Kamis, 26 Juni 2014

Liqo mingguan kang Cipto ahad, 30 maret 2014 tentang jin



Liqo mingguan kang Cipto
Ahad, 30 maret 14 @ Mesjid Raya Bogor
“tentang jin”

Muhtawa: larangan berhubungan dengan jin
Dalam Al-Qur’an surat Adz Dzariyat: 56 dijelaskan bahwa penciptaan semua makhluk (manusia dan jin), nyata maupun ghaib yaitu untuk beribadah kepada Allah swt. Termasuk didalamnya makhluk Allah yang lain seperti hewan dan tumbuhan, semuanya mempunyai cara tersendiri untuk melakukan ibadah.

Jin yang solih, ketika Rasulullah saw sedang melakukan kajian dengan para sahabatnya, turut mendengarkan dari atap rumah untuk mendapatkan ilmu/informasi sekaligus bentuk amal ibadah yang mereka perbuat. Walaupun berbeda dimensi, kita harus tetap saling menghormati, minimal dengan tidak mengolok-ngoloknya, kabar-shadiq(riwayat & informasi yg shahih).

Ada syarat yang perlu dipersiapkan agar jin dapat berhubungan dengan manusia, surat Al Jin: 26-28 yang artinya sebagai berikut

26. (dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
27. kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
28. supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

Selain Rasul yang diridhai Allah swt untuk berhubungan langsung dengan jin, maka yang lain adalah perbuatan yang sebenarya tidak diridhai Allah swt. Adapun jin yang dapat menampakkan wujudnya, membutuhkan banyak energi untuk dapat menyerupai bentuk yang kasat mata (dapat dilihat oleh manusia).

Ilmu Allah yang disampaikan kepada Rasul tidak diberikan begitu saja untuk diperdengarkan kepada Jin, melainkan dengan penjagaan malaikat dari arah depan dan belakang agar mereka memahami apa-apa yang telah disampaikan.

Cirri-ciri Jin:
·         Jin diciptakan dari api dan diciptakan sebelum manusia ada (HR. Muslim)
·         Jin dapat berkembangbiak dan berketurunan. Dalam surat Al Kahfi ayat 50 diterangkan dengan kalimat “dan turunan-turunannya” yang menandakan bahwa manusia dan jin dapat bekembang biak. 

50. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.
[884] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

·         Jin dapat melihat aktifitas manusia, sedangkan manusia tidak dapat melihat yang ghaib. Diterangkan dalam surat Al A’raaf ayat 27:

27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

·         Ada Jin yang beriman dan ada juga yang kafir karena pada dasarnya Jin juga diberikan ‘irada’ (kehendak) dan hak untuk memilih seperti manusia (antara kebaikan dan keburukan).

Tidak ada satupun didunia ini yang dapat mengendalikan Jin, kecuali Nabi Sulaiman as dalam do’anya (permohonan kepada Allah) dalam surat Shaad ayat 35, yang merupakan salah satu keistimewaan utusan Allah terhadap yang lain.

35. ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar