Rabu, 25 Juni 2014

liqo jumat sore 20 juni 2014 kang akmal, persiapan Ramadhan



Liqo Jum’at sore dengan Kang Akmal
20 Juni 2014 di Salam Sinergi’s Office

Surat Al A’raaf
23. keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.
Do’a Nabi Adam as. yang dianjurkan untuk kita membacanya dalam kondisi apapun. Pengampunan Allah swt. kepada Nabi Adam as dan Siti Hawa setelah turun ke dunia dari surga.

44. dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya Kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan Kami menjanjikannya kepada kami. Maka Apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim,
45. (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat."
46. dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf[543] itu ada orang-orang yang Mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum[544]". mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya).
Berbicara tentang pintu surga dan neraka, penghuni neraka sebelum masuk pintu neraka yang dijaga malaikat Malik, mereka saling mencela dan menyalahkan. Ada korban perbuatan dosa ada juga pelopornya mereka saling menuduh sebelum masuk kedalam neraka. Allah swt Maha Mengetahui, jelas orang yang menyebarkan dosa hukumannya akan double (beberapa kali lipat) ketimbang korban perbuatan dosa saat didunia.
Siapakah penghuni surga itu? Mereka itu sebenarnya hanyalah orang-orang biasa seperti kita. Bukan orang super ibadah ataupun kelompok yang suci dari dosa. Pada dasarnya manusia diberikan ujian/cobaan sesuai dengan kemampuannya. Asalkan manusia dapat bertahan, bersabar dan selalu mengharapkan ridho Allah swt dengan segala ketentuan-Nya, insyaa Allah surga akan dimasuki oleh orang-orang yang bertakwa. Tidak mungkin seorang anak gelandangan miskin mendapatkan cobaan untuk mengubah nasib sebuah negara agar masuk surga. Surga itu sebenarnya mudah, hanya saja banyak manusia lalai dalam menjalani kehidupannya.
Berbeda dengan penghuni neraka, penghuni surga hidup rukun dan damai. Tidak saling menyalahkan maupun menggungjing satu sama lain. Pertanyaannya, bagaimana sikap penghuni surga terhadap penghuni neraka? Apakah merasa kasihan atau tidak sama sekali?
Ternyata para penghuni surga sama sekali tidak memperdulikan penghuni neraka. Ketika masuk surga, semua perasaan buruk diangkat dan dihapuskan dari ruh manusia termasuk perasaan “kasihan.” Justru penghuni surga menasehati penghuni neraka terhadap keingkaran mereka akan janji Allah yang Maha Benar.
Ibarat orang solih yang semasa hidupnya miskin dan menderita, akan tetapi semua itu hilang ketika memasukkan langkahnya kedalam surga tanpa mengingat kegagalan hidupnya sedikitpun. Ada juga orang jahat yang selalu hidup enak dan nyaman, segala fasilitasnya terpenuhi, akan segera dilupakan dalam sekejap ketika memasukkan kakinya kedalam neraka. Itulah manusia.
Dalam ayat yang lain dalam surat Al-A’raaf dijelaskan juga tentang pakaian, yang bermanfaat disamping untuk menutup aurat, juga sebagai perhiasan manusia agar terlihat lebih indah. Mayoritas orang India tidak memperhatikan penampilannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengaku tidak menyukai gemerlap dunia, berpakaian kummel (ada juga yang hedoisme), dan tidak enak dipandang, hal ini sungguh sangat dilarang oleh Islam yang menyuruh manusia untuk berpenampilan menarik (tidak berlebihan). Akan tetapi pakaian yang paling utama pada manusia adalah pakaian takwa, yang melindungi manusia dari gangguan iblis sekalipun.
Dalam hal yang lain, Islam mengharamkan orang-orang yang “melarang yang halal.” Misalnya saja kelompok vegetarian, sungguh tidak tepat melarang sesuatu yang halal demi tujuan pribadi (eksistensi diri, pergaulan, budaya asing, dll). Lain halnya jika alasan nasib, makan daging takut asam urat atau penyakit lain, masih diperbolehkan, akan tetapi kalau tidak ada kepentingan ‘darurat’ makan daging boleh-boleh saja (sesuai syariat). Vegetarian, kelompok yang sangat tidak dianjurkan.
Kalau memang tidak suka terhadap makanan tertentu, ya boleh-boleh saja dengan syarat tidak boleh mencela makanan tersebut, ambil makanan yang kita suka. Jangan pernah menyarankan orang untuk melarang yang halal. Ingat selalu bahwa apapun yang ada didunia ini ada Dzat yang Maha Menciptakan, Allah swt.
“Otak, digunakan untuk membedakan orang sesat dan orang benar.”
Ayat 40 surat Al-A’raaf merupakan majas/perumpamaan.
40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit[540] dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum[541]. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Orang-orang yang kafir, munafik dan fasik sudah jelas jalan takdirnya untuk masuk kedalam neraka dan mustahil diampuni dosanya sedikitpun.
***
Bagaimana persiapan kita terhadap bulan Ramadhan? Yuk kita simak persiapan ala Kang Akmal dalam liqo hari ini…
Ibadah Ramadhan mempunyai 2 waktu ibadah yang berbeda, yaitu:
·         Shiyam. Ibadah shaum yang penuh dilakukan hanya dibulan Ramadhan, meskipun dibulan lain ada, akan tetapi nilai pahalanya akan berbeda jauh.
·         Qiyam. Ibadah malam yang hanya ditemukan dibulan Ramadhan yaitu shalat Tarawih.
1.
Shiyam artinya menahan diri dari sebab-sebab yang dapat membatalkan puasa dari subuh sampai maghrib.Intinya kita tidak boleh makan, minum dan berhubungan suami-istri, hanya itu saja syarat sahnya, yang menjadikan kita tidak batal. Tentu saja kalau hanya ini yang kita jadikan landasan, Idul Fitri nanti kita tidak merasakan kemenangan yang sesungguhnya.
Ibarat shalat dengan menahan kentut, shalatnya sah akan tetapi pahalanya tentu tidak maksimal ketimbang shalat yang khusyuk dengan amalan dan ilmu-ilmu lain dalam aplikasinya.
Imsak artinya menahan, waktunya sampai adzan subuh + pembacaan al-qur’an sampai 50 ayat dengan syarat menghindari mubazir dengan makanan yang sudah disediakan. Kalau belum dihidangkan samasekali, sebaiknya tidak perlu melakukan sahur.
2.
Tarawih dalam istilah bahasa Indonesia artinya rahat-istirahat, shalat yang dilakukan dengan istirahat. Filosofi yang kurang tepat jika tarawih wajib dilakukan dimesjid, karena pada dasarnya Rasulullah saw. hanya melakukan 3 sampai 4 kali dimesjid, selanjutnya Rasulullah saw melaksanakannya dirumah karena dikhawatirkan menjadi “kewajiban.”
Berhubung ini adalah ibadah special dibulan Ramadhan, alangkah baiknya jika kita memilih mesjid yang serius melaksakan ibadah ini dengan sungguh-sungguh. Hindari tarawih kilat (gerakan dan bacaannya cepat) karena ruh dari ibadah tersebut kurang tampak dibandingkan dengan amalan yang khusyuk.
Waktu yang pernah dilakukan Rasulullah saw yaitu 3 jam, dari jam 8 sampai jam 11 malam. Jumlah rakaatnya harus genap, boleh 8 boleh 20 boleh juga 36 (pertama dilakukan oleh Khalifah Umar ra. karena umatnya mulai kendur keimanannya). Bahkan penggunakan mushaf saat sedang shalat agar menjadi hitungan khataman selama Ramadhan tentu saja diperbolehkan, yang terpenting adalah niat dan keyakinan untuk istiqomah/konsisten.
Tarawih intinya bukan untuk silaturahim. Meskipun hal tersebut bersifat positif, akan tetapi dapat merusak objektif/visi dari ibadah asli itu sendiri yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt diwaktu malam. Mesjid bukan sebuah keharusan untuk melakukan tarawih, hanya sebagai sarana agar kita tetap bersemangat terutama berjamaan dimesjid setelah Ramadhan selesai.
***
Otak dituntut berputar selama dibulan Ramadhan karena kita mengharapkan pahala dan ampunan yang melimpah di bulan ini. Setiap detiknya menjadi sangat istimewa, sayang jika harus ditinggalkan. Sekalipun tidur adalah ibadah orang berpuasa, alangkah lebih baiknya (jika tidak terlalu mengantuk) mencari amalan lain yang lebih baik nilainya.
Pandai-pandailah kita berhitung selama satu bulan penuh. Jiwa manusia terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: Ruh, Nafh, Akal (pemikiran rasional, tali kendali, tali kekang, rem, mengetahui yang benar dan yang salah) dan Qolbu (berkaitan dengan motivasi, semangat, mood, dan serba terbolak-balik kondisinya).
·         Hati-hati segala sesuatunya terhadap bulan suci Ramadhan,
·         Berfikir dulu sebelum berbuat. Konsistensi melakukan hal yang paling baik diantara hal baik, hindari perbuatan yang tidak baik karena akan sangat merugikan,
·         Selama 1 bulan menahan diri sekaligus melatih diri untuk membuat habits/kebiasaan yang baru. Buatlah pengalih perhatian yang tidak merusak fokus ibadah. Belanja, mudik dan bertamasya memang sesuatu yang halal, akan tetapi lebih baik lagi jika hal tersebut disertakan dengan amalan ibadah yang lain agar lebih bermakna.
Kurang ahsan ibadah puasanya seseorang jika mengatakan kepada orang lain, "shaum lu ga bener!" karena sebenarnya dia sendiri yang kurang ‘bener’ karena fokusnya memikirkan orang lain. Rajin-rajinlah mengendalikan otak selama Ramadhan.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar