Cerpen 14: Ring Basket yang Menggantung di Langit
Lapangan kosong itu akhirnya dibeton dengan ukuran 3x5 meter
sekaligus dibuatkan ring basket oleh seorang donatur yang ingin menyenangi hati
anak-anak. Lokasi lapangan tersebut berada didekat kampung di sebelah muara
dengan sungai yang jernih terlihatnya.
Ring basket diletakan pada ujung tengah sebelah selatan
dengan tinggi sekitar 2,5 meter, layaknya ring basket dilapangan pada umumnya. Seketika
lapangan kosong tersebut menjadi ramai oleh beragam remaja yang datang untuk
bermain. Begitupun dengan orang tua mereka yang andil berpartisipasi menonton
anak-anaknya bermain dilapangan baru itu. Tak lupa seluruh warga mengucapkan
rasa syukur dan terimakasih kepada donatur yang telah membuatkan lapangan
basket di perkampungan. Tidak diketahui identitas donatur tersebut, siapa nama
dan alamat tempat tinggalnya, satu hal yang pasti, sebelum pergi dia sempat meninggalkan
pesan kepada seorang anak bernama Budi untuk berhati-hati ketika ring basket
yang diberikannya itu mulai berkarat. Mendengar pesan tersebut, Budi yang belum
mengerti apa-apa, hanya mengiyakan, dan peristiwa singkat tersebut berlalu
begitu saja
***
Melihat keramaian yang dilakukan masyarakat disana, banyak
pedagang membuka lapak terutama mainan anak-anak yang menarik hati pembelinya
dan minuman es teh manis yang dijual dalam kemasan gelas cangkir berukuran
sedang. Tidak jarang juga pemuda-pemudi yang hanya duduk disekitar lapangan
sambil berfoto selfie bersama teman-temannya.
2 bulan berlalu, ring basket yang setiap hari dipakai main
oleh anak-anak kini mulai berkarat. Budi yang dititipkan amanah mulai mengingat
sesuatu dan memberitahukannya kepada orang lain untuk tidak menggunakan ring
basket tersebut.
Baru saja Budi mulai memberitahukan warga sekitar, tiba-tiba
ring basket tersebut melayang diudara. Warga yang melihat kejadian tersebut
panik dan sebagian ibu-ibu ada yang pingsan. Banyak pedagang yang menutup
lapaknya dan pergi meninggalkan tempat tersebut karena ketakutan. Para pemuda
mengambil alih komando untuk mengevaluasi warga agar tidak terkena benturan
jika sewaktu-waktu ring tersebut jatuh.
Tinggi ring mencapai 5 meter diatas permukaan tanah. Banyak warga
berpendapat bahwa itu adalah ulah jin. Warga yang semula riuh kembali tenang. Mereka
dengan penasaran kembali menuju lapangan sambil memperhatikan ring basket yang
melayang tersebut. Beberapa orang yang membawa ponsel, langsung mendokumentasikan
peristiwa itu dan mengunggahnya ke media sosial.
***
Aneh memang, sampai akhirnya para peniliti mulai berdatangan
untuk memastikan apa yang terjadi. Bersumber dari foto pada medsos yang tersebar,
banyak orang berdatangan. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh sebagian oknum
untuk meraup keuntungan dengan menyediakan kotak uang sebagai tanda tiket
masuk. Tidak hanya warga lokal, dari mancanegara juga berdatangan hadir untuk
melihat peristiwa janggal itu.
Setelah dianalisa oleh para ahli, ternyata besi yang
terkandung dalam ring tersebut memiliki antrigravitasi dengan permukaan tanah
disekitar lembah sungai, terutama pada bagian karatnya. Karat yang dihasilkan
bukan karat biasa, melainkan karat yang bisa mengapung diudara karena masa
jenisnya yang ringan.
Warga sekitar yang awam akan sains mengira itu adalah hal
ghaib yang dapat meresahkan warga, layaknya diangkat oleh jin dan sebagainya. Mendengar
pernyataan dari para peneliti, warga kembali tenang bahkan membuat ring
tersebut menjadi arena bermain lempar bola basket dengan harga tiket masuk Rp
5.000,- setiap kali melempar bola.
Karena tinggi, banyak orang yang tidak sanggup melempar bola
sampai masuk. Warga yang berperan menjadi panitia, tidak mengizinkan pengunjung
berlaku curang dengan alat bantu apapun. Diantara banyak orang yang mengantri,
ada yang merelakan uangnya berjuta-juta demi keberhasilan memasukan bola ke
ring yang tinggi, namun tetap saja gagal.
Hal ini membuat artis luar negeri seperti Michael Jordan,
Michael Jacksong dan Michael Schumacer datang untuk men-shoot bola basket. Akan
tetapi hasilnya tetap gagal. Seperti sudah ditakdirkan, tidak ada satu pun yang
berhasil memasukan bola ke ring misterius itu.
***
Budi, anak yang lahir dan tumbuh dikampung itu, melihat tingkah
warga yang semakin tidak solid satu sama lain. Warga lebih banyak yang
memikirkan uang. Uang dan uang. Tidak seperti kondisi dahulu kala yang akrab
satu sama lain. Dikarenakan ring misterius itu, sekarang warga kampungnya mulai
melupakan waktu shalat dan mengaji. Sibuk dengan ticketing permainan bola yang
menggiurkan.
Tidak hanya itu, uang yang berlimpah dari pengunjung yang
datang membuat mereka terlena dengan larangan Allah swt. seperti berjudi,
mabuk-mabukan dan bermain perempuan.
Akhirnya, dengan modal keberaniannya ia mulai berteriak
mendakwahi para warga yang mulai kehilangan arah itu. Akan tetapi usahanya
sia-sia. Tidak ada satupun warga yang mendengarnya. Bahkan teman-teman sebaya
Budi, lebih mengikuti tingkah orang tua yang lalai tersebut.
Dengan berani, Budi mengambil bola basket dan mencoba
melemparkannya dengan sekuat tenaga ke arah ring yang melayang itu dengan
harapan bisa menyelesaikan masalah yang selama ini melenakan para warga.
Setelah dibidik dengan yakin, Budi melemparkan bola yang
digenggamnya menuju ring. Lambat laun bole tersebut menyentuh ring dan akhirnya
masuk. Banyak orang yang kagum dengan aksi yang Budi lakukan, termasuk para
warga yang pada awalnya meremehkan Budi.
Tepat setelah bola yang Budi masukan tersebut melewati
jaring-jaring dan kembali jatuh, ring basket yang selama ini melayang akhirnya
terjatuh ke tanah dengan suara yang keras dengan sendirinya. Ambruk layaknya
gedung yang hancur terkena bom.
Para warga sangat menyayangkan tingkah Budi yang tidak
sengaja menghancurkan ring kesayangan mereka karena telah berhasil memasukan
bola. Budi dikucilkan oleh warganya karena telah menghentikan usaha mereka. Disamping
itu, ada rasa senang di hati Budi karena telah menghentikan kesesatan yang
selama ini menyelimuti warga kampungnya.
Setelah peristiwa itu, Budi kembali menyeru warganya untuk
kembali berkumpul dan melakukan aktifitas bersama. Beberapa temannya mulai
mendengarkan dan mengajak masing-masing keluarganya untuk kembali solid seperti
sedia kala. Perjudian dan mabuk-mabukan berhasil dihentikan karena kerjasama
yang dilakukan oleh warga.
***
Melihat hancurnya ring basket misterius, Budi dinobatkan
sebagai pemain basket nasional dengan lemparannya yang akurat, tepat mengenai
sasaran. Jalan hidup Budi kini berbeda dari sebelumnya. Tetap dalam
keimanannya, Budi tidak melupakan kampung halamannya meskipun sekarang ia
tengah menjadi sosok yang dikagumi banyak orang. Tidak lupa Budi membingkai
ring basket yang rusak itu dan dipajang didalam rumahnya sebagai tanda rasa
syukurnya.
Suatu ketika, datang kembali seorang donatur berpakaian putih
secara tiba-tiba menemui Budi. Budi yang dikejutkan akan kehadirannya,
menanyakan seribu pertanyaan atas apa yang terjadi kepadanya. Donatur tersebut
hanya mengatakan satu hal kepada Budi, “Selamat!” Kemudian ia menghilang.
Dalam bendungan air mata, Budi membalas ucapan yang lembut
itu, “terimakasih…” seraya pergi meninggalkan tempat pertemuan mereka.
Selesai…
#ringbasket #cerpen #Budi #misteri #melayang #basket
Tidak ada komentar:
Posting Komentar