Dampak Liberalisme dan Sekulerisme pada Keluarga
Sabtu, 24 Mei 2014 @Islamic Book Fair Mesjid Raya
Bogor
Ust. Ajo Bendri & ITJ
Anak alay tumbuh karena
kurangnya peran orang tua dalam membimbing anak, terutama pendidikan anak
diusia dini (sejak kecil sampai remaja). Berakibat sangat fatal untuk
pertumbuhan dan perkembangan sampai dewasa, atau bisa dikatakan sampai
‘taubat.’ Anak-anak alay yang sudah banyak disekitar kita, sangat mudah
dicekokin/dipengaruhi oleh kesesatan liberal kalau tidak didukung dengan
kondisi iman yang kuat.
Selama ini banyak orang tua yang
hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri, posisi anak hanya sebagai
pengikut orang tua. Sikap seperti ini yang membuat anak seolah menjadi minder,
seolah tak ada peran didalam keluarga. Ingat, anaklah yang menjadi korbannya.
Seharusnya orang tua selalu mengajak diskusi keluarga dan mendidik anak
diwaktu-waktu tersebut agar tidak terpengaruh pada pergaulan teman-temannya
yang mungkin akan membawanya pada kesesatan.
Libatkan anak dalam hal apapun,
misal ketika hendak membeli mobil, tentukan merk dan jenis mobilnya (sesuai
bajet yang dimiliki). Ajak anak ke dealer untuk melihat-lihat mobil yang hendak
dibeli, lalu mengajaknya mencuci bersama kendaraan tersebut. Lebih menghargai
posisi anak dan pastinya membuat anak lebih senang ketimbang tidak diajak sama
sekali.
Dalam kasus lain, ketika hendak
liburan atau dalam hal apapun, janganlah sekali-kali orang tua menjadi
otoriter. Tanyakan selalu kebutuhan dan keinginan anak, yang baik bagi kita
belum tentu baik untuk anak kita.
Ketika Nabi Ibrahim as.
mendapatkan perintah untuk menyembelih Nabi Ismail as., selalu didiskusikan
dengan keluarga terkait amanat Allah yang sangat berat itu. Tidak ada ceritanya
tiba-tiba Nabi Ibrahim as. menyembelih anaknya tanpa izin/perbincangan terlebih
dahulu.
***
Antara laki-laki dan perempuan,
jelas keduanya terdapat perbedaan. Perempuan normal dalam sehari mampu
berbicara sampai 10.000 kata yang jumlahnya jauh lebih banyak dari laki-laki.
Penanganan/cara yang diberikan untuk mendidik laki-laki dan perempuan tidak
bisa disamakan, ada porsinya untuk lak-laki dan ada juga porsi untuk perempuan.
Setiap malam mejelang tidur,
Rasulullah saw. selalu mendengarkan cerita Aisyah ra. tentang 11 orang yang
ditemuinya setiap pagi. Rasulullah saw hanya diam dan mendengarkan karena
memang kebutuhan perempuan saat bercerita adalah didengarkan. Sepintas memang
terlihat biasa saja (dalam hal mendengarkan), akan tetapi dalam hal ini
Rasulullah saw. mengajarkan kita tentang ‘kesabaran’ untuk menyikapi hal
tersebut. Bayangkan! 11 orang yang diceritakan, bukan hanya 2 atau 3 orang.
***
Orang tua yang setiap harinya
berangkat subuh pulang malam, hanya ada waktu diakhir pecan untuk keluarga
(khususnya anak), usahakan minimal untuk tidak memainkan gadget saat sedang
berkumpul. Orang tua yang baik adalah pahlawan untuk anak-anaknya.
Siapa yang paling diperhatikan
oleh anak? Ibu atau ayah? Diantara kedua orang tua, bahkan orang lain
sekalipun, orang yang paling diperhatikan oleh anak adalah orang yang menjadi
tokoh/sosok penghibur saat bangun. Koneksi pikiran anak tertuju pada siapa yang
dia lihat dipermulaan hari. Oleh karena itu, berlomba-lombalah (antara ayah dan
ibu) untuk menjadi tokoh idola pertama yang akan selalu diperhatikannya.
Kualitas hidup dipagi hari,
menentukan kegiatan/aktifitas yang dilakukan selama sehari penuh. Gembira diwaktu
pagi membuat keceriaan diwaktu siang, sore dan malam. Begitu pula sebaiknya,
perasaan negatif (cemas, marah, takut, dll) akan selalu menghantui sepanjang
hari jika dari awal sudah diberikan perasaan yang tidak menyenangkan.
Setiap kali Rasulullah saw
terbangun dari tidurnya, pertanyaan pertama yang diajukan kepada orang-orang
yang ditemuinya (keluarga dan sahabat) adalah menanyakan tentang mimpi, “Siapa
yang semalam bermimpi indah?”
Selalu seperti itu, sesuatu yang
membuat orang lain jatuh cinta/senang terhadap beliau. Pernah ada yang
menyatakan ceritanya, “aku bermimpi bahwa aku melihat langit terbelah kemudian
memancarkan cahaya yang begitu terang dari lubang besar yang dibuatnya itu lalu
aku terbang kedalamnya.”
Lantas, apa pesan Rasulullah saw? Apakah
mentertawakannya dengan cemoohan?
Beliau memuji segala bentuk
pernyataan orang lain dengan do’a yang menyenangkan hati. Beliau menjawab, “Insyaa
Allah penduduk langit (surga) rindu terhadapmu, tetaplah istiqomah terhadap
segala amalan yang sudah ada, jalan kebenaran menyertaimu untuk memperoleh surga
Allah swt.” membuat orang lain yang mendengar diskusi tersebut semakin
bersemangat didalam keimanannya. Luar biasa bukan?
Atau segera kita siasati dengan
kalimat positif setiap mimpi yang orang lain ceritakan terhadap kita. Misal ‘mimpi
dikejar anjing,’ janganlah kita menakut-nakuti dengan tahayul yang berlebihan
(hati-hati dapat sial, banyak hutang, dll.) Ganti dengan kebaikan, “anjing saja
mengejar-ngejar dalam mimpi, bisa jadi orang lain banyak membutuhkan
pertolonganmu hari ini.” Jadikan mimpi sebagai bahan diskusi, momen untuk membuat hubungan/jarak antar
personal lebih baik.
***
Orangt tua yang baik melakukan hal ini kepada
anaknya setiap hari:
1. Bertemu,
menyapa dan menanyakan kabar/hobi anak (segera cari tahu), misal dengan
membicarakan sepak bola jika anak tersebut menyukainya, atau hal yang lain.
2. Mendampingi
anak sebelum tidur, mengecup keningnya sambil mendo’akan atau memberikan
kalimat positif.
3. Membuat
anak merasa nyaman dengan cerita pengalamannya pada hari itu. Yang baik
merupakan nikmat, yang buruk kita nilai dan evaluasi.
4. Saat
dikendaraan, memberikannya nasihat/mengajak ngobrol ketimbang menikmati
perjalanan dengan duduk terdiam.
5. Makan
bersama dengan keluarga. Matikan televisi saat sedang bercengkrama, khususnya
disaat bulan Ramadhan nanti, terdapat 2 waktu makan bersama yaitu berbuka dan
sahur yang harus segera dimanfaatkan sebaik mungkin oleh orang tua, misal
dengan menceritakan kisah sahabat selama 5 menit. Pastinya dalam hal ini, anak
akan mendapatkan kebaikan, pendidikan dan kasih sayang sekaligus menghindari
anak menjadi alay.
6. Ambil
alih saat anak sedih, siapapun orangnya dialah superhero anak tersebut. Jangan berikan
kesempatan ini diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti
bandar narkoba, temen sebaya dan orang lain yang tidak dikenalnya. Banyak sekali
kejadian seperti ini (sering kita lihat dalam acara televisi/sinetron yang
merupakan adopsi dari kisah nyata).
Disamping sedih, juga
perhatikan waktu dimana anak sedang sakit, senang dan menunjukkan prestasinya. Tepuk
tangan dan kehadiran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengisi kekosongan
hatinya. Ada anak yang setiap kali performance tidak pernah bersemangat karena
pentas pertamanya orang tua anak tersebut tidak hadir. Bukan ini yang kita
harapkan.
Jangan sampai kita menjadi
seorang artis sinetron (sahabat ustad) yang mengatakan, “bapak gue 3x stroke
masih aja hidup, bolak-balik rumah sakit masih tetap bertahan.” Innalillahi,
geram mendengar pernyataan ini (mohon untuk tidak dicontoh). Hal ini disebabkan
orang tua artis tersebut jarang sekali memperhatikan kondisi anaknya sewaktu
sehat. Ingat! Penyesalan datang diakhir, optimalkan waktu anda saat ini untuk
berbuat kebaikan kepada orang lain.
Orang tua durhaka, anak tidak
boleh membalasnya. Kenapa? Karena ketaatan kepada orang tua merupakan perintah
Allah swt., dimana semua anak tidak boleh bersikap durhaka kepada orang tuanya.
Selalu maafkan dan ingatkan orang tua pada kebaikan dan jalan lurus.
Ambil contoh dari Nabi Musa as.
yang pernah bertamu kepada salah seorang umatnya. Seorang anak (tuan rumah)
yang menjamu dan mengajak Nabi Musa as. bercerita sering kali bolak-balik
kedalam rumah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setiap 5 menit sekali, dia
meminta izin sehingga Nabi Musa as. pun penasaran terhadap apa yang telah
dilakukan oleh anak tersebut. Diintipnya perilaku anak tersebut, yang ternyata
pergi kedalam untuk memberi makan babi didalm rumahnya. Babi yang merupakan
sosok orang tuanya yang telah diberi azab sehingga rupanya seperti babi. Ini adalah
salah satu amalan untuk mendapatkan pintu surge
Cara dakwah paling efektif:
1.
jangan pernah meminta (sering meminta=tidak punya harga
diri).
2.
banyak memberi kepada orang lain.
Follow @ajobendri
Ponsel: 0856-1260-778
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar