Tarawih hari ke-2
Ahad, 29 Juni 2014
Mesjid Daruttamam BTN blok H
Ust. …… (berkacamata)
Berbicara
tentang bulan Ramadhan, sudah kita ketahui sebelumnya bahwa Ramadhan merupakan
bulan suci yang penuh berkah. Ada nilai pahala yang tidak bisa kita hitung jumlahnya
dan samasekali tidak dapat diprediksikan oleh manusia dimanapun berada. Oleh
karena itu, isilah Ramadhan ini dengan segala kegiatan baik yang disertai
dengan “keikhlasan” dan “mengharapkan ridha Allah swt.” jangan sampai
terlewatkan begitu saja.
Dalam bulan
Ramadhan, banyak sekali manfaat dan kebaikan yang disetiap waktunya. Hanya
dibulan Ramadhan ini Allah membuka semua pintu surge, menutup semua pintu
neraka, dijabah do’a-do’a hambaNya, mengampuni kesalahan dan dosa terdahulu.
Nafasnya adalah zikir, perkataan dan ucapan adalah do’a bahkan tidurnya orang
yang berpuasa merupakan sebuah ibadah. Luar biasa bukan!
Melihat
sejarah yang pernah dialami Rasulullah saw., perang Badar terjadi dibulan
Ramadhan. Islam dimenangkan oleh Allah swt untuk memenuhi janjiNya melawan kaum
kafir Quraisy, padahal waktu itu Islam dalam keadaan hina (jumlah pasukan 313
menghadapi musuh ribuan prajurit). Berkat do’a Rasulullah saw yang dijabah
Allah swt, Alhamdulillah Islam mendapatkan kemenangan.
Infak,
shadaqah dan zakat yang kita keluarkan dibulan ini segera dilipat-gandakan
jumlahnya oleh Allah swt. Segala kemuliaan diberikan kepada orang-orang yang
melaksanakan ibadah (shaum, tarawih dan lainnya) dibulan Ramadhan.
***
Suatu hari
dizaman Rasulullah saw. ada seorang kakek-kakek berjanggut panjang yang dapat
ke mesjid untuk melakukan ibadah, seketika Rasulullah saw. bersabda kepadanya,
“dialah ahli surge.” Kejadian ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut dan
selama itu pula Rasulullah saw mengatakan hal yang sama sebanyak 3x, sehingga
membuat penasaran salah satu sahabatnya, yaitu Umar bin Khattab.
Menyengaja
Umar pergi kerumah kakek tersebut dan tinggal bersamanya selama 1 minggu penuh
sambil memperhatikan gerak-gerik dan kegiatannya dari bangun tidur sampai menjelang
tidur. Herannya, ia tidak mendapati kakek tersebut berpuasa, shalat tahajud
secara rutin, berinfak-shadaqah dalam jumlah yang besar, dan tidak melihat
keistimewaan lain yang ada pada diri kakek tersebut. Hingga akhirnya Umar
bertanya kepada kakek tersebut dan mendapati jawaban, “tidak ada yang istimewa
dalam ibadahku, hanya saja aku tidak ingin kehilangan amal baik harian yang
telah aku lakukan dengan menghapuskan segala kedengkian yang masih melekat
terhadap orang lain sebelum tidur.”
Lantas
masihkah kita mau melewatkan bulan Ramadhan ini dengan hal yang sia-sia?
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar