Selasa, 03 Maret 2015

Workshop Penilaian Otentik 2015

Workshop SDM SALAM
Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh    : Bu Diena Syarifa

***”PENILAIAN OTENTIK”***

Tilawah oleh pak Anas (surat Al Baqarah), mengenai status orang buta, tuli dan bisu itu berbeda dengan orang yang memiliki penglihatan, pendengaran dan lisan yang normal. Pemisalan tersebut diibaratkan untuk perbandingan antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. “Pak Anas”

Manusia diciptakan dengan kemampuan yang berbeda-beda (unik). Kemampuan/potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut harus digunakan sebaik mungkin dengan diiringi oleh akhlak. Potensi tanpa akhlak, layaknya seorang koruptor. Begitupun sebaliknya, akhlak tanpa potensi maka tidak dapat memberikan manfaat yang besar untuk orang lain. Keduanya harus berjalan berimbang/bersamaan. “Pak Okwan-MC”

Akhlak dan ilmu adalah sesuatu yang dinamis. Ilmu diberikan dari Allah untuk manusia gunakan didunia demi mencapai hasil yang baik diakhirat. Oleh karena itu konfersikan ilmu kita dalam berupa amal (ladang kebaikan kita) terutama dengan teman-teman kecil kita dikelas. Semoga bermanfaat. “Opening Bu Diena”

***
Adikasimba??? (sejenis 5W+1H) yaitu akronim kata tanya: APA, DIMANA, KAPAN, SIAPA, MENGAPA & BAGAIMANA. Adapun uraiannya dengan kurikulum, yaitu:
·        KTSP menggunakan pertanyaan “ADIKASI” (cenderung jawaban singkat)
·        Kurikulum 2013 menggunakan “MBA” (ragam uraian, pendekatan ilmiah)
Kondisi negeri ini sedang labil, dalam 1 semester kemarin kita banyak melihat penggunaan kurikulum yang beragam. Oleh karena itu, kita sebagai guru yang kreatif diusahakan mampu memberikan warna efek yang baik saat mengajar. Gunakanlah pendekatan ilmiah (kurikulum 2013) dengan pertanyaan “Mengapa dan Bagaimana,” untuk mengembangkan wawasan anak dari segala sumber.
LEARNING IS FUN…
Mari kita bersama-sama membuat SAB ini menjadi sekolah yang fun, sekolah tidak hanya untuk mengambil gelar/ijazah. FUN disini dalam konsep yang benar (sesuai dengan koridornya). Bagaimana caranya?!
Kunci pembelajaran menyenangkan (apapun kurikulumnya) ada 3:
1.      Kontekstual
2.      Guru menguasai strategi (ada >200 item cara pendekatan scientik/ilmiah)
3.      Menggunakan penilaian otentik
Apa yang akan anak pikirkan ketiak seorang guru membawa sebuah 1 benda telpon kuno-jadul (tuts angka diputar) dalam keadaan rusak? Untuk belajar? Untuk bermain? Untuk menelepon? Pasti beragam pertanyaan dari anak muncul untuk memenehui rasa keingintahuannya. Dari benda tersebut, kita bisa menjelaskan tentang Graham Bell, masa lalunya yang “disleksia,” sampai kronologi munculnya ponsel/HP.
Begitulah cara belajar yang kontekstual, membawa sesuatu, membuat pertanyaan yang berkaitan (MBA), dan menjelaskan sesuai dengan kebutuhan anak. Teman-teman sudah mempunyai basic untuk membuat anak menjadi senang terhadap pelajaran, tinggal kita perbaiki caranya dan cintailah prosesnya.
Workshop Authentic Assessment
Penilaian otentik terdiri dari 3 perangkat yaitu
·        Lingkaran Hijau Besar: MODEL (sprt bngun rumah:mnmlis/klasik) Lgkran hijau besar-
·        Lingkaran Merah Sedang: JENIS/TEKNIK
·        Lingkaran Hitam Kecul: INSTRUMEN ALAT
Model penilaian Standar (S) dan Otentik (O) memiliki perbedaan yaitu:
S          : Abstrak, konten masalah tidak nyata. Misal: 10-3=... (hanya berpengaruh 20%)
O         : Konkrit, konten masalah nyata. Misal: “Disebuah kandang ada 10 ekor ayam mati 3 ayam? Tinggal berapa ekor ayam yang tersisa?” dari soal tersebut anak belajar berbahasa sekaligus diantaranya: mencerna, memahami dan membaca.

S          : Penilaian hanya pada akhir periode pelajaran (kalau bisa hilangkan, tidak perlu ada UTS kalau penialaiannya bisa dilakukan setiap hari).
O         : Berkesinambungan (berbasis proses-penilaian harian), seperti yang sudah dilakukan di Jepang dan Finlandia.

S          : Biasanya hanya merefleksikan 1 kompetensi saja yaitu Pengetahuan
O         : Refleksi 3 kompetensi, yaitu SIKAP, PENGETAHUAN, KETERAMPILAN. Bisa dinilai ketiganya, tergantung alat yang digunakan. Termasuk penilaian maple matematika, qiro’aty dan lainnya.

S          : Hanya menggunakan 1 jenis penilaian ,yaitu tes
O         : Menggunakan berbagai jenis penilaian (worksheet, portofolio, alat, dsb.)

S          : Menggunakan kriteria tunggal, misal: benar/salah
O         : Menggunakan kriteria majemuk dalam penilaian

S          : Laporan selalu berbentuk angka
O         : Biasanya laporan berbentuk narasi. (usahakan dalam hal ini guru mengecek tiap anak-individual. 1x kesalahan bisa berakibat fatal).

OUTPUT PENILAIAN OTENTIK:
·        Pengetahuan   : tes tertulis & tes lisan
·        Keterampilan   : Performance, Project, Product & Portofolio
·        Sikap                : Penilaian sikap oleh guru, oleh diri sendiri, antar teman & jurnal catatan
Mana yang kita gunakan? Cari yang urgent/penting, tidak perlu memaksakan dalam 1 aktifitas mencakup 3 penilaian. Misal: outbound hari pertama penilaian sikap, pertemuan selanjutnya keterampilan dan seterusnya. Bisa saja dilakukan ketiganya tetapi butuh effort yang lebih (kalau muridnya banyak).
Situasi saat ini, pemerintah yang bersikap sedikit liberal hendak menghilangkan K-1 dengan sikap nasionalis, bukan dari Al-Qur’an dan hadist. Oleh karena itu kita harus berani bersikap mencantumkan nilai sikap dalam setiap penilaian kita terhadap anak.
Jenis/teknik
Pengerahuan                           : 2T (tes tertulis & tes lisan/paper pen), ulangan harian, ulangan tengah semester,ulangan akhir semester, ulangan tahunan.
Penugasan tugas mandiri       :PR, LKS, latihan soal buatan guru
Tes tulis                                  : menjodohka, uraian, PG, isian singkat
Lisan                                        : kata, frase, kalimat maupun paragraf, hafalan

Keterampilan 4P
1.      Performance (unjuk kerja)            : diskusi, strategi presentasi, sosio drama, dll.
2.      Proyek                                           : riset ilmiah, karya ilmiah, investigasi, perencanaan, pelaksanaan pelaporan
3.      Produk                                           : novel, cerpen
4.      Portofolio (sebaiknya dibuat oleh siswa sendiri dengan format guru & sesuai jenjang kelas, sistematis & terorganisasi dalam kurun waktu tertentu).
Di salah satu sekolah di Jawa Timur, rapot hanya menggunakan portofolio siswa. Sewaktu ada seorang murid pindah ke Sydney, gurunya menerima anak tersebut dengan bukti yang nyata yaitu portofolio. Bagi Sydney, rapot angka kurang begitu berpengaruh. Mungkin saja angka 8 di Indonesia berbeda dengan diluar negeri, alhasil anak tersebut diterima bersekolah di Sydney.

Sikap Guru           :
Penilaian oleh guru           : dilakukan semua level
Penilaian diri sendiri         : SMP kelas 3 dan SMA
Penilaian antar teman      : SMP kelas 3 dan SMA
Jurnal catatan                   : dilakukan semua level

Kisah Mrs. Thompson
Seorang guru yang menilai salah satu muridnya anak nakal sehingga anak tersebut merasa dibedakan dengan yang lain. Setelah dikroscek berdasarkan laporannya, ternyata hal tersebut dikarenakan konflik internal yang terjadi pada keluarganya. Anak tersebut berubah sejak ibunya sakit keras dan meninggal dunia.
Setelah Mrs. Thompson menyadari hal tersebut, ia merasa bersalah dan menjadikan dirinya seperti ibu dari anak tersebut (lupa namanya). Menggunakan gelang bekas dan parfum sisa milik ibunya hadiah natal, membuat Mrs. Thompson berubah total dan akhirnya ia membedakan anak tersebut dengan anak yang lainnya (menjadikannya murid kesayangan). Setelah lulus, anak tersebut terus memberikan surat kepada guru favoritnya tersebut. Sampai akhirnya ia hendak melakukan pernikahan, Mrs. Thompson diminta untuk menjadi wakil orang tua dari murid tersebut.
Instrument alat/penilaian otentik:
·        Skor: Suplai jawaban, menggunakan kriteria tunggal, isi laporan dalam bentuk angka, tidak harus kenal dengan guru
·        Obsevasi atau pengamatan
Ø  daftar periksa/checklist (untuk menentukan sikap, SUDAH/BELUM)
Ø  skala penilaian/rating scale (minimal menggunakan 3 point, TIDAK PERNAH/KADANG-KADANG/SELALU)
Ø  rubrik penilaian (dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek penilaian, berdasarkan pengalaman dan pengamatan, ada skor ketuntasan dan penilaian deskriptif) –DIBANTU/DIARAHKAN/DIINGATKAN/MANDIRI

semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar