Kemping SD level bawah (kelas 1 – 3)
Rabu-kamis, 7 – 8 Mei 2014 @ Gunung Pancar
*Pak Yasir – Rabu sore mengaji
Rabu sore mengaji? Sudah lumrah
bagi pak Yasir untuk memberikan, membagikan dan mengeluarkan ilmunya kepada SDM
lain. Akan tetapi ada yang berbeda di hari Rabu ini, biasanya kajian ini bertempat
di Diva, namun kali ini pak Yasir dalam suasana baru dan peserta baru, yaitu
kemping SD level bawah, di Gunung Pancar. Apa saja yang dibahas? Check it out…
Berkaitan dengan kemping, berbicara
tentang ‘gunung,’ ada sebuah gunung di zaman Rasulullah saw. yang mengajarkan
kepada kita semua terutama umat muslim, yaitu kedisiplinan, ketaatan dan
kepatuhan terhadap instruksi. Gunung apakah itu? Ya benar, gunung itu adalah
Gunung Uhud (lebih dikenal dengan bukit Uhud) yang telah menggoreskan sejarah
untuk kita pelajari.
Setelah kemenangan umat muslim
atas perang Badar melawan orang-orang kafir, kembali musuh-musuh Islam
merencanakan strategi perang yang lebih matang untuk mengalahkan umat muslim
pada perang Uhud di bukit Uhud. Demi membalas dan menebus kekalahan yang pernah
dialaminya, tidak sedikit kaum kafir quraisy kembali perang dengan umat muslim
yang ternyata peperangan tersebut dimenangkan oleh umat muslimin.
Pemanah terlatih yang telah
diamanatkan Rasulullah saw untuk tetap diam di pos/tempat ternyata membuat
sebuah kondisi yang sangat menguntungkan untuk pasukan orang-orang beriman. Pesan
Rasulullah saw begitu singkat, “janganlah kalian tinggalkan tempat ini sampai
aku datang kembali untuk menyatakan kemenangan.”
Namun takdir berkata lain,
kemenangan umat muslim yang hampir diraihnya begitu cepat tumbang dikarenakan
pasukan pemanah umat muslim tergiur/terlena dengan ghanimah (harta perang)
milik orang-orang kafir quraisy. Ada baju perang, cadangan makanan,
persenjataan lengkap, kuda, unta, harta (emas) dan yang lainnya, sehingga
sebagian besar pemanah meninggalkan tempat persembunyiannya untuk mengambil
ghanimah tersebut.
Tidak sedikit pro-kontra yang
terjadi sebelum pasukan turun bukit untuk mengambil ghanimah. Sudah banyak yang
mengingatkan untuk tidak beranjak (tetap ditempat) akan tetapi ‘nafsu’ dan ‘kecerobohan’
telah banyak menyelimuti hati mereka, sehingga kondisi di bukit Uhud menjadi
sepi (hanya segelintir orang/pemanah yang menjaga).
Kesempatan ini langsung diambil
oleh orang-orang kafir quraisy dengan membawa kuda dan melingkar untuk
menyerang pasukan pemanah muslim yang sedang lengah. Alhasil, bukit Uhud yang
menjadi kunci kemenangan peperangan ini diambil alih oleh orang-orang kafir.
Banyak para sahabat yang gugur
akibat peperangan ini, termasuk diantaranya Hamzah bin Abdul Muthalib yang
mendapati tusukan didepan dan belakang tubuhnya. Termasuk dalam hal ini,
Rasulullah saw sempat dikabarkan telah gugur dimedan perang, padahal sebenarnya
itu adalah Mushab bin Umair yang menggantikan posisi Rasulullah saw demi
menjaga Rasulullah saw agar tetap hidup.
Inilah dampak yang terjadi
karena tidak taat terhadap instruksi dari Rasulullah saw. Dimohon kepada
teman-teman semua untuk bisa menjaga sikap, mengikuti instruksi oleh panitia
& PAK yang berwenang. Diharapkan kerjasamanya agar acara ini tetap berjalan
dengan lancar sampai selesai.
(dilanjutkan dengan shalat
Maghrib-Isya jama taqdim, keringan shalat untuk perjalanan jauh seperti ini. Alhamdulillah
hujan turun dirakaat terakhir shalat Maghrib berjamaah, sehingga Isya
dilanjutkan di tenda masing-masing.)
*Pak Arief – Mutiara subuh
“Cung, siapa yang senang bersepeda?”
Pak Arief memulai kajiannya
dengan pembawaan yang rileks dan santai didalam sebuah aula cukup besar di
Gunung Pancar, dihadapan jamaah subuh teman-teman SD level bawah yang sedang
mengikuti kemping sejak hari Rabu (7/5) kemarin.
“Pernahkah teman-teman menggowes sepeda
berkeliling provinsi (Jawa Barat) selama 11 hari tanpa ditemani siapa pun?”
Kembali pertanyaan yang membuat
pendengar tercengang dan semakin asik untuk mendengarkan cerita dari pak Arief.
Bersepeda keliling Jawa Barat selama 11 hari hanya untuk mencari pengalaman dan
silaturahim dengan rekan-kerabat pak Arief? Hmm, yuk kita simak!
Berawal dari niat dan tekad yang
bulat demi tercapainya impian untuk bisa goes keliling Jawa Barat merupakan
salah satu target pak Arief yang sudah sejak lama dituliskannya. Perjalanan luar
biasa ini, tentunya membutuhkan banyak persiapan, tidak hanya persiapan sepeda,
seperti cadangan ban, lonceng/klakson, lampu penerang, air minum dan kunci pas
untuk sepeda. Disamping itu diperlukan juga persiapan fisik (dengan
berolahraga) untuk stamina tubuh juga bekal lain untuk bisa bertahan hidup di ‘kampung
orang’ seperti peralatan tenda, masak-memasak, dan keahlian lain yang dapat
membantu diperjalanan. Tak lupa pak Arief senantiasa berdo’a kepada Allah swt.
agar selalu berada dodalam lindunganNya.
Tujuan pertama adalah kota kembang,
Bandung. Melalui jalur puncak yang track nya cukup terjal (terutama menggunakan
sepeda). Awalnya sempat keram dan hendak putus asa, karena kaki adalah organ
vital pertama untuk semua pesepeda. Banyak resiko yang akan dihadapi jikalau
kondisinya malah dipaksakan. Namun pak Arief tetap melawan rasa mala situ dengan
meningkatkan lagi semangat akan tujuan awalnya bersepeda. Mendorong sepeda
sampai ‘Rindu Alam,’ dan alhamdulillah keram pun hilang.
“iiiinnndddddaaaaaahhhhhh
seekkaaalllliiii rasanyaaaa…..!!!” seru pak Arief sambil melanjutkan ceritanya.
Seru! Itulah kesannya pak Arief.
Bagaimana tidak, disamping pak
Arief mampu mengalahkan rasa lelahnya, pak Arief ternyata mendapatkan banyak
kejutan selama perjalanan berkeliling Jawa Barat. Tiba dipantai pak Arief
berkenalan dengan nelayan. Ngobrol (berbincang-bincang) tentang banyak hal
sampai dijamu oleh penduduk setempat dengan ikan laut yang segar,
“yuuummmmmyy!” anak-anak merespon.
“Alhamdulillah luar biasa lezaaattt teman-teman,
tidak ada dua nya…” ujar pak Arief
Cirebon-Kuningan seolah begitu
dekat dan nikmat meskipun terkadang butuh istirahat untuk mengoptimalkan
kembali energi yang sudah terpakai. Saat malam tiba, pak Arief membangun tenda
dihalaman mesjid dan bermalam disana. Tidak ada istilah ‘menumpang tidur
dimesjid’ karena ini untuk kemandirian dan pengalaman pak Arief selama
berkeliling provinsi.
Sampai di Ciamis, pak Arief
melewati sawah dan hutan. Tidak jarang keadaan disana sangat sepi bahkan
menumbuhkan kewaspadaan yang cukup tinggi. Atas izin Allah, pak Arief bisa
kembali dengan selamat dan momen yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika tiba
dirumah-rumah rekan pak Arief, termasuk teman-teman lama tidak bertemu. Rasanya
seperti artis yang dikerumuni banyak orang, karena peristiwa seperti ini masih
dibilang aneh oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, keliling Jawa Barat
menggunakan sepeda.
“karena perbuatan baik, akan dibalas dengan kebaikan juga.”
Semoga bermanfaat
M. Dhinar Z.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar