Selasa, 13 Januari 2015

Senin Spirit pak arief 12 januari 2015

Senin Spirit: “Yang baik menurut kita belum tentu baik dimata Allah swt.”
Oleh: pak Arief Rahmawan
Senin, 12 Januari 2015

            Tepat pada tanggal 11 Januari 2015, hari libur jatuh pada hari minggu. Peristiwa ini banyak dimanfaatkan oleh orang-orang untuk melepas status lajangnya menuju pelaminan dan saling menikah satu sama lain. Tak lupa, sebuah lagu dari band Gigi yaitu 11 Januari, penuh mewarnai jalanan sepanjang Bogor-Jakarta dengan hiasan janur kuning disetiap simpangan jalan. Itulah yang kami (guru-guru SM) lihat ketika melakukan undangan bu Indah di Tebet dan bu Leni di Megamendung. “Horeee, selamat ya… semoga menjadi keluarga yang samara,” amiin.
            Cerita inspirasi pagi hari ini, tidak jauh berbeda temanya dengan momen nikahan yang berlangsung diberbagai tempat. Bukan dari kami (pasukan SM yang menuju Tebet dan Megamendung), melainkan dari pak Arief Rahmawan beserta keluarga besarnya yang melakukan resepsi pernikahan salah satu saudaranya di daerah Senayan, Jakarta Pusat.
            Kisah ini dimulai ketika keluarga pak Arief tiba dilokasi resepsi menjelang upacara pernikahan berlangsung. Setibanya disana, pak Arief dan istrinya yang merupakan bagian dari keluarga tersebut ditawari sewaan baju adat lengkap dengan propertinya. Kebaya untuk perempuan dan jas ala jawa serta keris, blangkon dan samping celana sempat ditawarkan oleh salah satu saudaranya istri pak Arief untuk dikenakan bersama agar terlihat kompak oleh seluruh tamu undangan.
            Awalnya beliau sekeluarga merasa sungkan, karena banyak ruang gerak yang terbatasi (berjalan seperti penguin) jikalau mereka menggunakan pakaian tersebut. Setelah dicarikan oleh EO penyewaan pakaian, ternyata stock pakaian yang disewa tersebut sudah habis ketersediaannya. Bersyukur karena hal semacam ini tidak sempat ditindaklanjuti oleh pihak keluarga, alhasil pak Arief sekeluarga mengenakan pakaian yang dipakainya dari rumah.
            Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat, semua mata tertuju pada kedua pengantin di tengah podium. Menjelang pembacaan tilawah, tiba-tiba salah satu Pak De (sepupu dari istri pak Arief) jatuh pingsan karena penyakit stroke yang dideritanya kambuh. Seketika suasana menjadi gaduh dan dapat ditenangkan kembali oleh beberapa panitia penyelenggara yang bertindak menangkan peserta undangan.
            Pak Arief yang melihat kejadian tersebut, dengan gesit langsung menghampiri korban yang tergeletak dilantai untuk ditenangkan dan memberikan pertolongan pertama. Bersyukur ada salah satu saudara perempuannya (yang merupakan seorang perawat), mengambil alih penanganan tersebut untuk membuka jalan pernafasan sehingga korban dapat tertolong. Melihat kondisi tersebut, pak Arief bergegas menuju parkiran mobil dan mengambil mobilnya untuk membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut. Hal ini dilakukan karena tidak ada satupun pihak keluarga yang berinisiatif mengambil kendaraan untuk menolong Pak De dari gedung pernikahan tersebut.
Setelah korban digotong dan dimasukkan kedalam mobil, pak Arief menuju kursi stir mobil untuk membawa kendaraan tersebut. Dilihatnya ada istri dan anak Pak De sudah duduk dikursi depan dengan niat mengantarkan suaminya. Merasakan kondisi yang kurang mendukung, pak Arief meminta dengan santun kepada keluarganya agar digantikan dengan orang lain yang sudah paham daerah Jakarta. Ternyata, istri dan anak-anaknya korban berasal dari Semarang yang tidak mengetahui sama sekali daerah Jakarta. Dengan sedikit penjelasan, akhirnya pihak keluarga legowo keluar dari mobil dan digantikan dengan orang lain yang lebih mengetahui seluk beluk Jakarta.
Alhamdulillah, Pak De dapat tertolong oleh pihak rumah sakit dan sampai saat ini Pak De sudah dapat dipulangkan untuk perawatan intensif dirumah. Dibalik kisah ini, ada maksud Allah swt. menetapkan pak Arief tidak mengenakan pakaian adat. Dengan pakaian yang lebih santai, pak Arief dapat leluasa bergerak terutama menolong saudaranya yang sedang sakit.
Mungkin akan lebih menarik kalau pak Arief mengenakan pakaian adat, tetapi perlu kita renungkan bahwa, “SESUATU YANG BAIK MENURUT KITA BELUM TENTU BAIK DIMATA ALLAH SWT. BEGITUPUN SEBALIKNYA.” Yang pasti, Allah swt. akan memberikan ketetapan terbaik-Nya untuk kita semua.
Hikmah lain yang dapat kita petik adalah kondisikan diri kita untuk selalu dalam keadan SIAP & SIGAP dalam keadaan apapun dan jangan pernah panik untuk melakukan pertolongan pertama bagi siapa saja yang membutuhkan.
Semoga bermanfaat





Tidak ada komentar:

Posting Komentar