Pengajian bulanan SDM SALAM
Jum’at, 13 Maret 2015
Oleh : Ust. Muhajjir Al-Kautsar
“Tanda-tanda orang yang
frustasi/sedih”
1.
Lupa akan dosa
Pernah suatu hari Usamah bin Zaid duduk di teras depan rumah
Rasulullah saw., menunggunya dari pagi sampai petang. Setibanya Rasulullah saw.
pulang dari hajatnya, beliau seketika dipeluk oleh Usamah dan sampai
mengeluarkan air mata kegalauan. Rasulullah saw. memahami apa yang sedang
dialami oleh Usamah meskipun tidak ada kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Usamah.
Sahabat Rasulullah saw. melakukan hal seperti itu hanya untuk meluapkan emosinya
dan membahasi pipinya dengan air mata karena ‘khawatir air matanya telah kering’ (keringnya air mata=tidak
mengingat dosa).
Terkadang kita pernah melamun dan melihat kehidupan disekeliling
kita. Bahkan terbesit dalam hati kita mengatakan “betapa untungnya hidup
menjadi seekor kucing yang tidak akan pernah diukur amalannya diakhirat kelak.”
Hal seperti inilah yang dapat melalaikan manusia dari dosa-dosanya, membandingkan
suatu perkara yang memojokkan dirinya sendiri.
Lupa akan dosa merupakan salah satu ciri orang yang akan bersedih
hati, sengsara, frustasi dan gagal dalam menjalani kehidupan. Lebih parah lagi kalau melakukan
pengulangan dosa serupa. Jangan sampai penyesalan kita lakukan diakhirat. Hanjakal-kaduhung,
selalu datang diakhir, bukan diawal.
Pernahkah kita melakukan sebuah diskusi dengan anggota tubuh
kita? untuk mengingat-ngingat dosa yang pernah kita lakukan. Misal dengan kaki
kita sendiri, “Hei kaki, mohon maaf ya kalau selama ini saya telah melakukan
dosa kepadamu, mengajakmu berjalan ketempat yang dilarang Allah swt.” dan juga
bagian-bagian tubuh yang lain. Ajak mereka
(bagian tubuh) untuk ngobrol,
terutama tentang semua dosa yang pernah kita lakukan. Hal ini bertujuan
untuk mengingat dosa (yang merupakan kebalikan dari point pertama).
“Semua keburukan kita pasti dicatat oleh
malaikat, sedangkan amal baik kita belum tentu diterima Allah swt.”
Rasulullah saw., seseorang yang merupakan kekasih Allah swt.,
ketika ditanya oleh Allah swt., “Siapa dirimu yang Rasul?” beliau menjawab, “Saya
hamba-Mu yang penuh dosa.” BAYANGKAN, orang se-level Rasulullah saw. saja
mengakui dirinya penuh dosa padahal beliau sudah dijamin masuk kedalam surga. Lantas
bagaimana dengan kita?
Tahajud sekali langsung update status, “bangga ih, sesuatu
banget sholat malam!” ini kah perilau seorang muslim? No! Janganlah kita umbar
kebaikan kita kepada orang lain. Ingat! Amal kebaikan kita belum tentu diterima
Allah swt.
Sekecil apapun amalan, lakukanlah kalau memang hal itu baik. Sekalipun
perintahnya tercatat dalam hadist yang dhoif, itu lebih baik ketimbang kita
harus mendengarkan perkataan orang lain yang berdasarkan nafsunya (levelnya
bukan hadist). Yang terpenting, kalau ingin bahagia ingat Al-Qur’an dan Hadist.
Lebih baik lagi kalau suatu amalan itu dilakukan secara
bersamaan. Lihat jari-jari tangan kita! Anggap Jempol ini merupakan Direktur, Telunjuk
ini Menejer, Jari Tengah ini Kesiswaan, Jari Manis ini Guru dan Kelingking
adalah OB. Kesemuanya akan bermanfaat
kalau kita menggunakan semua elemen (bekerja sama). Tidak mungkin kalau
sekiranya kita menjinjing beban hanya dengan jempol.
Ada
2 perkara yang dapat menjatuhkan manusia dihadapan Allah swt.:
a.
Memandang remeh/rendah
orang lain
Ada
banyak cara seorang manusia memandang remeh orang lain, dan yang paling sering
adalah “tatapan yang sinis.” Mensipitkan mata, mengkerutkan bibir, dan
memandang orang lain dengan kedengkian. Semua diawali oleh MATA, oleh karena
itu JAGA PANDANGANMU!
Pernah
ada seorang ustad yang diremehkan hanya karena salah membaca tajwid. Hanya karena
satu kesalahan kecil, orang lain yang menganggapnya remeh langsung enggan
melakukan pengajian. Beragam alasan bermunculan hanya karena meremehkan orang
lain. Jangan sampai kita melakukan hal seperti itu.
b.
Membanggakan dosanya
Nabi Musa as. pernah mendapatkan kesempatan melakukan
obrolan/diskusi dengan syaithan. Nabi Musa bertanya, “kondisi seperti
apa/perbuatan apa yang membuat manusia menjadi anak buah syaithan?” Kemudia
syaithan menjawab, “ketika manusia bangga dengan dosa yang dilakukannya.”
Disebuah kampung, pak ustad pernah mengisi pengajian dan
jamaahnya sepi. Mengapa? Hal ini disebabkan karena ada 2 kubu/aliran pengikut
ustad setempat dengan masing-masing jamaahnya yang saling membanggakan dirinya.
Hanya karena takut kehilangan jamaah, kedua ustad saling bertengkar
memperebutkan jamaah. Sungguh keadaan yang sangat ironi.
“terkadang kesuksesan kita menghantarkan kita
pada dosa-dosa yang lain.”
2.
Selalu mengingat kebaikan,
Hati-hati dikhususkan kepada ibu-ibu karena hal ini lebih sering
terjadi di golongan akhwat. Misal dalam sebuah pengajian bulanan, datang
membawa kue dan makanan dengan riang gembira, namun karena tidak ada/lupa ucapan
terima kasih dari teman-temannya (ingin mendapat pujian), seketika langsung
mengomel dan marah-marah (menjadi cuka-biang).
Atau orang-orang yang selalu mengatakan, “itu tuh! Karena kebaikan
saya dia jadi kaya gitu!” Hm… Padahal kita tidak diperkenankan
mengungkit-ngungkit kebaikan kita. Biarkan itu menjadi sebuah amal, dan cari
kembali amal kebaikan yang baru agar timbangan amal baik kita bertambah
diakhirat kelak.
3.
Melihat orang yang lebih unggul secara materi/duniawi
Hidup ini sederhana, hanya saja kita yang menjadikannya kusut
berjelimat. Jangan kita iri terhadap orang lain yang status sosialnya lebih
tinggi dari kita, meskipun menggunakan Honda Jas (naik motor Honda pakai jas),
harus kita syukuri. Pilih mana? Kaki atau Mobil? (hanya boleh 1 pilihan).
“kita diciptakan bukan untuk melihat kesuksesan
orang lain, tapi menciptakan kesuksesan dengan tangan sendiri.”
4.
Melihat orang lain yang minimalis ibadahnya
Bahagia & derita kita yang membuat. Buatlah akses kebahagiaan
dengan mengagungkan kebesaran Allah swt. dalam diri ini. Fokuslah terhadap
apa-apa yang kita miliki. “Half Empty half Full.” Orang yang
mengeluh melihat isi gelas setengah kosong, orang yang bersyukur melihat isi
gelas setengah terisi.
“Jangan pensiun menjadi orang baik & jangan kalah kalau orang lain
mencibir kebaikan kita.”
*Semoga bermanfaatM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar