Selasa, 10 Juni 2014

mimpi aneh

Senin, 9 Juni 2014 pukul 22.00 – 23.30
Mimpi aneh

Pulang bekerja sekitar pukul 20, saya segera duduk manis diruang tengah bersama ibu untuk menyaksikan debat capres dan cawapres di tvri, hanya itu satu-satunya channel tv yang kondisinya sedang bagus saat itu. Setelah member makan kucing dan menonton acara tersebut, saya segera masuk kamar dan menyelesaikan odoj yang ternyata belum selesai beberapa lembar lagi. Kegiatan pun dilanjutkan dengan menulis surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 5 yang dimulai sejak kemarin, membuat Al-Qur’an dengan tulisan tangan.
Letih dan kantuk mulai menyelimuti kondisi saat itu. Sempat juga saya membuka Whatsapp, BBM dan sms untuk membalas kiriman-kiraman yang masuk disana. Seperti biasa, tidak ada yang aneh sampai saya membuka lepi untuk melanjutkan penulisan rapot yang belum selesai. Belum juga ditambahkan sedikitpun, mata sudah tidak kuat lagi menahan dan akhirnya segera mengambil posisi tidur diatas kasur yang terdapat beberapa buku tergeletak karena belum dirapikan. Hanya ponsel yang terakhir saya lihat dan saya genggam sebelum tidur, bahkan membaca do’a sebelum tidur saja saya lupa, entahlah. Petualanganpun dimulai.
***
Mimpi tersebut diawali dari sebuah telepon (panggilan masuk) yang berdering dari ponsel diwaktu sore hari ketika saya masih berada dirumah Alif. Panggilan dari salah seorang sahabat terbaik, Nabilla, terhubung begitu saja tanpa ada basa-basi sedikitpun.
“Nar, lo dimana?”
“Masih sore gini bill, lagi dirumah Alif, kenapa emang?”
“Hmm, bisa keluar ga sebentar aja, please”
“Kemana emang?”
“…”
Tiba-tiba saja telepon tersebut dimatikan. Beberapa saat kemudian, saya izin ke Mama nya Alif untuk pergi keluar rumah, kebetulan saat itu sudah ada Bapaknya, sehingga saya diizinkan pergi. Entah mengapa, saya memahami betul ringkasan diskusi tersebut dan mendatangi sebuah tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Alif, namun begitu asing dan belum pernah terbayangkan oleh saya.
Sebuah tempat yang belum pernah saya jamah sebelumnya, diwarnai dengan langit senja warna orange menambah keindahan yang ada diwaktu itu. Bangunan terbuka dengan lampu lampion berwarna kuning semakin gemerlap terlihat indah dengan warna cat tembok dan pagar-pagar besi yang masih baru. Akar menjalar disepanjang dinding dengan dedaunan yang menghiasi diatasnya, luarbiasa! Bayangkan itu kawan!
Sebuah café yang memiliki alun-alun kecil ditengahnya dengan sunset yang semakin terlihat jelas seolah berada dipantai yang penuh batu karang. Sangat menarik perhatian. Setelah diperhatikan dari jarak jauh, ternyata ditempat itu sedang melakukan sebuah acara reuni akbar/temu kangen dengan tema “hari special.”
Aku hanya berdua dengan Nabilla saat itu dan ditengah keramaian yang ada, saya diberikan kertas yang isinya adalah 2 buah kolom yang harus kita isi seputar tanggal dan peringatannya berdasarkan fakta dan opini (keinginan). Kolom pertama untuk menuliskan tanggal-bulan dan disebelahnya adalah keterangan dari tanggal tersebut yang perlu kita isi.
Tidak sedikit pengetahuan umum yang harus kita kembangkan untuk menjawab pertanyaan seputar tanggal-tanggal tertentu dengan peringatannya (misal, 10 Oktober adalah hari pahlawan). Ada kolom yang sudah diketahui bagian tanggalnya, ada juga kolom yang sudah diisi peringatannya. Dan dibagian bawah kolom-kolom tersebut adalah kolom yang kosong, yang boleh kita isi sesuai keinginan kita. Sebagai contoh, disana tertulis ‘hari persahatan’ tanggal?
Semakin bingung dengan segala kondisi yang ada, saya hanya bisa memandang sekitar dimana semua orang terfokus mengerjakan worksheet tersebut yang entah dari mana sumbernya. Saat lamunan itu tersadar, saya mulai memperhatikan lagi kertas milik saya yang ternyata sudah diisi sebagiannya oleh orang lain. Terkejut memang, bahkan menganggap ini seperti nyata.
Nabilla yang saat itu memakai baju berwarna hitam dengan rambut pendek sampai leher, mulai mengeluarkan sesuatu yang cukup besar. Sebuah papan yang telah diberi kaki dibawahnya dengan ukiran kolase kertas bertuliskan dibagian tengahnya, “Hi, my name is Nabilla!” dengan kumpulan foto-foto dan tempelan catatan-catatan kecil berwarna kuning semakin menghiasi papan tersebut. Entah apa isinya, mungkin akan digunakan sebagai kado untuk orang lain.
Tak lama benda itu saya pandang, Nabill pergi dengan membawa papan itu kesuatu tempat dan meninggalkan saya sendiri ditengah-tengah café anak gaul tersebut. Sambil memberikan ponsel Samsung S3 miliknya, bermaksud untuk dititipkan kepada saya, Nabill pun pergi.
Penasaran dengan gallery foto yang terdapat diponsel itu, dengan mudah saya buka dan mulai memperhatikan gambar-gambar yang ada disana. Banyak foto tidak saya rekam jelas dipikiran, karena memang gelap dan tidak jelas. Namun ada satu foto yang membuat saya tertarik dan terkejut melihatnya yaitu foto laki-laki sebaya, memakai jaket berwarna merah dan rambut setengah putih. Yang ternyata setelah rotasinya saya perbaiki dan semakin diperhatikan ternyata dia adalah sahabat baik saya yang lain, ya dia adalah Kiki Rizki dengan tampilan yang berbeda.
Melihat foto itu, tersadar saya sudah ditinggalkan cukup lama oleh Nabilla dan sesegera mungkin saya mencari jejaknya. Kerumunan anak gaul yang sedang duduk-duduk, makan, ngobrol dan berkumpul saya lewati hanya untuk menemukan Nabill. Ditengah pencarian, beruntung saya mendengar suara yang tidak asing dengan lawan bicaranya, Nabilla dan Kiki.
“Bill, sebenarnya gua malu”
“Tapi lo keren banget Ki, perfect!”
“Oke, tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Btw, makasih buat ini” (sambil menerima papan yang dibawa Nabilla)
“ya sama-sama”
Ternyata benar insting saya, bahwa benda tersebut dipersiapkan untuk diberikan kepada orang lain. Perlahan saya menghampiri dan melihat dengan jelas penampilan Kiki yang sangat berbeda dari biasanya. Lama saya memandanginya, tiba-tiba saya masuk dunia mimpi yang lain. Saya melihat Kiki berperan langsung dalam sebuah film residen evil 4 seperti game PS 2, yang berperan sebagai Leon. Tak lama dia berubah menjadi Spiderman yang bertarung melawan Sandman (bahkan lebih mirip mummy yang tulang rusuknya mulai keropos) di saluran air. Lucu memang, cukup lama saya menonton film aneh tersebut sampai akhirnya Spiderman menang.
Apakah cukup sampai disitu?
Ternyata tidak, saya kembali pada posisi sebelum menonton film, bertiga dengan Kiki dan Nabill. Kehadiran Sofi dan Dama telah saya tunggu-tunggu akan tetapi mereka tidak juga hadir ditengah-tengah kami. Tak ingin kehilangan momen tersebut, Nabill berinisiatif mengajak kami berfoto-foto ditempat tersebut. Konon Nabill bilang itu “di Sentul,” ya karena saya tidak tahu terpaksa saya mengiyakan.
Sebelum pergi, saya dan Kiki berwudhu terlebih dahulu dengan alasan “kita belum shalat, cari tempat lain yang sepi untuk shalat,” ucap Kiki. Kemudian kami pergi ketempat yang cukup tinggi, naik keatas tangga menara komunikasi dan berdiri diatasnya. Tegang, sejuk dan terkesan mustahil bagi teman-teman yang membacanya.
Nabill dan Kiki sepakat memakai sepatu bertali, sedangkan saya memakai sandal jepit carvil berwarna hijau tua dan hitam milik Aajim. “Kok curang, kalian mah pake sepatu!” teriak saya kepada Nabilla dan Kiki. Takut memang, tapi itu semua sangat mengesankan. Tidak jarang saya terbangun dan tidur kembali karena ketakutan, sekaligus merasakan bahwa jantung seolah copot dari dalam dada ini.
Ketika hendak melanjutkan perjalanan, saya diingatkan oleh seseorang yang katanya ada anak yang ikut bersama saya dan tertinggal dibawah, dia adalah Mas Odi, salah satu murid ABK saya disekolah yang takut akan ketinggian. Merasa bahwa Mas Odi tidak saya ajak dari awal, seketika Mas Odi diajak pulang oleh orang lain.
Saya merasa bersalah terhadap pulangnya Mas Odi namun tetap merasa bahwa hari itu adalah khusus untuk saya. Ini adalah “hari special,” berharap tidak mendapatkan kejanggalan lagi kedepannya, karena saya terus menikmati hari itu.
Angin kencang meniup dari segala arah dan jembatan kayu berada diatas ketinggian membuat saya semakin penasaran akan tempat tersebut. Belum selangkahpun berjalan, tiba-tiba ada Papa Alif yang memotret saya dari kejauhan. Nabilla yang posisinya masih dibawah, mengingatkan bahwa disebelah saya ternyata ada Alif yang sedang berdiri. Foto sebentar, perjalananpun dilanjutkan. Kiki memimpin barisan yang diikuti oleh saya, Alif, papa Alif dan nabilla.
Ada raut muka yang kurang senang saat itu, Nabilla merasa bahwa ini adalah hari FRIEND, merasa canggung dengan kehadiran orang lain disekitarnya. Tiba-tiba Nabilla pergi menghindar yang terus dikejar oleh semua. Entah mengapa, kecepatan lari saya berkurang dan tertinggal jauh dari rombongan.
Melewati tangga besi yang melingkar turun, juga taman bunga-bunga yang penuh warna. Saya merasa bahwa mereka akan mampir ke salah satu pondok/penginapan yang berada disana bersama dengan Alif, akan tetapi saya terus tertinggal hingga akhirnya saya harus melompati batu-batu besar dihalaman penginapan yang dibawahnya ada air seperti rawa bentuknya.
Fokus saya mencari batu yang bisa diinjak, terlihat disana ada Ichi (keyboardis skylife) yang tiba-tiba menyapa diteras penginapan. Tidak sempat melakukan percakapan, saya melanjutkan perjalanan yang seketika terdengar bunyi benda jatuh. Ternyata itu adalah dompet coklat milik saya dengan tali hitam bertuliskan ‘sekolah alam bogor’ yang merupakan tali gantungan untuk idcard SDM.
Entah arah mana yang saya lalui, tiba-tiba menjelang maghrib saya sudah sampai diteras rumah. Motor revo sudah tersimpan dirumah, padahal seharusnya masih berada dirumah Alif karena waktunya belum selesai. Ibu yang keheranan, bertanya kepada saya,
“kok geus uih? Lainna masih di Alif keneh? (kok sudah pulang? Bukannya masih dirumah Alif?)”
“Abis main sama Nabill dan Kiki, ga tau atuh, kasih kejutan mah engga tapi malah jalan-jalan.”
“Nah, rerencangan ayeuna dimana?”
“Ketinggalan Mah, capek ngejarnya. Udah deuh, mau istirahat dulu” (sambil masuk ke kamar dan segera mengambil posisi tidur seperti biasa)
***
Tiba-tiba mata saya terbuka dan merasa tidak bisa tidur meskipun sudah dipaksakan. Melihat ponsel masih digenggaman tangan (saya kira sudah terjatuh karena mengigau) saya segera bangun dan menyalakan lampu. Cerita yang masih hangat itu pun, segera saya tuliskan sampai saat ini pukul 01.00 malam, dihari Selasa tanggal 10 Juni 2014.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar