Minggu, 11 Mei 2014

Kemping SD level bawah 7-8 mei 2014



Kemping SD level bawah (kelas 1 – 3)
Rabu-kamis, 7 – 8 Mei 2014 @ Gunung Pancar

*Pak Yasir – Rabu sore mengaji
Rabu sore mengaji? Sudah lumrah bagi pak Yasir untuk memberikan, membagikan dan mengeluarkan ilmunya kepada SDM lain. Akan tetapi ada yang berbeda di hari Rabu ini, biasanya kajian ini bertempat di Diva, namun kali ini pak Yasir dalam suasana baru dan peserta baru, yaitu kemping SD level bawah, di Gunung Pancar. Apa saja yang dibahas? Check it out…
Berkaitan dengan kemping, berbicara tentang ‘gunung,’ ada sebuah gunung di zaman Rasulullah saw. yang mengajarkan kepada kita semua terutama umat muslim, yaitu kedisiplinan, ketaatan dan kepatuhan terhadap instruksi. Gunung apakah itu? Ya benar, gunung itu adalah Gunung Uhud (lebih dikenal dengan bukit Uhud) yang telah menggoreskan sejarah untuk kita pelajari.
Setelah kemenangan umat muslim atas perang Badar melawan orang-orang kafir, kembali musuh-musuh Islam merencanakan strategi perang yang lebih matang untuk mengalahkan umat muslim pada perang Uhud di bukit Uhud. Demi membalas dan menebus kekalahan yang pernah dialaminya, tidak sedikit kaum kafir quraisy kembali perang dengan umat muslim yang ternyata peperangan tersebut dimenangkan oleh umat muslimin.
Pemanah terlatih yang telah diamanatkan Rasulullah saw untuk tetap diam di pos/tempat ternyata membuat sebuah kondisi yang sangat menguntungkan untuk pasukan orang-orang beriman. Pesan Rasulullah saw begitu singkat, “janganlah kalian tinggalkan tempat ini sampai aku datang kembali untuk menyatakan kemenangan.”
Namun takdir berkata lain, kemenangan umat muslim yang hampir diraihnya begitu cepat tumbang dikarenakan pasukan pemanah umat muslim tergiur/terlena dengan ghanimah (harta perang) milik orang-orang kafir quraisy. Ada baju perang, cadangan makanan, persenjataan lengkap, kuda, unta, harta (emas) dan yang lainnya, sehingga sebagian besar pemanah meninggalkan tempat persembunyiannya untuk mengambil ghanimah tersebut.
Tidak sedikit pro-kontra yang terjadi sebelum pasukan turun bukit untuk mengambil ghanimah. Sudah banyak yang mengingatkan untuk tidak beranjak (tetap ditempat) akan tetapi ‘nafsu’ dan ‘kecerobohan’ telah banyak menyelimuti hati mereka, sehingga kondisi di bukit Uhud menjadi sepi (hanya segelintir orang/pemanah yang menjaga).
Kesempatan ini langsung diambil oleh orang-orang kafir quraisy dengan membawa kuda dan melingkar untuk menyerang pasukan pemanah muslim yang sedang lengah. Alhasil, bukit Uhud yang menjadi kunci kemenangan peperangan ini diambil alih oleh orang-orang kafir.
Banyak para sahabat yang gugur akibat peperangan ini, termasuk diantaranya Hamzah bin Abdul Muthalib yang mendapati tusukan didepan dan belakang tubuhnya. Termasuk dalam hal ini, Rasulullah saw sempat dikabarkan telah gugur dimedan perang, padahal sebenarnya itu adalah Mushab bin Umair yang menggantikan posisi Rasulullah saw demi menjaga Rasulullah saw agar tetap hidup.
Inilah dampak yang terjadi karena tidak taat terhadap instruksi dari Rasulullah saw. Dimohon kepada teman-teman semua untuk bisa menjaga sikap, mengikuti instruksi oleh panitia & PAK yang berwenang. Diharapkan kerjasamanya agar acara ini tetap berjalan dengan lancar sampai selesai.
(dilanjutkan dengan shalat Maghrib-Isya jama taqdim, keringan shalat untuk perjalanan jauh seperti ini. Alhamdulillah hujan turun dirakaat terakhir shalat Maghrib berjamaah, sehingga Isya dilanjutkan di tenda masing-masing.)

*Pak Arief – Mutiara subuh
“Cung, siapa yang senang bersepeda?”
Pak Arief memulai kajiannya dengan pembawaan yang rileks dan santai didalam sebuah aula cukup besar di Gunung Pancar, dihadapan jamaah subuh teman-teman SD level bawah yang sedang mengikuti kemping sejak hari Rabu (7/5) kemarin.
“Pernahkah teman-teman menggowes sepeda berkeliling provinsi (Jawa Barat) selama 11 hari tanpa ditemani siapa pun?”
Kembali pertanyaan yang membuat pendengar tercengang dan semakin asik untuk mendengarkan cerita dari pak Arief. Bersepeda keliling Jawa Barat selama 11 hari hanya untuk mencari pengalaman dan silaturahim dengan rekan-kerabat pak Arief? Hmm, yuk kita simak!
Berawal dari niat dan tekad yang bulat demi tercapainya impian untuk bisa goes keliling Jawa Barat merupakan salah satu target pak Arief yang sudah sejak lama dituliskannya. Perjalanan luar biasa ini, tentunya membutuhkan banyak persiapan, tidak hanya persiapan sepeda, seperti cadangan ban, lonceng/klakson, lampu penerang, air minum dan kunci pas untuk sepeda. Disamping itu diperlukan juga persiapan fisik (dengan berolahraga) untuk stamina tubuh juga bekal lain untuk bisa bertahan hidup di ‘kampung orang’ seperti peralatan tenda, masak-memasak, dan keahlian lain yang dapat membantu diperjalanan. Tak lupa pak Arief senantiasa berdo’a kepada Allah swt. agar selalu berada dodalam lindunganNya.
Tujuan pertama adalah kota kembang, Bandung. Melalui jalur puncak yang track nya cukup terjal (terutama menggunakan sepeda). Awalnya sempat keram dan hendak putus asa, karena kaki adalah organ vital pertama untuk semua pesepeda. Banyak resiko yang akan dihadapi jikalau kondisinya malah dipaksakan. Namun pak Arief tetap melawan rasa mala situ dengan meningkatkan lagi semangat akan tujuan awalnya bersepeda. Mendorong sepeda sampai ‘Rindu Alam,’ dan alhamdulillah keram pun hilang.
“iiiinnndddddaaaaaahhhhhh seekkaaalllliiii rasanyaaaa…..!!!” seru pak Arief sambil melanjutkan ceritanya. Seru! Itulah kesannya pak Arief.
Bagaimana tidak, disamping pak Arief mampu mengalahkan rasa lelahnya, pak Arief ternyata mendapatkan banyak kejutan selama perjalanan berkeliling Jawa Barat. Tiba dipantai pak Arief berkenalan dengan nelayan. Ngobrol (berbincang-bincang) tentang banyak hal sampai dijamu oleh penduduk setempat dengan ikan laut yang segar,
“yuuummmmmyy!” anak-anak merespon.
“Alhamdulillah luar biasa lezaaattt teman-teman, tidak ada dua nya…” ujar pak Arief
Cirebon-Kuningan seolah begitu dekat dan nikmat meskipun terkadang butuh istirahat untuk mengoptimalkan kembali energi yang sudah terpakai. Saat malam tiba, pak Arief membangun tenda dihalaman mesjid dan bermalam disana. Tidak ada istilah ‘menumpang tidur dimesjid’ karena ini untuk kemandirian dan pengalaman pak Arief selama berkeliling provinsi.
Sampai di Ciamis, pak Arief melewati sawah dan hutan. Tidak jarang keadaan disana sangat sepi bahkan menumbuhkan kewaspadaan yang cukup tinggi. Atas izin Allah, pak Arief bisa kembali dengan selamat dan momen yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika tiba dirumah-rumah rekan pak Arief, termasuk teman-teman lama tidak bertemu. Rasanya seperti artis yang dikerumuni banyak orang, karena peristiwa seperti ini masih dibilang aneh oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, keliling Jawa Barat menggunakan sepeda.
“karena perbuatan baik, akan dibalas dengan kebaikan juga.”

Semoga bermanfaat
M. Dhinar Z.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar