiwa pramuka dan kepemimpinan semakin berkembang dimasa ini. Beruntung karena berbagai macam kegiatan pramuka, menjadikan saya dapat lebih mengenal wilayah sekitar dengan berbagai macam pengetahuan. Sampai bosan mengikuti pramuka karena bertemu orang yang sama, tetap tidak mengurangi semangat belajar diwaktu sekolah.
Beranjak remaja, saya mencoba hal baru dengan masuk DKR (singkatan lupa). Sungguh sangat kontradiktif dari perkiraan saya sebelumnya, lingkungan disana kurang mendukung dengan kepribadian saya yang sudah terbentuk dari pramuka dan teman-teman lain. Tak sampai setahun, saya mengundurkan diri.
Lulus SMA, saya lebih tertarik dengan persahabatan dengan teman-teman sekolah. Prinsip saya waktu itu, “selama dia baik, pasti akan membawa kita ketempat yang baik.” Siapapun dia, yang akan mempengaruhi hidup kita adalah teman baru kita, bukan teman lama kita. Walau bagaimana pun, teman-teman dimasa lalu harus tetap kita jaga ukhuwahnya. Memang sudah sangat jarang bertemu dengan teman SMA, sekalinya ada acara berkumpul kalau ada acara nikahan teman, itupun hanya beberapa menit pertemuannya. Tidak jarang juga ngobrol panjang untuk meluapkan rasa kangen antar personal.
Dimasa perkuliahan, saya tumbuh dengan gaya hidup baru dan semakin ‘liar’. Awalnya mencoba berpenampilan polos dan menjaga sikap dengan orang lain. Tidak pernah melakukan perjalanan jauh dengan teman-teman yang lain, namun kini berubah. Anak polos itu kini mulai berani naik motor vespa, ugal-ugalan dengan teman-temannya dan sering pulang malam sampai kerumah. Cidahu-Cikaraca-Sukabumi naik vespaa dan menambah teman baru disetiap perjalanan. Pernah juga pergi sampai Jonggol-Cileungsi, 5 jam naik motor melewati pegunungan kapur dan Indocemen dengan teman-teman liar itu. Sungguh satu hal yang rumit untuk membuka kunci ‘kebebasan’ itu.
Dan dalam perjalanan hidup ini, saya bertemu kembali dengan ‘orang gila kedua’ yang pernah mengajak kerjasama bisnis kripik. Dia masuk SAB karena pola pikir sendiri dan memang karena tertarik dengan sistem disini. Visinya tidak ingin pernah mau mengikuti orang lain. Dia seorang akhwat, ya Elly namanya.
2 tahun lalu, dia mengajak saya bermain ke Kota Tua dari pagi sampai sore. Sejujurnya waktu itu saya sedang tidak punya uang dan samasekali tidak ingin berpergian, akan tetapi perempuan menepis semua. Kami baru saja mengenal dan tidak jarang saya dibayarkan olehnya, entahlah mungkin karena saya adalah orang paling muda dalam kelompok itu.
Info bekerja di SAB, saya dapatkan dari dia. Awal masuk SAB, dan waktu itu kembali mengalami krisis moneter pribadi, hanya ada uang beberapa lembar rupiah yang tertinggal didompet, memaksa saya harus berfikir keras karena tuntutan masuk kuliah di hari selasa dan rabu. Seketika dia menepis kembali rasa frustasi saya seraya berkata, “hush, kaya ga punya temen aja, udah berangkat aja, ga usah pikirin ongkos mah.”
Satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan dia yaitu “terlalu baik” untuk berteman dengan saya. Memang hidup selalu bergelombang, pertemanan yang akrab pun selalu diwarnai dengan pertengkaran. Tidak jarang kami berbeda pendapat untuk berbagai macam hal. Akan tetapi hal itu dapat segera teratasi dengan berbagai macam hal yang menyenangkan.
Tahun ini, dia bertekad untuk pergi ke pulau sana (entah dimana) demi mencari jodoh tercinta dan berharap segera mendapatkan pasangan terbaik disana. Sedih, ya tidak bisa dipungkiri, namun ini sudah jalannya. Ingat saat pengumuman positioning, dia menitikkan air mata sebagai salam perpisahan. Alindo, menjadi saksi dimana dia melambaikan tangannya dari dalam angkot.
Seperti menemukan hal mustahil didunia ini, tidak seperti teman yang lain yang ‘dekat’ kalau ada maunya. Bukan bermaksud membedakan, namun memang dia sangat berbeda. Termakan ucapan sendiri untuk tidak bersedih saat ibu menejer pamit kepada guru-guru lain, ternyata harus saya rasakan air mata itu.
Temannya berkata, “San jangan galau atuh, sudah biarkan saja dia pergi. Do’akan semoga mendapatkan yang terbaik disana, ya!” mencoba menutupi dan mengelak, “hush, siapa bilang? Lagi mikirin orang yang pindah ke program lain.” Hati memang tidak bisa dibohongi.
“Elly adalah sahabat tergila yang pernah saya punya!”
Ada juga sahabat lain bernama Hasanah, berbeda beberapa derajat karakternya dengan dia. Senang mengaji, berpergian dan hal-hal seru lainnya. Pernah saya bersepakat untuk taruhan dengannya karena kebiasaannya yang tidak pernah bisa datang tepat waktu. Saya akan memberikannya 1 kg kripik jika dia menang, dan dia akan memberikan coklat (dari usahanya) kalau saya yang menang. Alhasil, jalan-jalan ke Monas itu, dimenangkan oleh saya. Walaupun dia tidak membayar hutangnya, saya tetap memberikannya 1 kg kripik pesanannya secara cuma-cuma.
***
Kesimpulan Berita Lsc hari ini?
·         Sepanjang perjalan hidup kita pasti mempunyai teman yang menemani hidup kita. Suatu hari nanti (kalau hubungannya baik) akan menjadi sahabat bahkan keluarga bagi kita. Carilah teman yang banyak dan carilah sahabat yang banyak. Karena dengan itu semua, hidup kita akan lebih berwarna dan memahami arti hidup yang sesungguhnya.
·         Setiap berada ditempat baru, pastilah kita mendapatkan teman baru dan itulah yang akan menuntun kita menjadi karakter yang baru. Teman masa lalu hanya berpengaruh sekian persen terhadap kehidupan kita saati ini.
·         Dalam islam, hubungan manusia dengan manusia itu: terlalu sayang gak boleh, terlalu benci pun tidak boleh. Sewajarnyalah kita sebaiknya berteman.
·         Imam Nawawi pernah berkata: Cintailah sepuasmu apa-apa yang kamu suka karena sesungguhnya dunia ini hanya sementara, diakhirnya nanti pasti akan dipisahkan.
·         Siapapun orangnya, sedekat apapun dia, tetap priorotaskan yang paling kita cintai didunia ini adalah Allah swt. dan Rasul-Nya.
·         Ungkapkan perasaan kita (tidak hanya perasaan suka) dengan prinsip “cinta karena Allah.” Pernah bu Yani mengungkapkan kepada orang lain bahwa, “Bu, teteh sayang ibu. Kita bertemu karena Allah dan kita berpisah karena Allah.” Khawatir terlalu lama memendam perasaan akan timbul kekecewaan.
·         2 dari 7 golongan yang mendapat syafaat dari Allah yaitu, melakukan segala sesuatunya karena Allah dan menjadi remaja yang solih-solihah. Ingat batas-batas yang telah ditetapkan, boleh bergaul asalkan dengan tata cara yang telah ada/disepakati.
·         Sekedar pesan (tidak hanya untuk pemateri) tapi juga untuk yang lain, usahakan kita mencari mencari sahabat yang sama jenis/gendernya. Bersahabat dengan lawan jenis, dikhawatirkan membuat seseorang menjadi “zina hati.” Kita tidak tahu kedepannya akan seperti apa, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati.

Semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar