Workshop SDM SALAM
Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh : Bu Diena Syarifa
***”PENILAIAN
OTENTIK”***
Tilawah oleh pak Anas (surat Al Baqarah), mengenai
status orang buta, tuli dan bisu itu berbeda dengan orang yang memiliki
penglihatan, pendengaran dan lisan yang normal. Pemisalan tersebut diibaratkan
untuk perbandingan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. “Pak
Anas”
Manusia diciptakan dengan kemampuan yang
berbeda-beda (unik). Kemampuan/potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut
harus digunakan sebaik mungkin dengan diiringi oleh akhlak. Potensi tanpa
akhlak, layaknya seorang koruptor. Begitupun sebaliknya, akhlak tanpa potensi
maka tidak dapat memberikan manfaat yang besar untuk orang lain. Keduanya harus
berjalan berimbang/bersamaan. “Pak Okwan-MC”
Akhlak dan ilmu adalah sesuatu yang dinamis. Ilmu
diberikan dari Allah untuk manusia gunakan didunia demi mencapai hasil yang
baik diakhirat. Oleh karena itu konfersikan ilmu kita dalam berupa amal (ladang
kebaikan kita) terutama dengan teman-teman kecil kita dikelas. Semoga
bermanfaat. “Opening Bu Diena”
***
Adikasimba??? (sejenis 5W+1H) yaitu akronim kata tanya: APA,
DIMANA, KAPAN, SIAPA, MENGAPA & BAGAIMANA. Adapun uraiannya dengan
kurikulum, yaitu:
·
KTSP menggunakan pertanyaan “ADIKASI” (cenderung
jawaban singkat)
·
Kurikulum 2013 menggunakan “MBA” (ragam uraian,
pendekatan ilmiah)
Kondisi negeri ini sedang labil, dalam 1 semester kemarin kita
banyak melihat penggunaan kurikulum yang beragam. Oleh karena itu, kita sebagai
guru yang kreatif diusahakan mampu memberikan warna efek yang baik saat
mengajar. Gunakanlah pendekatan ilmiah (kurikulum 2013) dengan pertanyaan “Mengapa dan Bagaimana,” untuk
mengembangkan wawasan anak dari segala sumber.
LEARNING IS FUN…
Mari kita bersama-sama membuat SAB ini menjadi sekolah yang fun,
sekolah tidak hanya untuk mengambil gelar/ijazah. FUN disini dalam konsep yang
benar (sesuai dengan koridornya). Bagaimana caranya?!
Kunci pembelajaran menyenangkan (apapun kurikulumnya) ada 3:
1.
Kontekstual
2.
Guru menguasai strategi (ada >200 item cara
pendekatan scientik/ilmiah)
3.
Menggunakan penilaian otentik
Apa yang akan anak pikirkan ketiak seorang guru membawa sebuah 1
benda telpon kuno-jadul (tuts angka diputar) dalam keadaan rusak? Untuk
belajar? Untuk bermain? Untuk menelepon? Pasti beragam pertanyaan dari anak
muncul untuk memenehui rasa keingintahuannya. Dari benda tersebut, kita bisa
menjelaskan tentang Graham Bell, masa lalunya yang “disleksia,” sampai
kronologi munculnya ponsel/HP.
Begitulah cara belajar yang kontekstual,
membawa sesuatu, membuat pertanyaan yang berkaitan (MBA), dan menjelaskan
sesuai dengan kebutuhan anak. Teman-teman sudah mempunyai basic untuk membuat
anak menjadi senang terhadap pelajaran, tinggal kita perbaiki caranya dan
cintailah prosesnya.
Workshop
Authentic Assessment
Penilaian otentik terdiri dari 3 perangkat yaitu
·
Lingkaran Hijau Besar: MODEL (sprt bngun
rumah:mnmlis/klasik) Lgkran hijau besar-
·
Lingkaran Merah Sedang: JENIS/TEKNIK
·
Lingkaran Hitam Kecul: INSTRUMEN ALAT
Model penilaian Standar (S) dan Otentik (O) memiliki perbedaan
yaitu:
S : Abstrak, konten masalah tidak nyata.
Misal: 10-3=... (hanya berpengaruh 20%)
O : Konkrit, konten masalah nyata. Misal:
“Disebuah kandang ada 10 ekor ayam mati 3 ayam? Tinggal berapa ekor ayam yang tersisa?”
dari soal tersebut anak belajar berbahasa sekaligus diantaranya: mencerna,
memahami dan membaca.
S : Penilaian hanya pada akhir periode
pelajaran (kalau bisa hilangkan, tidak perlu ada UTS kalau penialaiannya bisa
dilakukan setiap hari).
O : Berkesinambungan (berbasis
proses-penilaian harian), seperti yang sudah dilakukan di Jepang dan Finlandia.
S : Biasanya hanya merefleksikan 1
kompetensi saja yaitu Pengetahuan
O : Refleksi 3 kompetensi, yaitu SIKAP, PENGETAHUAN, KETERAMPILAN. Bisa
dinilai ketiganya, tergantung alat yang digunakan. Termasuk penilaian maple
matematika, qiro’aty dan lainnya.
S : Hanya menggunakan 1 jenis penilaian ,yaitu
tes
O : Menggunakan berbagai jenis penilaian
(worksheet, portofolio, alat, dsb.)
S : Menggunakan kriteria tunggal, misal:
benar/salah
O : Menggunakan kriteria majemuk dalam
penilaian
S : Laporan selalu berbentuk angka
O : Biasanya laporan berbentuk narasi.
(usahakan dalam hal ini guru mengecek tiap anak-individual. 1x kesalahan bisa
berakibat fatal).
OUTPUT PENILAIAN OTENTIK:
·
Pengetahuan :
tes tertulis & tes lisan
·
Keterampilan :
Performance, Project, Product & Portofolio
·
Sikap : Penilaian sikap oleh guru, oleh
diri sendiri, antar teman & jurnal catatan
Mana yang kita gunakan? Cari yang urgent/penting, tidak perlu
memaksakan dalam 1 aktifitas mencakup 3 penilaian. Misal: outbound hari pertama
penilaian sikap, pertemuan selanjutnya keterampilan dan seterusnya. Bisa saja
dilakukan ketiganya tetapi butuh effort
yang lebih (kalau muridnya banyak).
Situasi saat ini, pemerintah yang bersikap sedikit liberal
hendak menghilangkan K-1 dengan sikap nasionalis, bukan dari Al-Qur’an dan
hadist. Oleh karena itu kita harus berani bersikap mencantumkan nilai sikap
dalam setiap penilaian kita terhadap anak.
Jenis/teknik
Pengerahuan : 2T (tes tertulis
& tes lisan/paper pen), ulangan harian, ulangan tengah semester,ulangan
akhir semester, ulangan tahunan.
Penugasan
tugas mandiri :PR, LKS, latihan soal
buatan guru
Tes
tulis :
menjodohka, uraian, PG, isian singkat
Lisan : kata, frase,
kalimat maupun paragraf, hafalan
Keterampilan
4P
1.
Performance (unjuk kerja) : diskusi, strategi presentasi, sosio drama, dll.
2.
Proyek :
riset ilmiah, karya ilmiah, investigasi, perencanaan, pelaksanaan pelaporan
3.
Produk : novel, cerpen
4.
Portofolio (sebaiknya dibuat oleh siswa sendiri dengan
format guru & sesuai jenjang kelas, sistematis & terorganisasi dalam kurun
waktu tertentu).
Di salah satu sekolah di Jawa Timur, rapot hanya
menggunakan portofolio siswa. Sewaktu ada seorang murid pindah ke Sydney,
gurunya menerima anak tersebut dengan bukti yang nyata yaitu portofolio. Bagi
Sydney, rapot angka kurang begitu berpengaruh. Mungkin saja angka 8 di
Indonesia berbeda dengan diluar negeri, alhasil anak tersebut diterima bersekolah
di Sydney.
Sikap
Guru :
Penilaian oleh guru :
dilakukan semua level
Penilaian diri sendiri :
SMP kelas 3 dan SMA
Penilaian antar teman :
SMP kelas 3 dan SMA
Jurnal catatan :
dilakukan semua level
Kisah
Mrs. Thompson
Seorang guru yang menilai salah satu muridnya anak nakal
sehingga anak tersebut merasa dibedakan dengan yang lain. Setelah dikroscek
berdasarkan laporannya, ternyata hal tersebut dikarenakan konflik internal yang
terjadi pada keluarganya. Anak tersebut berubah sejak ibunya sakit keras dan
meninggal dunia.
Setelah Mrs. Thompson menyadari hal tersebut, ia merasa bersalah
dan menjadikan dirinya seperti ibu dari anak tersebut (lupa namanya).
Menggunakan gelang bekas dan parfum sisa milik ibunya hadiah natal, membuat
Mrs. Thompson berubah total dan akhirnya ia membedakan anak tersebut dengan
anak yang lainnya (menjadikannya murid kesayangan). Setelah lulus, anak
tersebut terus memberikan surat kepada guru favoritnya tersebut. Sampai
akhirnya ia hendak melakukan pernikahan, Mrs. Thompson diminta untuk menjadi
wakil orang tua dari murid tersebut.
Instrument
alat/penilaian otentik:
·
Skor: Suplai jawaban, menggunakan kriteria tunggal,
isi laporan dalam bentuk angka, tidak harus kenal dengan guru
·
Obsevasi atau pengamatan
Ø
daftar periksa/checklist (untuk menentukan sikap,
SUDAH/BELUM)
Ø
skala penilaian/rating scale (minimal menggunakan 3
point, TIDAK PERNAH/KADANG-KADANG/SELALU)
Ø
rubrik penilaian (dibuat dengan mempertimbangkan
berbagai aspek penilaian, berdasarkan pengalaman dan pengamatan, ada skor
ketuntasan dan penilaian deskriptif) –DIBANTU/DIARAHKAN/DIINGATKAN/MANDIRI
semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar