Khutbah Shalat Idul Adha 1437 H
SMKN 2 Bogor
Ust. Harun Al-Rasyid
Senin, 12 September 2016
Idul Adha, dimulai dari sebuah peristiwa agung yang pernah
dilakukan Kekasih Allah swt., Nabi Ibrahim as. yang mendapatkan tugas untuk
menyembelih anaknya. Awalnya, para malaikat ragu akan kenabian Nabi Ibrahim as.
sekaligus julukan “Kekasih Allah swt.” karena dalam kesehariannya, Nabi Ibrahim
as bersikap seperti halnya hamba lainnya. Akan tetapi Allah swt. meyakinkan
malaikat bahwa dalam hati Nabi Ibrahim as selalu bermunajat kepada Allah swt.,
itu yang membedakannya dengan Nabi-Rasul yang lain.
Suatu hari, Nabi Ibrahim as. mendapatkan sebuah mimpi yang
dalam mimpi itu, Nabi Ibrahim as. diminta untuk menyembelih anaknya, Nabi
Ismail as. Terjadilah diskusi diantara keduanya yang diabadikan dalam ayat
Al-Qur’an. Intinya, Nabi Ismail as. yang usianya baru 7 tahun, meyakinkan
ayahnya untuk mengerjakan perintah Allah swt.
Hari eksekusipun tiba, Nabi Ismail as diikat dan ditutup
kedua matanya. Ketika hendak disembelih, Nabi Ismail as. digantikan oleh Allah
swt menjadi sebuah biri-biri (sejenis kambing/domba). Sejak saat itulah kita
merayakan hari Raya Idul Adha, atau Idul Qurban. Andaisaja dulu Allah swt.
tidak mengganti Nabi Ismail as, mungkin saat ini orang tua akan menyembelih
anaknya, wallahualam.
2 hal yang dapat kita pelajari dari kisah diatas adalah:
1. Sabar
Nabi Ibrahim as dan anaknya, Nabi Ismail as. mengajarkan kita
untuk senantiasa bersabar akan menjalankan perintah Allah swt meskipun dalam
keadaan sulit (baik materi, batin, fisik, dsb). Keduanya menjalankan predikat
ayah-anak dengan sangat baik.
2. Tawakal
Meskipun dalam kebimbangan yang luar biasa, hanya Allah swt
tempat bersandarnya para manusia. Tidak ada tempat untuk berserah diri kecuali
Allah swt. Hal ini dapat menepis bisikan setan dan keraguan dalam diri manusia.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar