3 Tujuan Komunikasi
Senin, 18 Juli 2016
Tidak perlu saya ulas apa itu komunikasi secara detail,
singkatnya komunikasi menyampaikan informasi dari 1 orang/pihak kepada audiens
(orang lain atau instansi). Apapun isi/konten yang disampaikan dan cara penyampaiannya,
yang pasti teknis dan tujuan komunikasi ada 3 poin, yaitu:
1. Komunikasi yang tidak membutuhkan respon
Komunikasi ini tidak memaksa pendengar untuk menjawab. Ada
banyak contoh komunikasi jenis ini contohnya:
·
Pidato :
seperti yang dilakukan presiden untuk menyampaikan informasi penting pada
publik, atau seorang guru yang sedang berbicara didepan kelas, atasan kepada
bawahan dan contoh lainnya.
·
Khutbah/ceramah : hal ini disampaikan oleh da’i untuk
menyampaikan dakwah, informasinya tentang kebenaran dan pemahaman agama.
·
Monolog : menyampaikan laporan atau skrip naskah
dengan tegas dan lugas secara serius tanpa harus ditertawakan.
·
Stand-Up Comedy : semakin tertawa audiens, semakin lucu
aksi komunikasi yang disampaikan (komik, pelawak, drama lucu)
2. Komunikasi yang membutuhkan persetujuan (meng-iya-kan)
Seperti namanya, cukup kita setujui / ‘iya’ kan perkataannya
sebagai pendengar. Contoh yang paling sering kita dengar adalah ‘curhat’.
Harapan dari komunikasi ini adalah bisa meluapkan perasaan orang lain dan
memperbaiki hubungan antar satu dengan yang lain.
Contoh kasus:
Si A pergi ke Jakarta dengan menggunkana kereeta, sedangkan
si B pergi ke Jakarta dengan menggunakan mobil. Suatu hari mereka ngobrol dan
sampailah mereka pada pembahasan “perjalanan ke Jakarta.”
Si A dengan bangga menceritakan tentang kereta, karena
disamping harganya murah dan meriah juga sudah menjadi hobinya naik kereta
sejak kecil (dan faktor lainnya). Tambahannya, si A menceritakan pengalamannya
bertemu dengan teman baru saat berada di dalam kereta, membuatnya semakin gaul.
Begitupun si B sangat senang dengan perjalanannya menggunakan
mobil ke Jakarta. Si B mengatakan bahwa mobil jauh lebih keren dengan segala
kelebihannya. Masalah uang, si B terfasilitasi.
Keduanya akan akur/solid jika mereka saling mengiyakan satu sama
lain. Misal si A ikut senang karena si B membawa mobil ke Jakarta pun demikian
dengan si B yang turut senang si A naik kereta padahal mereka tahu bahwa mereka
tidak mungkin berjalan bersama (karena jarak rumah yang berbeda).
Tujuan utamanya adalah menjaga ukhuwah islamiah, menjaga
persaudaraan dalam komunikasi. Berawal dari sikap saling menghargai itu, suatu
saat jika mereka ada project dari kantornya, maka akan saling mengandalkan satu
sama lain, secara tidak langsung akan saling percaya.
Berbeda hasilnya jika mereka justru melakukan perdebatan saat
sedang ngobrol, asik dengan dunianya masing-masing. Endingnya bisa jadi konflik
yang mengakibatkan satu sama lain saling memusuhi.
***
Akan lebih baik ketika selesai kita mendengarkan orang lain
dan meng-iya-kannya, kita tutup dengan kesimpulan yang baik, contoh:
“Aku kesel sama dia! Aku ingin membalas perbuatannya!”
“Hm, gapapa kesel, tapi kalau musuhan sama orang lain,
efeknya tanggung sendiri ya… bukankah tidak baik kalau kita saling bertengkar?”
3. Komunikasi yang membutuhkan respon
·
Membalas dialog: tidak afdol jika seseorang ngobrol
lalu tidak kita balasan dari lawan bicara. Jika memang sedang ngobrol,
bersikaplah seperti biasa.
·
Sesi tanya-jawab: Seusai pidato, seminar atau
pelatihan mungkin ada sesi tanya jawab dan ini berkesempatan audiens untuk
mengutarakan argumennya.
·
Debat/mempertahankan argument: Kata siapa debat dilarang?
Debat itu diperbolehkan jika kita terpojokkan dan berada pada situasi yang
tidak menguntungkan, seperti bentrok pada satu waktu.
Intinya adalah 3 jenis komunikasi:
Tidak perlu direspon, di-iya-kan dan boleh dijawab.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar