Liqo
mingguan: surat Al-Ashr
Ahad,
25 Januari 2015
Oleh:
Kang Cipto – IMAGO
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Surat Al-Ashr merupakan surat Makiyah
(kategori surat pendek) dengan ayat berjumlah 3 ayat. Berisi tentang sumpah
Allah ta’ala terhadap waktu dan kondisi manusia yang berada dalam kerugian
besar. Ada 4 pesan yang disampaikan didalamnya, yaitu
·
Beriman
·
Beramal soleh
·
Saling
mengingatkan dalam kebaikan
·
Bersabar
***
Tafsir fi zhilal qur’an karangan Syaikh Qutub (ditulis
saat berada didalam penjara), menerangkan bahwa surat Al-Ashr merupakan sebuah
informasi yang didalamnya terdapat kesempurnaan keimanan yang komperhensif
serta memberikan gambaran singkat terkait karakter, hakikat & tugasnya kita
sebagai manusia, mukzizat kepada semesta alam agar kita senantiasa berbuat
kebaikan.
“Pamoe: Orang berhasil adalah orang yang
sibuk.”
Dalam surat tersebut, ada istilah “demi waktu,”
yang mengisyaratkan kepada kita agar dapat berhati-hati dengan waktu. Ibarat
pedang bermata 2, jika tidak dioptimalkan, salah-salah bisa menusuk diri
sendiri.
Seperti Rasulullah saw. yang merupakan seorang
bapak, imam, panglima perang, ustadz, nabi dan rasul, Rasulullah saw. tetap
mengoptimalkan seluruh kesibukannya dengan tersusun. Seperti tokoh-tokoh Islam
seperti Bunya Hamka, yang sukses karena kesibukannya.
Masa yang dijelaskan dalam surat Al-Ashr
merupakan “masa tertentu” atau “seluruh masa” ??? Masa yang disampaikan ini
bisa meliputi keduanya, guna untuk mengingatkan dan menyadarkan manusia akan
pentingnya menghargai waktu.
Husr :
kesesatan-kerusakan-kekufuran
Tawashau :
saling menasehati
Bil haq :
keteguhan, kebenaran
Shobr :
kesabaran
Sering kita jumpai penggunaan kalimat, “sampai
waktunya tiba, semua indah pada saatnya.” Perlu diingatkan (sebaiknya tidak
kita gunakan) bahwa hal tersebut merupakan perkataan yang diambil dari
al-kitab. kita sebagai orang islam, mengetahui bahwa waktu itu milik Allah swt.
dan segala perancanaan adalah milik Allah swt (qada dan qadar). Sebaiknya kita
berserah diri kepada Allah swt. tanpa berpasrah terhadap waktu atau berlebihan
memujinya.
Allah swt menempatkan siang dan malam saling
menyusul satu sama lain. Adapun waktu ketika shalat wajib 5 waktu merupan waktu
istirahat yang dapat kita gunakan untuk rehat. Ditengah-tengah kesibukkan yang
menggeluti kehidupan manusia, waktu shalat adalah waktu yang tepat untuk
beristirahat sejenak (seperti yang diajarkan Rasulullah saw.), waktu yang
paling indah untuk istirahat adalah di surga (wayahna sekarang didunia kita capek).
Tidak salah kalau kita bersandar dan tidur
selama 5 menit di tengah aktifitas kita, untuk merefresh tenaga dan otak kita
asalkan tidak kebablasan saat melakukan rehat tersebut dan tentunya disertai
dengan kesopan-santunan (etika saat bekerja/sekolah).
Didunia ini ada kalanya kita sesang-susah,
bahagia-sedih, takut-aman, binasa-hidup, kenyang-lapar, tua-muda, hal itu
terjadi bukan karena kepasrahan kita terhadap waktu. Kita meyakini bahwa alam
semesta punya illah, yang mengatur segalanya. Semua memang sudah ketentuan
Allah swt. akan tetapi yang memilih adalah kita juga.
“Hindari penggunaan kata: semua akan indah
pada saatnya.”
Manusia selalu terjerat dengan kekufuran atas
dosa yang dipilihnya, tenggelam dari kesibukan yang mengelilinginya. Padahal
Allah swt. sudah maha melindungi, akan tetapi manusia itu sendiri yang berbuat
hal yang tidak benar. Meskipun ada benturan hati antara mana baik dan mana
buruk, keputusannya ada pada diri kita masing-masing.
Dalam kehidupan ini, memperbaiki
diri saja tidak cukup, kita harus mengajak orang lain dan pastinya akan
menghadapi berbagai macam kesulitan. Oleh karena itulah kita harus bersabar
seperti yang disampaikan dalam surat al-ashr. Merupakan hak manusia untuk
mendapatkan nasehat, minimal dengan mengatakan “sabar aja bro!” Boleh kita
mencari ilham dimana-mana dengan penuh kehati-hatian. Bisa jadi suatu saat kita
yang drop dan membutuhkan nasehat dari orang lain.
“kalau
ada tujuan yang ingin dicapai, harus ada manhaj-pedoman
dan perangkat yang mendukung”
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar