“Tinggal kenangan”
Inpirated by: kakang Hakim,
odojer 480’
Waktu terus berputar detik demi
detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu,
hingga tahun demi tahun. Keadaan ini terus berada diantara kita, sampai tak
terasa kita telah sampai dibulan Rajab yang merupakan bulan perintis menjelang
Ramadhan nan suci yaitu bulan yang telah dimuliakan oleh Allah swt.
Ada ukhuwah terjalin antara kita
sejak 5 bulan yang lalu. Satu komitmen yang mempersatukan kita dan tujuan yang
sama yaitu tilawah 1 juz sehari (one day one juz, odoj). Awalnya memang begitu
bersemangat, hingga tidak pernah terdengar dan terlihat kata ‘lelang’ diantara
kita.
Namun kini, semangat tersebut
telah mengendur bak karet dengan pegas yang tidak kencang. Berbagai alasan
bermunculan dari setiap individu, entahlah faktor apa yang menyebabkan hal
demikian. Syar’I atau tidak, membuat kami semakin kewalahan dan mulai bersikap
tegas kepada anggota lain untuk tetap komitmen pada kesepakatan pertama gabung
odoj, terutama group ikhwan 480.
Sebuah aturan yang telah sepakati
bersama tersebut akhirnya membuat lubang diantara kami, dimana sebagian anggota
beranggapan bahwa ‘tilawah untuk laporan’ dan berujung pada akhir jejak
diriwayat WA odoj 480. Resign sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan hal
ini.
Satu per satu bagian dari kami
mulai lengser dan memulai kehidupan barunya diluar sana, mungkin lebih baik
atau mungkin lebih buruk keadaan tilawahnya, saya kurang tahu. Hingga akhirnya
regenerasi dan perekrutan anggota mulai dilakukan demi terwujudnya keluarga yang
genap 30 orang dalam 1 group.
Berat memang rasanya melepas yang
sudah erat, akan tetapi kondisi berkata lain. Adakalanya kita harus tetap
melangkah kedepan dengan atau tanpa mereka samasekali. Harapan tinggal lamunan,
masa itu membuat kami belajar lebih banyak akan menejemen waktu dan solidaritas
kelompok.
Orang baru, siapapun yang datang
dan darimanapun dia berada selalu kita sambut dengan ramah-tamah. Seolah ada
yang mengisi kembali bagian hati yang telah kosong itu. Berbeda memang, apapun
itu perlahan mereka menghidupkan kembali dan meramaikan kondisi group seperti
dulu.
Pernah kami berdiskusi untuk
mengkhatamkan Al-Qur’an minimal 2 juz dibulan Ramadhan besok, untuk mencari
keberkahan waktu dan pahala yang melimpah-ruah laksana samudra dibulan tersebut,
sepertinya impian itu tinggal kenangan untuk mereka yang sudah tidak lagi
bersatu.
“Tilawah saja masih ekstratime! Obrolan
terdahulu sepertinya tinggal kenangan untuk khatam minimal 2x di bulan
Ramadhan.” –Hakim odoj 480, sewaktu saya menjadi Pj kemarin (Sabtu, 17 mei 2014)
Spion hanya untuk dilirik, bukan
sebuah pedoman untuk melangkah kedepan. Yang lalu biarlah berlalu, masa depan
penuh tantangan. Semoga mereka, kita dan semua bisa mencapai target yang
diinginkan menjelang Ramadhan nanti, dan tetap berada dijalan lurus serta
mendapatkan kebaikan/Ridha dari Allah swt. hingga akhirnya kita dipertemukan
kembali disurgaNya kelak. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar