Jum’at, 1 Juli 2016
Tips berlari – member Bogor Runner
Semalam, saya bertemu dengan salah satu personil dari komunitas
Bogor Runners yang setiap pekannya melakukan aktifitas berlari berkeliling
Bogor. Komunitas ini sudah ada sekitar 4 tahun yang lalu dengan landasan hobi yang
sama dan saat ini sudah mulai pada tahap kontribusi terhadap lingkungan sekitar.
Keikutsertaan teman saya belum terhitung satu tahun, akan tetapi pengalamannya
yang positif dari para seniornya ia ceritakan kepada saya ketika acara buka
bersama di warteg Handsome Padjadjaran kamis, 30 Juni 2016.
Salah satu kegiatan Bogor Runner adalah berlari sejauh 5 Km
setiap hari sabtu pagi. Jarak tersebut diperoleh dengan mengelilingi Kebun Raya
Bogor ditambah jarak dari Sempur ke Taman Bogor. Adapun pendaftarannya sebesar
Rp 100.000,- untuk menjadi member dan uang tersebut didonasikan/dikontribusikan
kepada rumah tahfidz dan anak yatim-duafa.
Diantara banyak obrolan yang kami lakukan, beberapa poin
diantaranya adalah seputar tips-tips berlari, terutama berlari yang baik dan
benar. Setiap orang pasti bisa berlari, adapun staminanya mampu bertahan lama
atau singkat, tergantung dari individu masing-masing. Apakah disiplin melatih
dirinya atau mungkin tidak rutin alias ogah-ogahan, prakteklah yang akan
membuktikannya.
Tips berlari ala Ikhsan-Bogor Runner, diantaranya:
1. Berangsur/bertahap dan tidak memaksakan diri
Kemampuan pelari professional dengan para pemula pasti
berbeda, baik dari segi waktu maupun kecepatan. Hal ini disebabkan jam terbang
yang berbeda. Untuk para pemula sebaiknya tidak memaksakan diri untuk berlari
jarak jauh terlebih dahulu dikhawatirkan mengalami gangguan otot pada
bagian-bagian tubuh.
Targetkan jarak yang akan ditempuh mulai dari jarak pendek
sampai jarak hitungan kilo meter. Proses persiapan ini akan melatih diri agar
tidak kaku/tegang dan dinamis untuk perubahan yang lebih jauh. Kecepatan berlari
tidak perlu sprint seperti dikejar anjing, perlahan tapi pasti (mengikuti ritme
detak jantung) akan lebih baik untuk kesehatan tubuh.
2. Pemanasan
Perjalanan jauh dimulai degnan persiapan yang matang, salah
satunya adalah pemanasan/stretching tubuh. Tubuh yang siap berlari adalah tubuh
yang otot-ototnya sudah melakukan pemanasan terlebih dahulu. Sisipkan waktu
5-10 menit untuk pemanasan, runut dari bagian kepala sampai kaki agar tidak
terjadi keram saat berlari.
3. Hindari makan sebelum berlari
Proses pencernaan dalam tubuh terjadi sekitar 5 jam dalam
setiap kali makan. Makan sebelum berlari akan mengakibatkan lambung menjadi
tegang dan sakit pada bagian perut. Usahakan memberi rentang waktu minimal 1
jam untuk kegiatan berlari setelah makan. Pencernaan yang tidak sehat membuat imun
tubuh berkurang dan menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
4. Kurangi minum saat berlari,
Pun sama dengan makan, minum sebelum berlari sangat tidak
dianjurkan karena air yang dikonsumsi belum sepenuhnya dicerna dengan baik. Dalam
bahasa sunda dikenal dengan istilah ‘keplok’ (air dalam lambung
terkocok/tergoyang) yang menyebabkan nyeri pada pinggang sebelah kanan. Pelari
senior biasanya minum satu gelas untuk jarak sekitar 3-5 Km demi menjaga tubuh
dari dehidrasi dan dahaga kerongkongan.
5. Memakai jenis pakaian
Pakaian berbahan nilon atau sport di design sedemikian rupa
untuk memudahkan pemakainya mengalirkan keringat. Tujuannya agar terhindar dari
bakteri yang menempel pada pakaian (yang menyebabkan biang keringat) atau
membantu proses berlari (lebih ringan digunakan karena keringat tidak
memberatkan pakaian).
6. Disarankan menggunakan sepatu olahraga
Berlari dengan atau tanpa alas kaki sah-sah saja. Berhubung
kondisi dataran dinegeri ini dominan adalah jalan beraspal yang panas dengan
infrastruktur yang kurang tertib, sebaiknya disarankan menggunakan sepatu
olagraga agar lebih nyaman saat berlari. Beda halnya jika seseorang menggunakan
sandal yang mengharuskan pelari fokus menjepit bagian sendalnya agar tidak
terlepas, singkatnya: repot!
7. Berlari secara berjamaah
Biasanya, lari keliling komplek sendiri akan lebih menguras
tenaga dibandingkan dengan berlari secara bersama/berjamaah. Sesuatu yang
dilakukan bersama dengan orang lain akan menekan hormon dan rasa empati saat
sedang berlari sehingga kita lebih bersemangat dan tidak mudah lelah.
8. Waktu berlari
Masing-masing waktu dalam satu hari memberikan dampak yang
berbeda bagi para pelari. Berlari di pagi dan sore hari akan menambah stamina
tubuh dan menjaga kesehatan tubuh dari toksin dan polusi. Sedangkan berlari
pada siang hari dapat menurunkan berat badan tubuh yang berlebih. Dan pada
waktu malam hari sebaiknya kita beristirahat (mengurangi porsi latihan) karena
sel-sel tubuh membutuhkan relaksasi untuk persiapan energi keesokan harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar