Rabu, 14 Januari 2015

Kultum siang SM: perbedaan ILMU dan HARTA

Kultum siang: Perbedaan ILMU dengan HARTA
Oleh: Rama – SM 1
Senin, 12 Januari 2015

Ali bin Abu Thalib ra. pernah berkata bahwa sesungguhnya ada banyak perbedaan antara ILMU dengan harta diantaranya:

11.      ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul,sedangkan harta adalah warisan Fir'aun dan Qarun,

22.      ilmu akan menjaga kita, sedangkan harta sebaliknya, kita yang harus menjaganya,

33.      semakin banyak ilmu semakin banyak orang yang menyayangi dan menghormatinya, sedangkan semakin banyak harta, semakin banyak musuh dan orang yang iri kepadanya,

44.      ilmu jika diamalkan akan semakin bertambah, sedangkan harta jika digunakan akan semakin bekurang/habis,

55.      pemilik ilmu akan dihormati dan mendapat sebutan baik, sedangkan pemilik harta seringkali dicemooh dan mendapat julukan yang buruk,

66.      ilmu tidak ada pencurinya sedangkan harta banyak pencurinya,

77.      pemilik ilmu akan diberi syafa’at (pertolongan) diakhirat kelak, sedangkan pemilik harta akan dihisab dan diusut asal-muasal hartanya oleh Allah swt.,

88.      ilmu akan kekal selamanya, sedangkan harta akan habis suatu saat nanti,

99.      pemilik ilmu akan dijunjung tinggi dengan kualitas manusianya, sedangkan pemilik harta akan dijunjung tinggi dengan kualitas hartanya, dan

110.  ilmu itu akan menyinari pemiliknya dan membuat hatinya menjadi lembut, sedangkan harta akan membuat gelap mata pemiliknya, hati menjadi keras dan hidup tidak tentram.

Mau memperbanyak yang mana? Silahkan pilih sendiri…

***

            Mengingat kisah zaman dahulu, seperti yang dikatakan saudara Rama, ilmu itu identik dengan para Nabi dan Rasul beserta perjuangannya sedangkan harta lebih kita kenal dengan istilah “Karun.”

Qarun merupakan seseorang yang terkenal dengan hartanya yang melimpah. Padahal ia hanyalah seorang pedangan biasa yang tidak memiliki kemampuan untuk memajukan usahanya. Akan tetapi karena kepatuhannya terhadap Raja Fir’aun, gelar kekuasaan tertinggi pada waktu itu, ia mendapatkan sebuah kesempatan emas yang diberikan oleh Fir’aun yaitu dipertemukan dengan Hamman, Perdana Mentri yang sangat diktator. Dengan segala macam kekuasaannya, Hamman yang memegang kendali penuh disegala bidang (termasuk ranah ekonomi dan politik), membantu usaha milik Qarun dengan sistem monopoli perdagangan. Mensentralisasi segala bentuk jual-beli kepada Qarun sehingga Qarun menjadi orang yang sangat kaya raya. Barang-barang yang hendak dijual, (secara paksa) harus dijual kepada Qarun dengan harga yang murah dan ia menjualnya dengan harga yang mahal.

Kemenangan yang diraih oleh Fir’aun, Haman dan Qarun sebagai pemimpin umat manusia, tidak dapat berlangsung lama dimuka bumi ini. Allah swt. memberikan azab kepada mereka semua, termasuk mengubur seluruh harta kekayaan milik Qarun kedalam bumi. Sehingga manusia modern menganggap temuan harta zaman dahulu merupakan “harta karun.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar