Sabtu, 10 September 2016

Cerpen 20: Baju eh Sweater aneh tapi keren dan lenyap....

Cerpen 20:
Baju aneh tapi keren

Malam itu, lagi-lagi aku bermimpi. Bukan hal yang buruk, bukan juga hal yang baik, namun menginspirasi. Tentang perjalananku bersama teman-teman kesuatu tempat, seperti apa? Mari kita simak.

Aku dan beberapa teman dekatku melakukan sebuah perjalanan ke tempat wisata yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Ada banyak pepohonan, orang-orang yang tengah foto-foto dan anak-anak yang berlari-larian kesana-kemari. Aku sendiri tidak tahu tempat apa itu, hanya bayang buram yang mengisi suasana ketika aku melihat kanan-kiri disekitarku.

Tiba waktu shalat, adzan berkumandang, tiba-tiba kami berada disebuah mall besar. Entah apa nama mall tersebut. Tepat beberapa menit sebelum kami menuju mushala, aku melihat pakaian sejenis sweater yang sangat menarik perhatianku. Warnanya abu. Tanpa melihat dan mencoba terlebih dahulu, aku langsung membelinya secara cash sesuai bandrol, Rp 140.000,-.

Aku sendiri bingung, kenapa tidak aku coba terlebih dahulu pakaian yang aku beli itu, khawatir terlalu sempit, justru tidak bisa digunakan. “Begitu cerobohnya aku! Andai aku mendengar kata-kata temanku terlebih dahulu.” Ucapku dalam hati.

Masih dibungkus rapi dalam plastik mall, belum sempat aku periksa, aku dan teman-teman langsung mengambil air wudhu dan melakukan shalat berjamaah bersama pengunjung mall yang lain. Hatiku berdebar penuh gelisah, terutama pada sweater yang aku beli dadakan tadi.

Selesai mengucapkan salam, aku berdzikir dan berdoa. Kemudian aku langsung membuka plastik sweater yang baru saja aku beli. Ketika dibuka, Alhamdulillah ukurannya pas, cocok dengan tubuhku.

Sweater abu tersebut berbahan tebal sehingga aku sedikit merasa gerah, namun tetap bangga karena pakaian itu cocok sekali dengan seleraku. Saat aku memperhatikannya lebih detail, ternyata ada sebuah kemeja yang menempel didalam sweater tersebut. Itu yang membuat kerah sweater yang aku gunakan terlihat seolah berlapis dan eyecatching saat dilihat.

Perlahan aku copot kemeja lengan panjang yang berada dibalik sweater itu untuk melihat-lihat motif yang tersembunyi didalamnya. Warna kemeja panjang itu hitam, kerah lehernya hanya setengah, hanya pada bagian kanan yang tampak, sedangkan kerah bagian kirinya merupakan lapisan dari dalam kemeja itu.

Lalu aku buka kembali untuk memastikan pakaian yang melapisi kemeja panjang itu, ternyata ada sebuah kaos putih lengan pendek dengan kerah sebelah kiri yang terjahit, berada didalam kemeja itu. Menempel. Benar-benar tumpukan yang sepadan.

Kaos itu bisa digunakan secara terpisah dari kemeja dan sweaternya, namun modelnya, dibagian leher, ada kerah sebelah kiri yang tampak. Pun dengan kemejanya, bisa digunakan terpisah namun kerahnya hanya ada dibagian kanan.

Aku beruntung bisa mendapatkan 3 pakaian tersebut dengan harga yang relatif murah. Sesampainya dirumah, aku kembali memadu-padankan ketiganya. Tak lupa aku berfoto selfie didepan cermin melihat baju baruku yang unik dan trendy. Sebagian orang mengatakan norak, tapi aku melihat dari sudut pandangku adalah hal yang jarang. Khas.

***

Puas aku memakai dan melepas pakaian itu berulang kali, tiba-tiba aku terbangun dari tidurku. Waktu sudah menunjukan pukul 04.03 WIB, alarm ponselku bordering sejak 3 menit yang lalu.

Seketika aku mencari buntalan plastik dengan harapan pakaian tersebut masih ada, bukan hanya mimpi. Namun, sayang seribu sayang. Mimpi hanyalah mimpi. Entah sweater itu akan aku miliki nantinya, atau model sweater 3 lapis itu akan menjadi ‘in’/kekinian, aku sendiri tidak begitu paham.

Meskipun hanya didalam mimpi, setidaknya aku pernah memakai pakaian yang mungkin belum pernah digunakan oleh orang lain sebelumnya. Ingin rasanya aku menggambar pakaian itu dan menjahit ke tukang jahit untuk mendapatkan pakaian yang tepat, sesuai keinginanku dalam mimpi. Ya, semoga saja.

Selesai







Tidak ada komentar:

Posting Komentar