Liqo
mingguan @IMAGO-Paledang
Sabtu,
10 Januari 2015
Oleh:
kang Cipto
“berpegang erat pada tali Allah swt.”
Tilawah
surat Al-Maidah ayat 37-57, (ringkasan terjemahan yang dibacakan saat liqo):
50.
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
51.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
…
55.
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah).
56.
dan Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah, Itulah yang pasti
menang.
57.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi pemimpinmu,
orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang
kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman.
Kandungannya:
·
Didalam surat
Al-Maidah diterangkan bahwa kita tidak boleh memilih pemimpin dari keyakinan
lain karena kita termasuk dalam golongan mereka (seperti yang sudah terjadi
dinegeri ini).
·
Barang siapa
murtad, itu sudah merusak diri dan agamanya sendiri.
·
Penolong manusia
yaitu: Allah swt.; Rasulullah saw.; dan orang-orang yang beriman (orang yang melaksanakan
shalat, menunaikan zakat, dan tunduk kepada Allah swt.).
·
Setiap
trouble/masalah sebaiknya disandarkan (yang paling utama) kepada Allah swt.
Apapun jenis masalah yang sedang kita hadapi maupun yang sudah berlalu dan akan
terjadi, berserah dirilah kita kepada-Nya. Rasulullah saw. adalah sosok yang
wajib kita teladai sikap kesolihannya. Dan orang-orang yang beriman adalah
orang-orang yang perlu kita cari dan kita dekatkan untuk kita jadikan sebagai
sandaran kita dalam kehidupan ini.
·
Sesama orang yang
beriman, kita diperbolehkan untuk berteman, bersahabat bahkan menjalin
persaudaraan antar satu dengan yang lain. Berbeda perlakuan kita terhadap orang
kafir. Cukup dijadikan sebagai teman saja, tak lebih dari itu. Dalam hal
“humanity” atau tolong menolong, sudah
sepatutnya kita sebagai manusia (seorang khilafah/rahmatan lilalamin) untuk
saling membantu antar sesama.
·
Iri melihat
hubungan kita (orang yang beriman) dengan orang-orang Tiongkok lebih dekat
dibandingkan dengan saudara (sesama muslim) sendiri. Hal ini disebabkan hanya
karena mereka memberikan harga yang lebih murah ketimbang dengan orang pribumi
(muslim yang lain, missal harga jual-beli pulsa handphone) sehingga terjadi
perbedaan yang menjadikannya jarak/batas. Seharusnya kita berani lebih membayar
mahal untuk kepentingan saudara kita yang mungkin uangnya untuk kepentingan
umat yang lain. Catatan bahwa sebaiknya harga ihwa/harga sodara tidak
mempermasalahkan hubungan sesama muslim.
·
Golongan/kelompok
keislaman yang telah terbentuk saat ini merupakan pengikut Allah swt. yang
dijanjikan akan menang. Berbeda kondisinya saat kita melakukan pilpres.
Meskipun sudah mencoba tetap saja golongan yang mayoritas muslim kalah, mungkin
ada faktor lain yang menyebabkan islam kalah.
Ada
3 orang yang perlu kita waspadai:
·
Orang yang menjual
agamanya sebagai bahan ejekan
·
Orang yang
berpendapat bahwa semua agama itu sama (liberal)
·
Orang kafir
Tipe orang ke-3 ini harus benar-benar dimusuhi
apapun bentuknya. Toleransi diberikan kepada mereka yang tidak mengganggu, akan
tetapi kita juga mempunyai hak untuk berperang terhadapnya. Umat Islam, Nasrani
dan Yahudi kelak akan terpecah menjadi 71, 72 dan 73 bagian/golongan. Mereka
semua mencari kebenaran dan hanya satu yang pasti benar yaitu islam ahlusunnah
waljamaah (islam yang mengikuti ajaran Rasulullah saw.).
Umar pernah berkata, “Islam itu
seperti kita berjalan disemak-semak yang penuh dengan duri, harus arif dalam
memilih jalan yang penuh tantangan.”
Tujuan
berpegang teguh kepada tali Allah swt.
Meyakini
2 kalimat syahadat merupakan pondasi dan tiang yang kokoh
Memperhatikan
kesatuan ibadah menuju perubahan umat yang lebih baik.
Memahami
bentuk ralistis dalam pembentukkan umat.
Mengapa kita harus merutinkan mentoring/liqo?
Untuk apa? Salah satu tujuannya adalah perubahan
pribadi menjadi lebih baik. Individu
terbaik yang berkumpul akan menjadi sebuah keluarga,
lalu komunitas yang menjadi masyarakat, sehingga membentuk peradaban.
Adapun macam-macam pergerakan seperti Khilafah,
mengkader bagian bawahnya (dibentuk pribadinya) yang harapannya adalah sama,
membuat peradaban yang lebih baik. Rasulullah saw. juga melakukan proses
perubaha yang luar biasa besarnya. Lahir di masa kejahiliyahan (mengubur anak
perempuan, zina merajalela, dll) hingga membentuk generasi terbaik sepanjang
masa.
Orang yang pertama diajak Rasulullah saw.
adalah fastabiqunal awwalun, lalu
berlanjut sampai tahap masyarakat luas. Seperti mentoring ini, akan terus
bergulir mungkin nanti akan menuju tahap kota, provinsi bahkan negara.
Pertemuan ini bukan hanya sekedar sharing materi (karena google bisa jadi lebih
pintar), melainkan pembinaan aqidah menuju lebih baik. “Pelajari prosesnya! Meski hanya 1 ayat, tetap istiqomah”
Ihtisobillah, terdapat pada surat Ali-imran:
103
103.
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.”
Ummat merupakan kumpulan personal (ikatan
darah, suku, bangsa, negara, dll). Akan tetapi semua itu lemah, kecuali ikatan Allah
swt. Bahkan Rasulullah saw. pun memiliki rasa manusiawi ketika enggan bertemu
dengan Hindun (seorang mualaf) yang telah membunuh Hamzah dengan cara yang
kejam. Yang utama adalah ikatan milik Allah swt.
Misal kita berada diluar negeri dan ada orang
asing yang mengajak sholat, maka kita lebih merasa bahwa itulah saudara kita.
Lebih kuat dibandingkan dengan ikatan orang tua dan sanak saudara. Seperti
Mushab bin Umair yang lebih memilih islam ketimbang ibu kandungnya sendiri,
sekalipun memboikot dengan mogok makan. Walau demikian, Mushab tetap menghargai
orang tuanya.
a. KESATUAN NIAT
*
Surat Al-Bayinnah (98) ayat 5:
5.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus [Lurus berarti jauh
dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.], dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.
*
Surat ke-39 ayat 13-14:
13.
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku
durhaka kepada Tuhanku".
14.
Katakanlah: "Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku".
*
Surat Al-Baqarah (2) ayat 163:
163.
dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
b. KESATUAN AQIDAH
Pancasila itu sebenarnya mempersatukan aqidah
kita pada awalnya, hanya saja setelah dimodifikasi, kita hanya mengenal
“Ketuhanan Yang Maha Esa.” Padahal pada awalnya tidak seperti itu. Seorang
biarawati (Soebandono) masuk Islam karena mempercayai ke-Esaan Allah swt.
c. KESATUAN FIQRAH
*surat
ke-6 ayat 153:
153.
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah
Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) (*), karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
(*)
Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. ada
yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah shalat Ashar.
menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat itu
dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
“Banyak jalan menuju Roma,” (status ini untuk
Nasrani menuju Vatikan) sedang untuk Islam, “hanya 1 jalan menuju Makkah (umrah
dan haji).”
Way of life, pola pikir kita itu harus
bertindak cepat. Rasulullah berdakwah selama 23 tahun untuk membuat perubahan
(waktu yang singkat). Mualaf dapat berpikir sangat ekstrim, mereka mampu
berubah sampai 180 derajat dalam waktu yang relatif singkat, bagaimana dengan
kita?
d. KESATUAN KALIMAT/BAHASA
*surat
Al-Baqarah (2) ayat 142:
142.
orang-orang yang kurang akalnya[93] diantara manusia akan berkata: "Apakah
yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu
mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah
timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke
jalan yang lurus"[94].
[93]
Maksudnya: ialah orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat
memahami maksud pemindahan kiblat.
[94]
Di waktu Nabi Muhammad s.a.w. berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyirikin
beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada
di Madinah ditengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan
untuk mengambil ka'bah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian
bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka'bah itu menjadi
tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada tuhan. untuk persatuan umat Islam,
Allah menjadikan ka'bah sebagai kiblat.
e. KESATUAN UMAT
*Surat
21 ayat 90:
90.
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami
jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu' kepada kami.
[970]
Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
*Surat
22 ayat 78:
78.
dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia
telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah
menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula)
dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang,
tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.
[993]
Maksudnya: dalam Kitab-Kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum
Nabi Muhammad s.a.w.
f. KESATUAN GERAK
*Surat
39 ayat 64-65:
64.
Katakanlah: "Maka Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, Hai
orang-orang yang tidak berpengetahuan?"
65.
dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.
Adapun syahadat adalah 2 kesatuan yang didapat
akan risalah ajaran yang dibawa Rasulullah saw. Seperti kisah Abuzar AlGhifari
yang turun ke pasar mengakui keislamannya dan keroyok massa karena belum
dikenal waktu itu. Dilerai oleh orang-orang karena ia merupakan keturunan
Ghifar tempat berniaga masyarakat. Surat 34 ayat 28:
28.
dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.
*Surat
21 ayat 107:
107.
dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.
*Surat
33 ayat 21:
21.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.
Adapula aliran ingkar sunnah yang hanya sholat
wajib 2x sehari yakni Ashar dan Isya (karena hanya itu yang tercantum didalam
Al-Qur’an). Aneh memang, mengakui isi Al-Qur’an namun mengingkari risalah
Rasulullah saw.
Semua point diatas akan terbentuk jika kita
bekerja sama membangun peradaban negeri ini. Negara sudah mendukung dengan
semboyan, “mencerdaskan kehidupan bangsa,” tinggal bagaimana kita mencerdaskan
individu terutama muslim.
Waspada juga terhadap amil-amil yang
mengatasnamakan ‘infaq’ karena amil mempunyai hak didalamnya mencapai 40%
sedangkan untuk amil ‘zakat’ hanya 1/8. Bukan tidak boleh menjadi amil, lebih
baik dipertimbangkan dulu kebutuhannya.
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar